Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA TN.T DENGAN ASMA BRONCHIALE

DOSEN PEMBIMBING

NS. YANCE HIDAYAT, S.KEP. M.KEP

DISUSUN OLEH :

NAMA : TEGUH ANANDA MUSTAKIM

NPM : 2230137P

KELAS : S1 KEPERAWATAN KONVERSI KEPAHIANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (S1)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segalanya berkat
limpahan rahmatnya yang mana telah memberikan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalahaskep yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. T
dengan Asma Bronchiale”.

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi
penulisan. Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing NS. Yance Hidayat, S.Kep. M.Kep

Akhir dengan rendah hati dan hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada
umumnya, semoga Allah SWT memberi berkahnya bagi kita semua. Amiin

Kepahiang,10 Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1

Latar Belakang...........................................................................................1
Tujuan........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................4

Konsep Keluarga.......................................................................................4
Konsep Asma Bronchiale..........................................................................12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA..............................................22

Pengkajian.....................................................................................................22
Data Fokus....................................................................................................30
Analisis Data.................................................................................................30
Intervensi Keperawatan.................................................................................32
Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan....................................................35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................38

Kesimpulan................................................................................................38
Saran..........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................40

LAMPIRAN
BAB I
KONSEP DASAR ASMA

1. Definisi Asma
Asma adalah keadaan klinik yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang
reversible, dipisahkan oleh masa dimana ventilasi relatif normal. (Selvia, A. Price, 1994).
Menurut the American Thoracic Society (1962) asma adalah penyakit dengan ciri
meningkatkan respon trakhea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan
manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya berubah-ubah baik
secara spontan maupun dari hasil pengobatan.

2. Etiologi Asma
Penyebab utama dari asma belum jelas, kelainan utama dari asma diduga
disebabkan karena hipersensitifitas dari cabang-cabang bronkus. Pada individu yang
rentan, lapisan dari cabang-cabang bronkial tersebut akan menjadi lebih sensitif.
Kerentanan dari suatu individu kemungkinan diturunkan secara genetik. Munculnya
kerentanan ini disebabkan oleh adanya perubahan terhadap atau rangsangan yang
berlebihan dengan faktor-faktor lingkungan, seperti pemaparan dengan bahan alergan
atau iritan. (Anthony Crockett, 1997).
Faktor-faktor yang menjadi pencentus yang sering menimbulkan serangan asma
adalah :
a. Alergen utama : debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan
b. Iritan seperti : asap, bau-bauan, polutan
c. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus
d. Perubahan cuaca yang ekstrim
e. Kegiatan jasmani yang berlebihan
f. Lingkungan kerja
g. Obat-obatan
h. Emosi
i. Lain-lain seperti rofluks gastro esofagus
3. Jenis-jenis Asma
Asma sering dicirikan sebagai alergi, idropatik / non alergi atau gabungan :
a. Asma Alergik
Adalah asma yang disebabkan oleh allergen
b. Asma idropatik / non alergik
Adalah asma yang tidak berhubungan dengan alergan spesifik
Misalnya : infeksi traktus respiratorius, emosi atau agen farmakologi
c. Asma Gabungan
Merupakan bentuk asma yang paling umum.

4. Tingkat-tingkat Asma
Asma dapat dibagi atas tiga tingkat :
a. Asma Bronkiale
Yaitu asma bronkonspasme / penyempitan bronkus yang sifatnya reversible dengan
latar belakang alergi.
b. Status Asmatikus
Yaitu asma dengan intensitas serangan yang tinggi dan tidak memberikan reaksi
dengan obat-obatan yang konvensional.
c. Asthmatis Emeergensi
Yaitu asma yang dapat menyebabkan kematian.

5. Patofisiologi
Sampai saat ini patofisiologi maupun etiologi asma belum diketahui secara pasti.
Berbagai teori tentang patofisiologi telah diajukan, tapi yang paling disepakati banyak
ahli adalah yang berdasarkan gangguan syaraf autonom dan sistem imun.
Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk terhadap
lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (tg E) kemudian menyerang sel-sel metosit
dalam paru. Ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel
metosit seperti histamine, bradikinin dan prostaglandin. Pelepasan mediator ini dalam
jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan
bronkospasme, pembengkakan membran mukosa dan pembentukan mukus yang sangat
banyak.
Sistem syaraf otonom mempersyarafi paru. Tonus otot bronkial diatur oleh
impuls syaraf ragal melalui sistem parasimpatis. Pada asma idiopatik atau non alergik,
ketika ujung syaraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan
jasmani, suhu dingin, merokok, emosi dan polutan. Jumlah asetilkolin yang dilepaskan
meningkat, pelepasan ini menyebabkan bronkontrinsik.
Bronkodilatasi terjadi jika reseptor β – adrenergik yang dirangsang keseimbangan
antara reseptor α dan β – adrenergik dikendalikan terutama oleh siklik adenosis
monofosfat (CAMP). Stimulasi reseptor β mengakibatkan peningkatan tingkat CAMP,
yang menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyebabkan bronkodilatasi.

