Oleh :
c. Follow up care
- Perawat mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut pasien
Rheumatoid Arthritis
- Melakukan perawatan tindak lanjut dengan menggunakan
telepon, email atau kunjungan rumah. Tanyakan pada pasien
terkait metode dan waktu kunjungan untuk pemeriksaan
lanjutan.
- Karena tidak mungkin perawat dan nakes datang ke rumah
pasien tiap hari tiap waktu dan sementara itu pengobatan dari
pasien harus jalan untuk kesembuhan dan derajat kesehatan dari
klien maka dibutuhkan follow up care aktif dari nakes dan bisa
melalui telepon atau kunjungan rumah
Contoh: Perawat/ nakes bisa menjadwalkan telpon/ vc rutin
setiap minggu yang terjadwal rutin, dan menanyakan tingkat
kepatuhan obat dari pasien Rheumatoid Arthritis dan juga
treatment lainnya yang diberikan dari nakes/ perawat, kemudian
melakukan evaluasi atas pengobatan dan treatment pada pasien
tersebut.
- Pada setiap interaksi mengidentifikasi keadaan fisik klien
dengan melakukan pemeriksaan fisik
- Perawat melakukan follow up dengan mengevaluasi kepatuhan
minum obat klien
- Perawat melakukan follow up terkait kondisi lingkungan klien
untuk mengurangi faktor lingkungan yang menyebabkan
kekambuhan Rheumatoid Arthritis
d. Case manager
- Sebagai case manager yang perlu dilakukan yaitu mengkaji pasien
yang memerlukan dukungan berkelanjutan dan berkoordinasi
dengan profesi kesehatan supaya asuhan yang diberikan dapat
berjalan berkesinambungan dan berkualitas.
- Memberikan pelayanan manajemen kasus/ coordinator pelayanan
pada pasien dengan penyakit Rheumatoid Arthritis dengan
memperhatikan elemen kunci yaitu identifikasi pasien berisiko
tinggi, pengkajian kasus, rencana perawatan individu, dan
mengembangkan/ implementasi dari luaran
- Perawat melakukan komunikasi untuk membangun rasa percaya
dengan pasien dan keluarga. Setelah tercipta hubungan saling
percaya selanjutnya kaji masalah pasien dalam perawatan atau
dengan membantu mengurus bpjs atau asuransi kesehatan.
- Perawat memberikan edukasi mengenai penyakit Rheumatoid
Arthritis dan edukasi bagaimana cara penyembuhannya termasuk
apa saja yang perlu dilakukan untuk meminimalisir resiko kambuh
pada pasien Rheumatoid Arthritis
e. Culturally sensitive care
- Tenaga kesehatan harus memahami nilai, keyakinan, dan praktik
budaya pasien dalam pengobatan Rheumatoid Arthritis. Dalam
beberapa budaya, pengobatan alami atau tradisional dapat dianggap
sebagai pengobatan yang lebih efektif. Misalnya, ada pasien yang
menggunakan rebusan air kunyit dan lada hitam sebagai
pengobatan Rheumatoid Arthritis
Contoh: Di masyarakat penderita Rheumatoid Arthritis
memperingan gejala dengan kompres jahe hangat untuk
menurunkan skala nyeri, sebagai perawat mengajarkan kompres
jahe hangat untuk mengoptimalkan efek terapi.
C. Script Delivery system design pada pasien Rheumatoid Arthritis
Dokter : “Assalamualaikum. Selamat pagi ners. Saya Dokter Sandrina
ingin menyampaikan terkait dengan pasien Ny. Tania dengan diagnosis
Rheumatoid Arthritis. Setelah dilakukan tindakan dan pengobatan, kondisi Ny.
Tania sudah lebih baik dan Ny. Tania sudah boleh pulang, saya meresepkan obat
untuk terapi metilprednisolon tunggal dan/atau kombinasi dengan metotreksat
atau Disease-modifying Antirheumatic Drugs (DMARDs). Dan sebelumnya
diobati secara tradisional. Beliau dan keluarganya belum mengetahui caranya dan
belum memahami tentang penyakit tersebut. ”
Perawat: “Bagaimana jika sebelum pulang nanti, pasien dan keluarganya
diberikan edukasi mengenai penyakitnya Dok? Karena berdasarkan hasil
pengkajian, pasien memang tidak tahu tentang penyakit rheumatoid Arthritis ini.
Edukasi yang diberikan terutama bagaimana cara mencegah terjadinya
komplikasi. ”
Dokter: “Iya boleh ners. Mengingat pengetahuan Ny Tania tentang penyakitnya
masih sangat kurang memang perlu upaya perawatan yang benar agar tidak terjadi
komplikasi”
Perawat: “Baik Dok. Apakah ada jadwal khusus Dok untuk pertemuan dengan
pasien untuk dilakukan edukasi terkait penyakitnya Dok?”
Dokter: “Mungkin bisa besok saja ners, karena kondisi Ny. Tania sudah
membaik. Lalu untuk asuransi pasien bagaimana?”
Asuransi: “Rencana nanti akan saya jelaskan mengenai asuransi yang bisa
digunakan pasien supaya pasien tidak mengeluarkan biaya yang banyak untuk
perawatan selama di rumah sakit.”
Dokter: “Oke baik. Lalu untuk kebutuhan nutrisi pasien bagaimana?”
Ahli diet: “Iya Dok, sudah saya siapkan untuk menu makanan yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan pasien. Saya juga akan sampaikan informasi kepada pasien
dan keluarga terkait tata pelaksanaan gizi dan nutrisi yang yang berkaitan dengan
penyakit pasien.”
Dokter: “Oke baik.”
Farmasi: “Untuk pengobatan rawat jalan bagaimana Dok?”
Dokter: “Pengobatan untuk Ny. Tania bisa diberikan obat metilprednisolon
tunggal dan/atau kombinasi dengan metotreksat atau Disease-modifying
Antirheumatic Drugs (DMARDs)..”
Farmasi: “Baik Dok.”
Dokter: “Untuk selanjutnya, bisa dilakukan edukasi mengenai penyakit pasien
dan penjelasan tentang perencanaan pulang pasien yang akan dilakukan oleh
perawat.”
Perawat : “Baik Ibu. Saya akan memberikan sedikit informasi kepada Ibu dan
keluarga mengenai cara perawatan Ibu B dirumah nanti setelah Ibu pulang dari
rumah sakit. Sebelumnya apakah Ibu sudah mengetahui mengenai penyakit yang
Ibu alami?
Pasien : “sepertinya saya ini kena penyakit karena sering mandi malam Mbak”
Perawat : “jadi gini Ibu, penyakit Ibu ini adalah Rheumatoid Arthritis (Asam
Urat) yang mana kadar autoimun Ibu melebihi batas normal.”
Pasien : “Oh begitu ya Mbak. Saya memang suka makan jeroan”
Perawat : “Iya Ibu. Mulai sekarang Ibu harus mengurangi makan jeroannya ya,
karena makan jeroan berlebihan akan menyebabkan kadar autoimun dalam ibu
tinggi
Pasien : “Oh begitu ya Mbak? Saya kira saya seperti ini karena saya keseringan
mandi malam. Bagaimana Mbak cara mengurangi nyeri ini Mbak? ”
Perawat : “Untuk cara mengurangi nyerinya adalah ibu harus rutin minum obat
yang telah diresepkan dokter dan ibu juga bisa melakukan cara teknik mengurangi
nyeri dengan teknik non farmakologi, ”
Pasien : “maksud dari teknik non farmakologi itu gimana mbak?.”
Perawat : “jadi ibu, kompres hangat jahe merupakan salah satu teknik non
farmakologi untuk mengurangi nyeri pada sendi akibat penyakit rheumatoid
arthritis. Caranya adalah menggunakan waslap/handuk kecil lembab dan hangat
yang diletakkan pada area sendi lansia yang terasa nyeri, ini dapat
memvasodilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar,
mengurangi kaku dan mengurangi nyeri sendi ibu”
Pasien : “oh gitu ya mbak”
Perawat : “iya Ibu, apakah Ibu dan keluarga sudah paham?”
Pasien : “Paham Mbak.”
Perawat : “Apakah Ibu ada yang dibingungkan atau ada yang kurang dipahami
Ibu?”
Pasien : “Nggak ada Mbak.”
Perawat : “Kalau begitu boleh Mbak (keluarga pasien) ulangi bagaimana
langkah-langkah untuk mengurangi nyeri sendi dengan teknik non farmakologi
ibu?”
Keluarga Pasien : “menggunakan waslap/handuk kecil lembab dan hangat yang
diletakkan pada area sendi yang terasa nyeri supaya dapat memvasodilatasi
pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar, mengurangi kaku dan
mengurangi nyeri sendi.”
Perawat : “Wahh benar sekali, sudah paham berarti ya?”
Keluarga Pasien : “Iya, makasih Mbak.”
Perawat : “Nah ini saya berikan leaflet kepada Ibu, isinya kurang lebih sama
dengan apa yang saya jelaskan tadi, dan saya harap ini bisa bermanfaat ya bu,
semoga lekas sembuh Ibu.”
Pasien : “Aamiin, makasih Mbak.”
Perawat : “Iya sama-sama Ibu. Sekarang bagaimana perasaan Ibu setelah kita
berbincang-bincang mengenai penyebab, cara pencegahan dan cara mengurangi
rasa nyeri?”
