Anda di halaman 1dari 26

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA REFARAT

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER Agustus 2023


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gangguan Isi Pikir

DISUSUN OLEH :
Chaerunnisa Amir
111 202

PEMBIMBING :
dr. A , Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu wa ta'ala karena berkat limpahan rahmat, hidayah dan ridho-

Nya maka telaah jurnal ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan

salawat semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad

Shallallahu 'Alaihi wa Sallam beserta para keluarga, sahabat-sahabatnya

dan orang-orang yang mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman.

Refarat yang berjudul “Gangguan Isi Pikir” ini disusun sebagai

persyaratan untuk memenuhi kelengkapan bagian. Secara khusus penulis

sampaikan rasa terima kasih kepada dr. A , Sp.KJ sebagai pembimbing

yang sangat baik, sabar dan mau meluangkan waktunya untuk memberi

arahan dalam penulisan Refarat ini. Jazakillahu Khoir, Barakallahu fiik

dokter.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan refarat ini terdapat

banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan refarat ini.

Saya berharap sekiranya refarat ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Aamiin.

Makassar, Mei 2023


Hormat Saya,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
BAB II................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Gangguan Isi Pikir................................................................................................3
2.1.1 Definisi............................................................................................................3
2.1.2 Etiologi............................................................................................................4
2.1.3 Jenis Gangguan Isi Pikir...............................................................................4
BAB III.............................................................................................................................22
KESIMPULAN................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pikiran normal mengacu kepada komponen ide dari aktifitas mental,

proses untuk membayangkan, menilai, mengevaluasi, meramalkan,

merencanakan, menciptakan dan kemauan. Pikiran dibagi menjadi proses

(bentuk) dan isi, proses dimaksudkan sebagai cara dimana seseorang

menyatukan gagaan dan asosiasi yaitu bentuk dimana seseorang berpikir.

Sementara isi pikiran dimaksudkan pada apa yang sesungguhnya

dipikirkan oleh seseorang, gagasan, keyakinan, preokupasi, obsesi. 1

Gangguan berpikir umumnya dikenali dari pembicaraan dan tulisan.

Hal ini dapat disimpulkan dari ketidakmampuan untuk menyelesaikan

tugas.1

Inti dari gangguan isi pikiran adalah keyakinan dan bentuk pendirian

yang abnormal. Perkembangan dari ketidaknormalan mengenai keyakinan

dan pendirian harus mempertimbangkan kultur seseorang. Keyakinan

mungkin kelihatan tidak normal pada satu kultur atau subkultur mungkin

secara umum dapat diterima oleh kultur yang lain. Waham adalah

merupakan salah satu gangguan dari isi pikiran. Ini meliputi hal yang

1
dikatakan oleh pasien atau hal yang sedang dipikirkna olehnya. Mungkin

sesuai atau tidak sesuai dengan “sikap dan tingkah laku umum”,

umpamanya pasien mungkin tidak bertingkah laku bergantung

(dependent), namun dilaporkannya perasaan tidak berdaya, rasa

bergantung, membutuhkan bantuan. Informasi ini mungkin dilaporkannya

secara spontan atau setelah ditanyakan kepadanya. 1,2

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gangguan Isi Pikir

2.1.1 Definisi

Proses mengggabungkan ide, merencakan ide sehingga dapat untuk

menarik keseimpulan merupakan sebuah pengertian dari berpikir. Proses

pikir terdiri dari pemahaman, ingatan dan penalaran. Berpikir yang normal

yaitu terdapat arus ide, symbol serta adanya tujuan yang terarah.

Sedangkan gangguan proses berpikir adalah tidak mampunya

individu dalam menjalankan stimulus internal dan eksternal secara tepat.

Waham merupakan gangguan dari proses pikir tersebut. Waham

merupakan kepercayaan individu yang tidak dapat dibuktikan dengan.

Waham adalah kondisi seorang individu yang mengalami sesuatu

masalah dalam pengoprasian dan aktivitas-aktivitas kognitif Townsend,

1998 dalam. Waham memperlihatkan adanya suatu gangguan jiwa yang

berat, isi waham dapat menjelaskan pemahaman terhadap faktor-faktor

dinamis penyebab gangguan jiwa. Waham adalah kepercayaan individu

dengan menilai kenyataan yang salah, kepercayaan yang berubahubah

dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya, tidak mampu

menjalankan stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi atau

informasi secara tepat.

3
2.1.2 Etiologi

Keadaan yang timbul di mana individu memperlihatkan kekurangan

dan rasa tidak nyaman ke sekitarnya. Seseorang tersebut dapat cepat

tersinggung, apatis dan menarik diri dari lingkungan sekitarnya. Kondisi

seperti ini dikarenakan lingkungan sekitar yang kurang nyaman, perasaan

dibenci, mencintai diri sendiri secara berlebihan dan keras kepala.

Ditambah seringnya melamun maka kondisi ini memungkinkan seseorang

untuk terkena waham. Seseorang tersebut tidak mampu melepaskan

dirinya dari khayalannya sendiri dan akan jauh dari kehidupan yang dapat

dinalar secara nyata.

Rasa cintanya pada diri, keras kepala dan adanya rasa kurang aman

membuat individu akan berkhayal menjadi penguasa dan hal tersebut

dapat menimbulkan waham yang semakin parah. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa segala hal yang mampu mengancam harga diri dan

keutuhan keluarga merupakan penyebab terjadinya halusinasi dan

waham.

Adanya perasaan cemas, keinginan untuk memisahkan dan

mengatur tentang pendapat mengenai perbedaan antar yang dipikirkan

dengan yang dirasakan sendiri menurun. Sehingga sulit sekali untuk

dibedakan, mana yang dari pikiran dan dari lingkungan.

4
2.1.3 Jenis Gangguan Isi Pikir

Gangguan Isi Pikiran adalah gangguan buah pikiran atau keyakinan

sesorang, dan bukan cara penyampaiannya. Gangguan isi pikir tersebut

terdiri dari:

1. Kemiskinan isi pikir : Pikiran yang menghasilkan hanya sedikit

informasi dikarenakan ketidak jelasan, pengulangan yang kosong, atau

frase yang tidak dikenal.2

2. Pikiran bunuh diri (“suicidal though-ideation): mulai dari kadang-

kadang memikirkan tentang bunuh diri sampai terus-menerus memikir

tentang bagaimanakah ia dapat membunuh dirinya.2,3

3. Pikiran hubungan (“ideas of reference”): pembicaraan oranglain,

benda-benda atau kejadian dihubungkan dengan dirinya, umpumanya

burung bersiul dianggapnya sebagai sebuah berita, atau temannya

memakai kemeja berwarna merah berarti ia sedanga marah padaya.

(Pasien mungkin sadar bahwa pikirannya itu tidak masuk akal.2,3,4

Yang perlu dibedakan adalah ideas of reference dan delusion of

reference. Delusion of reference merupakan salah satu gejala yang paling

menonjol perhatikan pada Skizofrenia, dan mengarah pasien diyakinkan

bahwa media,televisi, atau radio berbicara tentang dia / dia atau berpesan

5
tentang dia / nya. Beberapa kriteria memungkinkan untuk menarik

perbedaan antara ideas of reference dan delusion of reference.4

Pertama, ideas of reference memiliki lebih sedikit dampak pada

kehidupan pasien dari delusion of reference. Kedua, tingkat keyakinan

yang berhubungan dengan ideas of reference jauh lebih rendah daripada

dengan delusion of reference. Terakhir,ideas of reference (“tetangga

menertawakan saya”) terkait dengan keyakinan tingkat masuk akal yang

jauh lebih kuat dari yang yang melekat pada delusion of reference (“koran

berbicara tentang saya”).4

4. Pikiran yang aneh sekali.(Pikiran Bizar): isi pikiran yang aneh,

eksentrik atau tidak biasa (tidak usah merupakan Waham), umpamanya

pikir-pikir tentang orang mati, bila sudah dikuburkan, bagaimana ia nanti di

dalam tanah itu atau: apabila semua lautan menjadi kering, bagaimanakah

dengan semua ikan yang ada didalamnya?.2

5. Fobi : rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan

yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun

diketahuinya bahwa hal itu irasional adanya. Fobi itu dapat mengakibatkan

kompulsi, umpamanya fobi kotor atau fobi kuman menimbulkan kompulsi

cuci-cuci tangan. Ini perlu dibedakan dari kecemasan yang mengambang

6
(“free-floating anxiety”) atau kecemasan terhadap keadaan

umum,misalnya takut akan jatuh sakit, takut gagal dalam usahanya.2,5

Fobia terbagi menjadi dua yaitu fobia spesifik dan fobia kompleks :5,8

a. Fobia spesifik adalah kecemasan tentang satu objek, situasi atau

kegiatan. Ini umumnya termasuk binatang atau serangga, seperti laba-

laba atau ular, atau lingkungan, seperti takut ketinggian atau badai.

