Tugas Makalah Kep Keluarga Teguh Ananda Mustakim Terbaru
Tugas Makalah Kep Keluarga Teguh Ananda Mustakim Terbaru
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH :
NPM : 2230137P
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segalanya berkat
limpahan rahmatnya yang mana telah memberikan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalahaskep yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. T
dengan Asma Bronchiale”.
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi
penulisan. Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing NS. Yance Hidayat, S.Kep. M.Kep
Akhir dengan rendah hati dan hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada
umumnya, semoga Allah SWT memberi berkahnya bagi kita semua. Amiin
Penulis
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................1
Tujuan........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................4
Konsep Keluarga.......................................................................................4
Konsep Asma Bronchiale..........................................................................12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA..............................................22
Pengkajian.....................................................................................................22
Data Fokus....................................................................................................30
Analisis Data.................................................................................................30
Intervensi Keperawatan.................................................................................32
Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan....................................................35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................38
Kesimpulan................................................................................................38
Saran..........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................40
LAMPIRAN
BAB I
KONSEP DASAR ASMA
1. Definisi Asma
Asma adalah keadaan klinik yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang
reversible, dipisahkan oleh masa dimana ventilasi relatif normal. (Selvia, A. Price, 1994).
Menurut the American Thoracic Society (1962) asma adalah penyakit dengan ciri
meningkatkan respon trakhea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan
manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya berubah-ubah baik
secara spontan maupun dari hasil pengobatan.
2. Etiologi Asma
Penyebab utama dari asma belum jelas, kelainan utama dari asma diduga
disebabkan karena hipersensitifitas dari cabang-cabang bronkus. Pada individu yang
rentan, lapisan dari cabang-cabang bronkial tersebut akan menjadi lebih sensitif.
Kerentanan dari suatu individu kemungkinan diturunkan secara genetik. Munculnya
kerentanan ini disebabkan oleh adanya perubahan terhadap atau rangsangan yang
berlebihan dengan faktor-faktor lingkungan, seperti pemaparan dengan bahan alergan
atau iritan. (Anthony Crockett, 1997).
Faktor-faktor yang menjadi pencentus yang sering menimbulkan serangan asma
adalah :
a. Alergen utama : debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan
b. Iritan seperti : asap, bau-bauan, polutan
c. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus
d. Perubahan cuaca yang ekstrim
e. Kegiatan jasmani yang berlebihan
f. Lingkungan kerja
g. Obat-obatan
h. Emosi
i. Lain-lain seperti rofluks gastro esofagus
3. Jenis-jenis Asma
Asma sering dicirikan sebagai alergi, idropatik / non alergi atau gabungan :
a. Asma Alergik
Adalah asma yang disebabkan oleh allergen
b. Asma idropatik / non alergik
Adalah asma yang tidak berhubungan dengan alergan spesifik
Misalnya : infeksi traktus respiratorius, emosi atau agen farmakologi
c. Asma Gabungan
Merupakan bentuk asma yang paling umum.
4. Tingkat-tingkat Asma
Asma dapat dibagi atas tiga tingkat :
a. Asma Bronkiale
Yaitu asma bronkonspasme / penyempitan bronkus yang sifatnya reversible dengan
latar belakang alergi.
b. Status Asmatikus
Yaitu asma dengan intensitas serangan yang tinggi dan tidak memberikan reaksi
dengan obat-obatan yang konvensional.
c. Asthmatis Emeergensi
Yaitu asma yang dapat menyebabkan kematian.
5. Patofisiologi
Sampai saat ini patofisiologi maupun etiologi asma belum diketahui secara pasti.
Berbagai teori tentang patofisiologi telah diajukan, tapi yang paling disepakati banyak
ahli adalah yang berdasarkan gangguan syaraf autonom dan sistem imun.
Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk terhadap
lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (tg E) kemudian menyerang sel-sel metosit
dalam paru. Ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel
metosit seperti histamine, bradikinin dan prostaglandin. Pelepasan mediator ini dalam
jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan
bronkospasme, pembengkakan membran mukosa dan pembentukan mukus yang sangat
banyak.
Sistem syaraf otonom mempersyarafi paru. Tonus otot bronkial diatur oleh
impuls syaraf ragal melalui sistem parasimpatis. Pada asma idiopatik atau non alergik,
ketika ujung syaraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan
jasmani, suhu dingin, merokok, emosi dan polutan. Jumlah asetilkolin yang dilepaskan
meningkat, pelepasan ini menyebabkan bronkontrinsik.
Bronkodilatasi terjadi jika reseptor β – adrenergik yang dirangsang keseimbangan
antara reseptor α dan β – adrenergik dikendalikan terutama oleh siklik adenosis
monofosfat (CAMP). Stimulasi reseptor β mengakibatkan peningkatan tingkat CAMP,
yang menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyebabkan bronkodilatasi.
7. Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma adalah :
a. Menghilangkan abstruksi jalan nafas dengan segera
b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencentuskan serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita / keluarga mengenai penyakit asma baik
dalam cara pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya, sehingga
penderita mengenal tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter
yang merawatnya.
Terdapat enam golongan utama obat untuk pengobatan asma, antara lain :
a. Beta-2 agnois (kerja singkat dan kerja panjang)
Sebagai bronkodilator yang merangsang beta-2 adrenergik di otot polos bronchial
yang menyebabkan relaksasi otot.
b. Teofilin, sebagai bronko dilator dengan sedikit efek rangsangan pusat
c. Antikoligernik, sebagai bronkodilator yang menghambat saraf vagus pasca ganglionik
sehingga mengurangi bronkokontriksi
d. Kortikosteroid, pencegahan antio inflasmasi, mengurangi kekentalan mukus
e. Disodium kromoglikat dan sodium medrokomil, untuk anti inflamasi sebagai
pencegahan.
8. Komplikasi
a. Bronkitis
Yaitu inflamasi pada mukosa bronkus
b. Atelektesis
Yaitu ekspansi paru yang tidak sempurna sehingga terjadi penurunan pertukaran gas
c. Pneumothorax
Yaitu keadaan terdapatnya udara dalam kavump pleura yang terjadi akibat ruptur
pleura vasseralis atau akibat perforasi dinding dada
d. Pneumomediastium
Yaitu udara yang terdapat dalam jaringan mediastium
e. Gagal nafas
Yaitu suatu kegagalan dari paru untuk melaksanakan pertukaran gas sehingga
menyebabkan CO2 dalam darah meningkat.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. T DENGAN TAHAPAN
PERKEMBANGAN KELUARGA ANAK USIA SEKOLAH DI DESA AIR
MELES BAWAH KEC. CURUP TIMUR KAB. REJANG LEBONG
A. Pengkajian
I. Data umum
1. Kepala keluarga : Tn. T ( 33 thn )
2. Alamat : Ds.Air Meles Bawah
3. Pekerjaan kepala keluarga : ASN
4. Pendidikan kepala keluarga : D III
5. Komposisi keluarga
Hub. Imunisasi Ket
Pendi-
No Nama JK dgn. Umur Pekerjaan
dikan BCG Polio DPT Hepatitis Campak
Klrg
1. Ny. E P Istri 33 th D III IRT √ √ √ √ √ -
2. An.M L Anak 10 th SD Pelajar √ √ √ √ √ -
Genograf
Keterangan
6. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. T adalah keluarga inti ( nuclear family ) dimana dalam satu
rumah terdapat ayah, ibu, dan 1 anak.
7. Suku Bangsa
Anggota keluarga Tn. T berasal dari suku rejang dan berwarga Negara Indonesia.
Bahasa sehari-hari yang digunakan anggota keluarga Tn. T adalah bahasa daerah.
8. Agama
Agama yang dianut dalam keluarga Tn. T adalah agama Islam. Mereka percaya
bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga baik sehat maupun sakit adalah
takdir dari Allah SWT yang harus diterima sebagai suatu teguran.
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. T bekerja sebagai Pensiunan PNS dengan penghasilan sekitar ± Rp
3000.000,- perbulan. Sedangkan Ny. E adalah IRT. Kebutuhan Tn. T hanya
cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya kesehatan, dan biaya Kuliah 1
anaknya. Pengaturan keuangan keluarga dipegang oleh Ny. E. Jadi status
ekonomi keluarga Tn. T termasuk dalam status ekonomi sedang.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Bila tidak bekerja Tn. T dan keluarganya refreshing 1 kali dalam seminggu ke
objek wisata atau berkunjung ke rumah family.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
11. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tn. T mempunyai 1 orang anak dalam masa sekolah berusia 10 tahun. Maka
keluarga Tn. T saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga dengan usia
sekolah.
12. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah tahap perkembangan
masa sekolah, anaknya sering keluar untuk bermain tetapi kadang Tn. T tidak
tahu anaknya bermain dimana.
13. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Dalam keluarga Tn. T tidak ada riwayat penyakit menular dan menahun. Riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga sebagai berikut :
Kepala keluarga : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan Tn. T untuk
berobat dan rawat inap sakit.
Istri : Tn. T menderita asma sejak 12 tahun yang lalu, sering mengalami sesak
nafas tiba-tiba bila terkena debu, bersin, tertawa, atau bicara keras dan
kecapaian. Bila merasa asmanya akan kambuh, Tn. T segera Konsumsi obat dari
dokter spesialis Paru berupa inhaler dan spray, ventolin dan symbicort ). Bila
diajak bicara lama nafasnya tampak tersengal. Bila sedang membersihkan
sesuatu dalam rumah Tn. T tidak pernah memakai masker untuk melindungi
saluran pernafasannya.
Anak Tn. T : Tidak riwayat sakit yang mengharuskan untuk berobat dan rawat
inap di rumah sakit.
14. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dari pihak keluarga Tn. T dan Ny. E tidak ada yang menderita penyakit menular
ataupun penyakit keturunan.
2
5 4 3 6
8
7
10
9
11
Keterangan :
1 - 3 : Kamar Tidur
4 : Ruang Tamu
5-6: Kamar Kosong
7: Dapur
8: Ruang Makan
9: Tempat Jemuran
10: Kamar Mandi
11: WC
16. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Rumah keluarga Tn. T dengan tetangga sangat berdekatan. Hubungan antar
tetangga juga terjaga baik karena lingkungan tempat tinggal Tn. T masih
mengutamakan kebersamaan. Warga memiliki kebiasaan dan tradisi mengadakan
pengajian setiap malam jum’at. Pengajian berlangsung dirumah masing-masing
secara bergantian. Selain pengajian juga diadakan arisan dan terbangan yang
kegiatannya sama seperti pengajian tetapi berbeda hari.
17. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. T dan keluarga sejak kecil tinggal di Desa Air Meles Bawah Ke. Curup timur.
18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Setiap hari baik siang, sore, malam keluarga Tn. T selalu meluangkan waktu
untuk berkumpul. Keluarga Tn. T selalu berinteraksi dengan masyarakat sekitar
dengan baik.
19. Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga Tn. T yang berada dirumah ada 3 orang, semua dalam
keadaan sehat kecuali Tn. T. Selama ini bila ada anggota keluarg yang sakit,
keluarga Tn. T sebisa mungkin mengatasi sendiri dengan memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada seperti puskesmas ataupun rumah sakit.
V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afeksi
Keluarga Tn. T saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Tn. T selalu
mendukung apa yang dilakukan anaknya selama dalam batas kewajaran dan tidak
melanggar etika dan sopan santun. Tn. T juga menerapkan demokrasi dalam
mengatasi permasalahan yang ada dalam keluarga.
25. Fungsi Sosial
Interaksi antar anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga
masih memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan santun dalam
berperilaku.
26. Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit, namun pengetahuan
mengenai penanganan jika mengalami kekambuhan kurang. Terbukti saat Tn.
T merasakan penyakitnya kambuh, dia hanya bergantung pada obat.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat
Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya.
Anggota keluarga cukup peka terhadap anggota keluarga yang sakit.
Namun, kadang masalah kesehatan tersebut dianggap sepele atau tidak
begitu diperhatikan secara lebih lanjut.
Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh dan
selalu mencari solusi yang tepat jika ada keluarga yang sakit.
Keluarga sangat cemas dengan kemungkinan penyakit yang menyerang
anggota keluarga yang lain.
Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehata secara positif.
Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan yang
dilakukan jika masalah kesehatan muncul dalam keluarga, sehingga tidak
dapat mengambil keputusan.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga sedikit
mengerti mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan kekambuhan dan yang
perlu dilakukan untuk mencegah kekambuahan.
Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan
tenaga kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan
penyembuhan pada tenaga kesehatan. Namun bila sakitnya masih tergolong
ringan, keluarga cukup menganjurkan istirahat, pemenuhan kebutuhan dan
mengkonsumsi obat generic apotek kepada anggota keluarga yang sakit.
Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan agar dapat
membantu proses penyembuhan.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Anggota keluarga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota keluarga
dan mengerti tentang sumber keluarga yang dimiliki.
Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih
dapat mencegah penyebaran berbagai penyakit.
Keluarga mengerti dan menyadari tentang pentingnya hygiene sanitasi untuk
menciptakan rumah yang sakit.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan di
masyarakat
Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitas-fasilitas kesehatan
yang ada disekitar.
Keluarga memahami dan mengerti keuntungan yang diperoleh jika mereka
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
Keluarga percaya terhadap tenaga dan fasilitas kesehatan.
Fasilitas kesehatan yang ada sangat terjangkau oleh keluarga.
27. Fungsi Reproduksi
- Jumlah anak yang dimiliki Tn. T ada 1 yaitu laki-laki.
- Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga jarak
kelahiran anak satu dengan yang lain.
- Tn. T dn Ny. E menggunakan metode program KB implant.
28. Fungsi ekonomi
- Keluarga hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliah
tetapi terkadang menyisihkan sebagian uang untuk keperluan yang tidak
terduga bila ada uang lebih.
- Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada seperti,
puskesmas, poliklinik, dan rumah sakit.
Data focus
a. Data subjektif
- Ny. E dan keluarga tahu penyakit Tn. T adalah asma.
- Tn. T mengatakan dia menderita asma sejak 12 tahun yang lalu.
- Tn. T mengatakan sering mengalami sesak nafas tiba-tiba.
- Tn. T mengatakan bila asmanya kambuh badan menjadi lemas dan keluar keringat
dingin.
- Tn. T mengatakan bila sedang bersin-bersin, terkena debu, suhu dingin, akan
bersin dan akhirnya sesak nafas.
- Tn. T mengatakan bila sedang membersihkan rumah tidak pernah memakai
masker.
- Tn. T mengatakan bila asmanya kambuh hanya bergantung pada obat.
b. Data objektif
- Bila diajak bicara lama, nafas tampak tersengal / terengah-engah.
- RR : 28 x/mnt
- TD : 125 / 80 Mm Hg
- S : 36, 5ºC
- Obat yang dikonsumsi Tn. T yang Yaitu Ventoline spray dan Symbicort Inhaler.
- Bentuk dada Tn. T normo chest, suara paru : wheezing.
- Terdapat retraksi dinding dada.
I. Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : - Ketidakmampuan Ketidakefektif
- Tn. T mengatakan sering keluarga dalam an pola nafas
mengalami sesak nafas. mengenal pada Tn.T
- Ny. E dan keluarga tahu masalah
penyakit asma tapi tidak tahu kesehatan.
penyakit asma adalah sesak - Ketidakmampuan
nafas. keluarga dalam
- Ny. E mengatakan dia merawat anggota
menderita asma sejak 12 keluarga yang
tahun yang lalu. sakit.
Do :
- Bila diajak bicara lama, nafas
tampak tersengal.
- Terdapat retraksi dada.
- TD : 130 / 80 Mm Hg
-
- RR : 28 x/mnt
2. Ds :
- Tn. T mengatakan bila - Ketidakmampuan Resiko terjadi
asmanya kambuh badan keluarga serangan ulang
menjadi lemas dan keluar mengambil asma pada Tn.
keringat dingin. keputusan T
- Tn. T mengatakan bila sedang mengenai
bersin, terkena debu, suhu tindakan
dingin akan sesak nafas. kesehatan yang
- Tn. T mengatakan bila sedang tepat.
membersihkan rumah tidak
pernah memakai masker.
- Tn. T mengatakan bila
asmanya kambuh hanya
bergantung pada obat.
- Do :
- TD : 130 / 80 Mm Hg
- RR : 28 x/mnt
- Obat yang dikonsumsi Tn. T
Ventolin dan Symbicort
Jumlah 3 1/3
IV. Prioritas Diagnosis Keperawatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada dua diagnosa keperawatan keluarga yang muncul di keluarga Tn. T. Yakni:
Ketidakefektifan pola nafas pada Tn. T berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit dan Resiko terjadi serangan ulang asma pada
Tn. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Dalam penanganannya maka dilakukan
scoring sebelum dilakukan asuhan keperawatan oleh perawat.
B. Saran
Untuk pembaca agar bisa mengkaji masalah keperawatan di keluarga secara
menyeluruh dan melakukan scoring sebelum menerapkan asuhan keperawatan
keluarga.