Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SENSORI PERSEPSI


MATA KULIAH ILMU BIOMEDIK DASAR
DOSEN PENGAMPUH : Ns. Pipin Yunus, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1. Putri Amelia Y Ishak (C01422160) 11. Ainun lamusu (C01422009)


2. Elvira Saputri B. Bouty (C01422046) 12. Aprionita Siskawati Ibrahim
3. SilvanaYunus (C01422190) (C01422022)
4. Nuzran Abdulrahman (C01422153) 13. Siti Nurhayati S Daud (C01422198)
5. Ria Savitri (C01422175 14. Candrawati Kadir (C01422029)
6. Tri febiola T.Mantulangi (C01422225) 15. Novalisa Abas (C01422127)
7. MutiyaAdinda Pakaya (C01422116) 16. Nur Sintia Machieu (C01422141)
8. RirinPotale (C01422238) 17. Siti NurFazri kamaru (C01422196)
9. Nadia Nurul Mohamad (C01422117) 18. Jendri Mbata (C01422085)
10. Finriati Latip (C01422060) 19. Alvin Akbar Thaib (C01422014)

KELAS B
KEPERAWATAN 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telahmemberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini disusun
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah Ilmu
Biomedik Dasar “ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SENSORI PERSEPSI”.
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
kami masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi
maupun tata bahasa. Namun, kami tetapberharap agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
penulisan makalah ini sangat kami harapkan dengan harapan sebagai
masukan dalam perbaikan dan penyempurnaan pada. makalah kami
berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terimakasih.

Gorontalo, Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3.Tujuan Makalah ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1. Sistem Sensori Persepsi ..................................................................... 3
2.1.1. Reseptor Sensori .......................................................................... 4
2.1.2. Sensasi Normal ............................................................................ 4
2.2. Anatomi Fisiologi Pada Sistem Sensori Persepsi ............................... 7
2.2.1. Indra Penglihatan ......................................................................... 8
2.2.2. Indra Pendengaran ........................................................................ 10
2.2.3. Indra Pengecap ............................................................................. 11
2.2.4. Indra Penciuman .......................................................................... 12
2.2.5. Indra Peraba ................................................................................. 13
BAB III PENUTUP............................................................................................... 15
3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 15
3.2. Saran................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bayangkan dunia tanpa penglihatan, pendengaran, kemampuan untuk
merasakan objek, atau kemampuan untuk merasakan aroma di sekitar kita.
Manusia mengandalkan berbagai stimulus sensori untuk memberi makna dan
ketertiban terhadap peristiwa yang terjadi di lingkungan mereka. Indra
membentuk dasar persepsi dunia kita. Stimulasi berasal dari berbagai sumber
baik dari dalam maupun luar tubuh, terutama melalui indra penglihatan (visual),
pendengaran (auditori). sentuhan (taktil), penciuman (olfaktori), dan pengecap
(gustatori). (Elsevier, 2017)
Stimulus yang bermakna memungkinkan individu untuk mempelajari
lingkungan dan penting untuk fungsi yang sehat dan perkembangan yang
normal. Ketika fungsi sensori berubah, kemampuan individu untuk
berhubungan dengan dan berfungsi dalam lingkungan berubah secara drastic.
(Elsevier, 2017)
Tanpa sistem sensori, kita tidak akan mengetahui apapun mengenai
dunia sekitar kita. Persepsi sensori adalah melihat, mendengar, mencium, dan
menyentuh. Manusia juga menerima kesan hangat, lembut, tekanan dan nyeri
melalui sistem sensori. Dengan mendeteksi perubahan lingkungan, sistem
sensori memberi manusia perlindungan dan mekanisme untuk merasakan
dunia. (Elsevier, 2017)

1.2.Rumusan Masalah
2. Definisi sistem sensori persepsi ?
3. Apa saja klasifikasi reseptor sensori ?
4. Bagaimana apresiasi sensori?
5. Apa anatomi dan fisiologi pada sistem sensori persepsi ?
1.3. Tujuan Makalah
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar
2. Menjelaskan apa itu sistem sensori persepsi