Kadang-kadang fobia spesifik melibatkan situasi, seperti terbang atau

menggunakan eskalator, atau berada dalam situasi yang dapat

menyebabkan acara ditakuti seperti muntah atau tersedak. Fobia spesifik

juga bisa menjadi takut darah, intervensi medis seperti suntikan, atau

cedera. Orang dengan darah-cedera fobia mungkin pingsan di hadapan

darah atau cedera, menyusul penurunan denyut jantung dan tekanan

darah. Tanggapan vasovagal ini menyebabkan pingsan biasanya tidak

terjadi dengan gangguan kecemasan lain sebagai seseorang detak

jantung dan tekanan darah biasanya meningkat sebagai

tingkat kenaikan gairah mereka.5,8

b. Fobia kompleks melibatkan beberapa kecemasan. Agoraphobia - yang

dapat mencakup takut pada ruang terbuka, banyak, tempat umum,

memasuki toko atau bepergian sendirian di bentuk transportasi - adalah

7
fobia yang kompleks. Agoraphobia sering terjadi dengan gangguan panik,

yang, seperti fobia adalah gangguan kecemasan. Seringkali agoraphobia

termasuk kecemasan tidak mampu melarikan diri ke tempat yang aman

(biasanya rumah). Fobia Sosial, contoh kedua fobia kompleks adalah

takut situasi sosial atau kinerja, seperti pesta atau berbicara di depan

umum. Orang dengan fobia sosial takut bahwa mereka akan berperilaku

dengan cara yang tidak dapat diterima atau memalukan yang akan

menyebabkan orang lain untuk menghakimi mereka negatif. Dalam kasus

di mana fobia seseorang melibatkan situasi atau objek yang sulit,

penghindaran mereka dapat menyebabkan aktivitas sehari-hari menjadi

terbatas dan kadang-kadang depresi. Dalam kasus agoraphobia, orang

bisa menjadi hampir

House-Bound.5,8

8. Kompulsi: Menurut Steketee dan Barlow (Durand ; Barlow, 2006),

kompulsi dapat berbentuk perilaku (misalnya mencuci tangan, memeriksa

keadaan) atau mental (memikirkan tentang kata-kata tertentu dengan

urutan tertentu, menghitung, berdoa dan seterusnya). Kompulsi adalah

perilaku berulang atau tindakan mental yang orang merasa didorong untuk

melakukan dalam menanggapi sebuah obsesi. Perilaku yang bertujuan

8
untuk mencegah atau mengurangi tekanan atau situasi yang ditakuti.

Dalam kasus yang paling parah, pengulangan konstan ritual dapat

mengisi hari, membuat rutinitas normal tidak mungkin. Peracikan

penderitaan ritual ini menyebabkan adalah pengetahuan bahwa dorongan

irasional. 2,7,8 Beberapa contoh adalah:

a. Membersihkan-Untuk mengurangi rasa takut yang nyata atau

membayangkan kuman, kotoran, atau bahan kimia akan “mengotori”

mereka beberapa menghabiskan berjam-jam mencuci sendiri atau

membersihkan lingkungan mereka.7

b. Mengulangi - Untuk menghilangkan kecemasan, beberapa

mengucapkan nama atau frase, atau mengulangi perilaku beberapa kali.

Mereka tahu pengulangan ini tidak akan benar-benar menjaga terhadap

7
cedera tetapi takut bahaya akan terjadi jika pengulangan tidak dilakukan.

c. Memeriksa - Untuk mengurangi takut merugikan diri sendiri atau orang

lain dengan, misalnya, lupa untuk mengunci pintu atau mematikan kompor

gas, beberapa mengembangkan memeriksa ritual. Beberapa juga

berulang kali menelusuri mengemudi rute untuk memastikan mereka tidak

memukul siapapun.7

9
d. Pemesanan dan mengatur - Untuk mengurangi ketidaknyamanan,

beberapa ingin menaruh benda, seperti buku dalam urutan tertentu, atau

mengatur barang-barang rumah tangga “begitu”, atau secara simetris,

atau memiliki hal-hal yang sempurna.7

e. Penimbunan - Untuk mengurangi ketidaknyamanan, beberapa

memegang surat kabar, majalah, pakaian, kertas, dan memo, sehingga

mereka membentuk tumpukan, dan mengganggu rumah tangga. 7

f. Dorongan Mental - Menanggapi mengganggu pikiran obsesif, beberapa

diam-diam berdoa atau mengatakan frase untuk mengurangi kecemasan

atau mencegah peristiwa masa depan yang ditakuti.7

7. Obsesi: isi pikiran yang kukuh (“persistent”) timbul, biarpun tidak

dikehendakinya, dan diketahuinya bahwa hal itu tidak wajar atau tidak

mungkin. Obsesi adalah pikiran yang berulang dan terus-menerus, impuls,

atau gambar yang menyebabkan emosi negative seperti kecemasan atau

jijik. Gangguann pada obsesi dan kompulsi dikenal sebagai Gangguan

obsesif-kompulsif (Obsessive-Kompulsive Disorder, OCD) yang

merupakan kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-

pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya

dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol

10
pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Orang

dengan OCD mengakui bahwa pikiran, impuls, atau gambar adalah

produk dari pikiran mereka dan berlebihan atau tidak masuk akal. Namun

pikiran-pikiran mengganggu tidak dapat diselesaikan dengan logika atau

penalaran. Kebanyakan orang mencoba untuk mengabaikan atau

menekan obsesi tersebut atau menetralisir mereka dengan beberapa

pemikiran atau tindakan lainnya. Obsesi umum termasuk kekhawatiran

berlebihan tentang kontaminasi atau kerusakan, kebutuhan untuk simetri

atau ketepatan, atau pikiran seksual atau agama terlarang.2,7,8

8. Preokupasi

Merupakan pikiran terpaku hanya pada sebuah idea saja, yang

biasanya berhubungan dengan keadaan yang bernada emosional yang

kuat. Ini belum merupakan, tetapi dapat menjadi obsesi.2

9. Pikiran yang tidak memadai (“inadeCuate”):

Merupakan Pikiran yang eksentrik, tidak cocok dengan banyak hal,

terutama dalam pergaulan dan pekerjaan seseorang.2

10. Waham

11
Waham adalah keyakinan palsu, didasarkan kepada kesimpulan yang

salah tentang eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan

latar belakang kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.2

Defenisi ini untuk memisahkan waham-waham yang merupakan

indikator dari penyakit jiwa dari jenis-jenis lain keyakinan yang dipegang

kuat yang ditemukan diantara orang-orang yang sehat. Jadi pikiran

waham hanya dapat dimengerti atau dievaluasi dengan sedikitnya

beberapa pengetahuan dari hubungan interpersonal pasien; seperti

keterlibatan mereka terhadap agama atau kelompok politik. 1,2

Gambaran Waham

1. Waham menurut konsep dasarnya 1,9

 Waham sistematis: Keyakinan yang palsu yang digabungkan

oleh suatu tema atau peristiwa tunggal, melibatkan situasi yang

menurut pikiran dapat terjadi dikehidupan nyata.

 Waham yang kacau (Bizarre Delusion): Keyakinan palsu yang

aneh, mustahil dan sama sekali tidak masuk akal tidak berasal

dari pengalaman hidup pada umumnya.

2. Waham berdasarkan klasifikasinya 1,9

12
Dalam defenisi waham, menegaskan bahwa keyakinan harus dipegang

teguh. Aamun keyakinan mungkin saja tidak benar-benar dipegang

sebelum atau sesudah waham telah terbentuk sepenuhnya. Walaupun

beberapa waham telah terbentuk sepenuhnya dalam pikiran pasien dan

dengan keyakinan yang kuat waham lainnya berkembang lebih secara

berangsur-angsur. Dengan cara yang sama selama proses penyembuhan

daripenyakitnya seorang pasien mungkin melewati tahap dimana

peningkatan keraguan tentang keyakinannya sebelum akhirnya menolak

keyakinan itu sebagai suatu hal yang palsu. Fenomena ini disebut waham

parsial. Adalah cara yang sangat aman menggunakan istilah waham

parsial (hanya jika itu dikenali sebelumnya sebagai waham komplit atau

dengan melihat ke belakang) untuk mendapat perkembangan lebih lanjut

menuju waham komplit. waham parsial terkadang ditemukan selama

tingkat dini skizofrenia.

3. Menurut Onsetnya 1,9

Waham juga dikategorikan dalambentuk primer dan sekunder

 Waham Primer (autochthonous)

Merupakan salah satu Waham yang muncul secara tiba-tiba dan dengan

keyakinan penuh namun tanpa peranan perilaku kejiwaan kearah itu.

13
Contoh : Seorang pasien mungkin secara tiba-tiba dan penuh keyakinan

bahwa dia sedang mengalami perubahan kelamin, tanpa pernah

memikirkan hal itu sebelumnya dan tanpa ada ide atau kejadian

sebelumnya yang dapat dimengerti atas kesimpulan tersebut. Keyakinan

datang di dalam pikiran secara tiba-tiba dibentuk penuh dan dalam bentuk

keyakinan sempurna. Agaknya hal tersebut merupakan ekspresi langsung

dari proses patologi penyebab penyakit jiwa-satu gejala primer. Tidak

semua waham primer dimulai dengan suatu ide, suatu mood waham atau

persepsi waham juga dapat muncul tiba-tiba dan tanpa pendahuluan

untuk menjelaskan hal tersebut. Tentu saja pasien untuk mengingat saat-

saat tepat dari sesuatu yang tidak biasa dan sering mempengaruhi

keadaan jiwa dan untuk alasan ini, merupakan hal yang sulit untuk

meyakini apa yang disebut primer.

 Waham Sekunder

Dimana keyakinan waham dapat dijelaskan atau dinilai sebagai

perluasan dari keyakinan kultur atau mood. waham sekunder dapat

dimengerti saat diperoleh dari beberapa pengalaman yang tidak wajar

sebelumnya. Akhirnya mungkin menjadi beberapa jenis, seperti halusinasi

(Contoh seseorang yang mendengar suara-suara mungkin akan menjadi

14
percaya bahwa ia telah diikuti) suatu mood (contoh seseorang yang

sebelumnya mengalami depresi mungkin percaya bahwa orang-orang

berpikir ia tidak berharga) atau existing delusion (contoh seseorang

dengan Waham bahwa ia telah kehilangan seluruh uangnya akan

mempercayai bahwa ia akan dipenjara karena tidak bayar hutang).

Beberapa waham sekunder kelihatannya memiliki sebuah fungsi integratif

membuat pengalaman asli menjadi lebih dapat dimengerti pasien seperti

contoh pertama diatas. Yang lainnya kelihatan sebaliknya menambah rasa

penyiksaan atau kegagalan seperti pada contoh ketiga.

4. Pengalaman waham Lainnya. 1,9

 Mood Waham

Saat seorang pasien pertama kali mengalami sebuah waham, ia juga

memiliki sebuah respon emosional dan mengartikan lingkungannya

dengan cara yang baru. Kadang-kadang kejadiannya terbalik.

Pengalaman pertama merupakan sebuah perubahan mood, seringkali

sebuah perasaan cemas dengan prasangka bahwa beberapa kejadian

menakutkan akan terjadi dan kemudian waham terjadi. Di Jerman,

perubahan mood ini disebut washtimmung, sebuah istilah yang biasanya

diartikan sebagai mood waham. Dengan kata lain mood Waham (Atmosfir

15
Waham) adalah suatu keadaan yang membibungkan, suatu perasaan

yang aneh atau gaib atau ganjil sedang terjadi melibatkan pasien tapi

dengan cara yang tidak spesifik.

 Persepsi waham

Mengacu kepada pengalaman dari penafsiran sebuah persepsi yang

normal dengan pengertian Waham, yang mana hal ini memiliki makna

pribadi yang begitu besar bagi pasien. Contoh waham fregoli : illusion

desosies sindrom capgras.

 Memori Waham

Adalah ingatan dari suatu kejadian adalah Waham yang nyata.

5. Waham Berdasarkan Temanta 1,9

Waham dikelompokkan menurut temanya. Pengelompokan ini berguna

karena ada beberapa penyesuaian antara tema dan bentuk-bentuk utama

penyakit jiwa.

 Waham Kejar

Sebuah Waham dengan tema utama bahwa pasien diserang, diganggu,

ditipu, disiksa atau dilawan komplotan.

 Waham Referensi

16
Keyakinan bahwa objek, kejadian atau orang memiliki sebuah makna

pribadi bagi pasien. Umumnya dalam bentuk negatif diturunkan dari ide

referensi, dimana seseorang secara salah merasa bahwa ia sedang

dibicarakan orang lain.

 Waham Kebesaran

Menunjukkan kepentingan, kemampuan, kekuatan, pengetahuan atau

identitas yang berlebihan atau hubungan khusus dengan dewa atau orang

terkenal.

 Waham rasa bersalah dan Ketidakberhargaan

Ditemukan lebih sering pada penyakit depresi dan terkadang disebut

waham depresi. Tema-tema yang khas adalah kesalahan yang kecil dari

hukum pada masa yang lalu akan ditemukan dan membawa malu pada

pasien, atau kesalahannya akan membawa ganti rugi pada keluarganya.

 Waham Nihilistik

Merupakan keyakinan tentang ketiadaan beberapa orang atau sesuatu.

Tapi pengertian ini diperluas hingga termasuk ide-ide pesimis bahwa

karier pasien berakhir, ia akan mati, tidak memiliki uang atau bahwa dunia

adalah merupakan sebuah malapetaka. Waham nihilistik dihubungkan

dengan derajat ekstrim dari mood depresi.

17
 Waham Somatik

Keyakinan palsu yang menyangkut fungsi tubuh pasien. Dimana pasien

memiliki suatu cacat fisik atau kondisi medis umum.

 Waham Agama

Waham yang berisi nilai agama, lebih sering terjadi pada abad 19

daripada masa sekarang, agaknya mencerminkan bagian terbesar bahwa

agama dijalankan dalam kehidupan orang-orang biasa dimasa lalu. Suatu

keyakinan agama yang tidak

biasa dan dipegang dengan kuat ditemui diantara anggota kelompok

agama minoritas, dapat disarankan untuk berbicara kepada anggota yang

lain sebelum menentukan apakah ide-ide itu abnormal atau tidak.

 Waham Cemburu

Keyakinan palsu yang didapatkan dari kecemburuan patologis bahwa

kekasih pasien adalah tidak jujur.

 Waham Seksual atau Cinta (Erotomania)

Keduanya jarang terjadi namun jika terjadi hal ini sering terjadi pada

wanita. Waham mengenai hubungan seksual seringkali sekunder pada

halusinasi somatic yang dirasakan pada genital. Seorang wanita dengan

18
waham cinta percaya bahwa ia dicintai oleh pria yang biasanya tak dapat

digapai, dari golongan status sosial yang lebih tinggi dan kepada siapa dia

belum pernah bicara.

 Waham Pengendalian

Keyakinan bahwa tindakan, perasaan dan kemauan adalah benar-benar

berasal dan dipengaruhi atau diatur oleh orang atau kekuatan dari luar.

a. Penarikan Pikiran (thought Witdrawal)

Keyakinan bahwa pikirannya telah ditarik keluar

b. Penanaman Pikiran (thought insertion)

Keyakinan bahWa beberapa pikirannya adalah bukan miliknya telah

ditanamkan kedalam pikirannya oleh kekuatan dari luar.

c. Penyiaran Pikiran (thought broadcasting)

Keyakinan bahwa pikirannya telah diketahui oleh yang lain, seolah-olah

setiap orang dapat membaca pikirannya.

d. Pengendalian pikiran (thought control)

Keyakinan bahwa pikiran pasien dikendalikan oleh orang atau tenaga lain.

6. Menurut Ciri lainnya 1,9

19
Waham tidak hanya terdapat pada individu yang terisolasi, gangguan

waham dapat terjadi pada pasangan (folie a deux) dan pada famili (folie

en famille)

Maradon de Montyel membagi folie a deux kedalam tiga kelompok.

a. Folie impose

Bentuk gangguan yang paling sering dan klasik, orang yang

dominan mengembangkan suatu sistem waham dan secara progresif

menanamkan siswam waham tersebut kedalam orang yang biasanya

lebih muda dan lebih pasif.

b. Folie Simultanee

Sistem waham yang serupa dikembangkan secara terpisah pada

dua orang yang berhubungan erat. Perpisahan kedua orang tersebut

tidak menyebabkan perbaikan pada keduanya.

c. Folie Communiquite

Orang yang dominan terlibat dalam mengakibatkan sistem

Waham yang mirip pada orang yang tunduk, tetapi orang yang tunduk

mengembangkan sistem wahamnya sendiri, yang tidak menghilang

setelah perpisahan kedua pihak.

d. Folie Induite (Heinz Lehmann menambahkan yang keempat):

20
Satu orang dengan waham memperluas wahamnya dengan

mengambil waham dari orang kedua. Waham terbagi biasanya terjadi

dimana orang yang dominant biasanya menderita skizofrenia atau

gangguan psikotik simpleks. Pada 25% orang yang tunduk memiliki

kecacatan fisik termasuk ketulian, penyakit serebrovaskuler atau

kecacatan lain yang meningkatkan ketergantungan orang yang tunduk

terhadap yang dominan.

7. Kesesuaian antara waham dengan mood 1,9

 Waham sejalan dengan mood: Waham dengan isi yang sesuai

dengan mood.

 Waham yang tidak sejalan dengan mood: Waham dengan isi yang

tidak mempunyai hubungan dengan mood atau merupakan mood

netral.

21
BAB III

KESIMPULAN

Pikiran normal mengacu kepada komponen ide dari aktifitas mental,

proses untuk membayangkan, menilai, mengevaluasi, meramalkan,

merencanakan, menciptakan dan kemauan. Pikiran dibagi menjadi proses

(bentuk) dan isi, proses dimaksudkan sebagai cara dimana seseorang

menyatukan gagaan dan asosiasi yaitu bentuk dimana seseorang berpikir.

Sementara isi pikiran dimaksudkan pada apa yang sesungguhnya

dipikirkan oleh seseorang, gagasan, keyakinan, preokupasi, obsesi.

Inti dari gangguan isi pikiran adalah keyakinan dan bentuk pendirian

yang abnormal. Perkembangan dari ketidaknormalan mengenai keyakinan

dan pendirian harus mempertimbangkan kultur seseorang. Keyakinan

mungkin kelihatan tidak normal pada satu kultur atau subkultur mungkin

secara umum dapat diterima oleh kultur yang lain. Gangguan isi pikiran

terdiri dari, kebesaran, pikiran bunuh diri, ideas of reference, pikiran

bizarre, fobi, kompulsi, obsesi, pikiran tidak memadai, preokupasi dan

waham.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Maramis, W.F.2005 Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi

kesembilan.Airlangga University Press.Surabaya.

2. Elvira Sylvia D.2010. Buku Ajar Psikiatri. Edisi kedua. Badan

Penerbit FakultasKedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

3. Sadock. James, B. et al. 2007. Kaplan & Saddock Synopsis of

Psikiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psyciatry, Edisi Kesepuluh,

Lippincott Williams & Wilkins.

4. Francheschu, P. 2007. Theory Cognitive distortions:

personalization. University of Corsica.

5. Palmer, Prof, S. 2008. Phobias-What, Who, Why, and How To

Help. The British Psyicological Society. Leicester United Kongdom.

6. Wilson. B. 2005. Healhty Minds, Healthy Lives: Fobhia. American

Psyciatric Association.

7. Wilson. B. 2005. Healhty Minds, Healthy Lives: Obsessive-

Compulsive Disorder. American Psyciatric Association.

8. Anggraeni M. Perilaku Obsesif Kompulsif Disorder pada Peserta

Penurunan Berat Badan. Universitas Brawijaya.

9. Camellia Vita. Waham Secara Klinik. Tidak Diterbitkan.Universitas

Sumatera Utara.

23

Anda mungkin juga menyukai