LAPORAN KP Dicky (AutoRecovered)
LAPORAN KP Dicky (AutoRecovered)
Disusun Oleh :
Dicky Praditya
NPM : 20.6.21-201.C.1285
PURWOKERTO
2023
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
Disusun Oleh :
Dicky Praditya
20.6.21-201.C.1285
Mengetahui Disetujui
i
LEMBAR PENGESAHAN AKADEMIK
Disusun Oleh :
Dicky Praditya
NPM : 20.6.21-201.C.1285
Mengetahui Disetujui
Ketua Progam Studi Dosen Pembimbing
i
i
MOTTO
i
ii
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua yang tak kenal lelah demi mewujudkan anaknya
menjadi orang yang berguna.
2. Dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo yang telah
memberi arahan serta dukungan demi terselesaianya penulisan laporan
kerja praktik ini.
3. Kepala PLTA Ketenger yang telah memberi kesempatan untuk
melaksanakan kerja praktik sehinga penulis dapat menulis laporan kerja
praktik ini.
4. Teman-teman satu angkatan yang sudah menemani untuk saling
bertukar pikir demi selesainya penulisan laporan ini.
i
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami kami haturkan kehadirat Allah Swr. Yang telah
melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Kerja
Praktek Industri beserta denga judul "Pengoperasian Turbin Prancis di PLTA
Ketenger" dengan lancer tanpa adanya kendala yang berarti.
Kerja Prakterk ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Tugas Akhir
Pendidikan Progam Studi Teknik Mesin Sarjana (S1), PROGAM STUDI Teknik
Mesin di Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto. Pelaksanaan Kerja
Praktek dimulai dari tanggal 10 Agustus 2023 hingga 31 Agustus 2023 dengan
maksud agar mahasiswa dapat pengalaman, pengetahuan dan wawasan yang
nantinya dapat dijadikan bekal didunia kerja.
Pembuatan Laporan Kerja Praktek ini merukan hasil dari pengamatan
pengumpulan data dan informasi yang didapat dari berbagai pihak yang terkait
selama pelaknsaan kegiatan. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu selama pelaknsaan Kerja Praktek serta penulisan laporan ini, yaitu:
1. Bapak Tris Sugiarto, S.Pd. S.T, M.T. selaku ketua Sekolah Tinggi Teknik
Wiworotomo Purwokerto dan sekaligus Dosen Pembimbing yang telah
memberikan banyak waktu masukan,pikiran dan nasehat dalam Menyusun
Laporan Kerja Praktik Indsutri ini.
2. Bapak Drs. Nugrah Rekto P, S.T., M.T. Selaku ketua Program studi Teknik
Mesin Sarjana Satu (S1) dan sekaligus pembimbing Kerja Praktik Industri.
3. Bapak Yus Nugraha pimpinan PLTA Ketenger yang telah memberikan ijin
untuk melaksanakan Kerja Praktik.
4. Bapak Narso selaku teknisi kerja praktik PLTA Ketenger.
5. Ferdi selaku pembimbing kerja praktek industri PLTA Ketenger.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.
v
7. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan kerja praktik ini.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penyusun laporan kerja praktek ini tidak
lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak yang berupa saran, bimbingan
serta arahan maupun bantuan dalam bentuk lain, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi mahasiswa guna menjadikan
referensi. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan banyak
terimakasih.
Purwokerto……………….2023
Penulis
Dicky Praditya
NIM : 20.6.2-201.C.1285
v
i
Contents
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN...........................................................i
MOTTO...................................................................................................................iii
PERSEMBAHAN....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...............................................................................................v
BAB I........................................................................................................................9
PENDAHULUAN....................................................................................................9
1.1. Latar Belakang...........................................................................................9
1.2. Alasan Pemilihan Judul............................................................................10
1.3. Tujuan.......................................................................................................10
1.4. Manfaat Kerja Praktek..............................................................................11
1.5. Rumusan Masalah.....................................................................................11
1.6. Batasan Masalah.......................................................................................12
1.7. Metodologi...............................................................................................12
1.8. Sistematika Penulisan...............................................................................12
1.9. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan............................................13
BAB II.....................................................................................................................14
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................14
2.1 Sejarah PLTA............................................................................................14
2.2 Periode Pembangunan PLTA....................................................................14
2.3 Manfaat dari Pembangunan PLTA Ketenger............................................16
2.4 Struktur Manajemen Perusahaan..............................................................17
BAB III...................................................................................................................18
DASAR TEORI TURBIN AIR...............................................................................18
3.1. Tinjauan Umum........................................................................................18
3.2 Bagian-bagian Turbin Air Jenis Francis...................................................24
3.3 Sistem Air.................................................................................................31
BAB IV...................................................................................................................42
PENGOPERASIAN PADA TURBIN FRANCIS...................................................42
4.1 Pengoperasian Turbin...............................................................................42
4.2 Startinng Turbin........................................................................................42
v
ii
4.3 Cara Pengoperasian Turbin......................................................................43
4.4 Pemberhentian Unit..................................................................................46
BAB V....................................................................................................................50
A. KESIMPULAN................................................................................................50
B. SARAN............................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................51
v
iii
DAFTAR GAMBAR
9
BAB I
PENDAHULUAN
10
1.2. Alasan Pemilihan Judul
1.3. Tujuan
11
1.4. Manfaat Kerja Praktek
12
1.6. Batasan Masalah
1.7. Metodologi
Laporan Kerja Praktik ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir . Bagian awal berisi halaman
judul,halaman pengesahan, prakata, daftar isi daftar gambar, daftar table,
dan daftar lampiran.
1. BAB I PENDAHULUAN
13
yang telah dilaksanakan. Pada dasarnya BAB 1 berisi tentang
gambaran umum penulis melakukan praktek kerja lapangan.
5. BAB V PENUTUP
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah PLTA
15
dinas, pagar, saluran air minum dan instalasi listrik serta penyediaan
tanah. Tahapan kedua adalah pekerjaan sipil meliputi: Pembangunan
kolam tando, bendungan banjaran, bak pengendap masuk kolam, pipa
pesat, dan Gedung pembangkit. Tahap terakhir terdiri dari pemasangan
turbin, generator, indoor switchgear, cranes, transformer dan peralatan
switchgear serta lainya.
Adapun lebih rincinya adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Pembangunan sarana sumber tenaga PLTA Ketenger
secara garis besar dilaksanakan pada periode sebagi berikut:
a. Tahun 1935 – 1937 yaitu bendungan Banjaran masuk bak
pengendap, pekerjaan pipa beton bertulang sepanjang 778 m
berdiameter 1,4 , kolam tando dan bak pelimpah.
b. Tahun 1937 – 1939 yaitu pekerjaan pipa pesat, Gedung sentral,
turbin, generator dan perlengkapanya.
c. Tahun 1998 – 1999 pelaksanaan Pembangunan PLTA Ketenger
3 atau PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro) Curug Gede.
2. Bidang Pengolahan Perusahaan dan Pembangkit
a. Tahun 1939 -1959 pelaksanaan pengolahan operasi dan
pemeliharaan oleh EMB ( Elctriciteit Maatchappy Banyumas)
di Purwokerto.
b. Tahun 1951- 1962 pelaksanaan pengolahan operasi dan
pemeliharaan oleh PLN distribusi cabang Purwokerto PLN
Explotasi XII.
c. Tahun 1962 -1982 pelaksanaan pengolahan operasi dan
pemeliharaan oleh sector Ketenger wilayah VIII Semarang.
d. Tahun 1983 – 1991 pelaksanaan pengolahan operasi dan
pemeliharaan oleh PLN sector Ketenger PLN pembangkitan
dan penyaluran Jawa bagian Barat Jakarta.
e. Tahun 1993 – 2000 pelaksanaan pengolahan pemeliharaan dan
opeasi oleh PT. PLN Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit
16
Mrica Banjarnegara, termasuk penyerahan PLTA Ketenger unit
3 atau PLTM ( Pembangkit Listrik Tenaga Mikro) Curug Gede.
f. Tahun 200 sampai dengan sekarang pelaksanaan pengolahn
operasi dan pemeliharan oleh PT. Indonesia Power UBP Mrica
Banjarnegara. Untuk keandalan penyediaan energi listrik maka
pemeliharaan korektif dan pemeliharaan emergency.
Karena pusat listrik ini menggunakan sumber daya air, dilihat dari
dampak negatif hampir tidak ada karena dalam operasionalnya sangat
ramah dengan lingkungan, sumber hayati maupun ekosistem alam
sekitar. Sedangkan dampak positif yang terjadi dengan dibangunnya
PLTA Ketenger diantaranya :
17
e Membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekelilingnya.
SUPERVISOR SENIOR
YUS NUGRAHA
18
BAB III
DASAR TEORI TURBIN AIR
1. Pengertian
Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air
menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian
diubah menjadi energi listrik oleh generator.Turbin air
dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk
pembangkit tenaga listrik. Dalam pembangkit listrik tenaga air
(PLTA) turbin air merupakan peralatan utama selain generator.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi
potensial air menjadi energi kinetik, turbin air dibedakan menjadi
dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi.
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil
energi dari aliran fluida. Turbin sederhana mempunyai satu
bagian yang bergerak.
19
2. Teori Dasar Aliran (hidrodinamik)
Air yang mengalir mempunyai energi yang dapat
digunakan untuk memutar roda turbin, karena itu pusat-pusat
tenaga air dihubungkan disungai-sungai dan di pegunungan-
pegunungan. Pusat tenaga air tersebut dapat dibedakan dalam 2
golongan, yaitu pusat tenaga air tekanan tinggi dan pusat tenaga
air tekanan rendah.
20
3. Energi Potensial
Air adalah sumber energi yang relatif mudah diperoleh dan
murah tentunya karena merupakan sumber daya alam (SDA) yang
dapat diperbarui. Air juga menyimpan energi potensial dan itu
terdapat pada air terjun (water fall) serta energi kinetik apabila air
itu mengalir, untuk itu energi yang dihasilkan air dapat
dimanfaatkan dalam bentuk energi mekanik maupun energi
listrik. Untuk pemanfaatan energi air sebagian besar megunakan
kincir air atau memanfaatkan aliran sungai tenaga air yang
dihasilkan tergantung pada debit air. Untuk itu hubungan
reservoir air adalah ketinggian air antara muka air pada reservoir
dengan muka keluar turbin air. Energi total yang tersedia dari
suatu reservoir air merupakan energi potensialair, yaitu:
E = m.g.h
Dimana
m = Massa air (kg)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/ s¿¿ 2)¿
h = Beda ketinggian (m)
21
diambil suatu selisih ketinggian (z) antara tinggi air atas dan
tinggi air bawah, maka menurut
bernoulli besar energi aliran sebagai berikut:
W-mgz+ m.% + 2 (Nm)
Dan apabila aliran tersebut diambil dari suatu jumlah air tiap 1
kg
maka akan dinamakan "spesifik energi" dalam suatu Nm/kg. Oleh
karena itu maka (W) akan didapat hasil:
h = g.z+ ₽ + C2 = konstan Nm/kg (dalam persamaan spesifik
energi). Untuk itu dibagi lagi dengan percepatan grafis (g), dan
akan didapat salah satu rumus dari persamaan bernoulli yang
mempunyai arti ketinggian sebagai berikut:
2 2
p1 c p2 c
Z1 + Z
+ 1 = 2+ + 2
ρg ρg
2. g 2. g
22
5. Turbin Diklasifikasikan Menjadi Beberapa Jenis
a. Dilihat dari kedudukan porosnya turbin air dibagi menjadi dua
macam :
Turbin vertical
Turbin horizontal
b. Dilihat dari cara kerja fluida dibagi menjadi dua macam:
Turbin reaksi
Adalah dimana air yang melewati roda jalan mengalami
penurunan tekanan pada sudu pengatur maupun runer.
Contohnya : Turbin Francis, turbin Kaplan, turbin
propeller
Turbin Impuls
Adalah turbin dimana proses penurunan trkanan airnya
ini akan terjadi pada sudu-sudu jalannya.
Contohnya: Turbin pelton.
c. Dilihat dari arah aliran air
Turbin aksial
Dimana aliran air yang melewati runner dalam arah
aksial.
Contohnya: Turbin Kaplan dan turbin pelton.
Turbin radial
Dimana aliran air yang melewati runner dalam arah
radial.
Contohnya: Turbin pelton.
Turbin aksial radial
Dimana aliran air yang masuk ke runner dalam arah
radial dan setelah keluar dari runner dalam arah aksial.
Contohnya: Turbin francis.
23
Turbin air diPLTA ketenger terdiri dari empat buah turbin
yang tersebut adalah jenis turbin francis dengan poros vertikal
dengan perputaran mesin sebesar 1000 rpm dengan daya bersih
8,01 MW utuk bisa menghasilkan daya sebesar 2 X 3,5 MW, 1
X 1 MW dan 1 X 0,1 MW. Putaran turbin searah dalam jarum
jam. Semua massa berputar dari turbin yang di topang oleh
banytalan aksial generator.
24
Ukuran : 1975 DIA
Tahun operasi : 1999
Elevation of centre line : 0,9 m
25
lojong dan ekornya tirus, tap sudu dihubungkan ke cincin
pengatur. Sudu pengatur mengendalikan jumlah air yang
mengalir lie turbin sesuai dengan besarnya sudu.
26
Sudu jalan terbuat dari bahan tuang stainless yang ditempa
secara vertikal dan merupakan bagian turbin yang berputar.
Sudu jalan dikenai gaya radial dan gaya aksial. Fungi dari sudu
jalan untuk mengubah energi potensial dan energi kinetik air
menjadi energi mekanik berupa putaran turbin.
d. Poros
Poros mempunyai sebuah flens pada tiap ujungnya dan
collar terpadu untuk membentuk bantalan pengarah. Poros atau
shaft ini terbuat dari baja tempa. Fungsi dari poros turbin adalah
untuk meneruskan gaya mekanik dari runner ke generator.
Turbin jenis poros vertikal ini tidak dilengkapi dengan roda
gaya karena pada saat putaran naik kelebihan energi akan
diserap oleh nberat poros turbin itu sendiri dan apabila putaran
turbin, turbin akan melepas kelebihan energi yang ada sehingga
akan kosntan putaranya.
27
Gambar 3. 5 Poros (shaft)
e. Bantalan pengarah
Tipe : Pedestal oil bearing
Bahan : Babbit metal
Temperatur max : 65° c
Jenis pelumas :Turbin oil no.3 atau sheel
Oil T.46
Bantalan pengarah ini dipasang pada tutupas turbin,
posisinya
tepat diatas perapat poros. Assembly bantalan pengarah terdiri
atas
delapan buah balok bantalan dan sebuah pendingin minyak
yang
ditempatkan pada spider home dan sebuah pot minyak.
f. Perapat Poros
Fungsi dari perapat poros ii adalah untuk mencegah air
keluar dari runner. Ada dua buah perapat operasi dan perapat
28
statis. Perapat poros ditopang oleh sebuah tutup dalam yang
dikaitkan ke tutup turbin. Assembly perapat poros terdiri dari
sebuah assembly selongsong perapat yang dikaitkan ke flens
atas dan sebuah penjepit perapat ujung pada flens bawah.
Pendingin dan pelumas pada permukaan yagn bersinggungan
antar perapat jung dan assembly. Air pendingin disalurkan
keruangan sekitar perapat ujung dan cone melalui tap pada
flens.
29
by pass merupaka sebuah katupjarum yang dibuka secara
urut-urutan dari pembukaan katup masuk utama.
i. Governor
Type : Electric Hidroulyc YT 300
Pembuat : HEEW CHINE
Max working oil preasure : 2,54 Mpa
Gambar 3. 6 Governoor
j. Generator
Generator adalah suatu mesin listrik yagn berfungsi untuk
mengubah tenaga mekanik yang dihasilkan oleh turbin menjadi
30
tenaga listrik. Generator dapat digolongkan berdasarkan arah
poros, yaitu:
1. Poros horizontal, biasanya untuk pembangkitan yang
berdaya pada putaran tinggi.
2. Poros vertical, untuk pembangkitan berdaya sedang sampai
besar dengan putaran sedan sampai rendah.
Pada semua tipe dibawah, turbin terdapat bantalan luncur.
Untuk jenis dan tipenya ada beberapa macam yaiut:
1. Tipe biasa atau gantung (conventional/overhang type).
Posisi bantalan tekan rotor, biasanya untuk pembangkit
berdaya sedang.
2. Tipe paying (umbrella type), posisi bantalan tekan bawah
rotor, biasanya untuk pembangkit berdaya sedang atau
besar.
3. Tipe semi paying (semi umbrella type), posisi bantalan
tekan ini dibawah rotor dan bantalan luncur diatas rotor,
biasanya untuk pembangkit berdaya besar.
4. Tipe penunjang bawah (support typr), posisi bantalan tekan
bawah ini kopel dan bantalan luncur dibawah rotor, biasnya
untuk pembangkit berdaya besar.
31
k. Kecepatan pesat
Kecepatan pest adalah kecepatan dimana pada waktu
turbin bekerja adanya suatu hal gangguan sehingga memaksa
turbin untuk berhenti atau dihentikan secara mendadak dan dalam
hal tersebut roda turbin memperlihatkan gejala akan berputar
dengan cepat karena governor tidak bekerja dengan baik atau
dalam kondisi governor rusak dan untuk itu maka turbin harus
dikondisikan dengan beberapa perhitungan terhadap kecepatan
pest agar mencegah kerusakan turbin.
1. Kavitasi
Kavitasi merupakan peristiwa terjadinya gelembung up
didalam fluida yang mengalir, apabila tekanan ditempat tersebut
sama atau dibawah tekanan uap jenuhnya. Gelembung tersebut
kemudian sampai pada suatu daerah yang tekanannya melebihi
tekanan up maka gelembung tersebut bukan saja menimbulkan
bunyi dan getaran tetapi juga menyebabkan lubang kikisan pada
permukaan dinding saluran turbin, pada turbin air kavitasi terjadi
pada sudu jalan. Akibat kavitasi yang berlebihan akan
menyebabkan pengurangan daya dan efisiensi turbin. Kavitasi
dapat dicegah dengan beberapa cara yaitu:
a. Memilih sudu-sudu motor yang tepat bentuknya
terutama pada permukaannya.
b. Memperbaiki konstruksi dan mengupayakan agar tidak
terjadi betuk yang tajam pada sisi hilir.
32
c. Memasang turbin yang tepat dengan memperkecil jarak
vertikal antara roda turbin dan permukaan air bawah.
d. Menggunakan material sesuai dengan kebutuhanya dan
kuat agar bisa menahan efek yang ditimbulkan ole
kavitasi yang berupa kikisan pada permukaan logam.
2. Fasilitas sipil
Fasilitas sipil adalah fasilitas yang menyalurka air dari
sungai ke turbin air guna membangkitkan tenaga listrik dengan
memanfaatkan perbadaan muka air hulu dan hilir. Fasilitas sipil in
terdiri atas beberapa bagian yang ada di PLTA ketenger, yaitu:
bendungan untuk menampung air (intake dam), saluran atas atau
terowongan tekan (head race pressure tunner) serta gedung sentral
(Power house) tempat dimana turbin dan generator dipasang.
Fasilitas inilah yang terdapat pada PLTA ketenger untuk
membangkitkan tenaga listrik. Sungai banjaran dan surobadak,
luas tangkapan hujan 30 km debit rata-rata/tahun yang masuk ke
kolam tando: 2,1 m'/detik.
a. Waduk (reservoir)
Fungsi daripada waduk ini adalah untuk penampung air dari
sungai banjaran dan surobadak. Luas tangkapan hujan 30 km, debit
rata-rata tiap tahun yang masuk ke kolam tando adalah 2,1 m/detik.
Bagian ini adalah komponen utama dari suatu pusat
pembangkihidro yang berfungsi sebagai penyimpanan air untuk
menggerakan turbin air. Bendungan ini juga berguna sebagai
kesinambungan kerja, pengendalian air serta untuk mendapatkan
adanya tinggi jatuh.
Bendungan ini digolongkan atas beberapa jenis menurut
struktur, bahan-bahan konstruksinya, tujuan penggunaanya, prinsip
perencanaan, tinggi maupun untuk kategori lain. Menurut tujuan
penggunaanya, dibedakan atas bendungan penyimpanan,
33
bendungan pengantur. Sedangkan menurut bahan kontruksinya dan
prinsip perencanaanya dibedakan atas bendungan.
Urungan yang terdiri urungan batu, urungan tanah,
bendungan beton, bendungan kerangka baja dan bendungan kayu.
Data teknis kolam tando, antara lain :
Isi efektif : 12.800 m
Volume efektif : 20.000 m3
Level tertinggi : 5,8 m
Level terendah : 2,5 m
Luas dasar : 1768 m2
Luas permukaan : 3536 m2
Elevasi air tertinggi : 658 m
Elevasi air terendah : 650 m
34
Bendungan berfungsi untuk menaikan permukaan air Sungai
untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain untuk menyimpan air,
35
c. Saluran Pelimpah (spillway)
Saluran pelimpah ini mempunyai fungsi dan kegunaan untuk
menyalurkan atau mengalirkan air apabila dari suatu waduk telah
digunakan untuk keperluan pembangkit listrik. Saluran pelimpah
juga disebut dengan saluran dengan saluran curah. Saluran
pelimpah terdiri dari dua bagian, yaitu:
Saluran pelimpah utama
Merupakan saluran pelimpah yang memang
direncanakan untuk dilewati saluran (jumlah air yan
diperkirakan)
36
Gambar 3. 10 Saluran Pelimpah (spillway)
d. Tanggul Sisi
Fungsi daripada tanggul sisi adalah sebagai pasar atau tembok
pembendung air yang menggenangi sisi kana dan sisi kiri
bendungan. Tanggul sisi ini adalah sebuah tanggul yang dibuat dari
sisi kiri dan sisi kanan bendunngan utama.
37
e. Terowongan
Fungsi daripada terowongan ini adalah sebagai penyalur air
dair bengunan oengambilan air (power link) ke mesin pembangkit.
Ada berbagai macam head race antara lain terowongan saluran terbuka
dan saluran tertutu[. Penampang saluran atas umumnya berbentuk
bulat atau kapal kuda dan untuk terowongan pada PLTA Ketenger
memiliki surge tank atau tanki pendatar.
f. Bangunan Pengambilan
Bangunan pengambilan (power intake) yaitu bangunan untuk
mengambil air langsung dari Sungai atau waduk kedalam saluran air.
Fungsi dari bangunan ini untuk pengambilan aur atau untuk
penyaluran air untuk disimpan didalam waduk. Maksud dari tujuan
pembangunnan power intake ini sebagai saluran untuk mengambil ait
dari Sungai secara langsung yang kemudidan disalurkan melalui
bangunan pengambilan kemudian air hasil pengambilan ditampung
kedalam bendungan atau waduk.
Sebuah saluran yang disaluri air yang keluar dari turbin melalui
pipa lepas (draf tube) terus ke saluran pembuangan. Saluran ini
biasanya terdiri dari waduk awal (forebay) yang dihubungkan ke pipa
lepas (draft tube) saluran bawah dari pintu keluar (outlet).
38
h. Pipa Pesat (penstock)
Pipa pesat adalah saluran yang digunakan untuk mengalirkan air
dari kolam tando ke rummah pembangkit. Pipa pesat berfungsi untuk
mengalirkan dan mengarahkan air ke turbin dan mendapatkan tekanan
hidrostatik yang sebesar-besarnya.
39
40
Gambar 3. 13 Pipa Pesat (pestock)
41
Gambar 3. 14 Tanki Pendatar (surge tank)
j. Gedung
Sentral
(power
house)
Power
house dapat disebut juga rumah pembangkit, yang merupakan fasilitas
banguman yang berisikan peralatan system pembangkit seperti: Turbin
air, generator, dan peralatan pembantu pembangkitan tenaga listrik.
lainnya. Power house juga berfungsi sebagai tempat melakukan
42
Power house juga terdiri dri berbagai macam antara lain turbin air
generator. menurut bagian yang terletak diatas tanah dan meurut
bentuk pondasi.
Data teknis power house pada PLTA ketenger:
Tipe : Semi underground
Jenis kontruksi : Beton bertulang
Luas bangunan : 2.472
Luas lantai : 3.100
Lebar bangunan : 44,52 m
Panjang bangnunan : 85,00 m
Tinggi bangunan : 26,56 m
Kontruksi atap : Beton bertulang
Jumlah lantai : 2 lantai diatas tanah dan 2 lantai di
Bawah tanah
43
BAB IV
PENGOPERASIAN PADA TURBIN FRANCIS
Main inlet valve tidak bisa dibuka sebelum tekanan pada kedua
sisi Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan
fungsi dorong angin memutar baling-baling digantikan air untuk
memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kinetik yang
disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik. Turbin diPLTA
ketengar digerakan oleh air dari pipa pesat(penstock) dengan debit
2,1m'/detik, mampu berotasi dengan putaran 1000 rpm dan
menghasilkan daya listrik 1,05 MW. Cara kerja turbin air dengan
mengubah gaya jatuh air yang mendorong baling-baling yang
menyebabkan turbin berputar.
Main inlet valve tidak bisa dibuka sebelum tekanan pada kedua sisi
dalamnya sama. Maka pada waktu akan melakukan pembukaan main
44
inlet valve, maka air dilewatkan pada pipa by pass untuk mengisi air
pda sisi sebelah spiral casing dan apabila air pada sisi rumah sudah
mencapai 77% tekanan, maka severmotor akan menggerakan trunion
dan membuka main inlet valve.
45
Level minyak governor low stage 1.
Level minyak bantalan pengaruh turbin low stage 1.
Governor fault stage 1.
Governor tidak ready to start.
Perapat pemeliharaan poros terpasag.
4.3 Cara Pengoperasian Turbin
46
Indikator MIV open nyala.
3 secod opening limiter membuka 20%, guide vanc 12%.
Unit running.
Putaran 870 excitasi on automatis.
Tegangan generator muncuk 6 KV.
“Proses Sinkronasi”
Pindahkan selektor switch PT selection ke PT rel A.
Pindahkan selektor switch Mode syncron ke MANUAL.
Amati jarum syncron.
Atur opening limiter da speed adjustment sampai putaran
jarum syncron cek lambat.
PMT close.
Buka opening limiter untuk menaikan beban.
Buka (Raise) speed adjustment sampai 3%
Buka opening limiter sesuai beban yang dinginkan.
c. Pengoperasian Secara Lokal Control
Pengopersian local control sama dengan pengoperaian
turbin manual. Pengoperasian unit ini dilakukan sebagai uji
coba secara individual peralatan bantunya, baik untuk turbin
maupun generator.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah alat yang
bersangkutan masih berfungsi dengan baik, juga diperlukan
jika pengoperasian dengan cara lain mengalami gagguan.
Yang dimaksud menjalankan turbin secara maual yaitu
pegopersian turbin unit generator dengan tindakan langsung
operator tanpa bantuan alat bantu khusus, yaitu dengan
menjalankan unit dan alat bantu dari control unitya sendiri
satu-persatu dengan urutan yang telah ditentukan.
47
Pelaksanaanya untuk unit start mencakup langkah-
langkah sebagai berikut:
Pastikan bahwa unit siap start dengan mengontrol:
Tidak ada indikasi bahwa start unit di blocking.
Semua alarm tidak menunjuk.
Semua perlatan ada pada control local atau manual.
Mengerjakan alat-alat bantu start meliputi;
Buka by pass.
Buka katup pendingin.
Buka katup pendingin pelumas bearing.
Hidupkan pompa oli generator.
Lepaskan pemanas generator.
Pembukaan katup utama
Buka katup by pass.
Buka main inlet valve setelah tekanan air pada sisi
rumah siput 75% dari tekanan pada penstock, katup
utama harus terbuka.
Buka katup governor dengan menggunakan start
seleoid, jlka governor telah terbuka, sudu atur biasa
digunakan dengan membuka katup actuator
governor.
Mejalankan turbin generator degan membuka katup
actuator pada governor, pastikan turbin mencapai
90% putaran normal.
Masukan CB untuk excitasi.
Pastikan unit sudah syncron dengan system.
Masukan PMT (pemutus tegangan) generator dan
pastikan bahwa PMT telah masuk.
Setelah daya aktif dan reaktif besarya sesuai dengan
permintaan, berarti starting telah komplit.
48
4.4 Pemberhentian Unit
49
Setelah alat-alat bantu turbin tersebut berhenti dan katup
governor menutup, katup by pass inlet valve dibawah
menutup, indikasidiperhatikan.
b. Pemberhentian darurat kontrol (control emergensy trip)
Pemberhentian ini dikerjakan oleh peralatan kontrol
pengaman bila situasi sangat kritis dan tidak dapat ditahan lagi
pada kondisi alarm trip satu. Pada pemberhentian ini tidak
mengalami kenaikan putaran pada poros turbin, sebab PMT
generator tidak jatuh sampai posisi sudu pengarah diposisi tampa
beban. Alasan pemberhentian ini juga disebabkan:
Temperatur bantalan pengarah turbin tinggi.
Level minyak bantalan terlalu rendah.
Gerakan sudu pengarah saling mendahului.
Suplai supervice supervisor gagal.
Antar main inlet valve dengan sudu pengarah terjadi
ketidak cocokan terblock oleh control block (CB).
Selama start pembukaan sudu terlalu besar.
Pemberhentian secara darurat terkontrol dikerjakan secara
otomatis dengan bekerja satu atau lebih. Penyebab
pemberhentian darurat kontrol dengan urutan sebagai berikut.
Katup governor tutup oleh selenoid stop dan sub squence
menutup main inlet valve bekerg setelal suda posisi baval
tanpa beban PMT govemor.
Setelah putaran mesin lebin keeil dari pada 0,5% putaran
normal, sebuah time delay diaktifkan untuk menyaksika
bahwa mesin benar-benar berhenti sebelum prosedur stop
dianjurkan.
Kemudian pompa pendigin distop, katup pisah pendingin
unit menutup, katup pisah pendigin turbin menutup, katup
50
pisah air pendigin untuk perapat poros menutup seta
pompa minyak governor berhenti.
Setelah alat-alat bantu turbin berhenti dan katup governor
menutup, katup by pass inlet dibawah in control pressur
switch dan main inlet valve menutup, indikasi "machine
in SD diperhatikan"
c. Pemberhentian darurat cepat
Pemberhentian darurat in dilakukan oleh peralatan kontrol
bila terjadi suatu kondisi kritis dan putaran poros turbin naik
sampai 55% dari putaran normal PMT generator jatuh dengan
segera. Penyebab lain pemberhentian cepat adalah:
Tekanan minyak governor rendah.
Level minyak governor rendah.
Stop bekerja darurat.
Gangguan pada governor.
Katup pisah auto mulai tertutup.
Pemberhentian darurat dilakukan secara otomatis bila salah
sal penyebabnya bekeria atau tombol emergency trip ditekan,
urutannya sebagai berikut:
Tekan tombol ES pada panel UCP.
PCUT mesin lepas.
Governor bekeria menutup guide vane.
MIV menutup, by pass vale menutup.
Putaran 30% dan rem bekerja.
Katup pendingin menutup.
51
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
52
mempunyai energi tertentu yang dapat digunakan untuk menggerakkan
turbin. Udara yang mengalir melalui turbin mempunyai energi spesifik yang
dapat dimanfaatkan baik energi mekanik maupun listrik. Potensi energi
udara dihitung dengan membagi energi total reservoir udara dengan massa
udara. Energi udara kemudian diubah menjadi bentuk energi lain. Prinsip
Bernoulli menyatakan bahwa energi udara sebanding dengan massa udara,
dan energi udara sebanding dengan massa udara.
B. SARAN
53
DAFTAR PUSTAKA
https://pltaketenger.blogspot.com/2009/
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/789/Elitua
%20Lumbantoruan.pdf?isAllowed=y&sequence=1
https://slideplayer.info/slide/13454475/
54