6. Tanda dan Gejala


Gambaran klinis asma adalah serangan episodik batuk, mengi dan sesak nafas.
Pada awal serangan sering gejala tidak jelas seperti rasa berat di dada. Asma yang
gejalanya hanya batuk tanpa disertai mengi dikenal dengan istilah Cough Variant
Asthma. Pada asma alergik mungkin disertai pilek atau bersin. Pasien asma alergik juga
memberikan gejala terhadap faktor pencentus non alergik seperti asap dan lain-lain.
(Heru Sundari, 1996 : 23).

7. Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma adalah :
a. Menghilangkan abstruksi jalan nafas dengan segera
b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencentuskan serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita / keluarga mengenai penyakit asma baik
dalam cara pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya, sehingga
penderita mengenal tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter
yang merawatnya.
Terdapat enam golongan utama obat untuk pengobatan asma, antara lain :
a. Beta-2 agnois (kerja singkat dan kerja panjang)
Sebagai bronkodilator yang merangsang beta-2 adrenergik di otot polos bronchial
yang menyebabkan relaksasi otot.
b. Teofilin, sebagai bronko dilator dengan sedikit efek rangsangan pusat
c. Antikoligernik, sebagai bronkodilator yang menghambat saraf vagus pasca ganglionik
sehingga mengurangi bronkokontriksi
d. Kortikosteroid, pencegahan antio inflasmasi, mengurangi kekentalan mukus
e. Disodium kromoglikat dan sodium medrokomil, untuk anti inflamasi sebagai
pencegahan.

8. Komplikasi
a. Bronkitis
Yaitu inflamasi pada mukosa bronkus
b. Atelektesis
Yaitu ekspansi paru yang tidak sempurna sehingga terjadi penurunan pertukaran gas
c. Pneumothorax
Yaitu keadaan terdapatnya udara dalam kavump pleura yang terjadi akibat ruptur
pleura vasseralis atau akibat perforasi dinding dada
d. Pneumomediastium
Yaitu udara yang terdapat dalam jaringan mediastium
e. Gagal nafas
Yaitu suatu kegagalan dari paru untuk melaksanakan pertukaran gas sehingga
menyebabkan CO2 dalam darah meningkat.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. T DENGAN TAHAPAN
PERKEMBANGAN KELUARGA ANAK USIA SEKOLAH DI DESA AIR
MELES BAWAH KEC. CURUP TIMUR KAB. REJANG LEBONG

A. Pengkajian
I. Data umum
1. Kepala keluarga : Tn. T ( 33 thn )
2. Alamat : Ds.Air Meles Bawah
3. Pekerjaan kepala keluarga : ASN
4. Pendidikan kepala keluarga : D III
5. Komposisi keluarga
Hub. Imunisasi Ket
Pendi-
No Nama JK dgn. Umur Pekerjaan
dikan BCG Polio DPT Hepatitis Campak
Klrg
1. Ny. E P Istri 33 th D III IRT √ √ √ √ √ -
2. An.M L Anak 10 th SD Pelajar √ √ √ √ √ -

Genograf
Keterangan

6. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. T adalah keluarga inti ( nuclear family ) dimana dalam satu
rumah terdapat ayah, ibu, dan 1 anak.
7. Suku Bangsa
Anggota keluarga Tn. T berasal dari suku rejang dan berwarga Negara Indonesia.
Bahasa sehari-hari yang digunakan anggota keluarga Tn. T adalah bahasa daerah.
8. Agama
Agama yang dianut dalam keluarga Tn. T adalah agama Islam. Mereka percaya
bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga baik sehat maupun sakit adalah
takdir dari Allah SWT yang harus diterima sebagai suatu teguran.
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. T bekerja sebagai Pensiunan PNS dengan penghasilan sekitar ± Rp
3000.000,- perbulan. Sedangkan Ny. E adalah IRT. Kebutuhan Tn. T hanya
cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya kesehatan, dan biaya Kuliah 1
anaknya. Pengaturan keuangan keluarga dipegang oleh Ny. E. Jadi status
ekonomi keluarga Tn. T termasuk dalam status ekonomi sedang.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Bila tidak bekerja Tn. T dan keluarganya refreshing 1 kali dalam seminggu ke
objek wisata atau berkunjung ke rumah family.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
11. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tn. T mempunyai 1 orang anak dalam masa sekolah berusia 10 tahun. Maka
keluarga Tn. T saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga dengan usia
sekolah.
12. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah tahap perkembangan
masa sekolah, anaknya sering keluar untuk bermain tetapi kadang Tn. T tidak
tahu anaknya bermain dimana.
13. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Dalam keluarga Tn. T tidak ada riwayat penyakit menular dan menahun. Riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga sebagai berikut :
 Kepala keluarga : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan Tn. T untuk
berobat dan rawat inap sakit.
 Istri : Tn. T menderita asma sejak 12 tahun yang lalu, sering mengalami sesak
nafas tiba-tiba bila terkena debu, bersin, tertawa, atau bicara keras dan
kecapaian. Bila merasa asmanya akan kambuh, Tn. T segera Konsumsi obat dari
dokter spesialis Paru berupa inhaler dan spray, ventolin dan symbicort ). Bila
diajak bicara lama nafasnya tampak tersengal. Bila sedang membersihkan
sesuatu dalam rumah Tn. T tidak pernah memakai masker untuk melindungi
saluran pernafasannya.
 Anak Tn. T : Tidak riwayat sakit yang mengharuskan untuk berobat dan rawat
inap di rumah sakit.
14. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dari pihak keluarga Tn. T dan Ny. E tidak ada yang menderita penyakit menular
ataupun penyakit keturunan.

III. Data Lingkungan


15. Karakteristik Rumah
Keluarga Tn. T tinggal dirumah mereka sendiri dengan luas rumah 8x12 m,
dengan tipe rumah permanen. Mempunyai 9 ruangan yang terdiri dari 3 kamar
tidur masing-masing mempunyai jendela, 1 ruang tamu, 1 ruang dapur, 1 tempat
untuk mencuci, 1 kamar mandi, 1 wc, 1 ruang kosong untuk menyimpan barang
yang tidak terpakai. Peletakan peerabot rumah tangga tertata rapi di setiap
ruangan. Sumber air keluarga Tn. T menggunakan sumur gali yang dialirkan
menggunakan sumur pompa. Jarak sumur dengan septi tank sekitar ± 10 meter.
Ventilasi dirumah Tn. T cukup karena jendela rumah selalu terbuka setiap hari
jadi udara didalam rumah selalu berganti. Untuk pencahayaan disiang dan malam
hari cukup karena tidak ada ruangan yang gelap. Halaman rumah Tn. T tidak luas
dan tidak mempunyai pekarangan.
Denah Rumah :

2
5 4 3 6
8
7
10
9
11

Keterangan :
1 - 3 : Kamar Tidur
4 : Ruang Tamu
5-6: Kamar Kosong
7: Dapur
8: Ruang Makan
9: Tempat Jemuran
10: Kamar Mandi
11: WC
16. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Rumah keluarga Tn. T dengan tetangga sangat berdekatan. Hubungan antar
tetangga juga terjaga baik karena lingkungan tempat tinggal Tn. T masih
mengutamakan kebersamaan. Warga memiliki kebiasaan dan tradisi mengadakan
pengajian setiap malam jum’at. Pengajian berlangsung dirumah masing-masing
secara bergantian. Selain pengajian juga diadakan arisan dan terbangan yang
kegiatannya sama seperti pengajian tetapi berbeda hari.
17. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. T dan keluarga sejak kecil tinggal di Desa Air Meles Bawah Ke. Curup timur.
18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Setiap hari baik siang, sore, malam keluarga Tn. T selalu meluangkan waktu
untuk berkumpul. Keluarga Tn. T selalu berinteraksi dengan masyarakat sekitar
dengan baik.
19. Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga Tn. T yang berada dirumah ada 3 orang, semua dalam
keadaan sehat kecuali Tn. T. Selama ini bila ada anggota keluarg yang sakit,
keluarga Tn. T sebisa mungkin mengatasi sendiri dengan memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada seperti puskesmas ataupun rumah sakit.

IV. Stuktur Keluarga


20. Struktur Peran
Keluarga Tn. T mempunyai jabatan dilingkungan masyarakat. Masing-masing
anggota keluarga menjalankan tugas dan fungsinya sesuai peran formal dan
informal.
Formal : Tn. T sebagai suami dan kepala keluarga, mencari nafkah, sebagai ayah.
Informal : Tn. T sebagai ASN yang bekerja di Rumah Sakit.
Formal : Ny. E sebagai ibu rumah tangga, pengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh bagi anaknya.
Formal : Anaknya berperan sebagai anak sesuai dengan perkembangannya yaitu
pelajar yang menuntut ilmu di sekolah dasar.
21. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. T sebagai keluarga suku rejang selalu mengedepankan masalah
etika dan tata krama, yang tua harus menuntun yang muda dan yang muda harus
menghormati yang tua selama yang tua dapat dicontoh atau tidak melanggar
norma yang berlaku baik dalam keluarga maupun di masyarakat.
22. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah bahasa daerah. Komunikasi
antar anggota keluarga saling terbuka, bila ada masalah dalam keluarga atau ada
keinginan selalu dibicarakan.
23. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam mempengaruhi anggota keluarga maupun orang lain khususnya dalam
bidang kesehatan, keluarga Tn. T mempunyai peran kedalam dan keluar yaitu:
Peran psikologis : bila ada seseorang yang sakit maka Tn. T menganjurkan untuk
segera berobat.
Peran kesehatan : keluarga Tn. T selalu membawa anggota keluarga ke rumah
sakit bila ada sakit.
Peran material : keluarga Tn.T bila ada uang lebih selalu menyisihkan uang untuk
biaya kesehatan agar suatu saat bila ada anggota keluarga yang sakit tidak
bingung mencari biaya.
Peran spiritual : keluarga selalu berdoa agar penyakit asma yang diderita Tn. T
bisa sembuh secara total.

V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afeksi
Keluarga Tn. T saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Tn. T selalu
mendukung apa yang dilakukan anaknya selama dalam batas kewajaran dan tidak
melanggar etika dan sopan santun. Tn. T juga menerapkan demokrasi dalam
mengatasi permasalahan yang ada dalam keluarga.
25. Fungsi Sosial
Interaksi antar anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga
masih memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan santun dalam
berperilaku.
26. Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit, namun pengetahuan
mengenai penanganan jika mengalami kekambuhan kurang. Terbukti saat Tn.
T merasakan penyakitnya kambuh, dia hanya bergantung pada obat.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat
 Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya.
 Anggota keluarga cukup peka terhadap anggota keluarga yang sakit.
Namun, kadang masalah kesehatan tersebut dianggap sepele atau tidak
begitu diperhatikan secara lebih lanjut.
 Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh dan
selalu mencari solusi yang tepat jika ada keluarga yang sakit.
 Keluarga sangat cemas dengan kemungkinan penyakit yang menyerang
anggota keluarga yang lain.
 Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehata secara positif.
 Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan yang
dilakukan jika masalah kesehatan muncul dalam keluarga, sehingga tidak
dapat mengambil keputusan.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
 Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga sedikit
mengerti mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan kekambuhan dan yang
perlu dilakukan untuk mencegah kekambuahan.
 Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan
tenaga kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan
penyembuhan pada tenaga kesehatan. Namun bila sakitnya masih tergolong
ringan, keluarga cukup menganjurkan istirahat, pemenuhan kebutuhan dan
mengkonsumsi obat generic apotek kepada anggota keluarga yang sakit.
 Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan agar dapat
membantu proses penyembuhan.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
 Anggota keluarga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota keluarga
dan mengerti tentang sumber keluarga yang dimiliki.
 Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih
dapat mencegah penyebaran berbagai penyakit.
 Keluarga mengerti dan menyadari tentang pentingnya hygiene sanitasi untuk
menciptakan rumah yang sakit.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan di
masyarakat
 Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitas-fasilitas kesehatan
yang ada disekitar.
 Keluarga memahami dan mengerti keuntungan yang diperoleh jika mereka
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
 Keluarga percaya terhadap tenaga dan fasilitas kesehatan.
 Fasilitas kesehatan yang ada sangat terjangkau oleh keluarga.
27. Fungsi Reproduksi
- Jumlah anak yang dimiliki Tn. T ada 1 yaitu laki-laki.
- Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga jarak
kelahiran anak satu dengan yang lain.
- Tn. T dn Ny. E menggunakan metode program KB implant.
28. Fungsi ekonomi
- Keluarga hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliah
tetapi terkadang menyisihkan sebagian uang untuk keperluan yang tidak
terduga bila ada uang lebih.
- Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada seperti,
puskesmas, poliklinik, dan rumah sakit.

VI. Stress Dan Koping Keluarga


29. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
Jangka pendek : Hal yang belum dapat diselesaikan oleh keluarga Tn. T adalah
masalah kesehatan pada Tn. T yang sering kambuh. Jangka panjang : Tn. T masih
memikirkan anaknya yang masih kecil dan masih sekolah SD.
30. Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Stressor
Keluarga Tn. T khususnya Tn. T berusaha untuk mengobati asmanya dan minum
obat untuk mencegah kekambuhan.
31. Strategi Koping Yang Digunakan
Dalam menghadapi masalah yang ada dalam keluarga, keluarga Tn. T selalu
membicarakan dan memusyawarahkan untuk mengambil keputusan secara
bersama-sama agar tidak ada yang di rugikan.
32. Strategi Adaptasi Disfungsionnal
Keluarga Tn. T cukup baik dalam menghadapi semua masalah yang dihadapinya.

VII. Pemeriksaan Fisik


1 Tn. T ( 33 thn ) : kepala keluarga (Orang yang sakit)
Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda vital :
TD : 125 / 80 mm hg
N : 84 x/mnt
S : 36.5 ºC
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, kuilt bersih, bentuk mesochepal.
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
penglihatan bagus.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Hidung
Inspeksi : simetris, ada secret, Tidak ada pembesaran polip.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, lidah tidak kotor.
Palpasi : lidah terasa lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : telinga semetris, pendengaran baik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : tidak ada pembesaran tiroid.
c. Dada
inspeksi : bentuk normochest, tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur tulang iga.
Perkusi : terdengar resonansi pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi : terdengar Wheezing pada paru kanan. Bunyi jantung lup dup normal.
d. Abdomen
Inspeksi : tidak ada nodul, tidak ada acites.
Perkusi : terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
Panggul : normal
Genetalia : tidak terpasang kateter, tidak ada keluhan.
Anus : tidak terdapat hemoroid.
e. Ekstremitas
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka bekas jahitan, tidak ada kelainan
pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
2 Ny. E ( 33 thn ) : Istri/IRT
Keadaan umum : baik
Tanda- tanda vital : TD : 100/70 mm Hg R : 28 x/mnt
N : 92 x/mnt B : 59 Kg
S : 36,4 C TB : 155 cm
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, tidak berketombe.
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Hidung :
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan Faring
Inspeksi : tida ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada faringitis, lidah tidak
kotor.
Palpasi : tidak terasa lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : normo chest.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi : bunyi paru vesikuler.
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada acites.
Perkusi : terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati dan gijal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
Panggul : Ginekoid.
Ginetalia : tidak tepasang kateter.
Anus : Tidak terdapat Hemoroid.
e. Ekstremitas
Inspeksi ; Anggota gerak lengkap, tidak ada luka bekas jahitan, tidak ada kelainan
pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.
3 An.M ( 10 thn ) : anggota keluarga / anak
Keadaan umum : baik
Tanda- tanda vital : TD : 100/ 60 mm hg BB : 33 kg
N : 94 x / mnt
S : 36,8 ºC
R : 18 x / mnt
a Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus , hitam, tidak berketombe
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Hidung :
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada pembesaran polip.
Palpasi : Tida ada nyeri tekan
- Mulut dan Faring
Inspeksi : tida ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada faringitis, lidah tidak
kotor.
Palpasi : lidak terasa lunak, tidak ada nyeri tekan
- Telinga
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b Leher
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul,
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
c Dada
Inspeksi : bentuk normochest, tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur tulang iga.
Perkusi : terdengar resonansi pada paru dan redup pada jantung.
Auskultasi : terdengar vesikuler.
d Abdomen
Inspeksi : Tidak ada acites, tidak ada sikatrik.
Perkusi : terdengar timpani pada usus, dan redup pada hati dan gijal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
Panggul : Ginekoid.
Ginetalia : tidak tepasang kateter.
Anus : Tidak terdapat Hemoroid.
a. Ekstremitas
Inspeksi ; Anggota gerak lengkap, tidak ada luka bekas jahitan, tidak ada kelainan
pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.

VIII. Harapan keluarga


Keluarga Tn. T berharap kesembuhan penyakit Tn. T sembuh secara total dan
peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih baik, serta penurun biaya kesehatan agar
lebih murah.