Pasien : “Wahhh saya senang sekali Mbak, karena saya dapat ilmu yang sangat
penting sekali bagi saya. Sehingga nanti saya bisa mengurangi makan jeroan, bisa
mengurangi rasa nyeri di rumah Mbak.”
Perawat : “Wah iya Ibu. Baik Ibu, saya kira cukup sekian yang dapat saya
sampaikan. Untuk kegiatan selanjutnya saya akan berkunjung ke rumah Ibu untuk
memantau kondisi Ibu dan mengevaluasi rencana yang kita sepakati.”
Pasien : “Baik Mbak.”
Perawat : “Untuk kegiatan selanjutnya bagaimana kalau kita laksanakan minggu
depan Ibu mungkin tanggal 12 Mei pukul 10.00 pagi apakah Ibu bersedia?”
Pasien : “Iya bersedia Mbak.”
Perawat : “Ok. Baik bu terima kasih banyak atas waktunya, kalau begitu saya
izin kembali ke ruang perawat ya bu, sampai jumpa minggu depan Ibu?”
Pasien : “Iya makasih kembali Mbak.”
Visit 1
Kunjungan ke rumah pasien untuk mengetahui dan mengkaji masalah
utama pasien serta kepatuhan pasien
Perawat : “Assalamualaikum, selamat pagi Ibu. Perkenalkan saya Ners ….. dari
Rumah Sakit Tadika Mesra yang kemarin merawat Ibu.”
Pasien : “Waalaikumsalam, ohhh Mbak …. ya, selamat pagi Mbak.”
Perawat : “Bagaimana kabarnya Ibu hari ini?”
Pasien : “Alhamdulilah kabar saya baik Mbak.”
Perawat : “Alhamdulillah. Apakah masih ada yang dikeluhkan Ibu misalnya
nyerinya masih terasa?”
Pasien : “sudah lumayan hilang mba nyerinya, tapi kadang kadang masih terasa
nyeri”
Perawat : “Jadi Ibu akhir-akhir ini masih nyeri ya, walaupun sudah tidak sesering
dulu?”
Pasien : “Iya Mbak.”
Perawat : “Baik Ibu, sebelumnya tujuan saya kesini yaitu untuk memantau
kondisi Ibu. Nah apabila Ibu terdapat keluhan atau masalah maka kita bisa
mencari jalan keluarnya bersama-sama ya Ibu?”
Pasien : “Iya Mbak.”
Perawat : “Baik Ibu kalau begitu saya izin meminta waktu sekitar 20 menit
apakah Ibu bersedia?”
Pasien : “Iya bersedia Mbak.”
Perawat : “Untuk tempatnya disini saja ya Bu agar Ibu tidak berpindah-pindah?”
Pasien : “Iya disini saja.”
Perawat : “Baik Ibu, tadi Ibu menyebutkan bahwa ibu masih kadang kadang
terasa nyeri ya?”
Pasien : “Iya Mbak.”
Perawat : “Tapi Ibu apakah rasanya lebih baik daripada pertemuan kita
sebelumnya?”
Pasien : “iya mbak, tapi masih ada rasa nyeri nya saya terbebani dengan nyeri
itu.”
Perawat : “Baik Ibu, kemarin waktu di rumah sakit Ibu sudah mendapat
informasi mengenai pencegahan kekambuhan Rheumatoid Arthritis?”
Pasien : “Belum Mbak.”
Perawat : “Oh jadi belum ya bu? Saya izin menjelaskan ya bu, jadi salah satu
upaya pencegahan Rheumatoid Arthritis adalah dengan mengurangi kalau bisa
menghindari makan makanan jeroan dan rutin meminum obat yang diresepkan
oleh dokter yaitu metilprednisolon tunggal dan/atau kombinasi dengan
metotreksat atau Disease-modifying Antirheumatic Drugs (DMARDs).
Pasien : “Oh begitu ya Mbak, kemarin saat hari idul adha saya memang makan
banyak daging dagingan dan jeroan, mungkin itu penyebab nyeri nya walaupun
saya sudah melakukan kompres jahe hangat .”
Perawat : “wah iya ibu, makan jeroan menjadi salah satu penyebab rheumatoid
arthritis ibu kambuh, jadi tolong dikurangi ya bu kalau bisa dihindari saja untuk
makan jeroan”
Pasien : “oh iya mbak, nanti saya ga makan jeroan lagi deh”
Perawat : “Iya Ibu, apakah ada yang dikeluhkan lagi atau ada yang ditanyakan?”
Pasien : “Tidak ada Mbak.”
Perawat : “Kalau begitu saya rasa cukup sekian pertemuan kita hari ini ya Ibu.
Oh iya untuk obat apakah ibu rutin mengkonsumsinya?”