1
3. Untuk mengetahui apa saja anatomi dan fisiologi pada sistem sensori
persepsi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem Sensori Persepsi
Sensasi merupakan interpretasi otak terhadap impuls yang datang ke
otak dari saraf sensoris. Secara normal setiap reseptor akan dihubungkan oleh
serabut saraf dengan sistem saraf pusat, misalnya reseptor suhu menerima
impuls dingin maka reseptor tersebut akan mengubah energi suhu menjadi
impuls saraf yang akan disampaikan ke pusat sensasi suhu oleh serabut saraf
sensorik sehingga kita dapat merasakan dingin. Yang menentukan macam
sensasi bukanlah dari jenis stimulus melainkan terletak pada pusat sensasi apa
yang menerima impuls. (Farizha, 2019)
Pada dasarnya semua impuls saraf berjalan sama dari reseptor sensori ke
sistem saraf pusat, tetapi dihasilkan sensasi yang berbeda tergantung pada daerah
serebral korteks yang menerima impuls. Adanya adaptasi sensori menyebabkan
otak akan memprioritaskan adanya impuls sensorik yang masuk. Kemampuan
mengabaikan stimulus yang tidak penting disebut dengan adaptasi sensorik.
(Farizha, 2019)
Individu tidak mungkin dapat bereaksi terhadap semua stimulus yang
memasuki sistem saraf. Otak mencegah bombardir sensori dengan membuang
atau menyimpan informasi sensori. Individu biasanya bereaksi terhadapstimulus
yang palingbermakna pada saat itu. Setelah persepsi terhadap stimulus yang
sama berlanjut, individu akan berhenti beresponss, dan pengalaman sensori
menjadi tidak diperhatikan. Sebagai contoh, seseorang yang berkonsentrasi
dalam membaca buku tidak memperhatikan musik yang sedang terdengar di
sekitarnya. Fenomena adaptabilitas ini terjadi pada sebagian besar stimulus
sensori, kecuali pada stimulus nyeri. (Elsevier, 2017)
Keseimbangan antara stimulus sensori yang memasuki otak dengan
stimulus yang sebenarnya mencapai kesadaran dapat mempertahankan
kesejahteraan individu. Perubahan sensori terjadi jika individu mencoba
bereaksi terhadap setiap stimulus di lingkungannya atau jika variasi dan kualitas
stimulus tidak mencukupi. (Elsevier, 2017)

3
2.1.1. Reseptor Sensori
Reseptor sensori dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis stimulus yang
menghasilkan respons pada reseptor. Secara luas, reseptor sensori meresons
salah satu dari empat rangsangan utama:
1. Bahan kimia (Chemoreceptors)
2. Suhu (Thermoreceptors)
3. Tekanan (Mechanoreceptors)
4. Cahaya (Photoreceptors)
Semua reseptor sensori mengandalkan salah satu dari empat kapasitas ini
untuk mendeteksi perubahan di lingkungan, tetapi dapat disesuaikan untuk
mendeteksi karakteristik spesifik masing-masing dalam fungsi sensorik tertentu.
Pada beberapa kasus, mekanisme aksi untuk reseptor tidak jelas. Sebagai contoh,
hyoreseptor yang merespons perubahan kelembaban dan osmoreseptor yang
merespons osmolaritas cairan dapat melakukannya melalui mekanisme
mechanosensory atau dapat mendeteksi karakteristik kimiawi dari lingkungan.
(Ardhina, 2020)
Reseptor sensori melakukan fungsi yang tak terhitung jumlahnya di tubuh
kita. Pada indra penglihatan, fotoeseptor batang dan kerucut merespons terhadap
intensitas dan waa cahaya. Pada indra pendengaran, reseptor mekanik dalam sel-sel
rambut telinga bagian dalam mendeteksi getaran yang dilakukan dari gendang
telinga. Pada indra perasa, neuron sensorik dalam indra perasa kita mendeteksi
kualitas kimiawi dari makanan termasuk rasa manis, kepahitan, asam, asin, dan
umami gurih). Pada indra penciuman, reseptor penciuman m molekuler dari aroma
wafting. Pada indra peraba mekanoreseptor di kulit dan jaringan lain merespons
variasi tekanan. (Ardhina, 2020)

2.1.2. Sensasi Normal


Sistem saraf menerima ribuan bit informasi secara terus-menerus dari
organ saraf sensori, menyampaikan informasi melalui saluran neurologis yang
sesuai, dan mengintegrasikan informasi melalui respons yang bermakna.
Stimulus sensori mencapai organ sensori untuk memperoleh reaksi langsung

4
atau menyimpan informasi di otak untuk digunakan di masa mendatang. Sistem
saraf harus utuh agar stimulus sensori mencapai pusat otak yang tepat dan agar
individu dapat mempersepsikan sensasi. Setelah menginterpretasikan makna
suatu sensasi, individu kemudian mampu untuk bereaksi terhadap stimulus.
(Elsevier, 2017)
Resepsi, persepsi, dan reaksi merupakan tiga komponen dari setiap
pengalaman sensori. Resepsi dimulai dengan stimulasi sel saraf yang disebut
reseptor, yang biasanya digunakan hanya untuk satu jenis stimulus, seperti
cahaya, sentuhan, rasa, atau suara. Dalam kasus indra khusus, reseptor
dikelompokkan bersama secara berdekatan atau ditempatkan di organ khusus
seperti bantalan pengecap lidah atau retina mata. Ketika terjadi impuls saraf,
impuls tersebut melalui sepanjang jalur menuju medula spinalis atau secara
langsung ke otak. Sebagai contoh, gelombang suara menstimulasi reseptor sel
rambut dalam organ Corti di dalam telinga, yang menyebabkan impuls melewati
sepanjang saraf kranial VIII menuju area akustik lobus temporal. Jalur saraf
sensori biasanya menyeberang untuk mengirimkan stimulus ke sisi yang
berlawanan dari otak. (Elsevier, 2017)
Persepsi atau kesadaran aktual terhadap sensasi unik tergantung pada
regio penerimaan di korteks serebral, di mana neuron khusus
menginterpretasikan kualitas dan sifat stimulus sensori. Persepsi terjadi ketika
individu menyadari adanya stimulus dan menerima informasi. Persepsi
mencakup integrasi dan interpretasi stimulus mengacu pada pengalaman.
Tingkat kesadaran individu memengaruhi persepsi dan interpretasi stimulus.
Setiap faktor yang menyebabkan penurunan kesadaran dapat mengganggu
persepsi sensori. Jika sensasi tidak lengkap, seperti penglihatan kabur atau jika
pengalaman masa lalu tidak adekuat untuk memahami stimulus seperti nyeri,
maka individu akan bereaksi tidak sesuai terhadap stimulus sensori. (Elsevier,
2017)

5
1. Otak

Gambar 2.1 : Otak Manusia (Sumber: Anatomi Fisiologi)


Informasi sensori nosiseptif ditransmisikan ke otak melalui berbagai
jalur. Informasi sensori yang dibawa melalui saluran spinotalamikus dan
spinoretikularis ke talamus dan sistem RAS secara berurutan. Neuron dari
talamus memproyeksikan ke serbral korteks (untuk persepsi kesadaran akan
nyeri) dan juga ke sistem limbik (mengontrol emosional respons akan nyeri).
Amigdala menerima stimulasi nosiseptif melalui saluran spinomesensefalik dan
mengintegrasi perasaan ketakutan di antara semua emosi dasar. Akhirnya, nyeri
menghasilkan respons otomatis, secara langsung melalui saluran
spinohipotalamikus dan secara tidak langsung melalui aktivitas dari talamus dan
korteks serebral. (Jane, 2022)
a. Thalamus

Gambar 2.2 : Thalamus (Sumber : Anatomi Fisiologi)

6
Thalamus berada diatas batang otak dekat pusat otak, dengan serabut
saraf memproyeksikan ke korteks serebral ke segala arah. Fungsinya termasuk
menyempaikan sinyal sensorik dan motorik ke korteks serebral dan mengatur
kesadaran, tidur, dan kewaspadaan. Ini kemudian berfungsi sebagai relay antara
berbagai area supkortikal dan korteks serebral. (Ardhina, Anatomi Fisiologi
Manusia, 2020)
b. Korteks Serebral

Gambar 2.3 : Korteks Serebral (Sumber : Anatomi Fisiologi)


Korteks serebral adalah lapisan luar otak yang terdiri atas materi abu-abu
(yang menutupi) otak manusia dan memainkan sebagai bagian utama otak dalam
fungsi kognitif tingkat tinggi pada manusia. Sebagian besar bagian anatomis
korteks serebral terdiri dari neokorteks (juga disebut alokorteks), yang secara
morfologis tersusun dalam enam lapisan morfologis yang berbeda dalam hal
ketebalan, struktur. Studi-studi yang telah dilakukan menunjukkan peranan korteks
serebral dalam fungsinya dalam bentuk aktivitas- aktivitas manipulospasial, dalam
kaitannya dengan fungsi-fungsi persepsi dan motorik. (Suadu, 2022)

2.2. Anatomi Fisiologi Pada Sistem Sensori Persepsi


Kata anatomi berasal dari bahasa yunani yang secara literatur diartikan
"membuka suatu potongan". Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajari
bagian dalam (internal) dan luar (eksternal) dari struktur tubuh dan hubungan
fisiknya dengan bagian tubuh yang lainnya, dengan cara menguraikan tubuh
(manusia) menjadi bagian yang lebih kecil kebagian yang paling kecil, dengan

7
cara memotong atau megiris tubuh (manusia) kemudian dipelajari, dan diamati
menggunakan mikroskop. (Safrida, Anatomi Dan Fisiologi. Halaman 1, 2018)
Kata Fisiologi berasal dari bahasa yunani yaitu ilmu yang mempelajari
bagaimana suatu organisme melakukan fungsi utamanya. Fisiologi atau ilmu faal
adalah salah satu dari cabang biologi yang mempelajari biomolekul, sel,
jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan
fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. (Safrida, Anatomi
dan Fisiologi. Halaman 1, 2018)
Anatomi fisiologi adalah dua hal yang berkaitan erat satu dengan
yang lainnya baik secara teoritis maupun secara praktikal, sehingga muncul suatu
konsep: "semua fungsi yang spesifik dibentuk dari struktur yang spesifik". (Safrida,
Anatomi dan Fisiologi. Halaman 1, 2018)

2.2.1. Indra Penglihatan

Gambar 2.4: Indra Penglihatan (Sumber : Anatomi Fisiologi)


Mata terletak di dalam salah satu orbit di tengkorak. Orbital bertulang
mengelilingi bola mata, melindunginya dan menjangkarkan jaringan lunak mata.
Kelopak mata dan bulu mata membantu melindungi mata dari lecet dan
menghalangi partikel- partikel yang mungkin masuk ke mata. Konjungtiva
memanjang di atas area putih mata, menghubungkan kelopak mata ke bola mata.
Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimal, yang terletak di bawah tepi lateral
hidung. Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar ini mengalir melalui saluran

8
lakrimal ke sudut medial mata, di mana air mata mengalir di atas konjungtiva,
membersihkan partikel asing. (Ardhina, 2020)
1. Bagian Mata:
a. Superior Rectus Muscle, adalah otot mata bagian atas yang berfungsi
menggerakkan mata kita ke atas
b. Sklera, adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar
bola mata. Sklera memiliki membran yang keras dan berfungsi untuk
memberi bentuk bola mata. Sklera dilapisi oleh konjugtiva yang
direfleksikan ke bagian dalam kelopak mata
c. Iris, adalah pigmen yang kita bisa melihat warna coklat atau hitam atau
berwarna biru jika orang eropa. Iris adalah bagian berwarna pada mata,
Iris terletak di antara kornea dan lensa dan membagi ruangan di antaranya
menjadi bilik mata anterior dan bilik mata posterior. Iris tersusun atas
jaringan otot dengan susunan.
d. Pupil adalah bagian mata yang melekat yang berbentuk lingkaran. Pupil
terletak setelah iris dan seperti muara yang terletak di bagian sentral.
Pupil merupakan bagian mata yang akan berkontraksi (menyempit)
untuk mencegah terlalu banyak cahaya yang masuk ke bahan mata. Dan
juga dilatasi (membesar) bila cahaya yang masuk kurang agar cahaya
dapat sampai ke retina mata. serat sirkular dan serat radiasi. Serat-serat
yang melingkar berfungsi untuk kontraksi pupil dan dilatasi pupil
e. Kornea adalah bagian anterior lapisan fibrosa mata, yang bersifat
transparan dan dapat tembus oleh cahaya. Dengan adanya kornea, cahaya
dapat dibelokkan agar dapat fokus ke bagian mata yaitu retina.
f. Conjunctiva, lapisan tipis bening yang menghubungkan sklera dengan
kornea. Konjungtiva merupakan lapisan mukosa (selaput lendir) yang
melapisi permukaan palpebra bagian dalam dan sklera. Beberapa macam
obat dapat diserap melalui konjungtiva. Konjungtiva mengandung
kelenjar musin yang bersifat membasahi bola mata terutama kornea.
Konjungtiva dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

