Buku Saku Anka Ukai
Buku Saku Anka Ukai
ANKA UKAI
Fasilitas Izin oleh Apt Peraturan
Industri Farmasi Dirjen Binfar 3 (prod, PP 51/2009
(Permenkes R! 1799/2010) QC, QA)
Industru Obat IOT/IEBA : Dirjen Binfar 1 Permenkes 6/2012
Tradisional UKOT : Kadinkes Prov
UMOT : Dinkes kab/kota
Industri Kosmetik Dirjen Binfar 1 PP 51/2009
Permenkes 1175/2010 ttg izin
produksi
Permenkes 1176/2010 ttg
notifikasi kosmetik
ANKA UKAI
Pengelolaan Sediaan Farmasi & Alkes
Per enc a na a n & peng a daa n
Metode
Definisi Keterangan
Analisis
Konsumtif Berdasarkan data pemakaian Permintaan = A= B+C+D – E
periode sebelumnya
Epidemiologi Berdasarkan pola, jumlah, Permintaan = jml kasus x jml standar pengobatan + SS – Sisa stok
frekuensi penyakit
Kombinasi Epid + Konsumsi
Analisa Pareto Pengelompokan data berdasar A = 80%
(ABC) tingkatan nilai B = 20%
C = 10%
dari total dana
Analisa VEN Berdasarkan kepentingan obat Vital : Life saving (ex. Syok anafilaksis)
Esensial : sering digunakan (ex. analgetik)
Non esensial : penunjang, tdk terlalu penting (ex. suplemen)
Definisi Bandingkan Input Outcome Contoh
Cost Minimum Pilih biaya terendah dg manfaat - Paten vs generik, pilih biaya termurah
Analysis sama
Cost Benefit Mengukur biaya & manfaat Ekonomi Penggunaan vaksin vs antihiperlipid
Analysis intervensi dan pengaruhnya thd Biaya u/ pembelian vaksin < dr pengobatan penyakit yg timbul
hasil perawatan
≥2
Cost Effetive Bandingkan biaya dg pengaruhnya Biaya Klinis A : 100 jiwa 100 juta Glibenklamid lbh efektif
Analysis thd hasil perawatan (outcome) B : 100 jiwa 70 juta turunkan gula darah drpada
B lebih efektif Metformin
Cost Utility Mengukur nilai spesifik kesehatan Humanistik CPG meningkatkan quality of life px after event heart attack dibanding
Analysis dlm bentuk pilihan setiap (quality of dg aspirin
individual life)
FARMAKOEKONOMI
peng el ol a a n ma na j er ia l
Seleksi Acuan : 1. ForNas 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
2. Formularium RS Harga Jual/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 = + 𝑝𝑝𝑛 𝑅𝑂𝐼 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
3. DOEN 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
4. Kontinuitas ketersediaan obat HJA = 𝐻𝑁𝐴 𝑥 𝑃𝑃𝑁 𝑥 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑥 𝑅𝑂𝐴 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
PFT (Panitia Farmasi dan Terapi)
𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
- Susun kebijakan obat Harga resep = (HJA x jml obat) + 𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎𝑠𝑒 + 𝑡𝑢𝑠𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑂𝐸 =
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
- Susun dan revisi formularium
- Buat kajian sistem manajemen obat %𝐻𝑃𝑃 2𝑥 𝐷 𝑥 S
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 − 1 𝐸𝑂𝑄 = √
- Koordinir pelaporan ESO = 100% − (100% 𝑥 ) H𝑥C
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙
Pengadaan - Tender terbuka S : kebutuhan barang /periode
- Tender tertutup D : biaya pemesanan
- Tawar menawar HPP = (𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 + 𝑠𝑡𝑜𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙) − 𝑠𝑡𝑜𝑘 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
H: % biaya simpan/th
- Pembelian langsung C : harga beli /unit
𝐻𝑃𝑃
Penyimpanan 1. High Alert diberi stiker HAM %HPP = H : biaya simpan per unit per th
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑜𝑚𝑠𝑒𝑡)
2. LASA dipisah dan diberi stiker LASA
3. Narkotika di lemari khusus dg 2 kunci 𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 = 𝑅𝑂𝑃 = (𝐿𝑇 𝑥 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎") + 𝑆𝑆
4. Emergensi terkunci, pastikan jumlah sesuai daftar 1 − 𝑉𝐶/𝑇𝑅
Dispensing
𝐹𝐶 𝐻𝑃𝑃
Distribusi Metode: 1. Sentralisasi 𝐵𝐸𝑃(𝑢𝑛𝑖𝑡) = 𝑃𝑃/𝑇𝑂𝑅 =
𝐻𝐽/𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝑉𝐶/𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
2. Desentralisasi
Sistem : 1. Dispensing resep individual 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
𝑃𝐵𝑃 = SS = LT x pemakaian rata − rata
2. Floor stock 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
3. Dispensing dosis unit
ANKA UKAI
ANKA UKAI
ANKA UKAI
FK
ADME
Keterangan
Farmakokinetik
Parameter Interaksi Mekanisme
Prinsip Interaksi Obat
Efek Interaksi Contoh
Absorbpsi Masuknya obat ke dlm tubuh hingga F, AUC, Cmax,
Farmakokinetik Absorbsi Perubahan pH saluran cerna Antasid, H2
ke sirkulasi sistemik tmax, Ka
(pengaruhi blocker, PPI
Distribusi Distribusi melalui sirkulasi sistemik Vd
ADME) Adsorpsi, kelasi, kompleks Arang aktif,
Metabolisme Diubah scr kimia jd bentuk yg lebih
Cl, t1/2, Ke, peptin, kaolin
larut
Kinetika order Perubahan motilitas sal. Cerna Metroklopramid
Eksresi Pengeluaran obat dr dlm tubuh
Distribusi Pendesakan obat (ikatan Warfarin
Parameter protein)
Parameter Primer (dipengaruhi o/ variabel fisiologis) Metabolisme Induktor Barbiturat,
CL Vol cairan mengandung obat yg ml/menit atau (salah satu obat alami karbamazepin,
terbersihkan dr tubuh / waktu L/jam penurunan kadar) fenitoin,
Vd Volume obat terdistribusi pd plasma darah L atau ml rifampisin
Ka Dipengaruhi enzim, luas permukaan, fili, /jam atau Inhibitor Fliolsetin,
fisiologi usus /menit (salah satu obat alami ketokonazol,
Parameter Sekunder (dipengaruhi o/ parameter primer) peningkatan kadar) metronidazol,
t1/2 Waktu u/ capai konsenstrasi obat 50% Jam atau menit sipro
dalam plasma darah Eksresi Perubahan pH urin
Ke Dipengaruhi o/ ginjal /jam atau Perubahan eksresi tubulus ginjal
/menit
Farmakodinamik Aditif Sinergis Terget aksi sama efek sama Anthistamin,
Parameter Turunan (dipengaruhi o/ parameter primer sekunder)
(interaksi benzodiazepin,
AUC Ukuran jumlah obat utuh capai sirkulasi mg/L.jam atau
mcg/ml.jam kompetisi thd klonidin,
Cmax Konsentrasi maksimum obat dalam plasma mg/L atau reseptor) fenotiazin
mcg/ml Antagonis Saling mengurangi efek Beta agonis
tmax Waktu obat capai konsentrasi maksimum Jam atau menit (salbutamol) dg
beta bloker
Perhitungan (propanolol)
𝐶𝑙
t90% = 3,32 x t1/2 Efek reseptor Saling pengaruhi efek reseptor Betabloker
𝐾𝑒 =
𝑉𝑑 tdk langsung perpanjang
Umum 𝑡1/2 =
0,693 𝑥 𝑉𝑑
=
0,693
t95% = 4,32 x t1/2 kondisi
hipoglikemi
𝐶𝑙 𝐾𝑒
𝐶𝑜
t99% = 6,65 x t1/2
𝐴𝑈𝐶 =
𝐾𝑒
(hambat
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 kompensasi
Bolus IV 𝐶𝑜 = 𝐶𝑠𝑠 =
𝑉𝑑 𝐶𝑙 𝑥 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑙 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠
pemecahan
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠
Infus 𝐶𝑠𝑠 = glikogen)
𝐶𝑙
Gangguan Interaksi akibat gangguan Hipokalemia
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑠𝑖 (𝐵𝐴)𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠
𝐶𝑠𝑠 = cairan & keseimbangan elektrolit meningkatkan
𝐶𝑙 𝑥 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 elektrolit
Oral kardiotoksik
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑠𝑖 (𝐵𝐴)𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 digoksin
𝐶𝑙 =
𝐴𝑈𝐶
Kinetika Eliminasi
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑒𝑘𝑠𝑘𝑟𝑒𝑠𝑖
𝐶𝑙 𝑟𝑒𝑛𝑎𝑙 = Orde nol Orde satu Orde dua
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎
𝟏 𝑪𝒐 𝟎, 𝟔𝟗𝟑 𝟏
Renal CL 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑢𝑟𝑖𝑛 𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑢𝑟𝑖𝑛
t50% .
𝐶𝑙 𝑟𝑒𝑛𝑎𝑙 = 𝟐 𝒌 𝒌 𝑪𝒐. 𝒌
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎
𝟏 𝑪𝒐 𝟎, 𝟏𝟎𝟓 𝟏
𝐶𝑙 𝑟𝑒𝑛𝑎𝑙 = 𝐾𝑒 𝑥 𝑉𝑑
t90% .
𝟏𝟎 𝒌 𝒌 𝟗𝑪𝒐. 𝒌
Note :
ANKA UKAI
Dispensi ng Sediaan FFaarrm
maassii
Perhitungan & 𝑩𝑩Adjusment Dosis Beyond Use Date (BUD)
Clarck Dosis anak : 𝒙 𝒅𝒐𝒔𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂 Sediaan BUD
𝟏𝟓𝟎
Puyer 25% ED bahan / 6 bulan dr peracikan (pilih yg lebih cepat)
𝑻𝑩 (𝒄𝒎) 𝒙 𝑩𝑩 (𝒌𝒈)
BSA : √ Oral mengandung air <14 hari, suhu 2-8°C (tanpa pengawet)
𝟑𝟔𝟎𝟎
Semi Solid 35 hari (dengan pengawet) Salep dan suppose (90 hari)
BSA 𝑩𝑺𝑨 Tetes Mata & Telinga 28 hari sejak dibuka
(body surface Dosis anak : 𝒙 𝒅𝒐𝒔𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂
𝟏,𝟕𝟑 Tetes Mata Minidose 3x24 jam sejak dibuka
area)
Sirup Kering 7-14 hari setelah diencerkan
Dewasa : BSA x dosis dewasa
𝒖𝒎𝒖𝒓 (𝒕𝒉)
Injeksi Insulin 28 hari sejak digunakan (suhu ruang)
Young (1-8 th) Dosis anak : 𝒙 𝒅𝒐𝒔𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂 60 hari jika dikulkas (2-8°C)
𝒖𝒎𝒖𝒓 (𝒕𝒉)+𝟏𝟐
𝒖𝒎𝒖𝒓 (𝒕𝒉) Suhu BUD
Dilling (>8 th) Dosis anak : 𝒙 𝒅𝒐𝒔𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂 Kategori 1 Kategori 2 Ketogir 2 >1
𝟐𝟎
𝒖𝒎𝒖𝒓 (𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏) Suhu kamar <25°C 12 jam 4 hari 1 hari
Fried (bayi) Dosis bayi : 𝒙 𝒅𝒐𝒔𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂
𝟏𝟓𝟎 Suhu dingin 2-8°C 24 jam 10 hari 4 hari
𝜮 𝒌𝒆𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒙 𝒇𝒂𝒌𝒕𝒐𝒓 𝒕𝒕𝒔 Suhu beku <-10°C 45 hari
𝜮 tts/mnt : 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 (𝒋𝒂𝒎)𝒙 𝟔𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
Faktor tetes Level resiko segera digunakan : BUD 1 jam dari penyiapan
(1 ml : 20 tts/mnt) Level resiko rendah & diberikan <12 jam : BUD 12 jam dari penyiapan
𝜮 𝒌𝒆𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒙 𝒇𝒂𝒌𝒕𝒐𝒓 𝒕𝒕𝒔
Lama jam :
𝒇𝒂𝒌𝒕𝒐𝒆 𝒕𝒆𝒕𝒆𝒔𝒂𝒏 (𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)𝒙 𝟔𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕 BUD Vaksin Waktu
Klirent Cockcroft- 𝟏𝟒𝟎−𝒖𝒎𝒖𝒓 𝒙 𝑩𝑩 Wanita : Influenza & Rotavirus 24 jam
Pria :
Gault 𝟕𝟐 𝒙 𝑺𝒓𝑪𝒓 (𝒎𝒈/𝒅𝑳) 0,85 x CrCl pria Campak & Meningococcal 8 jam
𝒅𝒐𝒔𝒊𝒔 𝒙 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 Polio Secepatnya
Kebutuhan
𝒑𝒐𝒕𝒆𝒏𝒔𝒊
sediaan
Problem
Masalah Kondisi Solusi
Binding Melekat pd die + antiadheren & lubrikan, ganti lubrikan
Sticking & Permukaan tablet menempel di Turunkan ukuran granul, ganti lubrikan
Picking punch
Capping Bagian atas tablet terpisah Tambah pengikat, regranulasi, kurangi
lubrikan
Chipping/ Rusak di bagian tepi Poles permukaan punch & die, kecilkan
Cracking ukuran granul, tambah pengikat, kurangi jml
fines
Laminating Pemisahan tab jd 2/lbh bagian
ANKA UKAI
Formulasi Sediaan Semisolid & Liquid
Eksipien Problem Semisolid
Eksipien Jenis Ket
Sediaan Masalah Ket/ Solusi
Werring Agent Gliserin, Propilen Glikol, PEG Zat pendispersi
Suppo Mengandung air Percepat oksidasi lemak,
Basis Minyak sintetik Tdk mdh tengik, emusidikasi dan
+preservatif
Suppositoria absorbsi baik, tanpa lubrikan
Higroskopisitast Gunakan basis kompatibel
PEG, Carbowax Tdk perlu disimpan di kulkas
Viskositas Gunakan Al monostearat
Surfakten, Tween, Span Obat larut lemak dan air 2%
Basis Semisolid Hidrokarbon Parafin, Vaselin Inert, Sulit dicuci, terabsorbsi o/ kulit
Kerapuhan + castor oil, tween/gliserin
Basis serap Lanolin, Hidrofil, Menyerap kelebihan air pd
Volume kontraksi Penuangan dilebihkan
kulit
Ketengikan + antioksidan gol fenol
Basis larut air PEG Larut air, dpt dicuci, tdk iritasi
Salep Ketengikan Antioksidan
Preservatif, Amonium kuarterner, Formaldehid
Pengawet (topikal), As soebit, As benzoat, Terbentuk kristal Pendinginan jgn terlalu cpt/
Paraben terlalu lama
Softener Parafin cair Krim Pemisahan fase Temperatur harus sama
Anti Oksidan BHA, BHT, Tokoferol, Propil galat Cegah Oksidasi Gel Syrenesis/ bleeding Mengkerut gelling agent
Surfaktan Nonionik Ester polietilen Turunkan tegangan permukaan berkurang
Kationik Benzalkonium Cl Swelling Bengkak/ vol bertambah
Anionik Na dodesil sulfat Sedimentasi Gel terpisah dr fase padat
Emulgator W/O Lanolin, Span
O/W Tween (polisorbat), Metil Suspensi mengandung obat padat yg tdk melarut
selulosa, Akasia, Tragakan
sempurna dlm pembawa
Gelling Agent Tragakan, Alginat, Pektin, Gelatin, Hidrokoloid yg berikan konsistenti
Emulsi 2 zat tdk saling campur (air dan minyak)
Povidon, Turunan Selulosa tiksotropik pd gel
ANKA UKAI
Tonisitas
Hipertonis Konsentrasi lingkungan > dalam sel, Air dlm sel keluar shg sel mengkerut
Isotonis Konsentrasi lingkungan = dalam sel
Hipotonis Konsentrasi lingkungan < dalam sel, Air dlm sel masuk shg sel lisis
Evaluasi Sediaan
Metode Contoh Evaluasi Parameter
Metode krioskopi Laju Alir 10 gram/ 1 detik
(Penurunan Titik Kompresibilitas 𝑩𝒋 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒂𝒕 − 𝑩𝒋 𝒃𝒖𝒍𝒌
Beku/PTB) % 𝒌𝒐𝒎𝒑𝒓𝒆𝒔 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝒋 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒂𝒕
𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂
𝑩𝒋 =
𝟎, 𝟓𝟐 − 𝒂 𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆
𝑾= 𝒃
% Kompresibilitas
W : jml bahan yg 5-12 Istimewa
ditambhkan 12-16 Baik
18-21 Sedang
a : PTB zat
PTB NaCl 0,9% : 0,52 23-35 Kurang Baik
b : PTB pengisotonis
PTB NaCl 1% : 0,58 33-38 Sangat Buruk
>40 Sangat sangat buruk
Metode Ekivalen NaCl. Rumus :
Homogenitas RSD <2% u/ kadar tablet
banyaknya NaCl yang Isotonis : %NaCl x volume Kadar Sampling beberapa titik
akuivalen dengan 1 Ekivalensi : %zat x volume x E Organoleptis Warna, bau, bentuk, rasa
gram obat. NaCl yg +: isotonis – ekivalensi
Ukuran Diameter tab :: 4/3 – 3 kali dari tebal tablet
Kekerasan Tablet 300 mg 4-7 kg/cm2
Tablet 400-700mg 7-12 kg/cm2
Suppo hancur 20 detik beban tdk ditambah
Suppo hancur 20-40 detik ½ beban ditambah
Suppo hancur >40 detik beban ditambah semua
Metode White-
Vincent. Friabilitas 10-20 tab <1%
Disintegrasi 6 tablet <15 menit
penambahan air dalam Melting range Tdk lebih dr 2 suppo berbeda dg berat ratarata >5%
larutan obat agar test dan tdk boleh 1 pun berbeda dg ratarata >10%
diperoleh larutan Liquefaction time Pelunakan < 30 menit
isotonis pH
Viskositas
V = w x E x 111,1 Daya pelepasan ZA mudah lepas jika waktu tunggu makin kecil
Kebocoran Tdk boleh >1 tube bocor dr 30 tube. Uji 10 tube jk
ada bocor 1 tube ulangi dg 20 tube lain.
Stabilitas fisik Tdk terjadi pemishan
Patokan
Nama Uji
FI VI FI V Stabilitas
Keragaman Bobot Bobot >25 mg dan ZA >25 % Bobot >25 mg dan ZA >25 % Jenis Kondisi Lama
Keragaman Kandungan Bobot <25 mg atau ZA <25 % Bobot <25 mg atau ZA <25 % ASEAN ICH
Sampel 30 tablet. 10 tablet diuji pertama, jika tdk sesuai lanjut uji 20 tablet Real time 30 ± 2°C / 75 ± 5% RH 25 ± 2°C / 60 ± 5% RH 12 bln
Accelerated 40 ± 2°C / 75 ± 5% RH 40 ± 2°C / 70 ± 5% RH 6 bln
Zona Tipe Iklim
Rheologi I Temperated (Sedang)
Tipe Aliran Keterangan Contoh
Plastis Kurva tdk melalui (0,0) tapi memotong shearing stress Salep, Krim II Subtropis dan Mediteran
Pseudoplastis Viskositas berkurang dg meningkatkan rate of shear Suspensi III Panas dan Kering
IV Panas dan Lembab (Tropis)
Dilatan Daya hambat meningkat dg meningkatnya rate of shear Pasta
IV b Panas dan Sgt Lembab (Indonesia)
Data Uji Dipercepat berubah signifikan jika
Uji Disolusi ZA tdk sesuai spesifikasi
Tahap Sampel Uji Kriteria
Perubahan potensi sebesr 5%
S1 6 Tiap unit > Q + 5%
Produk degradasi
S2 +6 Rata-rata 12 unit ≥ Q
Tdk lulus uji penampilan dan fisik
Tidak ada 1 pun < Q-15%
PH melebihi kriteria
S3 + 12 Rata-rata 24 unit ≥ Q Disolusi melebihi kriteria u/ 12 sampel uji
Tidak lebih dr 2 unit < Q-15%
Tdk 1 pun ¸< Q-25%
Alat FDA EMA WHO BPOM
BCS
Tipe 1 100 rpm 100 rpm 100 rpm 100 rpm
(Keranjang) +bahan u/ naikan +bahan percepat
kelarutan disolusi
Permeability
Note :
ANKA UKAI
Uji Praklinis - Klinis
Perbedaan Uji Pra Klinis Uj Klinis
Objek Hewan Uji Manusia
Ruang 1. Farmakodinamik efek farkol 1. Fase I toksisitas, tentukan MTD (orang sehat)
Lingkup 2. Farmakokinetik ADME 2. Fase II efek terapi (kel kecil sakit)
3. Farmasetika Formulasi dll 3. Fase III khasiat, aman, efektif (Kel besar sakit)
4. Toksikologi keamanan 4. Fase IV post marketing drug surveillance
BA - BE
Bioavailabilitas Bioekivalensi
Kecepatan ZA capai sirkulasi sistemik Jika 2 obat ekivalen farmasetik/ alternatif farmasetik
(diukur dari kadar dalam darah thd waktu BA, efek, kemananan sama
atau dari ekskresi dlm urin)
BA Absolut bandingkan dg IV Faktor Kemiripan
[𝐴𝑈𝐶]𝑜𝑟𝑎𝑙 𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑖𝑣 (F2) : 50-100 profil disolusi mirip
𝐹=
[𝐴𝑈𝐶]𝑖𝑣 𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑜𝑟𝑎𝑙
BA Relatif bandingkan dg selain IV Jika “copy” & pembanding punya disolusi cepat (>85%
[𝐴𝑈𝐶]𝑐𝑜𝑝𝑦 𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑜𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟
𝐹= dlm <15 menit) tidk perlu uji disolusi terbanding
[𝐴𝑈𝐶]𝑖𝑛𝑜𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑐𝑜𝑝𝑦
Produk yg PERLU Uji Ekivalensi In Vivo
Oral lepas cepat yg bekerja sistemik obat u/ kondisi serius (TBC, HT, Kanker)
IT sempit (digoksin, teofilin, fenitoin, antikoagulan)
Ada masalah BA/BE
Eksipien dan proses produksi pengaruhi BE
Non oral & non parenteral sistemik
Lepas lambat sistemik
Obat lokal
Semua Oral WAJIB Uji Ekivalensi In Vitro
TIDAK PERLU Uji Ekivalensi “copy” IV, parenteral, oral, bubuk, gas, topikal, larutan
BE Produk
Alternatif Farmasetik ZA sama
Ekivalen Farmasetik ZA, Potensi, Sediaan sama
Ekivalen Terapetik Efek terapi sama (Alternatif dan Ekivalen Farmasetik)
Alternatif Terapetik Bahan beda, Efek sama
Sampling
Pola Kondisi Rumus
Pola n Homogen n = 1 + √𝑵 , jika N ≤4 maka dismpling semua
Pola p Homogen, u/ uji identitas p = 0,4 N
Pola r Tidak Homogen, bahan herbal/ekstrak r = 1,5 N
IPC
Produksi Jamin mesin, alat, proses hasilkan produk sesuai spesifikasi
QC pastikan produk yg dihasilkan pd tahap ttt sesuai spesifikasi
Note :
ANKA UKAI
Industri
Kualifikasi Validasi
Desain Pastikan mesin yg dibeli sesuai Sediaan Steril : Aseptis dan Sterilisasi akhir
design yg dibuat perusahaan
Aseptis harus dilakukan media fill untuk pastikan steril dr
FAT (Factory Acceptance Tes) = awal-akhir.
pemastian dg datang ke perusahan Media Fill
penjual mesin Media : Soy casein digest media (SCDM) & Trytone soya broth
SAT (Site Acceptance Test) = (TSB)
pemastian saat mesin sdh sampai Parameter Syarat Keterangan
Instalasi Pastikan mesin yg datang sesuai dg
Akurasi Recovery : Ukur nilai
annual book nya
98-102 % sebenarnya, ada
Operasional Pastikan mesin berjalan sesuai baku/pembanding
mestinya untuk pertama kali
Presisi/repeatability RSD : ≤ 2 % Replikasi
Performance Pastikan mesin hasilkan produk yg Biasanya 6-9x
konstan mutu nya
Selekivitas/spesifitas Resolusi : Kemurnian
(>1,5)
Personal Kunci
Produksi QC QA 2 (tA − tB)
VMA 𝑅𝑠 =
Produksi obat Orientasi pd Orientasi pd wB + wA
sesuai Produk Proses
Rf : > 2,5
prosedur
Pemeriksaan Bicara tentang Bicara tentanag Linearitas R : > 0,999 Larutan.baku, regresi
Spesifikasi Sistematik y = bx + a linear
dan
pemeliharaan Batas deteksi (LOD) Alat deteksi terkecil
fasilitas senyawa target
produksi (kuali)
Reaktif ketika Proaktif Batas kuantifikasi Alat ukur senyawa
ada masalah mencegah (LOQ) target (kuanti)
masalah Jenis Pelaksanaan Bets Kata kunci
Berperan dalam Berperan dlm Prospektif Sebelum produk 3 Produk akan
Pelulusan bets Pelulusan bets dipasarkan dijual/ rilis
hanya terkait Konkuren Saat produksi 3 Perubahan
Spesifikasi rutin komposisi, mesin,
Produk Proses bets
Retrospeltif Setelah produk 10-30 Masa lalu
Keluhan dipasarkan
Alur Penanganan Perbaikan
Hibrida Gabungan Untuk obat yg blm pernah
1. Pengkajian info keluhan 1. Formula konkuren dan divalidasi tp mau produksi
2. Pengujian sampel 2. Prosedur retrospektif lg
(pasaran/pertinggal) 3. Pengemasan
Untuk pastikan prosedur pembersihan telah sesuai.
3. Pengkajian data dan 4. Penyimpanan Pembersihan
Metode : swab, last rinse, plasebo
dokumen
Produksi
Ruang Produksi Batas Partikel
Non Operasional Operasional
Kelas Kegiatan Suhu RH Kelas Jumlah max partikel/m3
A Produksi Steril (aseptis) sampai kemas primernya ≥ 0,5 µm ≥ 5 µm ≥ 0,5 µm ≥ 5 µm
LAF (0,36-0,54 m/s) A 3.520 20 3.520 20
Ex : salep mata, suspensi steril, injeksi serbuk B 2.530 29 3.520 20
16-25 45-55 C 352.000 2.900 3.520.000 29.000
B Background A (tdk untuk produksi)
D 3.520.000 29.000 - -
C Sediaan dg Sterilisasi Akhir smp kemas
E 3.520.000 29.000 - -
primernya
D Non steril (sirup, tablet, salep selain salep mata)
Cuci alat gelas steril/non 40-60
Batas Mikroba
20-27 Sampel udara Cawan Cawan Sarung
Kemas primer Kelas
cfu/m3 papar /4jam kontak tangan
E Kemas sekunder steril/non Max 70
A <1 <1 4 <1
Partikel mengalir dr ruangan dg tekanan besar ke kecil. B 10 5 5 5
Air Pasokan (Feed/Tap Water) : untuk cuci alat gelas C 100 50 25 -
D 200 100 50 -
Air Murni (Purified Water) : diolah dg RO/EDI untuk prosuksi
Air Untuj Injeksi (WFI) : untuk sediaan injeksi/steril
ANKA UKAI
Ana l is is s en ya wa
Kimia Analisa ins t r umen
Wagner Endapan coklat Pegagan Cantella asiatica Hetba Asiaticosida (saponin) Gastritis
Dragendorf Endapan coklat/orange
Bouchardat Jingga Met ode ek s t r a k s i
Triterpen/ Lieberman-Burchard Hijau biru Cara Dingin
steroid
Maserasi Merendam simplisia dg cairan penyari
Flavonoid AlCl3 Merah
Uap amonia Kuning
Perkolasi Mengalirkan penyari terus menerus
Tanin FeCl3 Biru tua/ hijau/ violet/ hitam kehijuan Cara Panas
K Ferrisianida & amonia Coklat Refluks Cairan secara kontinyu menyari simplisia. Penyari dipanaskan shg
Minyak atsiri Annisaldehid – H2SO4 Hijau-biru/ merah menguap dan mengalami kondensasi. Simpisia : tahan pemanasan, tekstur keras
Saponin Dikocok Berbusa Sokhletasi dg pelarut yg volatil, penyari digunakan berulang kali
Lieberman-Burchard Hijau/ ungu Destilasi senyawa yg mengandung minyak menguap. Ex: minyak atsiri
ANKA UKAI
Kardiovaskularh iper t ens i
Kategori Hipertensi
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Normal <120 <80
Pre 120-139 80-89
Stage I 140-159 90-99
Stage II ≥160 ≥100
Target Terapi
JNC 7 JNC 8
Umum <140/90 ≥60 th <150/90
DM <140/80 <60th <140/90
CKD <130/80 DM <140/90
CKD <140/90
Patofisiologi
Primer/spesifik tidak diketahui penyebabnya
Sekunder disebabkan o/ penyakit lain & obat
Rumus Tekanan Darah
TD : CO x PR CO : SV x HR
CO : cardiac output
PR : periferal resisten
SV : stroke volume (volume yg masuk ke dlm jantung)
HR : heart rate
Golongan Mekanisme Contoh ESO
Direct Renin Menghambat renin (hambat Aliskiren
Inhibitor angiotensinogen ke angiotensin I)
Inhibitor ACEI Hambat angiotensinogen I ke Captopril, Lisinopril, Ramipril Tingkatkan bradikinin (batuk kering)
Sistem
Renin
(antiremodeling angiotensin II captopril, Teratogenik, Udem, Hiperkalemia
Angiotensin jantung)
Antagonis reseptor angiotensin II Candesartan & Losartan t1/2 pendek , 2x1 Hiperkalemia, Hipertrigileserida,BUN
ARB
Valsartan t1/2 panjang, 1x1
α Blocker Nonselektif Fentolamin, Fenoksibenzamin Hipotensi Ortostatik
α Adrenergik
α 1 Blocker Selektif Prazosin, Terazosin, Doksazosin
Blocker
Inhibitor 5 α Reduktase Finasteride
Block β adrenoreseptor Selektif Metoprolol, Atenolol, Nebivolol, Rebound Hypertention, Disfungsi ereksi,
Adrenergik β-1 di ginjal (selektif) Bisoprolol, Acebutolol, Betaxolol, Esmolol Meningkatkan TG & menurunkan HDL
Inhibitor β-2 di paru, liver, pankreas kecuali Labetolol dan Karvedilol,
MANBABE
β Blocker (nonselektif) Bronkospasme
Dihidropiridin Blok kanal kalsium Amlodipin, Nifedipin Sakit kepala, Edema, Takikardia , Pusing
CCB Fenilakilamin Verapamil Konstipasi, Takikardia >
Benzothiazepin Diltiazem
Central α Adrenergik Menstimulasi reseptor α 2 yg Metildopa, Clonidin, Reserpin Disfungsi ereksi
Simpatolitik (central simpatolitik) berdaya vasodilatasi
Mengurangi Penyerapan Na/Cl pd HCT, Indomapnid, Klortalidon HipoKALemia (K), HipoMagnesia (Mg)
Tiazid (GFR>30) distal tubulus ginjal shg HiperCALsemia (Ca), HiperGLIkemia
meningkatkan produksi urin HiperURIsemia,
Loop Diuretik Menurunkan penyerapan K,Cl, dan Furosemid, Torsemid, Asam Etakrinat, HipoCALsemia (Ca), HipoKALemia (K),
(GFR<30) Na pada loop Henle Bumetanid HiperURIsemia, Gangguan pendengaran
Diuretik
Meningkatkan volume cairan dan Spironolakton (aldosteron antagonis), HipoNAtremia (Na), HiperKALemia (K)
Diuretik Hemat
Na di urin dg tetap pertahankan Triamteran, Amilorid jika digunakan dg GG, ARB, ACEI. NSAID,
Kalium
kadar Kalium dlm tubuh Disfungsi seksual
Meningkatkan jumlah cairan tubuh Isosorbid, Manitol, Gliserin Hipotensi, Hemorrhage
Diuretik Osmotik
yg disaring keluar oleh ginjal
Vasodilator Vasodilator Hidralazin, Minoksidil, Sodium Nitroprussid Hipotensi, Hepatotoksik, Palpitasi
ANKA UKAI
hiper l ipidemia DM + Obesitas + ORLISTAT
Amlodipin Note :
Verapamil TD + DM
Parameter :
Meningkatkan toksisitas TD < 140/90 mmHg
Makrolida Hati SGPT, SGOT, ALT, AST
(Rhabdomyolisis/miopati) Kolesterol < 200 mg/dl
Cylosporin Ginjal BUN, SCR, Na, K, Cl,
Interaksi gd2pp 80- 144 mg/dl
Fibrat
STATIN HbA1C < 6.5 % Kerusakan otot = Kreatinin Kinase
Fenitoin, Colestiramin, Colestipol Menurunkan efek terapi HMGCoA
Gol sulfonilurea (glimepirid dll) Menurunkan konsentrasi sulfonilurea
Warfarin Menurunkan efek warfarin
Levotiroksin Pengaruhi kadar hormon
Biomarker : TROPONIN
Angina
NSTEMI
Unstabil
ANKA UKAI
Tatalaksana ACS
Initial treatment In-hospital management Discharge medications
Pengembalian suplai darah dan hambat okslusi Jika px telah stabil setelah terapi MONA Setelah px keluar dr RS
M Morfin IV analgetik, vasodilator STEMI
O Oksigen bila saturasi <90% 1st Fibrinolitik/PCI + antiplatelet &/antikoagulan Aspirin + BB + Statin + Nitrogliserin SL
N Nitrogliserin IV nyeri dada berkelanjutan - Fibrinolitik Alteplase, max 30 menit setelah masuk RS + ACEI bila TD tdk capai target 130/80 mmHg
A Aspirin PO menginhibisi platelet
(kembalikan aliran darah)
βB Metoprolol, Atenolol mengurangi denyut
- PCI max 90 menit setelah gejala
jantung dan kontraktilitas otot jantung
- Antiplatelet Aspirin, CPG DM & Geriatri aspirin, warfarin
- Antikoagulan Warfarin, Heparin Gnjal adjust dose, monitoring faal ginjal
Alternatif CABG Bumil aspirin, captopril, warfarin
Aman nitrogliserin, labetolol
NSTEMI
CABG/ PCI Potensi interaksi : warfarin x simetidin
Antiplatelet &/ antikoagulan (blokade metabolisme enzim sitokrom,
menyebabkan bleeding)
AGEN TROMBOLITIK
Fibrinolitik Antikoagulan Antiplatelet
Tujuan Eliminasi gumpalan darah, memecah Hambat progesi trombosit Hambat pembekuan awal gumpalan darah
trombus
Contoh Alteplase, streptokinase Heparin, warfarin, enoxaparin, fundaparinux, Aspirin, abciximab, CPG, dipiridamol, eptifibatide,
hirudin tiklodopin, tirofiban
Mekanisme Aktifasi plasminogen menjadi plasmin, Aktivasi anticlotting factors (heparin, enox, Hambat adhesi dan agregasi platelet :
shg fibrin terhidrolisis dan memecah funda), Inhibisi trombin (hirudin), inhbisi - Hambat COX (aspirin)
trombus sintesis faktor prekursor koagulasi (warfarin) - Hambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa (abciximab,
eptifibatide)
- Hambat agregasi platelet yg diinduksi ADP (CPG, ticlodo)
- Hambat cyclic nucleotide phoshate (dipiridamol)
ESO Resiko ICH (intracranial hemorraghe) Heparin : transient thrombocytopenia (mayor)
Fundaparinux : anemia
Enoxaparin : thrombocytopenia (minor)
Angina Infark Miokard INR (parameter warfarin) HCT x Aspirin meningkatkan efek aspirin
Penyebab aterosklerosis Penyebab aterosklerosis < 2 naikkan dosis
Nyeri berat, sesak, nyeri dada Nyeri berat intensitas lebih 2-3 pertahankan dosis Fenitoin x Warfarin mengurangi efek
Pemicu aktivitas fisik Pemicu tdk diketahui > 3 turunkan dosis warfarin dg pengaruhi metabolisme hati
Obstruksi parsial Sumbatan sempurna CYP3A4
Hipoksia miokard (penurunan O2) Anoksia miokard (kehilangan O2) APTT (parameter heparin)
Reversible Irreversible
s yok
Note :
ANKA UKAI
Penyakit Infeksi
ISPA & Infeksi Cacing
ISPB Penyakit Menular
TBC Seksual
ISK Vaksin $ Toksoid
Saluran HIV-AIDS
Pencernaan Malaria
Infeksi Mekanisme & ES
Parasit Antibiotik
Infeksi Jamu
ANKA UKAI
Hamil Prostat
Nama Obat Penyebab Penjelasan (7-14 hari)
Nistatin Candida albicans Infeksi pd membran mukosa Spiramisin t Penisilin dan sefhalosforin Gen 2 &3
Tinea Kapitis Gatal, Kulit kepala bersisik Griseofulvin, Itrakonazole,
Klotrimazole Tubuh (Tiena corporis) Terbinafin Primetamin 200 mg &
Klindamisin 600 mg
Tinea Korporis Ruam atau gatal di wajah Terbinafin, Mikonazole, Ketokonazole
Tinea Pedis Gatal di sela2 jari Terbinafin, Mikonazole, Ketokonazole
kaki,basah atau mengelupas
TT
Cacing kremi
Mebendazole Albendazole Dewasa TDF + 3TC + EFV
Cacing Gelang
Niklosamide Prazikuental Remaja
Cacing Pita TDF + 3TC + EFV
3-10 th / AZT + 3TC+ EFV
DEC Albendazole
Filiariasis < 3 th ABC +3TC+LPVr
Cacing tambang Mebendazole Albendazole
Hepatitis B (HBV) 4x Baru lahir, 2,3,4 bulan Trisem 2 & 3 ACT (dihiroartemisin) (3d)
Polio 5x Baru lahir – 1 th, 2,3,4 Usia 18 bln Profilaksis : Doksisiklin 1 caps/hari, 2 hari sblm brkt-4 mgg stlh dr
bln daerah pandemi
TBC (BCG) 1x Baru lahir – 2 th
Difteri (DPT) 5x 2,3,4,18 bln, 5 th Usia 10 th
Meningitis HiB 4x 2,3,4 th Usia 15-18 bln
Mekanisme Antibiotik
Hambat sintesis DINDING (Beta Laktam) (Polipeptida)
morbili) antara 6-7 th sel Penicilin, Bacitracin,
(Dinding BeBaVa) Karbapene, Vankomisin
Sefalosporim,
Monobaktam
Grey baby syndrom Hambat sintesis MEMBRAN Polimiksin
Kloramfenikol
sel (MemPoli)
Anemia aplatis
Hambat sintesis PROTEIN (30 S) (50 S)
Ciprofloksasin Steven Johnson syn
(KaKaLiMa 3AT Protein) Aminoglikosid, Klindamisin,
Ruptur tendon Tetrasiklin Kloramfenikol,
Tetrasiklin Perubahan warna gigi Linezolid,
Kotrimoksazol Malformasi janin Makrolida
(Sulfametoksazol _+ Hiperbilirubin Antagonis FOLAT (FOLKO) Kotrimoksazol
Defisiensi G-6PD Pengaruhi sintesis/ (DNA Gyrase) (RNA
Trimeptoprim) (5:1)
metabolisme AS.NUKLEAT Quinolon Polymerase)
(ASAM DAQU RIFA) Rifampisin
ANKA UKAI
Penyakit Saluran Cerna
GERD MUAL MUNTAH
Kondisi : as lambung naik ke esofagus dan menyebabkan iritas Kondisi Nama Obat
Gejala : panas dada, muntah, susah menelan Ringan Antasida/ Klorpromazin
Tatalaksana Berat Gol. Benzodiazepin
Kontrol Asam Lambung 1st : antasida, H2 blocker dosis rendah HT/Glaukoma/Asma Gol. Antihistamin/Antikolinergik (Dimenhidrinat,
2nd : H2 blocker/PPI Difenhidramin, Skopolamin)
Pengosongan Lambung Metoklopramid Pasca Kemoterapi/ OP Ondansetron, Granisetron
Pelindung Mukosa Sukralfat Gerd H2 Blocker
Pediatri & Bumil : antasida, ranitidin, sukralfat Diabetes Metoklopramid
Mabuk perjalanan, vertigo Dimenhidrinat
Dia r e Hamil Piridoksin, Doxylamin, Ondansetron
Anak Kortiko/Ondan/Domperidon (susp)
Macam Mekanisme Patofisiologi Obat gol 5HT3 biasa dikombinasi dg Kortikosteroid (dexa) u/ kurangi mual
Akut <14 hari 1. Perubahan transport ion (< penyerapan Na/ muntah pasca kemoterapi
Persisten >14 hari > sekresi Cl)
Kronis >30 hari 2. Perubahan motilitas usus Dimenhidrinat u/ vertigo (pc) & mabuk (ac)
3. Peningkatan osmolaritas luminal
4. Peningkatan hidrostatik jaringan
Gol Contoh Kondisi Cara ESO
Dewasa
Antagonis reseptor Ondansetron Akibat 30-60 Pusing, takikardi
Non Infeksi Elektrolit (rehidrasi)
1. 5HT3 obat menit
Absorban (attapulgit, norit, kaolin)
2. sitotoksik sblm
Bulk forming (kaolin)
3. kemo
Penghambat peristaltik (loperamid,
4.
Antagonis reseptor Metoklopramid GERD 30 mnt Ekstrapiramidal
difenoksilat)
dopamin kerja ac
Infeksi Antibiotik + Terapi Simptomatik sentral di CTZ
Anak Antagonis reseptor Siklizin Mabuk Sedasi, mulut
Non Infeksi 1. Oralit (rehidrasi) H1 Histamin Prometazin perjalanan kering
2. Zink (10-14 hari) <6 bln 10mg, >6 bln 20mg Dimenhidrinat
(cegah kambuh) Difenhidramin
3. ASI Antagonis reseptor Hiosin Mabuk Pusing, mulut
4. Probiotik (perbaiki sal cerna, sbg terapi tambahan) muskarinik (skopolamin) perjalanan kering,
gangguan
Jika sdh diberi oralit tp blm sembuh dpt diberi
penglihatan,
kaolin/attapulgit
retensi urin
Infeksi Antibiotik + Terapi Simptomatik
Antagonis reseptor Domperidon Pasca OP 30 mnt
Terapi utama : rehidrasi dopamin ac
1st line antimotilitas : Loperamid, tdk u/ bloody/ inflamatory diarrhea Modulasi reseptor Cisaprid GERD 15 mnt
Bismuth Subsalisilat : alternatif Loperamid u/ turunkan gejala mual, serotonin (5HT4) ac
nyeri, dan traveler’s diarrhea
Diare kronis
Pept i c ul c er
1st line : opiat (loperamid/difenoksilat)
2nd line : ocreotide (analog oktapeptida somatosin) Gejala Nama Obat
Gangguan sekresi HCl, mual, nyeri ulu hati tanpa gas PPI
Kons t ipa s i As lambung naik, kembung, sendawa, mual Antasida
Non farkol : Fiber Kembung/ antiflatulen Simetikon
Farkol : Stress, sendawa pahit H2 Blocker
- Bulk forming (dokusat, laktulosa) 1-3 hari Iritasi mukosa, perih saat makan, muntah PPI + Sukralfat
- Senna, MgSO4 6-12 jam - Sukralfat >< antasida : penurunan efek obat (<absorbsi) perlu dijeda 30 menit
- Peristaltik (Bisakodil) 6-12 jam - Bumil : Antasida
Stimulasi Water Evacuation - Ranitidin & Sukralfat kategori B
- Castor oil, propilen glikol, bisakodil rektal, saline
Aman Bahaya Dys peps ia non ul c er
Bumil Suppo (Bisakodil) MgSO4
Enema (Microlax) Castor Oil Rasa tdk nyaman pd abdomen atas, dada terbakar, begah
Saline (pencahar)
- Menurunkan As lambung : Antasida
Bisakodil (oral)
- Menurunkan refluks : Asam Alginat
Lansia Bulk Laksatif Bisakodil (oral)
Laktulosa - Blok produksi asam : H2 Blocker, PPI
Sorbitol
ESO
Meka nis me oba t
Antasida (Al) Konstipasi
Nama Obat Mekanisme Antasida (Mg) Diare
Antasida Netralkan asam lambung Omeprazole Sakit Kepala
PPI Berikatan dg enzim H+ / K+ ATPase Simetidin Gynekomastia (bagi pria)
H2 Blocker Antagonis kompetitif reseptor H2 di sel parietal Antasida Milenium (Feses putih)
Sukralfat Bentuk kompleks gel yg melapisinmukosa Bismuth Melena (Feses hitam)
Metoklopramid Gangguan SSP (Dyskinesia gerakan tak
terkendali)
Anka Ukai
Gagal Ginjal
Renal Dan Saaluran Ke mihh Gagal Ginjal Kronis
Akut Pengobatan Hyperphosphatemia
Parameter BUN, SrCr, Output urin, GFR, Serum Elektrolit Elektrolit u/ px GGA
Agen Pengikat Fosfat Tatalaksana
Patofisiologi : Ca Karbonat (Ca 40%) Bersama makanan u/ tingkatkan
Pre renal Penurunan perfusi ginjal 1. Hiperkalemia
penyerapan di lingkungan asam
Intrinsik Kerusakan struktur ginjal 2. Hipernatremia
Ca Asetat (Ca 25%)
Post renal Obstruksi aliran urin dari ginjal 3. Fosfor
Sevelamer Karbonat Menurunkan low density lipoprotein
kolesterol
Preventif Kuratif
1. Asam Askorbat dan N-
Lanthanum Karbonat Potensi akumulasi lanthanum karna
1. Manajemen kardiak output, TD, perfusi jaringan
Asetilsistein antioksidan, penyerapan GI
2. Hemodialisis intermitten
cegah Contrast Induced 3. Hemofiltrasi Px dg transplantasi organ diberi imunosupressan
Nephropaty 4. Mannitol monitoring urin putput, osmolaritas
kortikosteroid, Jenis DMARD BIOLOGIK
2. Hidrasi 5. Loop diuretic
3. Sodium Bikarbonat, Salin Infus 6. Diuretik hemat Kalium
Kondisi Khusus Tatalaksana
Gagal jantung Tingkatkan dosis diuretik/ ganti dg loop diuretik
Sirosis hati Parasintesis (volume besar) masukkan kanula ke rongga
peritoneum u/ keluarkan cairan
Tubular nekrosis akut Tingkatkan dosis diuretik/ kombinasi, + dopamin dosis rendah
GANGGUAN GINJAL AKIBAT OBAT Kategori GFR Keterangan
Golongan Mekanisme Keterangan G1 ≥90 Normal
Aminoglikosida Deplesi Na K, Renal iskemik Nefrotoksik G2 60-89 Ringan
Betalaktam dan Nefrotoksik G3a 45-59 Ringan-Sedang
Vankomisin G3b 30-44 Sedang-Parah
Sulfonamid Sulfadiazin : kristaluria ESO G4 15-29 Parah
Klotrimoksazol : peningkatan
G5 <15 Gagal Ginjal
creatinin rater, hiperkalemia
Asiklovir Obstruksi intertubular Dosis >500mg/m2 meyebabkan Note :
nefrotoksik
Amfoterisin B Kerusakan endotelial + dopamin dan nutrisi garam cukup
Rifampisin Risiko meningkat dg INH dan PZA
NSAID Induksi penurunan hemodinamis Ganti steroid + diuretik
Antineoplastik Cisplatin : kerusakan proksimal Gunakan Diuretik setelah
Siklofosfamid : hiponatremia pengobatan
Antihipertensi Oliguria
Immunosupresan Vasospasme + CCB, analog prostaglandin
Diuretik BPH GFR turun Nutrisi elektrolit, alkalinasi sbg
profilaksis obstruksi uropati
Parameter Patifisiologi --> Intraprostatic Dihydroestoterone (DHT) dan type II 5α-Reductase Golongan Contoh MK
BPH Static --> pembesaran prostat gradual α- Gen 2 Doksazosin, Terazosin, --> BPH & TD Lancarkan
BPH Dinamic --> peningkatan alfa adrenergik dan konstriksi otot halus kelenjar prostat Blocker Gen 3 Tamsulosin, Silodosin --> BPH kencing
Obat yang pengaruhi kelenjar prostat 5α-Reductase Finasteride, Dutasteride Kecilkan
- Hormon testosteron Inhibitor prostat
- α-adrenergik agonist (ex decongestan)
- Efek antikolinergik (antihistamin, fenotiazin, TCA, antispasmodik, antiparkinson) α-Blocker generasi 2 --> baik diminum malam hari sebelum tidur
Keparahan AUA Symptom Score Tanda gejala α-Blocker generasi 3 --> lebih aman u/ kardiovaskuler
Mild ≤7 Asymptomatic metabolisme Diltiazem dan Ranitidin
Peak urinary flow <10mL/s metabolisme Karbamazepin dan Fenitoin
PVR urine volume >25-50mL
Moderate 8-19 Semua gejala + tanda detrusor instability Penurun faktor static : 5α-Reductase Inhibitor
Severe ≥20 Semua gejala + komplikasi BPH Penurun faktor dinamis : α-Blocker
Note :
Anka Ukai
g l a uk oma
THT dan Mata
Rute Golongan Mekanisme Contoh
Kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan (>22mmHg)
bola mata yg tjd akibat gangguan pd sistem aliran cairan mata
Kolinergik Miosis, kontraksi pupil, 3rd : Pilokarpin (KI HTN)
turunkan tekanan
intraokuler
Primer → bawaan dari tubuh Agonis Adrenergik Hambat produks cairan Epinefrin
Sekunder → pola/kebiasaan Sudut (jangka pendek)
Kronis
Terbuka Topikal Beta Bloker Turunkan produksi cairan 1st : Timolol (KI asma),
Primer Metoprolol
Akut Analog Percepat pengeluaran
Sudut 2nd : Latanorprost,
Prostaglandin cairan Bimatoprost
Glaukoma Sekunder Tertutup
Kronis Karbonik Anhidrase Berhubungan dg produksi Dorzalamide, Brinzolamide
Inhibitor cairan akuos melalui sekresi
Kongenital Karbonik Anhidrase aktif bikarbonat Last : Asetazolamid,
Inhibitor Metazolamide
Sistemik
Osmotik Tingkatkan tekanan Gliserin, Mannitol, Urea
Rini t is a l e r g i osmotik
Gejala Tatalaksana
Inflamasi mukosa hidung karna alergen Note :
Bersin Antihistamin, Steroid nasal
Tipe : Tenggorokan hidung gatal Antihistamin, Steroid nasal, Antikolinergik nasal
1. Seasonal Mata berair Antihistamin
2. Perrenial : setiap saat (ex. debu) Hidung berair Antihistamin, Steroid nasal, Antikolinergik nasal
3. Occupational : terkait pekerjaan Hidung tersumbat Dekongestan (Fenilefrin, PPA, Pseudoefedrin), Steroid nasal
Tidak teratasi Imunoterapi (Monteleukast) → Antagonis leukotrien
Kon j ung t i v i t is
Gejala Tatalaksana
Peradangan pd konjuntiva-selaput bening
mata (mata merah) Infektif Tanpa Antibiotik → sembuh dlm 2 pekan
Tetes mata Kloramfenikol/ Asam Fusidic (bumil, pediatri, geriatri)
Penyebab : bakteri, virus, alergi Alergi Non farkol → bilas air bersih dan hangat
Tetes mata Antihistamin (Fexofenadine), Kortikosteroid, Mast Cell Stabilizer
(Nodokromil, Kromoglikat, Lodoxamide)
As ma
Pernafasan I. SABA prn
Anka Ukai
PPOK Inflamasi kronis destruksi dan limitasi aliran udara u/ pernapasan
Ba t uk f l u
Batuk
Note :
Mukolitik (encerken sekret) Ambroxol, Bromhexine, N-Acetylsistein, Erdosteine
Ekspektoran (rangsang pengeluaran dahak) GG, Ammonium Chloride
Antitusif (menekan batuk) Codein, Dextromethorphan, Noscapine
Flu
Antihistamin CTM, Difenhidramin Hcl
Dekongestan Intranasal (kurangi sekret hidung) Oksimetazolin
Dekongestan Oral (atasi hidung tersumbat) PPA, Fenilefrin, Pseudoefedrin, Efedrin
KI Hipertensi --> Dekongestan oral
Rh in i t is
Pengobatan Alergi Non Rhinitis Alergi --> peradangan membran mukasa karna alergen dan dmediasi o/ IgE
Intranasal Corticos Antihistamin H1 Generasi I (SEDATIF) Generasi II (NON SEDATIF)
Oral Antihistamine 1. Sedasi Kuat → Dimenhidrinat, Prometazin, Difenhidramin 1. Fexofenadin
Topical Antihistamine 2. Sedasi Sedang → Ciproheptadin 2. Ceitirizin
Decongestan 3. Sedasi Ringan → CTM 3. Loratadin
Intranasal Cromones 4. Desloratadin
Ipratopium Br 5. Levocetirizin
Leuktrien Receptor Ant Nasal → Azelastine, Olapatadin
Immunotherapy Ophtalmic → Bepotastine
Nasal Saline Decongestan Oral → PPA, Fenilefrin, Pseudoefedrin, Efedrin
Nasal → Oksimetazolin
Surgery
Antikolinergik Ipratropium Br
Nasal Streoid Beclomethasone, Budesonide, Flunisolide, Fluticasone, Mometasone
Mast Stabilizer Kromolin Na
Antagonis Reseptor Montelukast
Leukotrien
Note :
Anka Ukai
Tulang dan Sendi
OA RA Osteoporosis
Definisi Penyakit degeneratif, ditandai dg kehilangan tulang Penyakit autoimun, sendi alami Penyakit skeletal sistemik progresif, ditandai o/
rawan sendi secara bertingkat peradangan shg tjd pembengkakan masa tulang rendah
Penyebab OA primer/idiopatik blm diketahui Gangguan autoimun bereaksi thd kolagen Pembentukan tulang berkurang pd usia >30th,
OA sekunder inflamasi, kelainan sistem endokrin, tipe II dr sendi tulang rawan defisiensi hormon, K, Vit D. Diinduksi obat
metabolik, pertumbuhan, keturunan, immobilisasi lama kotikosteroid, tiroid, epilepsi.
Gejala Kekakuan dan nyeri (pagi/setelah istirahat) Plg sering di tangan. Sendi yg terlibat Nyeri, bengkak, penurunan fungsi dan mobilitas
Pada punggung bawah, pinggul, lutut, kaki. simetris. pd punggung, proximal, femur, distal raius yg
Pembengkakan asimetris. alami faktur.
Faktor Umur, JK, keturunan, kongenital JK, perempuan, riwayat keluarga RA, Usia
paparan salisilat, merokok
Gejala >>
Prognosis < Non Biologi DMARD
Prognosis > MTX, Leflunomide, kombinasi Non Biologi DMARD atau Anti TNF
Mekanisme Kerja DMARDs BIOLOGI (Agen Anti TNF)
Adalimumab mengikat pd TNF alfa shg
Normal Osteopenia Osteoporosis Certolizumab Pegol mengikat dan selektif menetralkan aktivitas TNF alfa
Skor-T (> -1) Skor-T (-1 -2,4) Skor-T (≤ -2,5) Etarnecept mengikat TNF dan blok interaksi pd reseptor permukaan sel
Obat Osteoporosis Infliximab, Golimumab mengikat TNF alfa shg ganggu aktivitas TNF alfa endogen
1. Suplemen Vit D (Kalsiferol) dan Kalsium
2. Gol. Bifosfonate Alendronat, Riserdonat, As.
Ibandronat
Asam Urat
1st 2nd 3rd Asam Urat hasil akhir met. purin Penyebab
Laki-laki < 7,0 mg/dL >> pemecahan As. Amino jd basa purin
Skor (≤ -2,5) Teriparatide (Skor < -3,5) Intranasal
Perempuan < 6,0 mg/dL << ekskresi Asam Urat o/ ginjal
Alendronat Raloxifene Kalsitonin
Riserdonat As. Ibandronate GOUT AKUT (Inflamasi) GOUT KRONIS (Hiperurisemia)
NSAID 1st XOI (Xantin ALOPURINOL
Jika KI KOLKISIN Oxidase Inhibitor) Febuxosat
Note :
Jika Intoleran NSAID Celecoxib Jika Intoleran XOI PROBENESID (Agen Urikosurik)
Kolkisin & Probenesid KI u/ px dg riwayat gangguan ginjal
Allopuinol X teofilin meningkatkan efek teofilin dg menurunkan metabolisme nya
Penderita gagal ginjal harus atur dosis Allopurinol
HAMIL Ibuprofen, Probenesid Allopurinol sebabkan terminasi kehamilan
Urikostatik turunkan asam urat dlm serum
Urikosurik tingkatkan ekskresi urat di ginjal dg hambar reabsorpsi pd proximal tubule
Urikolitik hancurkan deposit asam urat
Note :
Anka Ukai
Saraf & Psikiatri
Konsep Induksi Saraf Stroke
Simpatik Parasimpatik STROKE ISKEMIK
STROKE HEMORAGIK
TD naik TD turun Tatalaksana (sumbatan pembuluh darah karena
(Pendarahan intrakranial)
Denyut nadi naik Denyut nadi turun emboli, aterosklerosis)
Gula darah naik Umum Stabilisasi nafas dan jalan nafas
Bronkus konstriksi Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
Bronkus relaksasi Otot polos GI kontraksi Pengendalian tekanan intracranial bila perlu manitol 0,25-0,5
Otot polos GI relaksasi Otot polos sal kemih kontraksi gr/lkg BB >20menit, diulang tiap 4-6 jam (target ≤ 310 mOsm/L).
Otot polos sal kemih relaksasi Pupil konstriksi Osmolalitas diperiksa min 2xsehari selama terapi.
Pengendalian kejang jika perlu
Uterus relaksasi Tonus otot naik Analgetik antipiretik bila perlu
Pupil dilatasi Salivasi naik Gastroprotektor bla perlu
Adrenergik x Kolinergik berlawanan Pencegahan DVT/ emboli paru heparin
Antiadrenergik ~ Kolinergik serupa Manajemen nutrisi
Simpatomimetik x Parasimpatomimetik berlawanan Spesifik Stroke trombolitik Pendarahan karna antikoagulan
Simpatomimetik ~ Parasimpatolitik serupa Alteplase 0,6-0,9 Koreksi koagulopati PCC/
mg/kgBB protombin complex concentrate
Efek Adrenergik (Simpatomimetik) ~ saraf Simpatis induksi
(3-4,5 jam onset)
Efek Kolinergik (Parasimpatomimetik) ~ saraf Parasimpatis
Aspirin 160-325 mg Pendarahan subaraknoid
induksi
(24-48 jam onset) Nimodipin u/ cegah vasospasme
Anka Ukai
Skizofrenia Nyeri dan Sakit Kepala
Ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin Tingkat Terapi
Kelebihan dopamin pd mesolimbik gejala positif Ringan (0-3) PCT, Aspirin, Ibuprofen + TCA (amitriptilin)
Kekurangan dopamin pd mesokortis gejala negatif Sedang (4-6) PCT + kodein
Golongan Mekanisme ESO Contoh Berat (7-10) Morfin/ Fentanil + NSAID, TCA
Generasi I Blokade Ekstrapiramidal tinggi Haloperidol, BUMIL
Antipsikotik reseptor Flufenezin, Aman PCT, Ibuprofen
Tipikal dopamin tipe 2 Klorpromazin, KI Aspirin (premature), COX-2 Selektif (celecoxib) (cegah pembuahan)
(D2) Tiohidrazin Mekanisme
Generasi II Blokade 5HT2A Ekstrapiramidal rendah Ist Olanzapine, NSAID blokade sintesa prostaglandin dg hambat COX 1 dan 2
Antipsikotik (lebih utama) Meningkatkan risiko Resperidone, MIGRAIN
Atipikal dan D2 gangguan metabolisme Quetiapine Vasodilatasi pembuluh darah dural, ekstravasasi plasma
(1st line) (BB naik, hiperlipid, DM) 2nd Klozapine Analgetik/NSAID, Sumatriptan, Ergotamin
BUMIL CLOZAPIN Pencegahan beta bLoker
Parkinson
Gemetar atau tremor, kerusakan sel syaraf di otak menyebabkan dopamin turun
Degenerasi pd nigrostriatal meningkatkan aktivitas kolinergik striatal tremor
Golongan Mekanisme Contoh ESO KI
MAOI Meningkatkan kadar Rasagiline, Diskinesia, sakit kepala, mual, hipotensi postural Tramadol, meperidine,
dopamin endogen siklobenzaprin
perparah hipertensi
1st Line
Selegiline Diskinesia, mual, nyeriperut, mulut kering Meperidine
COMT Meningkatkan kadar Entacapone, Diskinesia, mual, diare, hiperkinesia, diskolorasi urin Hipersensitif
Inhibitor dopamin endogen Tolcapone Diskinesia, anoreksia, mual, insomnia, hipotensi ortostatik, halu Gangguan hati
Inhibitor Meningkatkan sintesis Amantadine Halusinasi,bingung, mulut kering, edema perferal Busui, glaukoma
reseptor dan pelepasan dopamin,
NMDA hambat reuptake
Antikolinergik Menekan aktivitas Benztropine, Penglihatan kabur, bingung, konstipasi, mulut kering, mual, Usia <3th
kolinergik takikardi, sedasi depresi, cemas
Triheksifenidil Ruam, penglihatan kabur, mual, takikardi Glaukoma,
Alternatif kardiovaskular
Dopamin Mengaktifkan reseptor Bromocriptine, Hipotensi, GI hemorrhage, mual, pusing, anoreksia Sensitif thd erkot
Agonis dopamin dg agonis alkaloid,
Pergolide, Diskinesia, halu, ngantuk, insom, dispepsia
hipertensi,toxemia
Pramipeksol, Pusing, pisang, insom
(Bromocriptin)
Ropinirole Bingung, pusing, pingsan, halu, kaki bengkak
Carbidopa/L- Meningkatkan kadar Carbidopa/L- Edema, agitasi, cemas, ataxia, diskinesia, insom, penglihatan Glaukoma,
dopa dopamin endogen dopa kabur, retensi urin, urin gelap kardiovaskular,
menggunakan MAOI
dlm 14 hari
Epilepsi
Epilepsi kejang minim 2x dlm 24 jam Kejang pelepasan neuron sentral berlebih
Bagian Epilepsi Gejala Farmakologi
Simple Partial Sebagian tubuh 1st Karbamazepin, Levetiracetam, As. Valproat
Complex Partial Sebagian tubuh, penurunan kesadaran 2nd Klobazam, Gabapentin, Lamotrigin, Pregabalin, Piagabalin
Absence (Petit Mal) Semua tubuh, penurunan kesadaran, anak sampai 20th 1st Etoxusimide, Na. Valproat
2nd Klobazam, Klonazepam, Levatiracetam, Topiramat
Tonic-Clonic (Grand Semua tubuh, penurunan kesadaran, depresi nafas, lama kejang tonic
Mal) <1menit clonic 2-3menit 1st Karbamazepin, Lamotigrin, Na. Valproat
2nd Klobazam
Myoclonal Kontraksi otot tubuh cepat (pd pagi hari)
Status Epilepticus Semua tubuh, turun kesadaran, depresi napas, lama kejang >3menit
ANAK 1st Vigabatrin, Prednisolon
2nd Klobazam, Na. Valproat
HAMIL Lamotigrin, Karbamazepin As. Valproat menyebabkan cacat tabung saraf, celah wajah, teratogenik
Fenobarbital menyebabkan malformasi jantung
Fenitoin, lamotigrin, karbamazepin menyebabkan sumbatan langit mulut (cleft palate)
Golongan Mekanisme Contoh ESO
Penghambat Kanal Hambat Kanal Na di membran neuronal Fenitoin, Karbamazepin Meningkatkan enzim liver (AST, ALT)
Na Fenitoin anemia (+As.Folat)
Hambat reuptake GABA Benzodiazepin Ataksia, ngantuk, amnesia
Hambat katabolisme GABA (inhibisi GABA transaminase) Vigabatrin, Valproat
GABA related
Analog GABA Gabapentin Ataksia, somnolen, diplopia, ambliopia,
target
pusing
Tingkatkan aktivitas GABA Fenobarbital, Topiramat, Gabapentin
Penghambat Kanal Ca Ethosuximide Pusing, anoreksia, diare, mual muntah
Tingkatkan permeabilitas Kanal K shg tjd hiperpolarisasi membran neuronal Asam Valproat Anemia (+ As Folat)
Teratogenik
Hambat reseptor Glutamat Fenobarbital, Topiramat, Felbomat
Anka Ukai
Onkologi dan Imunologi
KANKER
Sel SEL
abnormal Metastesis Spefik perlihatkan toksisitas selektif thd proses ttt dr sikuls sel, aktif thd sel kanker dg proliferasi
tinggi. U/ dpt efek makx obat diberikan scr intermitten dg dosis tinggi
Non Spesifik efektif u/ atas keganasan hematologis dan bekerja pd fase pertumbuhan sel / sdg dlm
Tumor (benign) keadaan istirahat
Kanker (mallignant)
Spesifik
Tatalaksana Kuratif : Fase Siklus Sel :
1. Pembedahan (mayor-invasif/minor) 1. Mitosis (M) (Prometaanatelo) Profase-Metafase-Anafase-Telofase MiXelVin
2. Kemoterapi (agen sitotoksik) 2. Pertumbuhan I (G1) Prafase sintesis DNA (Sintesis RNA dan protein) Golongan Steroid
3. Radioterapi (target terapi)
3. Sintesis (S) Replikasi DNA pd sel hingga bertambah brp kali lipat Si Texat PPC
Kanker Payudara
4. Pertumbuhan II (G2) Pertumbuhan dan persiapan u/ mitosis Duo BETO
CMF CAF CEF
Siklofosfamid Siklofosfamid Siklofosfamid Non Spesifik
MTX Doxorubicin Epirubicin 1. Non Spesific Agents
5-Fluorourasil 5-Fluorourasil 5-Fluorourasil 2. Platinum Agents
3. Antitumor Antibiotcs
OBAT IMUNOSUPRESAN Indikasi atasi transplantasi orgn, autoimun, cegah hemolisis 3. Penghambat Kalsineurin
rhesus pd neonates a. Siklosporin transplantasi
1. Imunosupresan Antiproliferatif (Sitotoksik) b. Takrolimus transplantasi
a. Azatioprin transplantasi dan autoimun 4. Antibodi Monoklonal
b. Mikofenolat mofetil transplantasi ginjal/jantung (+Siklosporin & Kortiko) a. Basiliksimab transplantasi ginjal
c. As. Mikofenolat tarnsplantasi ginjal (+Siklosporin & Kortiko) b. Rituksimab limfoma
5. Lainnya
d. Siklofosfamid autoimun dan antikanker
a. Fingolimod Remitting Multiple Sclerosis
e. MTX transplantasi, autoimun, antikanker
b. INF alfa kambuhan metastasis karsinoma sel ginjal, limfoma
2. Kortikosteroid c. INF beta tdk u/ px depresi
a. Prednisolon ringankan gejala kanker stadium akhir, naikkan nafsu makan d. Timosin alfa hepatitis B kronis usia >18th, replikasi virus
b. Dexametason leukimia limfositik, limfoma, karsinoma payudara, paliatif dan suportif hepatitis B (HBV)
pd anak
Anka Ukai
Ca i r a n in f us
Anka Ukai