Anda di halaman 1dari 6

Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak?

Apa yang Anda lakukan dalam


mewujudkan motivasi tersebut?
471 / 5000

Jawab :

Saya termotivasi menjadi Guru Penggerak adalah Untuk lebih meningkatkan kemampuan saya menjadi
guru yang lebih siap untuk membelajari anak didiknya sesuai dengan perkembangan zaman sekarang
ini. Dimana anak didik kita sekarang lebih banyak pengaruh negatifnya dari luar. Terutama dalam
penggunaan gadget HP yang merusak tatanan kehidupannya dalam bersikap dan beretika. Sopan santun
dan tatakrama sudah semakin luntur. Daya ingatnyapun semakin terbelakang, mudah melupakan apa
yang kita sampaikan ketika kita mengajar di kelas.

Dengan hal tersebut diatas, maka saya selaku guru yang bertugas mencerdaskan kehidupan bangsa,
dpandang perlu untuk terus menggali dan mengasah kemampuan saya dalam menghadapi
perkembangan zaman sekarang ini dengan teknologinya yang semakin canggih dan merajarela dimana
unsur negatifnya lebih banyak berpengaruh terhadap perkembangan jiwa seseorang terutama bagi anak
didik kita di sekolah. Untuk menggali dan mengasah kemampuan saya itu maka saya selalu ikut dan
mengikuti diklat maupun seminar dan juga perkumpulan yang relevan dalam hal bisa meningkatkan
kemampuan saya sebagai guru yang propesional.

Untuk menambah kesiapan saya dalam hal mengajar, maka saya suka memanfaatkan sarana teknologi
informasi dan komunikasi yang ada di sekolah, seperti penggunaan komputer/ laptop, proyektor,
speaker aktif dan lain sebagainya. Untuk membiasakan diri sebagai guru yang selalu terhubung dan
menggunakan akses internet sebagai media pembelajarannya.

Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan alasannya
dan berikan contohnya!
0 / 5000

Jawab :

Sudah cukup lama saya menjadi guru sejak tahun 2009. Dan tanpa disadari menjadi bagian yang menyenangkan
bagi jiwa saya. Dimana setiap hari bisa berkumpul, bersosialisasi, berinteraksi, dan bergaul bersama anak didik saya.
Secara nurani menjadi bagian dalam rutinitas saya sehingga hati saya terpaut dan merasa kangen apabila tidak
berjumpa dan tidak ada ditengah-tengah mereka. Yang awalnya di tahun pertama merasa kaku dan sedikit grogi
untuk berbicara dihadapan para siswa, lambat laun menjadi biasa dan menjadi kebiasaan yang menyenangkan
apabila telah berhasil menyampaikan hal yang positif dalam pembelajaran.

Lambat laun juga saya sebagai guru belajar memahami karakter siswa yang begitu beragam dan belajar untuk
menjadi guru yang arip dan bijaksana dalam mengatasi dan memberi pengarahan kepada para siswa supaya tumbuh
dan berkembang menjadi siswa yang memiliki karakter yang lebih baik. Sehingga kalau diterapkan dilingkungannya
dimanapun mereka berada bisa menyesuaikan diri dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat setempat.

Dan ternyata setelah sekian lama saya mengabdi menjadi seorang guru, tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu
pengetahuan dan keterampilan saja, lebih dari itu yang terpenting menurut saya adalah menanamkan pendidikan
karakter sebagai pembelajaran yang utama. Dimana pendidikan karakter ini mendidik, melatih siswa untuk menjadi
insan yang berahlak baik, disiplin dan dan bermartabat.

Saya sebagai guru Informatika merasa sadar sepenuhnya, bahwa tanggungjawab saya sangat besar untuk bisa
mencetak generasi bangsa ini. Terutama dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang setiap hari
selalu digunakan siwa bisa dimanfaatkan secara arif dan bijaksana. Memberikan mereka wawasan yang luas akan
pengaruh dan bahayanya kalau menggunakan teknologi informasi dan komunikasi itu tidak dilandasi dengan etika
dan tatakrama yang baik.

Contohnya adalah bagaimana cara beretika menggunakan media sosial, baik itu melalui komputer laptop atau HP
jangan sampai berdampak buruk pada kehidupannya. Maka pada pelajaran Informatika ada bab yang mempelajari
siswanya tentang Dampak Sosial Informatika. Yang didalamnya membahas dan mengacu terhadap diberlakukannya
Undang-undang ITE yang mengatur tentang penggunakaan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.Jangan
sampai diantara siswa terjadi yang namanya bullying atau dibahasa keseharian kitanya adalah perundungan atau
juga menghina seseorang secara berlebihan terhadap siswa yang dianggapnya tidak mungkin melawan atau
membalasnya. Maka dari itu kita sebagai guru harus bisa mencegah hal itu jangan sampai terjadi. Maka sebagai
guru yang peduli terhadap siswanya berkewajiban untuk mendidik karakter dan perilaku yang baik. Yang lebih
mengerti terhadap sopan santun, etika dan tatakrama terhadap teman, guru dan orangtuanya di rumah. Upayakan
minimal dalam sepuluh menit diawal pembelajaran selalu diawali dengan memberikan motivasi dan inspirasi
kebaikkan dalam kehidupan sehari-hari. Supaya siswa tersebut merekam dalam memori ingatannya akan perilaku
yang selalu baik terhadap orang lain di sekitarnya atau dilingkungannya. Sehingga menjadi bekal hidup dimasa yang
akan datang sampai siswa kita tersebut menjadi seorang dewasa yang tumbuh dan berkembang menjadi insan yang
berguna bagi kehidupannya sendiri, untuk orang lain dan lingkungannya. Sebagai mahluk sosial yang taat dan
mengerti akan perilaku yang baik dan buruk sesuai dengan ajaran agamanya..

Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan
dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong Anda melakukan hal
tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup waktu kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya
yang Anda lakukan agar inisiatif tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat
bila ada)
0 / 7000

Jawab :

Salah satu contoh diantaranya saya sebagai guru yang ingin sekali disenangi oleh para siswa di sekolah
tanpa mengurangi kewibaan pada diri saya sebagai tenaga pendidik adalah selalu mengutamakan
senyum ikhlas yang saya pertontonkan sebagai bagian dari sikap yang positif untuk mengawali
perjumpaan dengan siswa baik di kelas maupun diluar kelas seperti pada jam istirahat. Dan memberika
wawasan terhadap siswa tentang pengaruh dahsyat dari senyum yang kita perlihatkan ketika bertatap
muka. Selain berkesan enak dilihat, maka perasaan nuansa hatipun menjadi riang gembira dan dan
timbul rasa suka ingin selalu bertemu. Sehingga tanpa disadari oleh siswanya karena sudah merasa
senang dan nyaman ketika bertemu dengan kita sebagai gurunya, maka selanjutnya kita mulai
menyampaikan materi pembelajaranpun menjadi menyenangkan. Tanpa diwarnai rasa tegang dan
membosankan.

Itulah yang sudah saya terapkan dalam metode serta tehnik dimana saya memulai memberikan
pelajaran kepada siswa. Senjatanya adalah diawali dengan senyum ikhlas dan sapaan yang hangat
kepada semua siswa. Dan alhamdulillah itu semua saya lakukan sebagai guru sudah lama dan berhasil
mendidik, merubah karakter siswa menjadi lebih baik, antusias dan menyenangkan. Karena saya
berprinsip selain senyum itu adalah ibadah juga bisa merubah hati kita dan orang yang melihatnya
menjadi senang dan merasa nyaman.
Kalau kita sebagai guru ada ditengah mereka didalam kelas bersikap tegang dan pembawaan kita selalu
terkesan marah dengan memperlihatkan wajah cemberut, maka dipastikan siswanyapun akan menjadi
tegang dan merasa tidak nyaman ketika berhadapan dengan kita sebagai gurunya. Maka sudah
dipastikan selanjutnya apapun yang kita sampaikan dan apapun yang kita lakukan tidak akan sampai dan
tidak akan berdampak positif terhadap mereka sebagai siswanya.

Saya sebagai guru yang dinanti siswanya di sekolah selalu berusaha tidak membawa permasalahan dari
rumah ataupun permasalahan dari luar untuk lebih mengontrol suasana hati agar nampak selalu
menyenangkan ketika dilihat oleh para siswa di sekolah atau di ruang kelas.
Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang
Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
101 / 5000

Jawab :

Pada waktu itu sekitar tahun 2015 atau delapan tahun yang lalu ketika saya masih menjadi guru
honorer. Ada dua orang wartawan yang beberapa hari itu sering datang dan keliling di lingkungan
sekolah. Sampai para siswa mengetahuinya dan diantaranya ada yang bertanya siapa mereka? Karena
mereka tidak pernah melihat sebelumnya dana sing bagi mereka.

Maka saya berikan jawaban pada mereka itu adalah wartawan yang mencari-cari kepala sekolah. Semua
guru yang melihat kedua wartawan itu menjadi merasa tidak nyaman ketika melaksanakan
pembelajaran di kelas dengn siswanya. Maka saya berinisiatif untuk mengumpulkan para guru untuk
segera berkumpul di ruang guru, sebelum kedua wartawan itu beranjak pergi.

Setelah berhasil banyak guru di ruang guru, maka saya hampiri kedua wartawan itu untuk dipersilahkan
duduk di kursi tamu yang ada di ruang guru. Ada salah satu guru yang bergerak menutup pintu ruang
guru. Kemudian salah satu guru senior mulai membuka pembicaraan dengan bertanya penuh sopan
kepada kedua wartawan itu ada tujuan dan maksud apa memasuki lingkungan sekolah ini. Dari itulah
mulai terjadi perbincangan dua arah antara satu wartawan dengan guru-guru yang ada di ruang guru itu.
Karena satu wartawannya lagi tidak keluar sepatah katapun. Hanya satu orang yang menjawab. Ternyata
wartawan tersebut kurang beretika dan sedikit arogan menganggap lingkungan sekolah ini perlu dia
awasi tanpa permisi atau mohon ijin. Maka saya dan beberapa guru yang berani bicara pada waktu itu
menyampaikan semua unek-unek dan harapan supaya kejadian tadi tidak akan terulang lagi. Seolah
mereka berdua punya kuasa untuk mengawasi lingkungan sekolah.

Maka setelah kejadian tersebut besoknya beberapa guru melaporkan pada kepala sekolah
danmemohon untuk ditembuskan ke Dinas Pendidikan sebagai catatan bahwa wartawan di daerah
sekolah saya itu tidak dilandasi etika sopan santun dan tatakrama. Kemudian pihak komite sekolah pun
diberitahu kejadian tersebut, supaya bisa membantu mengontrol lingkungan sekolah dari rongrongan
pihak luar yang beritikad tidak baik.

Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun
kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam situasi
tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah
direncanakan?
0 / 5000

Jawab :

Ada sedikit kesulitan sebenarnya dalam kasus dan situasi seperti yang diceritakan diatas tersebut. Karena diantara
wartawan yang telah datang menyatroni sekolah saya tersebut sebenarnya merpuakan penduduk yang berdomisili
masih dalam satu wilayah kecamatan. Tapi alhamdulillah setelah adanya kejadian itu suasana sekolah sekarang
lebih kondusip dan tidak pernah datang lagi ke sekolah dengan seenaknya tanpa etika. Mungkin mereka juga mulai
menyadari bahwa masuk kedalam wilayah lingkungan sekolah harus diawali dengan tatakrama dan etika yang baik,
tidak memperlihatkan sisi premanismenya. Karena lingkungan sekolah itu adalah tempat berprosesnya pendidikan
berlangsung. Dimana para siswa, guru, Tata Usaha dan Kepala Sekolah bertugas dan bertanggungjawab terhadap
mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu peserta didik yang harus memperoleh ilmu kebaikan terutama mendidik
dengan memberi contoh bagaimana bertatakrama yang sopan dan santun terhadap sesama. Harapan serta cita-cita
yang ingin diwujudkan terhadap semua peserta didik yang ada di sekolah.

Setiap pembelajaran selalu dikaitkan dengan pendidikan karakter yang harus dipahami, dan dipedomi sebagai
bagian dari tujuan utama pembelajaran di sekolah. Yang besar harapannya semua peserta didik mampu untuk
mengimplementasikannya di lingkungan sekolah maupun juga di lingkungan lain di masyarakat seperti lingkungan
keluarga.

Ahlak yang baik terus dibina disetiap langkah, setiap bertemu dengan orang lain. Sopan santun dan tatakrama
merupakan bagian dari pendidikan karakter yang harus melekat disetiap perilaku peserta didik. Pedoman dari kata-
kata, cerita dan contoh gerak tubuh harus selaras dan sejalan dengan ajaran agama yang dianutnya. Dimana bumi
dipijak disitu langit dijunjung. Menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan memuliakan guru. Dan
tidak lupa selalu berucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan nikmat yang telah diberikan kepada
kita semua.

Ditambah lagi sekarang dengan adanya program P5 di Kurikulum Merdeka ini sebagai bagian penguatan pendidikan
karakter untuk peserta didik sebagai pengetahuan yang harus dijalankan untuk keberlangsungan hidup berbangsa
dan bernegara. P5 adalah kepanjangan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Semua yang dipelajari
adalah cerminan dari ideologi kita yaitu Pancasila. Dimana setiap silanya terdiri dari butir-butir Pancasila yang
tersusun dan termaktub sebagai pedoman hidup Bangsa Indonesia. Yang juga tercantum dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar 1945.

Dengan itu maka peserta didik dituntut mampu melaksanakan semua pembelajaran P5 sebagai bekal di
kehidupannya sekarang dan yang akan datang setelahnya mereka dewasa. Dan berkembang sesuai dengan ajaran
agamanya masing-masing,serta pengalaman positif yang mereka terima. Perbuatan tidak terpuji akan terkikis dan
hilang jika semua peserta didik mampu memahaminya dan bisa untuk melaksanakannya.

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk
bekerja sama?
0 / 5000

Jawab :

Salah satu sikap kita yang harus dilakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak adalah kejujuran dan
transparansi dari setiap kegiatan sekolah. Baik yang berkenaan dengan sarana maupun prasarana sekolah. Dimulai
dari perencanaan yang harus matang dan mendahulukan yang lebih utama dulu. Komite sekolah merupakan
penengah serta kepanjangan tangan dari setiap recana pihak sekolah untuk melakukan kegiatan sekolahnya.
Diusulkan bahwa yang berhak menjadi komite sekolah adalah orang yang baik sekaligus merupakan tokoh
masyarakat yang dapat dipercaya karena kesehariannya di lingkungan masyarakat sekitar sekolah. Komite harus
dibekali dengan wawasan kebangsaan serta seorang yang religius.

Kepala Sekolah, guru dan Tata Usaha merupakan pelaksana kebijakan dan pelayan masyarakat. Serta mampu
merekatkan dan mempersatukan wali murid serta masyarakat lain yang bersinggungan dengan sekolah ataupun
dunia pendidikan. Berperan aktif sebagai guru untuk diteladani siswanya dan dihormati para orangtuanya di
lingkungan luar sekolah. Setiap gerak-gerik kita harus selalu menunjukan sikap yang sopan dan santun yang dimulai
dari cara mengenakan pakaian yang kita kenakan denga rapi sebagai guru yang memiliki wibawa sebagai abdi
negara dalam mencerdaskan generasi bangsa. Penampilan yang utama menjadi guru untuk menciptakan kesan
wibawa dan menyenangkan untuk dilihat. Sehingga ketika mengajar setidaknya kita sebagai guru bisa menjadi lebih
menyenangkan bagi para siswanya. Tidak hanya pakaian atau busana yang kita kenakan, tapi juga tubuh kita selain
harus selalu nampak bersih juga berkesan rapi. Terlebih harapannya menjadi guru teladan yang disukai siswanya.
Selain berpenampilan bersih rapih dan sopan, juga memiliki kecerdasan dalam ilmu pengetahuan, kejiwaan dan
kerohanian. Semuanya diselaraskan dengan hati yang bersih dengan tujuan utama sebagai abdi negara hanya untuk
ibadah dalam mencerdaskan dan mendisiplinkan peserta didik. Yang harapannya jauh kedepan sebagai modal hidup
berbangsa dan bernegara dengan baik.

Bagaimana hasilnya?
0 / 5000

Jawab :

Alhamdulillah dengan segala upaya dan kemampuan yang dimiliki, bisa dan mampu untuk sebagian
besar peserta didik dijadikan bekal dalam kehidupan berikutnya. Sebagai contoh dari dulunya peserta
didik yang saya ajar, sekarang sudah banyak yang berumah tangga dan tumbuh dewasa dengan baik.
Selalu bertegur sapa ketika bertemu dimanapun. Senyum yang melebar dari mereka adalah bukti bahwa
karakter mereka sudah terbentuk dengan baik. Dimana kesopanan tetap dijaga dan pasti mengingat apa
yang dulunya pernah diajarkan bapak/ibu gurunya di sekolah. Dan sebagai bukti bahwa apa yang pernah
disampaikan dan dicontohkan gurunya dapat berbekas menjadi perilaku keseharian mereka dalam
bermasyarakat yang baik.

Merupakan tolak ukur saya juga sebagai guru dimana setiap pembelajaran yang diajarkan membuahkan
hasil. Dan sebagian besar mengerti serta mampu melaksanakan kewajiban menjadi manusia yang
utamanya adalah hanya untuk beribadah. Dari setiap tingkah lakunya dan juga ucapannya. Dapat
mencerminkan seseorang yang berbudi pekerti yang luhur, bertanggung jawab dan dapaaat dipercaya
ditengah-tengah masyarakat.

Semua itu apa yang dilakukan peserta didik maupun alumni dengan karakternya yang baik. Maka hal itu
dapat menunjang dan menjadi bagian yang pundamental dalam hidup sebagai mahluk sosial.

Anda mungkin juga menyukai