Anda di halaman 1dari 6

PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN 1 DI SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH

MATEMATIKA
TOPIK 3

Nama Mahasiswa : Agustina Kewa Kalan


NIM : 2301190072
Kelas : Matematika B_Gelombang 1 Tahun 2023

TUGAS
Cari referensi baru tentang Teaching at the Right Level (TaRL), berdasarkan Konten, Proses dan
Produk.
Pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) yaitu sebuah pendekatan yang tidak
berdasarkan tingkatan kelas, namun berdasarkan tingkat atau level kemampuan setiap siswa
(Mubarokah, 2022; Suharyani et al., 2023; Syarifudin et al., 2022). Kemampuan yang dimiliki
siswa dalam satu tingkatan kelas tentu beragam (Abidin et al., 2021). Terdapat siswa yang cepat
belajar dan ada yang lamban dalam memahami pembelajaran (Meilawati, 2020). Untuk
mengetahui tingkat atau level kemampuan siswa, guru harus melakukan sebuah asesmen
diagnostik baik kognitif maupun non-kognitif (Nasution, 2021). Asesmen diagnostik dapat
dilakukan melalui kegiatan observasi, tanya jawab, maupun tes tertulis (Budiono & Hatip, 2023).
Pada bagian lain, Budiono dan Hatip (2023) juga menjelaskan bahwa asesmen diagnostik kognitif
bertujuan untuk mengetahui dan mendiagnosa capaian awal yang dimiliki setiap siswa, sedangkan
asesmen diagnostik non-kognitif bertujuan untuk mengetahui keadaan emosi, minat, dan kesiapan
belajar siswa. Setelah melakukan asesmen diagnostik, guru dapat menggunakan hasil dari asesmen
tersebut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan (Antika et al., 2023). Pada
pendekatan TaRL, setelah siswa melakuakan asesmen diagnostik, siswa dikelompokkan sesuai
level (asesmen diagnostik) yang dimiliki dan mendapatkan perlakuan sesuai level tersebut (Peto,
2022). Apabila pendekatan yang diterapkan sesuai dengan level siswa, maka hasil belajar akan
meningkat (Cahyono, 2022). Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, pendekatan TaRL ialah
sebuah pendekatan yang akan membantu guru untuk mengatasi keragaman level atau kemapuan
literasi dan numerasi siswa (Rosyidah et al., 2022).
A. Pembelajaran yang berdiferensiasi menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level
(TaRL) pada konten (Materi yang Diajarkan)
Pembelajaran yang berdiferensiasi menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level
(TaRL) pada konten adalah pendekatan yang memperhatikan perbedaan kemampuan peserta didik
dalam memahami materi pembelajaran. Dalam pendekatan ini, guru mengidentifikasi tingkat
kemampuan peserta didik dan memberikan materi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan mereka. Materi pembelajaran yang diberikan pada peserta didik yang telah
memahami materi dengan baik dapat lebih kompleks dan mendalam, sementara materi
pembelajaran yang diberikan pada peserta didik yang masih kesulitan memahami materi dapat
lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Selain itu, dalam pendekatan Teaching at the Right Level
(TaRL) pada konten, guru juga memberikan latihan dan penilaian yang sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik. Peserta didik yang telah memahami materi dengan baik dapat diberikan
tugas yang lebih kompleks dan tantangan yang lebih besar, sementara peserta didik yang masih
kesulitan memahami materi dapat diberikan latihan yang lebih sederhana dan bimbingan dari guru.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kemampuan peserta didik
sebelum memulai pembelajaran Teaching at the Right Level (TaRL) pada konten, di antaranya:
1. Tes atau evaluasi
Guru dapat melakukan tes atau evaluasi yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan
diajarkan. Tes atau evaluasi ini dapat mencakup soal pilihan ganda, esai, atau tugas tertulis
lainnya. Dengan tes atau evaluasi ini, guru dapat mengetahui tingkat kemampuan peserta
didik dalam suatu mata pelajaran.
2. Observasi
Guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik untuk mengetahui tingkat
kemampuan mereka dalam suatu mata pelajaran. Observasi ini dapat dilakukan selama
pembelajaran sebelumnya atau dengan mengamati peserta didik saat mengerjakan tugas atau
latihan.
3. Wawancara
Guru dapat melakukan wawancara dengan peserta didik untuk mengetahui tingkat
kemampuan mereka dalam suatu mata pelajaran. Wawancara ini dapat mencakup pertanyaan
tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya atau pertanyaan terkait dengan topik yang
akan diajarkan.
Setelah menentukan tingkat kemampuan peserta didik, guru dapat menyesuaikan materi
pembelajaran dengan kemampuan mereka. Hal ini dapat membantu peserta didik memahami
materi dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa strategi yang digunakan dalam pembelajaran
TaRL pada konten:
1. Penentuan tingkat kemampuan peserta didik: Sebelum memulai pembelajaran, guru
menentukan tingkat kemampuan peserta didik dalam suatu mata pelajaran. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan tes atau evaluasi yang sesuai. Dengan mengetahui tingkat
kemampuan peserta didik, guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan
kemampuan mereka.
2. Penggunaan media pembelajaran yang berbeda: Dalam pembelajaran Teaching at the Right
Level (TaRL) pada konten, guru menggunakan berbagai jenis media pembelajaran yang
berbeda, guna memperjelas materi pembelajaran, berupa buku teks, gambar untuk
memperjelas konsep atau ide yang sulit dipahami oleh peserta didik. Gambar dapat
membantu peserta didik memvisualisasikan konsep atau ide tersebut, Video dapat membantu
peserta didik memahami konsep atau ide dengan lebih baik karena peserta didik dapat
melihat bagaimana konsep atau ide tersebut diterapkan dalam kehidupan nyata. Audio dapat
membantu peserta didik memahami konsep atau ide dengan lebih baik karena peserta didik
dapat mendengarkan penjelasan guru dengan lebih jelas, Presentasi dapat membantu peserta
didik memahami konsep atau ide dengan lebih baik karena peserta didik dapat melihat
gambar, grafik, atau diagram yang mendukung penjelasan guru, Permainan dapat membuat
peserta didik lebih tertarik dan mudah memahami konsep atau ide yang disajikan, dan
demonstrasi dapat membantu peserta didik memahami konsep atau ide dengan lebih baik
karena peserta didik dapat melihat bagaimana konsep atau ide tersebut diterapkan dalam
kehidupan nyata.. Materi pembelajaran dengan menggunakan media yang beragam dapat
membantu peserta didik dengan kemampuan yang berbeda memahami materi dengan lebih
baik.
3. Pemberian umpan balik yang terarah: Dalam pembelajaran Teaching at the Right Level (TaRL)
pada konten, guru atau pengajar memberikan umpan balik yang terarah pada peserta didik.
Hal ini dapat membantu peserta didik memperbaiki kesalahan mereka dan memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang materi pembelajaran.
4. Pemberian tugas yang sesuai: Dalam pembelajaran Teaching at the Right Level (TaRL) pada
konten, guru memberikan tugas yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Hal
ini dapat membantu peserta didik memperdalam pemahaman mereka tentang materi
pembelajaran.
5. Kolaborasi antar peserta didik: Dalam pembelajaran Teaching at the Right Level (TaRL) pada
konten, guru mendorong kolaborasi antar peserta didik. Hal ini dapat membantu peserta
didik dengan kemampuan yang berbeda untuk saling membantu dan memperdalam
pemahaman mereka tentang materi pembelajaran.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, guru dapat menyajikan materi pembelajaran TaRL
dengan baik sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Hal ini dapat membantu meningkatkan
hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pemahaman tentang pendekatan TaRL bahwa keuntungan
dari pembelajaran yang berdiferensiasi menggunakan pendekatan TaRL pada konten yaitu: dapat
meningkatkan pemahaman peserta didik, dapat meningkatkan motivasi peserta didik, dapat
meningkatkan partisipasi peserta didik, dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran peserta didik.

B. Pembelajaran yang berdiferensiasi menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level


(TaRL) pada Proses (Cara Mengajar)

Pembelajaran yang berdiferensiasi menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level


(TaRL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada kemampuan dasar peserta
didik dalam membaca, menulis, dan berhitung. Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam
pembelajaran TaRL pada proses antara lain:
 Kelompok belajar: Peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan mereka
dalam membaca, menulis, dan berhitung. Kelompok belajar ini terdiri dari peserta didik
yang memiliki kemampuan yang serupa sehingga mereka dapat belajar dengan cara yang
sama.
 Pembelajaran berbasis aktivitas: Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan aktivitas
yang menarik dan bermakna bagi peserta didik. Aktivitas ini dapat berupa permainan,
simulasi, dan tugas-tugas yang menantang.
 Pembelajaran berbasis masalah: Pembelajaran dilakukan dengan memecahkan masalah
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Hal ini akan membuat
pembelajaran lebih bermakna dan relevan bagi peserta didik.
 Pembelajaran terpadu: Pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan beberapa mata
pelajaran sekaligus. Hal ini akan membuat peserta didik lebih mudah memahami
keterkaitan antara berbagai mata pelajaran.
 Penggunaan media pembelajaran: Media pembelajaran seperti buku, poster, video, dan
audio digunakan untuk membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang diajarkan.
 Pemantauan dan evaluasi: Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala untuk
mengetahui kemajuan peserta didik dalam pembelajaran. Hal ini akan membantu guru
untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik.

Sebagai contoh, dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level
(TaRL) untuk mata pelajaran Matematika, guru dapat menggunakan beberapa strategi
sebagai berikut:
 Kelompok belajar
Guru dapat membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan
kemampuan atau level kognitif mereka dalam matematika. Kelompok ini dapat
dibedakan berdasarkan tingkat kesulitan soal matematika atau berdasarkan tingkat
kemampuan dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
 Pembelajaran berbasis aktivitas
Guru dapat menggunakan aktivitas-aktivitas seperti permainan matematika, simulasi,
dan tugas-tugas yang menantang untuk membantu peserta didik memahami konsep-
konsep matematika. Misalnya, guru dapat menggunakan permainan papan yang
mengajarkan konsep bilangan bulat atau permainan kartu yang mengajarkan konsep
pecahan.
 Pembelajaran berbasis masalah
Guru dapat memberikan tugas-tugas yang menantang peserta didik untuk memecahkan
masalah matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, peserta
didik dapat diberikan tugas untuk menghitung harga total belanjaan di pasar atau
menghitung luas tanah untuk menanam sayuran.
 Pembelajaran terpadu
Guru dapat mengintegrasikan beberapa mata pelajaran seperti Matematika, Sains, dan
Bahasa Indonesia dalam satu pembelajaran. Misalnya, peserta didik dapat mempelajari
konsep geometri sederhana sambil belajar tentang bentuk-bentuk geometris dalam
bahasa Indonesia.
 Penggunaan media pembelajaran
Guru dapat menggunakan media pembelajaran seperti buku, poster, video, dan audio
untuk membantu peserta didik memahami konsep-konsep matematika. Misalnya, guru
dapat menggunakan video animasi untuk mengajarkan konsep bilangan bulat atau
poster untuk mengajarkan konsep geometri.
 Pemantauan dan evaluasi
Guru dapat melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk mengetahui
kemajuan peserta didik dalam pembelajaran. Hal ini akan membantu guru untuk
menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik. Misalnya, guru dapat
memberikan tugas-tugas tambahan untuk peserta didik yang masih kesulitan dalam
memahami materi.
C. Pembelajaran yang berdiferensiasi menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level
(TaRL) pada Produk (Luaran atau Performa yang akan Dihasilkan)

Pembelajaran yang berdiferensiasi menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level


(TaRL) pada produk bertujuan untuk memberikan pembelajaran yang disesuaikan dengan
tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik. Pendekatan Teaching at the Right Level
(TaRL) fokus pada mengidentifikasi kebutuhan belajar individu peserta didik dan memberikan
bahan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.
Dalam konteks produk, pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) dapat diterapkan
dengan beberapa langkah. Pertama, kita perlu melakukan penilaian awal terhadap pemahaman
dan kemampuan siswa terkait produk tersebut. Penilaian ini dapat dilakukan melalui tes, tugas,
atau observasi langsung. Dari hasil penilaian, kita dapat mengidentifikasi tingkat pemahaman
dan kemampuan peserta didik secara individu. Setelah itu, kita dapat merancang dan menyusun
materi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Materi pembelajaran
dapat disusun dalam bentuk modul atau rangkaian aktivitas yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan belajar individu peserta didik. Selain itu, pendekatan Teaching at the Right Level
(TaRL) juga melibatkan pemberian umpan balik yang spesifik dan konstruktif kepada peserta
didik. Umpan balik ini dapat membantu peserta didik untuk memahami kekuatan dan
kelemahan dalam mengaplikasikan konsep produk. Dengan demikian, peserta didik dapat fokus
untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka dalam menghasilkan produk yang
lebih baik.
Pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) pada produk juga dapat melibatkan
penggunaan metode pembelajaran yang aktif dan kolaboratif. Misalnya, peserta didik dapat
diberi tugas untuk bekerja dalam kelompok untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi mereka. Hal ini dapat mendorong peserta didik untuk berpikir kritis,
berkolaborasi, dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks nyata.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi menggunakan pendekatan TaRL pada produk, terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan. Berikut adalah beberapa contoh metode
pembelajaran yang dapat diterapkan:
 Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif)
Metode ini melibatkan siswa dalam kerja kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Siswa bekerja sama dalam kelompok dengan peran dan tanggung jawab yang jelas untuk
menghasilkan produk yang berkualitas. Dalam konteks produk, siswa dapat bekerja sama
dalam merancang, membuat, dan mempresentasikan produk secara kolaboratif.
 Problem-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Metode ini melibatkan siswa dalam memecahkan masalah nyata yang terkait dengan
produk yang akan dihasilkan. Siswa diberikan tantangan atau masalah yang harus mereka
selesaikan dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari. Dalam
proses pembelajaran ini, siswa akan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang produk dan bagaimana menghasilkannya dengan baik.
 Project-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Metode ini melibatkan siswa dalam proyek yang melibatkan pembuatan produk yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Siswa akan bekerja secara mandiri atau dalam
kelompok untuk merancang, membuat, dan mempresentasikan produk yang berkualitas.
Dalam proses pembelajaran ini, siswa akan mengembangkan keterampilan berpikir kritis,
kolaborasi, dan pemecahan masalah.
 Differentiated Instruction (Instruksi Berdiferensiasi)
Metode ini melibatkan guru dalam menyajikan materi pembelajaran dengan berbagai
tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar individu siswa. Guru dapat
menyediakan materi tambahan, tugas yang berbeda, atau pendekatan pembelajaran yang
berbeda untuk siswa dengan tingkat pemahaman yang berbeda. Hal ini memungkinkan
siswa untuk belajar dengan lebih efektif sesuai dengan kebutuhan mereka.
 Peer Tutoring (Bimbingan Sebaya)
Metode ini melibatkan siswa yang memiliki pemahaman yang lebih baik dalam membantu
siswa lain yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Siswa yang memiliki
pemahaman yang lebih baik dapat menjadi tutor bagi siswa lain, membantu mereka dalam
memahami konsep produk dan meningkatkan keterampilan mereka.

Penerapan metode-metode pembelajaran ini dalam pembelajaran berdiferensiasi menggunakan


pendekatan TaRL pada produk akan membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang produk dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menghasilkan produk
yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai