Proposal Perbaikan
Proposal Perbaikan
Indonesia tidak hanya dilihat dari posisi di persilangan antara dua benua, yaitu Asia
dan Australia, serta dua samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia,
tetapi juga di antara Laut China Selatan dan Laut Asia Timur dengan Samudera
energi di selatan dengan pengguna energi di utara, antara middle power di selatan
dengan global power, antara non-nuclear power di selatan dengan nuclear power di
utara, dan antara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dengan bukan anggota Dewan
Keamanan PBB di selatan. Indonesia kini berada dalam lingkaran perebutan pengaruh
antara kekuatan dominan pasca-Perang Dunia II dengan kekuatan lama yang bangkit
kembali.
(pada waktu itu Hindia Belanda) dapat dilihat pada pertempuran antara Sekutu
melawan Jepang. Sumber minyak bumi di Indonesia menjadikan alasan bagi jepang
untuk menginvasi Indonesia yang pada saat itu telah diduduki oleh sekutu (Belanda).
Strategi pihak sekutu untuk menggagalkan upaya invasi Jepang adalah dengan
pertempuran laut antara Sekutu dengan Jepang. Pertempuran laut tersebut terjadi
pada kurun waktu Tahun 1942 – 1943, yaitu Pertempuran Borneo, Pertempuran
Timor.
kerugian yang lebih besar dibandingkan dengan Jepang, Kerugian yang diderita bagi
Sekutu adalah tenggelamnya Hr. Ms. Kortenaer, HMS Jupiter, Hr. Ms. De Ruyter,
Hr. Ms. Java, HMS Exeter, HMS Encounter, USS Pope (perairan laut jawa) USS
Houston, HMAS Perth (perairan selat sunda), serta ± 2300 personel terbunuh.
bermuatan dan 1 kapal penyapu ranjau. Hal ini merupakan faktor kekalahan Sekutu
terhadap jepang, sehingga pada tanggal 9 Maret 1942 Sekutu menyerah kepada
Jepang.1
khususnya di bidang eksplorasi dan deteksi laut dalam telah mendorong upaya
manusia untuk mencari dan menyelamatkan aset kapal – kapal yang sudah karam
serta muatannya dari dasar laut yang berada di wilayah kedaulatan suatu negara. 2
Banyak hal yang menjadi pertimbangan bagi peneliti atau yang berkepentingan untuk
mengetahui seluk beluk kerangka-kerangka kapal yang tenggelam di masa lalu yang
1
J & W Stratford, Holborn Hill collection of John Gribble, “Share Heritage: Joint Responsibilities in
the Management of British Warship Wreck Overseas” on International Seminar 8 th July 2008
University of Wolvehamton
2
Amber Crossman Cheng, All In The Same Boat? Indigenous Property Rights in Underwater Cultural Heritage,
32 Hous. J. Int’l L. (2010), hal. 698
3
mengandung nilai historis, arkeologis, sekaligus nilai komersil. Nilai ekonomis yang
bendera kapal tersebut, yang saat ini banyak diketemukan di perairan yurisdiksi
Indonesia khususnya Laut Jawa (korban pertempuran Laut Jawa pada tahun 1942
Wilayah Indonesia merupakan perairan yang sangat luas (2/3 dari wilayah
Indonesia merupakan perairan) yang berada diantara benua Asia dan Australia serta
diantara Samudera Hindia dan Pasifik menjadikan posisinya begitu strategis sebagai
Selatan maupun Asia Timur. Kondisi geografis yang memiliki lautan yang sangat
luas ini membuat perairan Indonesia menjadi salah satu wilayah perairan yang paling
banyak dipenuhi oleh kapal-kapal karam. Hingga saat ini, telah ditemukan kurang
Underwater Heritage (Komite Nasional untuk Cagar Budaya), dan masih terdapat
3
Jeremi Neil, Sifting Through the wrecked: An Analysis and Proposed Resolution Concerning the Disposition of
Historic Shopwrecks Located in international water 55 N.Y.L.SCH. L. Rev. 895 passim (2010/2011).
4
ibid
4
10.000 runtuhan kapal karam di bawah air Indonesia berdasarkan dokumen dari Cina
mengenai kapal-kapal yang tidak pernah kembali dari Indonesia 5. Secara detail
dijelaskan dalam rapat koordinasi yang dihadiri kementerian dan lembaga bidang
41 kapal perang asing yang diduga berada di perairan Indonesia antara lain Jepang
(15 Kapal perang dan 1 kapal selam); Amerika Serikat (1 kapal induk, 4
Nazi).6
situs penemuan yang sangat berharga pada saat ini mengingat barang-barang tersebut
memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan, kerangka-kerangka
kapal tersebut mengandung berbagai macam muatan yang memiliki nilai budaya,
historis, arkeologis serta para ahli baja mengangap bahwa kandungan baja sebelum
teknologi di bidang eksplorasi laut dalam telah memicu timbulnya upaya manusia
untuk mencari dan menyelamatkan kapal-kapal yang sudah karam serta muatannya
dari dasar laut internasional. Peningkatan jumlah penemuan kerangka kapal ini
5
Arif Havas Oegroseno, Deputi 1 bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman dalam rapat koordinasi inter
Kementerian tanggal 24 Juli 2017 tentang Kebijakan Indonesia tentang kerangka/wreck kapal perang asing di
dasar perairan Indonesia.
5
penting yang merupakan suatu bukti adanya perdagangan dan pertukaran budaya.
banyak kapal – kapal yang karam tersebut beserta muatannya merupakan bagian dari
warisan budaya mereka dan merupakan Sea War Grave pahlawan-pahlawan yang
gugur dalam pertempuran. Karena memiliki nilai historis dan ekonomi yang cukup
meningkat saat ini, ketika kapal karam ditemukan, banyak kepentingan yang timbul
Belanda saat perang laut melawan Jepang di Laut Jawa tahun 1942, 8 Pemerintah
Namun rencana tersebut harus terhalang karena Belanda baru saja mengetahui bahwa
kerangka-kerangka kapal tersebut diduga sudah tidak utuh lagi dan menjadikan isu
7
Elizabeth Varmer, RMS Titanic: underwater cultural heritage's sacrifice, Journal of Business Law 271 (2012),
hal. 276
8
Battle of Java on 27 February 1942, Battle of Coral Sea, 7-9 May 1942; Battle of Gulf 23-25 October 1944;
Battle of Philipine Sea 19-20 June 1944. History Year by Year Dorling Kinderslay Limited, Great Britain, 2011,
page 394-395.
9
http://nationalgeographic.co.id/berita/2017/02/kenangan-pertempuran-laut-terhebat-sepanjang-perang-dunia-
kedua (diakses pada tanggal 19 Juni 2017)
6
tersebut menjadi isu nasional dan politik dalam negeri Belanda terutama dengan
rencana pemilihan umum yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2017 lalu.
Media masa Belanda mengangkat isu tentang lalainya dan tidak perhatian dari
kuburan masal pahlawan Belanda yang gugur dalam pertempuan Laut Jawa tahun
Hr.Ms Java dan Hr. Ms Kortenaer yang terdapat di perairan Laut Jawa. Sebagai
tindak lanjut dari pembicaraan Presiden RI dan Perdana Menteri Belanda pada
(6-9 Februari 2017) melalui program Joint Expert Meeting Indonesia – Belanda
Belanda yang tenggelam di Laut Jawa saat pertempuran Laut Jawa February
1942.
10
Surat dari Kementerian Luar Negeri kepada Presiden RI nomor 101/BK/02/2017/05/01 tentang tindak
lanjut penanganan isu bangkai kapal perang Belanda di Laut Jawa.
7
ketiga untuk sementara belum dilaksanakan mengingat laporan hasil dari tahap
Pemerintah Belanda melalui Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri telah
Indonesia secara resmi merespon tuntutan Belanda dan Inggris dengan memberi
pernyataan bahwa Indonesia tak bisa disalahkan atas dugaan hilangnya kerangka
kapal-kapal milik kedua negara, Pemerintah Indonesia tidak pernah secara resmi
11
Surat dari Kingdom of The Netherlands, D/03487/12/2016/38 dated 23 December 2016 tentang nota
keberatan atas hilang 3 Netherlands historic shipwreck di perairan Laut Jawa
8
lokasi tenggelamnya ketiga kapal perang tersebut dari pihak pemerintah Belanda pada
tahun 2017. Indonesia baru mencantumkan posisi kerangka kapal perang tersebut
pada publikasi Notices to Mariners di tahun 2017.12 Pemerintah Belanda juga tidak
Belanda tahun 1950 yaitu peta laut Indonesia nomor 66 dan peta nomor 70. 13 Secara
internasional melalui peta navigasi laut. Pihak Belanda mendapat informasi dan
laporan dari The Karel Doorman Fondation yaitu pihak ketiga yang telah
untuk bersama-sama melaksanakan verifikasi data dan mencari informasi yang ada
dengan membentuk Joint Expert Meeting (JEM) antara Pemerintah Indonesia dan
pemerintah Belanda.14
tenggelam pada saat pertempuran Laut Jawa 1942 seperti Amerika Serikat, Australia
dan Inggris serta Jepang mengajukan nota keberatan kepada kementerian luar negeri
Indonesia atas dugaan hilangnya kerangka kapal perang mereka di laut Jawa tersebut.
Negara-negara tersebut akan melakukan hal yang sama seperti halnya pemerintah
12
Indonesian Notices To Mariner Number 28 – Nr. 416 – 433/2017 tanggal 7 Juli 2017
13
Laporan pelaksanaan Joint Expert Meeting Indonesia – Belanda tanggal 7 Februari 2017
14
ibid
9
pemerintah Indonesia belum secara tegas mengatur hal tersebut dalam suatu
on the high seas have complete immunity from the jurisdiction of any state other than
asing yang tenggelam di perairan Selat Sunda dan Laut Jawa antara lain16:
15
Jasson R. Harris, International Article, Protecting Sunken Warships as Objects Entitled to Sovereign
Immunity date 4 – 1 – 2002.
16
Laporan pelaksanaan Joint Expert Meeting Indonesia – Belanda tanggal 7 Februari 2017. Joint
Expert Meeting Indonesia – Belanda adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendiskusikan
pencarian dan klarifikasi data terhadap dugaan hilangnya kerangka kapal perang Belanda yang berada
di perairan Indonesia. Personel JEM terdiri dari para ahli dari beberapa Kementerian dan Lembaga
nasional di Indonesia antara lain Kementerian Luar Negeri, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Arkeologi Nasional dan Pushidrosal TNI AL. Sementara itu dari
Pihak pemerintah Belanda diwakili oleh Kantor Hidrografi Belanda, Minister of Foreign Affairs,
Arkeologi Nasional Belanda, Kedutaan Belanda di Jakarta serta Beberapa keluarga dari korban kapal
perang Belanda yang tenggelan di perairan Laut Jawa. JEM Indonesia – Belanda hingga saat
10
1. Amerika Serikat.
2. Inggris.
d. HMS Jupiter
3. Belanda.
contoh pada aturan dalam UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, arah
konservasi, mengingat BMKT memiliki nilai sejarah dan ilmu pengetahuan yang
sangat tinggi. Namun tidak diperkuat oleh UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan
sumber daya kelautan yang akan dikembangkan sebagai salah satu bentuk jenis
berpotensi terjadi jika melihat dalam UU No. 27 Tahun 2007 sebagaimana diubah
dengan UU No. 1 Tahun 2014. Perubahan atas UU Nomor 27 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang mengatur bahwa izin
Kelautan dan Perikanan, sedangkan jika merunut pada UU No. 11 Tahun 2010
tentang Cagar Budaya yang mengatur BMKT sebagai benda cagar budaya, maka
Kebudayaan.
Selain itu dalam pengaturan dan praktik nasional di Indonesia, isu kepemilikan
atas kapal karam bersejarah mengalami problematika yang berkepanjangan. Hal ini
terjadi karena adanya konflik antara peraturan yang berlaku yakni antara UU No. 11
Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2009
tersebut memegang nilai yang berbeda dalam hal pengangkatan dan kepemilikan atas
kapal karam bersejarah. Kerangka kapal karam bersejarah yang di tetapkan sebagai
cagar budaya bawah air telah dilarang untuk diangkat berdasarkan UU No. 10 Tahun
terkait antara lain aspek kedaulatan negara, cagar budaya, konservasi, survei kelautan,
perundangan terkait dengan cagar budaya yang sampai dengan saat ini belum
terbentuk, disepakati untuk memasukan area 41 kapal perang asing yang tenggelam
bangkai kapal ini akan bahaya yang terjadi di laut, maka muncullah usaha dari
berbagai pihak untuk menyelamatkan bangkai kapal beserta muatannya dari dasar
laut. Upaya penyelamatan ini selain membutuhkan teknologi yang sangat canggih
juga membutuhkan modal yang sangat besar pula. Keadaan ini memicu para
17
ibid
13
maksud untuk membayar semua usaha yang telah mereka lakukan.19 Karena
adanya insentif keuntungan (nilai ekonomis) yang akan diperoleh dalam upaya
teknologi dalam industri penyelamatan harta karun serta tanggung jawab untuk
mencari bangkai kapal lebih banyak dari sebelumnya. Meskipun demikian, ada
ini selain memandang penemuan mereka sebagai barang – barang yang memiliki nilai
komersil mereka juga memperhatikan aspek arkeologi serta historisnya dengan cara
yang tenggelam, diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan nomor 71 tahun 2013
tentang Salvages atau Pekerjaan Bawah Air. Dalam Permenhub tersebut dinyatakan
bagi kapal yang tenggelam khususnya yang berada area yang membahayakan
keselamatan navigasi (< kedalaman 100m) dalam kurun waktu 180 hari harus sudah
19
Jean F Rydstrom, Annotation, Nature and Extent of Peril Necessary to Support Claim for Marine Salvage, 26
A.L.R. Fed. 858 (2002), bagian 2
20
area alur pelayaran yang padat. Dengan adanya pengaturan tersebut, secara otomatis
pemiliknya, hal ini sebagai upaya untuk menjamin keselamatan navigasi yang
Kapal yang Tenggelam (BMKT) adalah benda berharga yang memiliki nilai sejarah,
Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, dan landas kontinen Indonesia,
minimal berumur 50 (lima puluh) tahun. Dari beberapa peraturan tidak ada satupun
peraturan tentang penanganan kerangka kapal perang secara khusus, serta belum
terbitnya peraturan pelaksanaan dari UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
sosialisasi dan pemahaman terkait status BMKT. Pemerintah Indonesia juga belum
budaya bawah laut (marine protected area) dan keselamatan pelayaran belum
harmonis pengaturannya.
15
budaya bawa air, pada tahun 2001 PBB menyelenggarakan konvensi dan
menghasilkan Konvensi UNESCO 2001 yang secara umum mengatur antara lain:
kepentingan umat manusia; Cagar budaya bawah air dilarang untuk di eksploitasi
insitu. Sampai dengan saat ini, Indonesia belum meratifikasi hasil konvensi tersebut,
tentu saja keputusan untuk meratifikasi atau tidak perlu dikaji secara mendalam
termasuk mengembalikan kepada investor segala biaya yang sudah dikeluarkan dalam
mempunyai fungsi yang cukup penting. Hal ini berkaitan dengan makin banyaknya
suatu negara bukanlah suatu hambatan dalam hubungan ekonomi, sosial, budaya
maupun politik yang dilakukan antar individu maupun antar negara. Untuk mengatur
16
yang berfungsi mengatur mengenai tatacara berhubungan satu sama lain antar negara
lebih jauh, lebih cepat dan lebih murah dibandingkan masa-masa sebelumnya.
Komunikasi dan teknologi menyebabkan jarak sudah tidak menjadi masalah yang
berarti dan saling ketergantungan antara negara-negara di dunia juga semakin kuat.
internasional. Jika diamati secara sepintas, kondisi ini disatu pihak menunjukkan
Namun di lain pihak perkembangan ini juga menimbulkan kekawatiran karena hukum
internasional itu belum tentu sejalan dengan sistem hukum masing-masing negara.
pernyataan formal oleh suatu negara mengenai persetujuan untuk terikat pada suatu
bersejarah merupakan suatu problematika yang cukup unik dan kompleks dalam
penemu/pencari harta karun, Negara bendera (negara asal) dan Negara lokasi
Peneliti menyadari, bahwa objek penelitian ini sudah diteliti oleh pihak lain,
oleh karena itu untuk menghindari duplikasi dalam penelitian ini, peneliti
kapal, dengan fokus pada kerangka kapal yang berbahaya dan terbengkalai, dan
menimbulkan bahaya bagi lingkungan laut khususnya para pelaut. Selain itu,
kecelakaan membuat berbagai masalah, negara pantai dan masyarakat, otoritas, pelaut
dan perusahaan asuransi. Jumlah bangkai kapal di perairan Swedia tidak diketahui
lengkap. Ciri dominan dari bidang hukum ini adalah kurangnya pengaturan.
nasional karena fakta bahwa kerusakan paling banyak dilakukan oleh kapal karam di
2. Thesis dari Dianna Zwart yaitu “Causes of shipwrecks: identifying the causes
faktor yang mempengaruhi catatan arkeologi seperti yang terjadi hingga kini.
Disampaikan bahwa kapal karam tidak terlihat sama dengan kapal yang tersisa
diperlukan catatan sejarah dan riwayat dari kerangka kapal tenggelam sebelum
tersebut. Pembahasan pada teori proses pembentukan situs arkeologi, teori kisaran
menengah dan arkeologi kognitif. Dengan kognitif arkeologi juga merusak proses
Method for the Identification of Historic Era Shipwrecks. Tesis ini membahas
dalam identifikasi sisa-sisa manusia ketika aplikasi teknik forensik canggih, seperti
secara keseluruhan, atau mariscape, dan secara sinergis memberikan kontribusi pada
perspektif sejarah, bukan hanya sebagai pulau terisolasi data arkeologi dan historis ke
identifikasi itu penting dan mengapa peduli tentang itu? Saat kapal tenggelam secara
efektif menjadi waktu dari budaya material yang terkait dengan periode waktu
kargo, kondisi berlayar untuk awak kapal, dan, jika kapal perang, jenis dan jenis
persenjataan, dapat ditemukan dalam batas-batas situs kapal karam. Semua data
penting ini ditafsirkan dalam konteks budaya dan sejarah yang sangat terbatas.
Menempatkan nama pada kerangka kapal membuka jalan baru untuk interpretasi data.
Identifikasi menempatkan kapal karam dalam konteks yang lebih luas dari dasar laut
sehingga memungkinkan dan mendorong interpretasi data di luar batas kapal karam
sebagai entitas tunggal. Hal ini memungkinkan kapal karam untuk diperiksa tidak
hanya secara lokal tetapi secara global terkait dengan budaya dan sejarah maritim.
4. Disertasi dari Natali Pearson, Deputy Director, Sydney Southeast Asia Center,
Unversity of Sydney dengan judul disertasi adalah “Not Our History, Not Our
Heritage: New Perspectives on World War II Ships in Indonesia”, Juni 2018. Pada
20
khususnya kapal perang Belanda yang tenggelam di Laut Jawa memiliki nilai sejarah
Perang Dunia II yang perlu dijaga kelestariannya. Penulis memberikan kritik kepada
pemerintah Indonesia yang tidak mampu menjaga keberadaan benda bersejarah yang
berada di wilayah territorial bahkan cenderung mengabaikan arti sejarah dari Perang
Dunia II tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya perhatian, kebijakan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan saran novelty atau kebaruan
saran tentang kepastian hukum penanganan kerangka kapal perang asing di wilayah
D. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan dari segi teoritis
maupun praktis dalam kehidupan bernegara yang memiliki hubungan dengan negara
lain sebagai dampak dari masa lalu dan etika bernegara saat ini.
Adapun kegunaan dibagi 2 yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis sebagai
berikut:
2. Kegunaan Praktis
kepulauan Indonesia.
E. Kerangka Pemikiran
23
Kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia ini akan diuraikan dengan menggunakan
Grand Theory yaitu teori kedaulatan negara, dan kemudian dijabarkan Middle Range
Theory yaitu teori hukum laut internasional, serta akan dirinci lebih lanjut dengan
tertinggi, absolut, dan tidak ada instansi lain yang dapat menyamakannya atau
mengontrolnya, yang dapat mengatur warga negara dan mengatur juga apa yang
menjadi tujuan dari suatu negara, dan mengatur berbagai aspek pemerintahan,
dan melakukan berbagai tindakan dalam suatu negara, termasuk tetapi tidak
John Austin fokus pada aliran hukum positif yang analitis. Bagi Austin,
hukum merupakan sebuah perintah dari penguasa, dan hukum secara tegas
dipisahkan dari moral. Hakekat dari semua hukum adalah perintah (command),
yang dibuat oleh penguasa yang berdaulat yang ditujukan kepada yang
21
Munir Fuady, Teori-Teori Besar (Grand Theory) Dalam Hukum tahun 2013, hal 91.
24
menjadi kata kunci dalam yurisprudensi adalah komando. Hukum yang berlaku
kedaulatan, yakni otoritas politik yang paling tinggi (the supreme political
anggota masyarakatnya.22
Hart yang merupakan ahli hukum abad 20 yang berpaham liberal positivism
law, there is ultimately to be found latent beneth the variety of political forms,
22
and subjects is, according to the theory, as essential a part of a society which
of the society, together with its law; where it is not present, we can apply none
of these expressions, for the relation of sovereign and subject forms, according
“di setiap kehidupan bermasyarakat, disitu pasti ada hukum, ada yang akhirnya
menjadi kebiasaan untuk siapa saja. Struktur vertikal yang terdiri dari
kedaulatan dan subyek ini, menurut teori, sebagai bagian penting dari
hukumnya; jika tidak ada, kita tidak dapat menerapkan satupun dari ekspresi
ini, untuk hubungan bentuk kedaulatan dan subjek, menurut teori ini, bagian
23
Herbert Lionel Adolphus Hart, the doctrine of sovereignity tahun 1981 hal 49
26
penting terbentuknya suatu negara. Karena di atas wilayah itulah nantinya akan
karena itu dalam artikel kali ini penulis akan membahas mengenai wilayah
teritorialnya dan akan berakhir ketika sudah dimulai wilayah atau territorial
terpidana yang berhasil kabur dari tahanan, Negara tidak bisa langsung
sama penegakan hukum tersebut pada umumnya tidak akan menjadi kenyataan
Prasyarat perjanjian tersebut tidak bersifat mutlak karena tanpa ada perjanjian
decree or bay the judgment of a court.” Hal ini diartikan bahwa yurisdikasi
mengemukakan bahwa25:
competence of a state to make and apply law to particular events, which may or
may not accour within the bordres of a state and which may or may not involve
Nationals of the state. It extends to all activities having to do with making and
applying law and involves not only the judicial branch of goverment, but he
24
Daniel Patrick O’Connell, The International Law of the Sea Volume I, 1962
25
agenciesi)”.
atau mungkin tidak terjadi dalam perbatasan suatu negara dan yang mungkin
atau mungkin tidak melibatkan warga negara dari negara. Ini mencakup semua
kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan dan penerapan hukum dan tidak
hanya melibatkan cabang yudisial pemerintah, tetapi juga bagian legislatif dan
yang paling tinggi. Negara tidak bisa memberikan keputusan apapun jika sudah
menyalahi aturan hukum yang berlaku. Sehingga hukum yang sudah dibuat
negara sebagai subjek dalam hukum internasional harus memiliki empat unsur
yaitu: penduduk yang tetap, wilayah tertentu, pemerintahan yang berdaulat dan
26
Budi Lazarusli dan Syahmin A.K; Suksesi Negara, Penerbit Remadja, Bandung 1986 hlm.12
29
memberikan pengertian tentang negara tetapi baik menurut para ahli dan
internasional.
Suatu negara dapat saja lahir dan hidup tetapi itu belum berarti bahwa
yang dimiliki oleh suatu negara untuk secara bebas melakukan berbagai
27
Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Konteporer, Bandung: Refika Aditama, 2006,
30
lain.
atas orang-orang dan harta benda yang berada dalam wilayahnya. Pengertian
28
Boer Mauna, hukum internasional (pengertian, peranan dan fungsi dalam era dinamika global), edisi ke-2,
penerbit Alumni, Bandung, 2005.
31
kekuasaan,
Wilayah laut adalah bagian negara yang berupa perairan. Negara yang
memiliki atau berbatasan dengan laut disebut negara pantai atau ada sebutan
kedaulatan, dan terhadap bagian wilayah laut tertentu negara mempunyai hak
berdaulat. Ketentuan hukum internasional yang berlaku bagi wilayah laut antara
Sedangkan bagian wilayah laut yang negara hanya memiliki hak berdaulat
berupa :
kapal perang asing bersejarah seperti diatur dalam UNCLOS 1982 memiliki
kolom air diatas shipwreck tersebut dan dasar laut dari shipwreck itu tenggelam.
dan tata cara yang telah disepakati oleh negara-negara yang tergabung dalam
PBB. Tata cara inilah yang disebut dengan hukum internasional. Hukum
perusahaan multinasional.
mengatur hubungan hukum antara negara pantai atau yang berhubungan dengan
pantai, yang terkurung oleh daratan dan atau organisasi maupun subyek hukum
yurisdiksi negara dan hak-hak negara atas perairan tersebut. Hukum laut
hukum. Pada awalnya, pengaruh akar Belanda dapat terlihat jelas dalam
Liberum)29.
struktur dari ilmu pengetahuan yang sudah ada sebagaimana dapat ditemukan
belli ac pacis ("Hukum tentang Perang dan Damai"). Ditulis pada tahun 1625,
masih diingat karena kisah pelariannya menggunakan peti buku. Di luar negeri,
biasa dalam bidang hukum. Bersama dengan para korban lainnya yang juga
29
http://www.edukasinesia.com/2016/10/11-pengertian-hukum-internasional-menurut-para-ahli.html diakses 22
Juni 2017
30
ibid
35
dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-
batas negara antara negara dengan negara. Lebih lanjut ditegaskan, “hukum
negara dengan negara, negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau
kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi
hubungan perdata yang melintasi batas negara, dengan perkataan lain, hukum
yang mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku hukum yang
suatu negara hanya berlaku sampai kepada batas – batas teritorial negaranya
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, (Jakarta: Binacipta, 1997), hlm. 3-4.
32
ibid
36
untuk mencari dan menemukan kerangka kapal yang telah karam di dasar laut
selama beberapa waktu. Kapal – kapal yang telah karam di dasar laut ini
merupakan situs penemuan yang sangat berharga pada saat ini, karena itu tidak
kapal yang ada di dasar laut bukannya tidak mengalami berbagai macam
Convention. Namun konvensi – konvensi ini tidak menyatakan secara rinci dan
pengaturan hukum laut terutama tentang akses dan kontrol tentang kekayaan
pantai dan negara dengan kekuatan maritim telah dapat terselesaikan. 33 Namun
perselisahan baru muncul dalam hak kepemilikan atas kapal karam bersejarah
benda bersejarah saat ini sangat tinggi yang berpotensi menimbulkan konflik.
agree that the flagstate and the coastal state should consent to any activities,
33
David J. Bederman, Historic Salvage and the Law of the Sea, University of Miami Inter – American
Law Review, 1998 hal 2.
34
Ibid.
38
1982….. Kedua Negara setuju bahwa negara bendera dan negara pantai harus
tersebut.
penangkapan atau penahanan oleh proses hukum apapun, atau proses apapun
lebih mendalam bahwa kerangka kapal tidak memiliki fungsi seperti kapal
perang lagi termasuk tidal memiliki lencana perang maupun bendera negara
perang yang tenggelam dan dijadikan war grave at sea adalah milik negara
35
Report of Joint Expert Meeting track 2 on Joint Apreciation on 8 – 10 August 2017 in Jakarta Indonesia.
36
Dhiana Puspitawati - Setyo Widagdo, Legal Status of wafship wreck from world war II in Indonesian Territorial
Water (Incident of H.M.A.S. Perth Commercial Salvaging).
37
39
bersejarah bukanlah suatu fenomena yang baru38 dan tidak sedikit yang
Sistem hukum adalah suatu tatanan yang teratur dari berbagai unsur
Sistem hukum diciptakan agar tidak terjadi tumpang tindih antar sistem itu
sendiri. Sistem hukum berlaku dengan baik apabila didukung dengan asas
hukum yang baik juga. Sistem hukum nasional mengatur segala aktivitas
Cathryn Henn, The Trouble With Treasure Historic Shipwrecks Discovered in International Waters, Vol 19,
University of Miami International Law and Comperative Law review, 2012
40
kehidupan manusia sejak lahir sampai meninggal dunia bahkan mengatur yang
1984 : 5-6): “To begin with, the legal sytem has the structure of a legal system
consist of elements of this kind: the number and size of courts; their jurisdiction
…Strukture also means how the legislature is organized …what procedures the
section of the legal system…a kind of still photograph, with freezes the action.”
Untuk mulai dengan, sistem hukum memiliki struktur sistem hukum yang
terdiri dari unsur-unsur semacam ini: jumlah dan ukuran pengadilan; yurisdiksi
mereka ... Struktur juga berarti bagaimana legislatif diatur ... prosedur apa yang
diikuti oleh kepolisian, dan seterusnya. Strukture, dalam cara, adalah semacam
bagian silang dari sistem hukum ... semacam foto diam, dengan membekukan
hukum yang hidup (living law) yang dianut dalam suatu masyarakat. Struktur
pengadilan, pembuat hukum dan badan serta proses hukum itu berjalan dan
dijalankan.
39
Mudakir Iskandarsyah, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Sagung Seto, Jakarta 2008.
41
dengan substansinya adalah aturan, norma, dan pola perilaku nyata manusia
yang berada dalam sistem itu. Jadi substansi hukum menyangkut peraturan
dan sistem hukum. Sebaik apapun penataan struktur hukum untuk menjalankan
aturan hukum yang ditetapkan dan sebaik apapun kualitas substansi hukum
yang dibuat tanpa didukung budaya hukum oleh orang-orang yang terlibat
dalam sistem dan masyarakat maka penegakan hukum tidak akan berjalan
secara efektif.
terutama untuk norma hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan
kehilangan makna karena tidak dapat lagi digunakan sebagai pedoman perilaku
bagi setiap orang. Kepastian sendiri disebut sebagai salah satu tujuan dari
memahami secara jelas mengenai kepastian hukum itu sendiri, berikut akan
dan sekiranya dapat dikemukakan bahwa “summum ius, summa injuria, summa
lex, summa crux” yang artinya adalah hukum yang keras dapat melukai, kecuali
merupakan tujuan hukum satu-satunya akan tetapi tujuan hukum yang paling
perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa
adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang
melihat hukum sebagai sesuatu yang otonom, yang mandiri, karena bagi
penganut pemikiran ini, hukum tak lain hanya kumpulan aturan. Bagi penganut
aliran ini, tujuan hukum tidak lain dari sekedar menjamin terwujudnya
sifatnya yang hanya membuat suatu aturan hukum yang bersifat umum. Sifat
kepastian.
hukum, yaitu40 :
Pertama, bahwa hukum itu positif, artinya bahwa hukum positif itu
40
http://bolmerhutasoit.wordpress.com/2011/10/07/artikel-politik-hukum-tujuan-hukum-menurut-gustav-radbruch/
diakses tanggal 22 Juni 2017
44
berhak menurut hukum dapat memperoleh haknya dan bahwa putusan dapat
namun hukum tidak identik dengan keadilan. Hukum bersifat umum, mengikat
Dalam hukum terdapat 8 (delapan) asas yang harus dipenuhi oleh hukum,
yang apabila tidak terpenuhi, maka hukum akan gagal untuk disebut sebagai
hukum, atau dengan kata lain harus terdapat kepastian hukum. Kedelapan asas
41
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum hal 161, Penerbit: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta,
2010
42
f. Tidak boleh menuntut suatu tindakan yang melebihi apa yang bisa
dilakukan;
Pendapat Lon Fuller di atas dapat dikatakan bahwa harus ada kepastian
dijalankan43.
sehingga aturan-aturan itu memiliki aspek yuridis yang dapat menjamin adanya
kepastian bahwa hukum berfungsi sebagai suatu peraturan yang harus ditaati.
siapapun dapat memahami makna atas suatu ketentuan hukum. Hukum yang
satu dengan yang lain tidak boleh kontradiktif sehingga tidak menjadi sumber
43
ibid
46
kewajiban setiap warga negara sesuai dengan budaya masyarakat yang ada.
ketetapan.Hukum secara hakiki harus pasti dan adil. Pasti sebagai pedoman
kelakuan dan adil karena pedoman kelakuan itu harus menunjang suatu tatanan
yang dinilai wajar. Hanya karena bersifat adil dan dilaksanakan dengan pasti
Suatu hukum yang tidak pasti dan tidak mau adil bukan sekedar hukum yang
buruk, melainkan bukan hukum sama sekali. Masalah kepastian hukum dalam
kaitan dengan pelaksanaan hukum, memang sama sekali tak dapat dilepaskan
sama sekali dari prilaku manusia. Kepastian hukum bukan mengikuti prinsip
“pencet tombol” (subsumsi otomat), melainkan sesuatu yang cukup rumit, yang
banyak berkaitan dengan faktor diluar hukum itu sendiri. Berbicara mengenai
kepastian, maka seperti dikatakan Radbruch, yang lebih tepat adalah kepastian
dari adanya peraturan itu sendiri atau kepastian peraturan (sicherkeit des
Rechts).
mengurus atau menangani hal-hal yang terkait dengan keselamatan jiwa, harta
dibawah PBB. Salah satu faktor penting dalam mewujudkan keselamatan serta
teknologi baik sarana bantu maupun peralatan yang ditempatkan di atas kapal
keahlian sesuai dengan tugas dan fungsinya maka semua akan sia-sia.
memiliki kapal.
asing bersejarah yang berada diluar perairan yurisdiksi nasional negara bendera
kapal yang tenggelam. Hukum harus pasti karena dengan hal yang bersifat
pasti dapat dijadikan ukuran kebenaran dan demi tercapainya tujuan hukum
bersejarah telah diatur oleh beberapa negara di dunia seperti United State of
America, Australia, Inggris dan Spanyol yang mana dapat dijadikan sebagai
acuan untuk legal framework bagi negara-negara lain untuk mengatur secara
tegas penanganan atas kerangka kapal perang bersejarah yang berada dalam
44
ibid
49
sejarah berupa peninggalan korban perang dunia yang berada di bawah air
F. Metodologi Penelitian
1. Tipologi Penelitian
buku dari Johnny Ibrahim dalam penelitian hukum yuridis normatif dapat
juga masih ada yang belum diratifikasi oleh pemerintah Indonesia saat
ini. Produk hukum nasional juga masih ada yang bertentangan satu sama
45
kualitatif, yang berarti bahwa analisis yang dilakukan terhadap data yang
nasional.
historic shipwreck yang bersifat hukum maupun data non hukum. Dengan
wilayah kedaulatan dan wilayah yurisdiksi di laut. Selain itu, peneliti juga
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kajian
a. Data sekunder.
lainnya.
1) UNCLOS 1982;
Heritage 2001;
April 2016;
tentang Pelayaran.
1) Wawancara.
Pertahanan Indonesia;
data.
3. Spesifikasi Penelitian.
komprehensif, sitematis dan lengkap atas bahan atau materi berupa data
dan/atau informasi yang berasal dari studi kepustakaan dan penelitian dari
undang-undang, teori serta doktrin atau pendapat ahli yang bertujuan untuk
56
mencari jawaban atas masalah yang akan dibahas secara rinci oleh penulis.
5. Analisis.
tersedia dari berbagai sumber, wawancara, dokumen resmi, hasil dari suatu
kapal karam bersejarah di tingkat internasional sampai saat ini belum ada
secara rinci status perbedaan antara Kapal perang yang memiliki kekhususan
immunities of warship dengan wreck yang merupakan kapal perang yang sudah
tenggelam tidak berfungsi lagi sebagai kapal perang. Dan belum diberikan
jawaban jelas mengenai siapakah pemilik dari kapal karam bersejarah yang
ditemukan adalah milik penemu, negara bendera kapal ataupun negara pantai
G. Sistematika
57
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah membahas mengenai latar masalah
yang dibahas dalam masalah ini, dan rumusan masalah yang menjadi
pertanyaaan dalam penelitian ini. Bab ini pun membahas mengenai tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian dan yang terakhir dalam Bab
kajian pustaka yang relevan. Pada bab II ini akan di uraikan tentang landasan
teori tentang kedaulatan, teori hukum internasional dan teori kepastian hukum ,
Indonesia. Hal itu diperlukan untuk memberikan gambaran atau sebagai pisau
3. Bab III : Objek Penelitian. Dalam bab ini pembahasan akan difokuskan
bab 3 ini juga akan diurai mengenai upaya pengaturan kerangka kapal perang
Tumpang tindih dan tidak adanya kepastian hukum atas penanganan kerangka
historic dari shipwreck tersebut. Analisis awal dari penulis terkait penanganan
sampai saat ini belum ada kepastian mengenai pengaturannya. Hukum Laut
kerangka kapal yang merupakan kapal perang yang sudah tenggelam tidak
berfungsi lagi sebagai kapal perang dimana kerangka tersebut tidak memiliki
fungsi sebagai kapal perang dan tidak memiliki lencana perang. Sesuai dengan