Data focus
a. Data subjektif
- Ny. E dan keluarga tahu penyakit Tn. T adalah asma.
- Tn. T mengatakan dia menderita asma sejak 12 tahun yang lalu.
- Tn. T mengatakan sering mengalami sesak nafas tiba-tiba.
- Tn. T mengatakan bila asmanya kambuh badan menjadi lemas dan keluar keringat
dingin.
- Tn. T mengatakan bila sedang bersin-bersin, terkena debu, suhu dingin, akan
bersin dan akhirnya sesak nafas.
- Tn. T mengatakan bila sedang membersihkan rumah tidak pernah memakai
masker.
- Tn. T mengatakan bila asmanya kambuh hanya bergantung pada obat.
b. Data objektif
- Bila diajak bicara lama, nafas tampak tersengal / terengah-engah.
- RR : 28 x/mnt
- TD : 125 / 80 Mm Hg
- S : 36, 5ºC
- Obat yang dikonsumsi Tn. T yang Yaitu Ventoline spray dan Symbicort Inhaler.
- Bentuk dada Tn. T normo chest, suara paru : wheezing.
- Terdapat retraksi dinding dada.

B. Diagnosa Keperawatan Keluarga

I. Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : - Ketidakmampuan Ketidakefektif
- Tn. T mengatakan sering keluarga dalam an pola nafas
mengalami sesak nafas. mengenal pada Tn.T
- Ny. E dan keluarga tahu masalah
penyakit asma tapi tidak tahu kesehatan.
penyakit asma adalah sesak - Ketidakmampuan
nafas. keluarga dalam
- Ny. E mengatakan dia merawat anggota
menderita asma sejak 12 keluarga yang
tahun yang lalu. sakit.

Do :
- Bila diajak bicara lama, nafas
tampak tersengal.
- Terdapat retraksi dada.
- TD : 130 / 80 Mm Hg
-
- RR : 28 x/mnt

2. Ds :
- Tn. T mengatakan bila - Ketidakmampuan Resiko terjadi
asmanya kambuh badan keluarga serangan ulang
menjadi lemas dan keluar mengambil asma pada Tn.
keringat dingin. keputusan T
- Tn. T mengatakan bila sedang mengenai
bersin, terkena debu, suhu tindakan
dingin akan sesak nafas. kesehatan yang
- Tn. T mengatakan bila sedang tepat.
membersihkan rumah tidak
pernah memakai masker.
- Tn. T mengatakan bila
asmanya kambuh hanya
bergantung pada obat.
- Do :
- TD : 130 / 80 Mm Hg
- RR : 28 x/mnt
- Obat yang dikonsumsi Tn. T
Ventolin dan Symbicort

II. Rumusan Diagnosis Keperawatan


Ketidakefektifan pola nafas pada Tn. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan dan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Tn. T serimg mengalami sesak nafas,
menderita asma sejak 12 tahun yang lalu, nafas tampak tersengal.
Resiko terjadi serangan ulang asma pada Tn. T berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat ditandai dengan
hanya bergantung pada obat bila asma Tn. T kambuh.

III. Penilaian ( skoring ) Diagnosis Keperawatan

No Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1 Ketidakefektifan
Tidak kurang sehat pola nafas
merupakan
manifestasi dari
penyakit asma.

Kemungkinan masalah dapat diubah : ½x2=1 Tn. T dapat


ringan / sebagian mengatasi sesak
nafas dengan
minum obat dan
beristirahat.

Potensial masalah untuk diubah : 2/3 x 1 = 2/3 Tn. T dan keluarga


Cukup sedang berusaha
untuk mengobati
penyakit asma
dengan berobat ke
dokter umum.

Menonjolnya masalah : ½x2=1 Asma merupakan


Masalah berat, harus segera ditangani penyakit yang
mempunyai riwayat
keturunan, dan
serangan asma
dapat muncul tiba-
tiba dan perlu
ditangani segera.
Jumlah 3 2/3
No Kriteria Skor Pembenaran
2. Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3 Bila serangan asma
Ancaman kesehatan. muncul dan terjadi
Ketidakefektifan
pola nafas dapat
mengancam
kesehatan.

Kemungkinan masalah dapat diubah : ½x2=1 Resiko terjadinya


Ringan / sebagian. serangan ulang
dapat diubah, tapi
faktor pencetus
terjadinya serangan
asma sangat
banyak.

Potensial masalah untuk diubah : 2/3 x 1 = 2/3 Tn. T masih terus


Cukup berusaha
melakukan
pengobatan.

Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 = 1 Resiko


Harus segera ditangani. kekambuhan harus
segera ditangani
karena dapat
memperburuk
keadaan.

Jumlah 3 1/3
IV. Prioritas Diagnosis Keperawatan

Prioritas Diagnosis keperawatan Skor


1. Ketidakefektifan pola nafas pada Tn. T berhubungan 3 2/3
dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan dan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Tn.
T serimg mengalami sesak nafas, menderita asma sejak
12 tahun yang lalu, nafas tampak tersengal-sengal.

Resiko terjadi serangan ulang asma pada Tn. T 3 1/3


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
2. mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang
tepat ditandai dengan hanya bergantung pada obat bila
asma Tn. T
C. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Hari, Tg, Tujuan Kriteria Evaluasi Paraf


No Diagnosa Umum Khusus Kriteria Standar Intervensi Rasionalisai
Jm
Senin 1. Ketidakefektif Setelah 1. Keluarga mampu Kognitif Keluarga 1. kaji pengetahuan 1. Keluarga dan klien Teguh
10/07/20 an pola nafas dilakukan mengenal asma. mampu keluarga Tn. T memahami dan tahu Ananda
23 pada Tn. T tindakan 2. Keluarga mampu menyebutkan tentang pengertian, apa saja pengertian,
08.00 berhubungan keperawata memutuskan kembali : penyebab, tanda dan penyebab, tanda dan
WIB dengan n selama 2x tindakan 1. pengertian gejala, gejala, dan
ketidakmampu kunjungan keperawatan yang asma. penatalaksanaan penatalaksanaan
an keluarga rumah, tepat untuk Tn. T 2. penyebab asma. asma sehingga dapat
dalam keluarga 3. Keluarga mampu asma. 2. Anjurkan keluarga dicegah sedini
mengenal diharapkan melakukan 3. tanda dan untuk memutuskan mungkin.
masalah mampu tindakan gejala. Tn. T untuk 2. Agar pola nafas Tn.
kesehatan dan melakukan keperawatan untuk Afektif 4. penatalaksa melakukan tehnik T lebih efektif.
ketidakmampu perawatan mengatur naan asma. napas dalam. 3. Tindakan yang dapa
an keluarga terhadap keefektifan pola Tn. T dan 3. Anjurkan keluarga meminimalisasi
dalam klien (Tn. nafas pada Tn. T keluarga dapat dan Tn. T untuk Pola nafas Tn. T
merawat T ) yang 4. Keluarga mampu mengambil meminimalisasikan 4. Dengan menjaga
anggota menderita memodifikasi keputusan yang hal-hal yang lingkungan akan
keluarga yang penyakit lingkungan tepat untuk menyebabkan dapat mengurangi
sakit. asma 5. Keluarga mampu perawatan ketidakefektifan pola resiko
memanfaatkan penyakit Tn. T nafas.Anjurkan ketidakefektifan pola
fasilitas kesehatan Psikomotor yaitu dengan keluarga dan Tn. T nafas.
periksa secara untuk selalu menjaga 5. Pemeriksaan
rutin. kebersihan kesehatan secara
Tn. T dapat lingkungan. teratur dapat
melakukan 4. Anjurkan keluarga mengetahui status
nafas dalam untuk memotivasi kesehatan Tn. T.
ketika asmanya agar Tn. T untuk
kambuh. periksa secara rutin.
Selasa 2. Resiko terjadi Setelah 1. Keluarga mampu Kognitif Keluarga 1. Kaji pengetahuan 1. Keluarga dan klien
11/07/20 serangan dilakukan mengenal masalah mampu : keluarga dan klien memahami dan tahu
23, ulang asma tindakan asma. 1. Menjelaskan tentang faktor yang apa saja faktor
08.00 pada Tn. T keperawata 2. Keluarga mampu manfaat menyebabkan terjadi penyebab terjadi
WIB berhubungan n selama 2x memutuskan tindakan serangan ulang serangan ulang asma
dengan kunjungan tindakan yang tepat kesehatan asma. pada Tn. T sehingg
ketidakmampu rumah, untuk mengatasi yang tepat. 2. Anjurkan keluarga dapat dicegah.
an keluarga keluarga hal-hal yang bagi Tn. T memotivasi Tn. T 2. Agar serangan ulang
mengambil diharapkan menyebabkan Tn. 2. Memutuska agar mau periksa ke asma Tn. T tidak
keputusan mampu T terjadi serangan n untuk tenaga medis secara berlanjut ke hal-hal
mengenai mengambil ulang asma. Afektif menyikapi rutin. yang lebih lanjut.
tindakan keputusan 3. Keluarga kesehatan 3. Anjurkan keluarga 3. Untuk
kesehatan tindakan melakukan Tn. T dan Tn. T untuk meminimalisasi agar
yang tepat kesehatan tindakan dengan meminimalisasikan tidak terjadi
yang tepat keperawatan yaitu tepat. hal-hal yang dapat serangan ulang pada
bagi klien mencegah terjadi 3. Keluarga menyebabkan terjadi Tn. T
(Tn. T) serangan ulang dapat segera serangan ulang
asma pada Tn. T memantau asma. 4. Dengan menjaga
4. Keluarga mampu kesehatan 4. Anjurkan keluarga kebersihan rumah
memodifikasi Psikomotor Tn. T dan Tn. T untuk mengurangi resiko
lingkungan. selalu menjaga terjadi serangan
5. Keluarga mampu kebersihan rumah ulang.
memanfaatkan agar terhindar dari 5. Pemeriksaan
fasilitas pelayanan debu. kesehatan dan
kesehatan. 5. Anjurkan keluarga minum obat secara
untuk memotivasi teratur dapat
agar Tn. T mau menyembuhkan Tn.
untuk periksa secara T.
rutin dan minum
obat.
D. Implementasi

Hari/tgl/jm No Implementasi Paraf


diagnosa
Senin 1 1. Mengkaji pengetahuan keluarga Tn. T tentang Teguh
10/07/2023, asma Ananda
08.00 WIB 2. Memberi penjelasan tentang penyakit asma,
meliputi : pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
penatalaksanaan asma.
3. Memberikan motivasi Tn. T untuk melakukan
tindakan nafas dalam bila mengalami sesak nafas.
4. Memberikan kesempatan keluarga untuk
menyebutkan kembali materi yang telah
disampaikan.
5. Menganjurkan keluarga dan Tn. T kontrol rutin.
6. Memberikan reward / reinforcement.

Selasa, 2 1. Mengkaji pengetahuan keluarga dan klien tentang


11/07/2023, faktor yang menyebabkan terjadi serangan ulang Teguh
08.00 WIB asma. Ananda
2. Menganjurkan keluarga memotivasi Tn. T agar
mau periksa ke tenaga medis secara rutin.
3. Menganjurkan keluarga dan Tn. T untuk
meminimalisasikan hal-hal yang dapat
menyebabkan terjadi serangan ulang asma.
4. Memberi kesempatan pada klien dan keluarga
untuk bertanya.
5. Menganjurkan keluarga dan Tn. T untuk selalu
menjaga kebersihan rumah agar terhindar dari
debu.
6. Memberikan reward / reinforcement.
E. Evaluasi

Tanggal No. Evaluasi Paraf


waktu diagnosa
10/07/2023 1 S: Tn. T dan keluarga mengatakan sudah paham dan Teguh
10.00 WIB mengerti yang dijelaskan meliputi : pengertian Ananda
asma, penyebab asma, tanda dan gejala,
penatalaksanaan asma.
O : Tn. T dapat menyebutkan pengertian asma,
penyebab asma, tanda dan gejala, penatalaksanaan
asma.
A : Dengan dilakukan pemberian penkes tentang
penyakit asma selama 1x30 mnt dengan metode
ceramah, tanya jawab, dan diskusi Tn. T dan
keluarga dapat memahami tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, penatalaksanaan
penyakit asma. Masalah teratasi.
P : Intervensi selesai.

S: Tn. T dan keluarga mengatakan sudah paham dan


mengerti tentang manfaat pelayanan kesehatan
yang tepat bagi keluarga dan faktor yang
11/07/2023 2 mempengaruhi terjadinya serangan ulang pada Teguh
10.00 WIB pasien asma seperti : terkena debu dan suhu Ananda
tinggi.
O : Tn. T dapat mengerti manfaat tindakan kesehatan
yang tepat bagi keluarga manfaat tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga.
A : Dengan dilakukan pemberian penkes tentang
manfaat pelayanan kesehatan selama 1x30 mnt
dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi
Tn. T dan keluarga dapat memahami tentang
pelayanan kesehatan yang tepat dan faktor yang
mempengaruhi terjadinya serangan ulang pada
pasien asma. Masalah selesai.
P : Intervensi selesai.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada dua diagnosa keperawatan keluarga yang muncul di keluarga Tn. T. Yakni:
Ketidakefektifan pola nafas pada Tn. T berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit dan Resiko terjadi serangan ulang asma pada
Tn. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Dalam penanganannya maka dilakukan
scoring sebelum dilakukan asuhan keperawatan oleh perawat.

B. Saran
Untuk pembaca agar bisa mengkaji masalah keperawatan di keluarga secara
menyeluruh dan melakukan scoring sebelum menerapkan asuhan keperawatan
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai