Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pasal 1 ayat (1) PP No. 74/2008 tentang guru, menyatakan bahwa guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevakuasi peserta didik pada jalur pendidikan
formal di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Sejalan dengan pernyataan itu, seorang
guru harus memiliki kompetensi yang diharapkan, yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Kompetensi ini dapat siapkan melalui
pendidikan akademi dan pendidikan profesi (Akbar, 2021). Kompetensi merupakan
komponen utama dari standar profesi selain kode etik sebagai regulasi perilaku profesi
yang dirtetapkan dalam prosedur dan system pengawasan tertentu. kompetensi guru
merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti (Nur &
Fatonah, 2022).
Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) merupakan rangkaian
kegiatan yang diprogramkan untuk mahasiswa calon guru yang menggabungkan latihan
pendidikan dan non-pendidikan untuk mengembangkan kemampuan profesional guru
(Aayn & Listiadi, 2022). Program PLP melibatkan mahasiswa calon guru untuk praktik
mengajar langsung di sekolah-sekolah yang telah ditentukan sebagai guru mata pelajaran
sesuai jurusannya di perguruan tinggi dan telah disepakati dengan pihak sekolah tersebut
sehingga mahasiswa PLP mempersiapkan bahan ajar, mental, dan lainnya yang berkaitan
dengan proses pembelajaran di kelas dengan sebaik mungkin (Khaerunnas & Rafsanjani,
2021) Pelaksanaan program PLP bersifat wajib bagi mahasiswa semester 7 yang
mengambil jurusan pendidikan atau Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) memiliki tujuan untuk memberikan
pengalaman mengajar dan keterampilan yang diperlukan dalam mendukung
profesionalisme tenaga pendidik (Khaerunnas & Rafsanjani, 2021). Kegiatan ini penting
karena tidak hanya mengasah keterampilan mengajar di kampus, tetapi juga melalui
praktik langsung di sekolah selama PLP. Selama PLP, mahasiswa dapat memahami tugas,
kewajiban, dan tanggung jawab seorang guru, termasuk pelaksanaan pembelajaran di
kelas, persiapan perangkat pembelajaran, serta perencanaan model pembelajaran
(Rahmadiyani et al., 2020). Program PLP memberikan pengalaman komprehensif terkait
pembelajaran di kelas, manajemen kelas, manajemen sekolah, aktivitas siswa, dan gaya
mengajar inovatif guru (Aayn & Listiadi, 2022). Harapannya, pengalaman ini
membentuk calon guru dengan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan nilai mental yang
kuat untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran di dalam dan di luar sekolah
(Aprilita & Trisnawati, 2022).
Kegiatan wajib Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) diharapkan menjadi
landasan bagi mahasiswa untuk melatih diri dan menjalani eksplorasi berdasarkan ilmu
yang mereka pelajari selama persiapan PLP. Tujuan dan manfaat PLP menjadikannya
wajib bagi mahasiswa calon guru semester 7. Laporan akhir PLP dibuat oleh mahasiswa
sebagai bentuk pertanggungjawaban dan dokumentasi pelaksanaan program PLP. Selain
itu, laporan akhir PLP diperlukan sebagai persyaratan ujian PLP dan penilaian akhir PLP.

B. Analisis Situasi
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7 Surakarta merupakan salah satu sekolah
menengah atas negeri yang ada di Surakarta, yang berlokasi di Jalan Mr. Muhammad
Yamin Nomor 79, Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Surakarta, Jawa Tengah.
Smoephy adalah sebutan bagi SMA Negeri 7 Surakarta yang telah berdiri sejak 20
November 1984. Dengan visi sekolah yaitu "Unggul dalam Prestasi, Berlandaskan
IMTAK, Berwawasan Global dan Berbudaya Ramah Lingkungan", SMA Negeri 7
Surakarta telah menempatkan dirinya sebagai salah satu sekolah yang menjadi dambaan
dan harapan masyarakat, khususnya di Surakarta.
Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 7 Surakarta yaitu kurikulum 2013
untuk kelas 12 serta kurikulum merdeka untuk kelas 10 dan kelas 11. Berkaitan dengan
implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 7 Surakarta, maka terdapat perbedaan
kegiatan antara siswa kelas 10 dan 11 dengan siswa kelas 12. Perbedaannya yaitu dengan
adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) terhadap siswa kelas 10 dan 11.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu
dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar
untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila.
SMA Negeri 7 Surakarta telah mengakomodasi pembelajaran pembelajaran sesuai
jenjang pendidikan. Hal ini terlihat dari fasilitas sekolah yang berupa ruang kelas dengan
10 kelas dalam setiap jenjangnya. Sekolah tersebut juga dilengkapi dengan laboratorium,
perpustakaan, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang kesiswaan, ruang BK, ruang Tata
Usaha, koperasi, kantin, ruang organisasi dan ekstrakurikuler, ruang serbaguna, ruang
UKS, musala, aula, lapangan olahraga, dan toilet. Jika dilihat dari segi pembelajaran,
peserta didik SMA Negeri 7 Surakarta menunjukkan sikap antusias, aktif, dan kompetitif
dalam pembelajaran. Oleh karena itu, SMA Negeri 7 Surakarta dapat dikatakan sebagai
salah satu sekolah terbaik sesuai jenjang tersebut di Kota Surakarta.
Pembelajaran di SMA Negeri 7 Surakarta telah memasuki tahap pembelajaran
tatap muka pasca pandemi secara penuh. Pembelajaran tatap muka ini mewajibkan
peserta didik dan guru melaksanakan pembelajaran di kelas seperti biasanya dengan
tanpa memakai masker. Agenda-agenda selain kegiatan belajar mengajar yang dahulu
dilaksanakan secara daring atau ditiadakan kembali dilaksanakan secara full luring.
Kegiatan ekstrakurikuler juga telah dihidupkan kembali pelaksanaanya secara luring,
seperti ekstrakurikuler pramuka. Ekstrakurikuler pramuka merupakan kegiatan yang
wajib diikuti oleh peserta didik SMA Negeri 7 Surakarta.
Kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 7 Surakarta dimulai pukul 07.00 - 15.30
WIB. Pembelajaran pada hari Jumat hanya sampai pukul 14.00 WIB dan khusus kelas 10
terdapat ekstrakurikuler pramuka setelah pukul 14.00 WIB. Setiap mata pelajaran
memiliki jam pelajaran yang berbeda setiap minggunya tetapi 1 JP bernilai 45 menit.
Pada bulan September, SMA Negeri 7 Surakarta telah memasuki minggu PTS (Penilaian
Tengah Semester) dengan tanpa terjadwal atau menyesuaikan dengan guru mata pelajaran
masing-masing. Selanjutnya, siswa kelas 10 dan kelas 11 mengikuti Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila dari tanggal 18 – 29 September 2023 dengan tema kearifan lokal.
Siswa kelas 12 melanjutkan kegiatan belajar mengajar seperti biasa mulai minggu kedua
bulan September. Pada tanggal 28 September 2023 dilaksanakan pengajian memperingati
Maulid Nabi Muhammad SAW.
Pada tanggal 05 – 06 Oktober 2023, SMA Negeri 7 Surakarta mengadakan Gelar
Karya "Kearifan Lokal" dan Bazar Kewirausahaan, serta pengambilan rapor PTS siswa.
Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMA 7 Surakarta dilakukan
secara blok dalam waktu 3 minggu setelah Penilaian Tengah Semester dan 2 minggu
setelah Penilaian Akhir Semester. Selama pelaksanaan P5 maka siswa kelas 10 dan 11
fokus mengikuti dan mengerjakan kegiatan yang telah disusun oleh sekolah dan tidak ada
kegiatan belajar mengajar seperti biasanya.
SMA Negeri 7 Surakarta juga melaksanakan kegiatan ABSASTA (Ajang Bulan
Bahasa dan Sastra) pada hari Kamis, 20 Oktober 2022 dengan mengadakan lomba
berbalas pantun, lomba dolanan bocah, dan monologue competition yang diakhiri dengan
Gerakan Literasi Siswa (GLS).
Pada bulan November, tanggal 16 November 2022, SMA Negeri 7 Surakarta
memperingati Hari Ulang Tahun SMA Negeri 7 Surakarta ke-38 dengan mengadakan
berbagai kegiatan. Rangkaian acara dimulai dengan jalan sehat dan diakhiri dengan
penampilan bintang tamu dari luar sekolah. Selain itu, rangkaian acara ikut dimeriahkan
dengan bazar makanan dan pameran kesenianPanitia penyelenggara acara di HUT SMA
Negeri 7 Surakarta adalah iswa dan siswi SMA Negeri 7 Surakarta.
BAB II
PELAKSANAAN PLP
Persiapan
Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dibimbing oleh guru pamong, dosen
pembimbing, kepala sekolah, dan koordinator guru pamong di sekolah mitra. Sebelum
pelaksanaan kegiatan PLP mahasiswa melakukan persiapan administratif dan non-administratif.
1. Persiapan yang bersifat administratif.
a. Mahasiswa peserta PLP mendaftarkan diri dengan melengkapi data yang diperlukan
melalui sistem online di http://up2kt.fkip uns.ac.id. Sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Setelah UP2KT menyusun daftar nama mahasiswa peserta PLP, sekolah mitra
lengkap dengan nama Dosen Pembimbing dan Guru Pamongnya, mahasiswa
menghubungi dosen pembimbing untuk keperluan konsultasi terkait pelaksanaan PLP
serta membuat grup kelompok untuk berkoordinasi antar anggota.
c. Mengunduh semua berkas kelengkapan PLP di laman http://up2kt.fkip.uns.ac.id
untuk keperluan pelaksanaan Program PLP.
2. Mengikuti pengarahan dan pembekalan oleh pimpinan Fakultas dan UP2KT sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Sebelum mahasiswa melakukan praktik mengajar di sekolah mitra, pihak
universitas mengadakan pembekalan yang bertujuan untuk membekali mahasiswa selama
kegiatan PLP berlangsungDalam pembekalan ini juga dijelaskan tata tertib mahasiswa
PLP selama melaksanakan praktik di sekolah mitra
3. Mahasiswa menunjuk koordinator kelompok untuk berkomunikasi dengan sekolah
tempat pelaksanaan PLP serta membentuk pengurus inti.
Mahasiswa mengadakan pertemuan secara mandiri untuk membahas mengenai
susunan pengurus inti agar komunikasi dengan sekolah mitra dapat terjalin dengan baik.
Selain itu juga, mahasiswa menyusun jadwal selama kegiatan PLP di sekolah mitra sesuai
dengan timeline yang telah direncanakan oleh pihak UP2KT agar semua kegiatan yang
dilakukan selama pelaksanaan PPL dapat dilaksanakan dengan terarah dan terorganisir
dengan baik
4. Penyerahan mahasiswa peserta Program PLP ke sekolah-sekolah mitra oleh para
koordinator dosen pembimbing.
Proses serah terima mahasiswa PLP FKIP UNS di SMA Negeri 7 Surakarta
diadakan pada hari Selasa, 05 September 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh kepala SMA
Negeri 7 Surakarta, koordinator dosen pembimbing lapangan, bapak/ibu guru pamong
SMA Negeri 7 Surakarta, dan seluruh mahasiswa PLP UNS.
5. Koordinasi dan Perencanaan Program Kerja Mahasiswa PLP bersama Guru Pamong
Koordinasi dan perencanaan program kerja dilaksanakan pada hari Selasa, 06
September 2023 di ruang guru bersama dengan guru pamong mata pelajaran biologi
yakni Ibu Sri Yuliani, S.Pd. Hasil dari koordinasi ditentukan pembagian kelas untuk
praktik mengajar yakni kelas XI A dan XI D.

Pelaksanaan
Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dilaksanakan secara seimbang,
terpadu, dan terarah. Artinya calon pendidik dibimbing oleh guru pamong, dosen Ppmbimbing,
kepala sekolah, dan petugas lapangan dalam berbagai kegiatan berdasarkan koordinasi
pelaksanaan masing-masing. Program PLP dilaksanakan dengan sistem blok, meliputi materi
kegiatan yang berkaitan dengan:
1. Orientasi dan Observasi
2. Model Les
3. Latihan Mengajar Terbimbing
4. Latihan Mengajar Mandiri
5. Ujian Praktik
Adapun mekanisme pelaksaan pelatihan dan pembimbingan dalam tahap- tahap PLP
ditentukan sebagai berikut:
1. Orientasi dan Observasi
Orientasi dan Observasi yang dilaksanakan pada pekan pertama dengan
bimbingan koordinator guru pamong dan pihak-pihak terkait. Kegiatan ini dilakukan
sebagai upaya untuk menggali potensi dan kendala yang ada sebagai acuan dalam
merumuskan konsep awal untuk melakukan kegiatan PLP. Berdasarkan hasil observasi,
maka didapat beberapa informasi tentang SMA Negeri 7 Surakarta. Observasi mencakup
observasi lingkungan fisik dan nonfisik serta observasi kelas pada peserta didik.
Observasi kondisi fisik dan nonfisik sekolah bertujuan mengetahui fasilitas dan
lingkungan sekolah yang mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan
hasil obervasi sekolah dan kelas yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
a. Letak Geografis
Sekolah yang menjadi tempat pelaksanaan Praktik Pengenalan Lapngan
Persekolahan (PLP) adalah SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di Jalan Moh.
Yamin 191, Tipes, Kec. Serengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57154. SMA Negeri
7 Surakarta sangat mudah diakses karena letaknya yang strategis. Selain jalan kaki,
menggunakan kendaraan pribadi, dan antar jemput, siswa banyak menggunakan
kendaraan umum seperti BST sebagai alat transportasi ke sekolah. Luas area sekolah
yakni 7.700 m² untuk seluruh bangunan berupa ruang guru, lapangan basket, masjid,
tempat parkit, laboratorium, dan lain-lain.
b. Profil Sekolah
SMA Negeri 7 Surakarta memiliki 30 kelas, kelas X dan XI terdiri dari 10
kelas (X-A sampai X-J), dan kelas XII masing-masing terdapat 10 kelas (6 kelas
MIPA dan 4 kelas IPS). Dalam kegiatan belajar mengajar, kelas X menggunakan
kurikulum merdeka sedangkan kelas XI dan kelas XII menggunakan kurikulum 2013.
SMA Negeri 7 Surakarta berdiri sejak tahun 1984. Dalam usianya yang telah
seperempat abad tersebut, SMA Negeri 7 Surakarta telah menempatkan dirinya
sebagai salah satu sekolah yang menjadi dambaan dan harapan warga masyarakat
surakarta khususnya dan Jawa Tengah umumnya. Dambaan dan harapan tersebut
mengandung arti suatu tuntutan agar semua pelaksanaan kependidikan di SMA
Negeri 7 Surakarta harus selalu meningkatkan kualitas dan kinerjanya sehingga selalu
menjadi sekolah yang terdepan mutunya dalam mengelola kegiatan kependidikan.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
sebagai perubahan dari Undang-undang nomor 2 tahun 1989 yang kemudian diikuti
dengan peraturan pelaksanaannya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor
29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dan Teknologi serta Kesenian di era
globalisasi dewasa ini semakin mempertegas tuntutan diatas dan bawah lulusan SMA
Negeri 7 Surakarta harus memiliki kemampuan lebih dalam di segala bidang baik
moral maupun akademis nonakademis. Untuk mewujudkan tujuan diatas sekaligus
merespon kebijakan pemerintah di era reformasi yaitu Otonomi Daerah dibidang
pendidikan yang diberlakukan di seluruh Indonesia, SMA Negeri 7 Surakarta
menetapkan visi sekolah "Unggul dalam Prestasi, Berlandaskan IMTAK,
Berwawasan Global dan Berbudaya Ramah Lingkungan".
SMA Negeri 7 Surakarta memiliki misi sebagai berikut: mewujudkan sistem
pengelolaan pendidikan yang partisipatif, transparan, efektif dan akuntabel;
terwujudnya kualitas pembelajaran yang efektif dan efisien dalam konteks penguatan
iman dan taqwa, budi pekerti luhur, penguasaan IPTEK; menumbuhkan penghayatan
terhadap ajaran agama yang dianut dan beretika sehingga menjadi sumber kearifan
dan kebijakan dalam bertindak; mendorong dan membantu mengembangkan potensi
siswa sehingga mampu bersikap mandiri, disiplin dan bertanggungjawab, meraih
prestasi terbaik serta budi pekerti yang luhur didasari iman dan taqwa serta
berwawasan global; mewujudkan keluaran pendidikan yang bermutu, mempunyai
prestasi akademik dan non-akademik, dan menumbuh kembangkan kesadaran warga
sekolah akan pentingnya kelestarian alam.
c. Kondisi Fisik Sekolah
Terselenggarakannya proses kegiatan belajar mengajar sekolah terlepas dari
adanya sarana dan prasarana dimiliki sekolahNegeri Surakarta memiliki tanah 7,700
m² Luas tanah tersebut digunakan untuk banguna-bangunan terdiri dari:
1) Ruang Kepala Sekolah terletak samping wakil kepala sekolah
2) Ruang Guru terletak sebelah samping wakil kepala sekolah.
3) Kantor Tata Usaha terletak dekat ruang kepala sekolah. Ruangan digunakan dan
karyawan sekolah untuk mengelola semua administrasi berhubungan dengan dan
semua tata usaha di sekolah
4) Ruang Kelas, SMA Negeri 7 Surakarta memiliki sejumlah 30 ruan kelas, dengan
ukuran ruang kelas masing-masing sebesar 72 m². Ruang kelas tersebut terdiri
dari 6 kelas MIPA dan 4kelas IPS disetia angkatannya. Setiap ruang kelas
memiliki fasilitas yang memadai seperti adanya kipas angin, speaker, dan LCD
proyektor sebaga penunjang proses pembelajaran.
5) Ruang BK, fasilitas ruang BK di SMA Negeri 7 Surakarta lengkap dar memadai.
Ruang BP terletak disebelah utara kantor ruang guru.
6) Perpustakaan, ruang baca dengan luas 120 m² ini memiliki koleksi buku lengkap
sesuai dengan program studi yang ada di sekolah. Di perpustakaan terdapat buku
paket, surat kabar, dan buku umum
7) Ruang UKS, UKS memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan para siswa
dilengkapi dengan obat-obatan SMA Negeri 7 Surakarta seluas 64 m².
8) Laboratorium Sebagai penunjang dalam proses pembelajaran, selain ruang kelas
juga terdapat ruang laboratorium yang biasanya digunakan untuk praktik oleh
siswa seperti laboratorium computer, bahasa, dan IPA (fisika, kimia, dan biologi).
9) Lapangan, memiliki luas 375 m², dan biasanya digunakan untuk kegiatan
keolahragaan seperti basket, sepak bola, dan pembelajaran olahraga lain. Selain
itu, lapangan juga digunakan untuk kegiatan upacara dan kegiatan ekstrakurikuler.
Lapangan ini terletak di tengah sekolah.
10) Koperasi Siswa, berjumlah 1 (satu) dengan fasilitas yang memadai yang terletak
di depan ruang tata usaha
11) Tempat Parkir, terdapat 3 daerah tempat parkir yakni di samping pos satpam
gerbang utama untuk parkir guru dan tamu, belakang ruang tata usaha untuk
parkir siswa, dan basement atau di bawah aula untuk parkir siswa.
12) Toilet, terdapat 20 toilet untuk laki-laki dan perempuan dengan fasilitas lengkap
dan kondisi yang bersih.
13) Fasilitas Pendukung Lainnya
 Gedung Serbaguna, memiliki luas 370 m², dengan fasilitas yang lengkap dan
memadai.
 Mushola, tempat untuk beribadah bagi umat Islam, dengan fasilitas yang
memadai.
 Kantin, terdapat beberapa tempat di kantin yakni di lantai 2 gedung kelas XI,
di samping ruangan kelas XII IPS, di belakang ruangan kelas XII MIPA 3, dan
di depan ruang kelas X satu kantin saat kegiatan PLP berlangsung dan dibuka
setiap hari dengan dengan kondisi yang bersih
d. Kondisi Nonfisik Sekolah
1. Kondisi Umum SMA Negeri 7 Surakarta
Secara umum, kondisi SMA Negeri 7 Surakarta memiliki lokasi yang
strategis dan kondusif untuk mendukung suasana Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM). Jalan menuju ke sekolah mudah dicapaiFasilitas penunjang cukup
lengkap seperti gedung untuk KBM, laboratorium, tempat ibadah, tempat parkir,
persediaan air bersih, kamar mandi dan WC. Adanya perawatan yang baik
terhadap fasilitas-fasilitas di sekolah ini, suasana KBM dapat berjalan lancar
sehingga siswa merasa nyaman untuk mengikuti KBM di sekolah.
2. Kondisi Kedisiplinan SMA Negeri 7 Surakarta
Dari hasil observasi diperoleh data kondisi kedisiplinan di SMA Negeri 7
Surakarta sebagai berikut: a. Jam masuk atau pelajaran dimulai tepat jam 07.00
WIB. b. Kedisiplinan siswa harus ditingkatkan, namun sebagain besar siswa
sudah melaksanakan tata tertib dengan baik.
3. Media dan Sarana Pembelajaran.
Sarana pembelajaran di SMA Negeri 7 Surakarta cukup mendukung untuk
kegiatan belajar mengajar, karena ruang KBM dan ruang laboratorium untuk
praktik terpisah. Sarana yang ada di SMA Negeri 7 Surakarta meliputi, sarana
perpustakaan dan sarana media pembelajaran, sedangkan alat-alat yang dipakai
untuk mendukung pembelajaran seperti LCD proyektor.
4. Keadaan Guru dan Siswa
Jumlah guru di SMA Negeri 7 Surakarta adalah 55 orang dan hubungan
guru dengan guru, hubungan guru dengan siswa, hubungan guru dengan pegawai
tata usaha terjalin baik. Jumlah siswa perkelas rata-rata sekitar 36 siswa.
Hubungan siswa dengan siswa terjalin baik dan hubungan sosial secara
keseluruhan terjalin dengan baik, komunikatif, dan dapat bekerjasama. SMA
Negeri 7 Surakarta merupakan sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka. Kegiatan belajar siswa berlangsung dari hari Senin hingga
Jumat. Jadwal belajar mengajar dimulai pada pukul 07.00 dan berakhir pada
pukul 15.30 WIB. Dengan adanya sistem zonasi untuk sekolah saat ini, rata-rata
siswa berasal dari daerah sekitar SMA Negeri 7 Surakarta.
5. Lingkungan Sekolah Sekolah berada di dekat Alfamidi Bhayangkara.
Lingkungan sekolah cukup bersih karena ada petugas kebersihan, selain
itu semua elemen sekolah turut menjaga kebersihan sekolah. Untuk menjaga
keamanan juga telah ada petugas keamanan (satpam). Kondisi sekolah bersih dan
tertata rapi yang di lengkapi oleh taman-taman yang asri, pepohonan yang rindang
serta terdapat hewan peliharaan milik sekolah yaitu Merak.
6. Kegiatan Kesiswaan (Ekstrakulikuler)
Kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan baik. Masing-masing ekstrakurikuler
dilaksanakan setiap satu kali dalam sepekan. Kegiatan ekstrakurikuler yang
terdapat di SMA Negeri 7 Surakarta antara lain:
 Taekwondo.
 Pecinta alam.
 Karate.
 Basket.
 Teater
 Karya ilmiah remaja (kir)
 Keiran (bhs. Jepang).
 English club
 Seni tari tradisional.
 Desain grafis
 PBB.
 Paduan suara
 Futsal.
 Cheerleader.
 Mading.
 Batik.
 PMR.
 Modern dance.
 Fotografi & videografi.
 Baca tulis al-qur'an.
 Musik.
 Air softgun
2. Model Les
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) untuk Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) yang dilaksanakan di SMA Negeri 7 Surakarta berjalan selama
kurang lebih tiga bulan. Program tersebut merupakan program pengenalan dunia
pengajaran di lapangan yang nyata bagi mahasiswa calon guru yang nantinya disiapkan
menjadi guru profesional. Pembelajaran pada program tersebut dilaksanakan dengan
pembelajaran tatap muka secara penuh dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,
seperti menggunakan masker selama pembelajaran. Program PLP diawali dengan
persiapan berupa pembekalan bagi mahasiswa semester 7 yang mengambil mata kuliah
Pengenalan Lapangan Persekolahan. Lalu, diikuti dengan penyerahan dari pihak FKIP
Universitas Sebelas Maret kepada pihak sekolah mitra yang selanjutnya proses
pelaksanaan program dimulai. Pelaksanaan PLP dimulai dari tahap observasi lingkungan
sekolah, observasi mengajar, latihan mengajar terbimbing, latihan mengajar mandiri,
ujian mengajar, dan kegiatan administrasi lainnya.
Program PLP sangat membantu mahasiswa dalam melatih keterampilan mengajar
atau membelajarkan ilmu yang sudah dipelajari di kampus. Pelaksanaan program PLP
berjalan dengan baik tetapi terdapat beberapa kendala, seperti kesenjangan siswa aktif
dan pasif, pengelolaan kondisi kelas, kesulitan memilih model dan media pembelajaran,
kesulitan dalam meningkatkan semangat belajar karena adanya loss learning selama
pandemi yang menyebabkan motivasi belajar siswa menurun dan cenderung malas
belajar. Mahasiswa PLP dibimbing oleh guru pamong dan dosen pembimbing selama
pelaksanaan PLP sehingga dapat mengatasi sebagian kendala tersebut dengan lancar.
B. Saran
Semoga kondisi loss learning selama pandemi dapat teratasi dengan baik sehingga
pembelajaran pasca pandemi dapat terlaksana dengan lancar dan motivasi belajar siswa
meningkat. Harapannya untuk program PLP yang akan dating dapat ditingkatkan lebih
baik lagi sehingga mahasiswa dapat memiliki pengalaman mengajar dan mendidik yang
bermakna dan bermanfaat dalam peningkatan keterampilan pengembangan
keprofesionalannya.

Anda mungkin juga menyukai