9
1) Konjungtiva bulbi adalah konjungtiva yang menutup bagian depan
sklera;
2) Konjungtiva palpebral adalah konjungtiva yang menutup palpebr dari
dalam; dan
3) Konjungtiva forniks adalah konjungtiva terletak antara konjungtiva
bulbi dan palpebra.
g. Inferior Rectus Muscle adalah otot mata bagian bawah.
h. Koroid merupakan bagian pada mata yang melapisi seluruh mata kecuali
bagian depan mata. Koroid berwarna coklat gelap dan memiliki fungsi
untuk menyuplai darah ke bagian mata lainnya khususnya retina.
i. Vitreous chamber adalah aquos humor yang beruap seperti jel/gel yang
mengisi bola mata kita
j. Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata
kita. Retina adalah bagian mata yang terletak paling dalam, yang
merupakan membran yang tersusun atas serabut dan sel saraf batang
(rodus) dan sel saraf kerucut (sel konus) yang memiliki fungsi untuk
menerima sinar cahaya.
k. Fovea centralis, daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk
mendapatkan sinar yang masuk ke mata.
l. Optic Nerve adalah saraf mata yang menhantarkan sinar ke otak untuk di
terjemahkan sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.
m. Makula Lutea adalah area oval yang berwarna kekuningan, dan pada
bagian ini hanya terdapat sel kerucut (sel konus) dan merupakan titik
penglihatan paling sempurna. (Ayuda, 2022)

10
2.2.2. Indra Pendengaran

Gambar 2.5 : Indra Pendengaran (Sumber : Anatomi Fisiologi)


Pendengaran adalah transduksi gelombang suara menjadi sinyal saraf
yang bergantung pada struktur telinga. Struktur luar yang terlihat yang sering
disebut sebagai telinga lebih tepat disebut sebagai telinga luar (telinga luar), atau
daun telinga. Kurva berbentuk C dari gelombang suara langsung aurikel menuju
saluran telinga, yang masuk ke tengkorak melalui meatus auditorius eksternal
tulang temporal. Di ujung saluran telinga adalah 11 ilament timpani, atau
gendang telinga, yang bergetar dengan pergerakan udara dalam gelombang
suara. (Ardhina, 2020).
Sepanjang saluran telinga adalah kelenjar ceruminous yang berkontribusi
pada produksi cerumen (kotoran telinga). Karena cerumen lengket, ia dapat
membantu mencegah partikel kecil menemukan jalan ke membran timpani.
Cerumen juga membantu mencegah pertumbuhan bakteri, membasahi kanal
pendengaran dan membran timpani, dan dapat menjadi pencegah bagi serangga
kecil.
Telinga tengah terdiri dari ruang yang direntang oleh tiga tulang kecil,
ossicles, yang memperkuat pergerakan membran timpani. Tulang kecil ini
adalah malleus, incus, dan stapes, yang merupakan nama-nama Latin yang
secara kasar diterjemahkan menjadi palu, landasan, dan sanggurdi. Malleus
melekat pada membran timpani dan berartikulasi dengan incus, yang
berartikulasi dengan stapes. Stapes kemudian dilekatkan ke telinga bagian dalam
di mana gelombang suara akan ditransduksi menjadi sinyal saraf.

11
Telinga tengah juga terhubung ke faring melalui tabung pendengaran
(tabung Eustachius) yang membantu menyeimbangkan tekanan udara melintasi
membran timpani.
Secara fisiologis pendengaran adalah proses di mana telinga mengubah
getaran suara dari lingkungan eksternal menjadi impuls saraf yang disampaikan
ke otak yang kemudian ditafsirkan sebagai suara. Suara dihasilkan ketika benda
bergetar, seperti senar gitar yang dipetik, menghasilkan pulsa tekanan molekul.
udara yang bergetar, lebih dikenal sebagai gelombang suara.
Telinga dapat membedakan berbagai aspek subjektif dari suara, seperti
kenyaringan dan nada, dengan mendeteksi dan menganalisis karakteristik fisik
gelombang yang berbeda. Pitch adalah persepsi frekuensi gelombang suara-yaitu,
jumlah panjang gelombang yang melewati titik tetap dalam satuan waktu. (Ardhina,
2020)
2.2.3. Indra Pengecap

Gambar 2.6: Indra Pengecap (Sumber : Anatomi Fisiologi)


Rasa yang dapat dikenali manusia adalah rasa manis, asam,pahit, dan
asin. Mendeteksi rasa atau gustation cukup mirip dengan mendeteksi bau
(penciuman). Hal ini karena rasa dan bau bergantung pada reseptor kimia yang
dirangsang molekul tertentu. Organ utama pada indra perasa adalah kuncup rasa.
Sel pengecap adalah sekelompok reseptor gustatory (sel perasa) yang terletak di
lidah disebut papillae papilla. (Ardhina, 2020)
1. Ada beberapa papilla yang beda secara structural :
a. Filiform papillae di lidah bersifat taktilyaitu memberikan gesekan yang
membantu lidah menggerakkan zat, dan tidak mengandung sel perasa.

12
b. Fungiform papillae berada di dua pertiga anterior lidah, masing-masing
berisi satu hingga delapan indra perasa dan reseptor untuk suhu dan
tekanan.
c. Circumvallate papillae mengandung 100 inedra perasa dan membentuk
V di dekat batas posterior lidah. (Ardhina, 2020)
2.2.4. Indra Penciuman

Gambar 2.7 : Indra penciuman (Sumber : Anatomi Fisiologi)


Nervus olfaktorius atau saraf kranial pertama melayani ujung organ
pencium.Serabut-serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung,
yang dikenal sebagai bagian olfaktorik hidung. (Syarifudin, 2018).
Odorants atau molekul bau masuk lewat hidung dan larut dalam epitel
penciuman, mukosa dibelakang rongga hidung. Epitel penciuman ini adalah
kumpulan reseptor penciuman di belakang rongga hidung dengan kira-kira 5 cm.
Sel-sel sensorik adalah neuron. Reseptor penciuman merupakan dendrit dari
neuron khusus yang akan merespons dan mengikat molekul-molekul tertentu
yang dihirup dari lingkungan serta mengirim impuls ke otak. Manusia memiliki
sekitar 12 juta reseptor olfaktorius yang didistribusikan di antara ratusan jenis
reseptor yang berbeda. Kelinci memiliki 100 juta reseptor, anjing 1 miliar dan
anjing pelacak 4 miliar reseptor. Neuron penciuman adalah neuron biolar
(neuron dengan prose dari sel tubuh). Tiap neuron memiliki tiap dendrit di dalam
epitheliumdan meluas menjadi 520- reseptor, silia seperti rambut yang menjebak
molekul bau.
Reseptor sensorik pada silia adalah protein. Variasi dalam rantai asam
amino ini membuat reseptor sensitive terhadap berbagai aroma. Setiap neuron
sensorik penciuman memiliki satu jenis reseptor pada silia. Reseptor

13
dikhususkan untuk mendeteksi bau tertentu. Ketika aroma mengikat dengan
reseptor yang mengenali aroma tersebut, neuron sensorik terikat dengan reseptor
terstimulasi. Indra penciuman ini adalah satu satunya informasi sensorik yang
langsung ke cerebral cortex, sedangkan sensasi lain melalui thalamus). (Ardhina,
2020)
2.2.5. Indra Peraba

Gambar 2.8: Indra peraba (Sumber : Anatomi Fisiologi Manusia Dasar)


Rabaan ditentukan oleh dua mekanoreseptor yakni pada pangkal dari
rambut kulit yang merupakan ujung saraf (dendrit) telanjang yang membelit
pangkal rambut dan mekanoreseptor yang kedua adalah cawan merkel yang
merupakan ujung saraf bebas yang terletak pada lapisan luar dari kulit yang
menerima stimulus tekanan ringan pada kulit. (Farizha, 2019)
Reseptor dengan ujung saraf bebas, reseptor ini banyak ditemukan pada
jaringan epitel dengan ujung saraf bebas terletak di antara sel-sel epitel. Reseptor
ini bertanggungjawab untuk sensasi sakit, rabaan, sentuhan, dan suhu. Reseptor
dengan ujung saraf berkapsul, merupakan ujung saraf yang dibungkus oleh lebih
dari satu lapisan sel. (Farizha, 2019)
1. Reseptor berkapsul yang terbesar adalah badan Paccini, terletak pada
lapisan kulit terdalam, bertindak sebagai reseptor tekanan dan sakit
(misalnya tekanan pada saat kita duduk).
2. Badan Meissner memiliki ukuran kecil, berbentuk oval, terdiri dari dua-tiga
dendrit yang terbungkus kapsul. Terletak di dalam rongga dermis di bawah
epidermis, merupakan mekanoreseptor yang sensitif pada sentuhan. Banyak
ditemukan pada bibir dan ujung jari.

14
3. Badan Krause dan badan Ruffini yang merupakan reseptor dingin dan panas.
(Farizha, 2019)

15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya semua impuls saraf berjalan sama dari reseptor sensori ke
sistem saraf pusat, tetapi dihasilkan sensasi yang berbeda tergantung pada daerah
serebral korteks yang menerima impuls. Adanya adaptasi sensori menyebabkan
otak akan memprioritaskan adanya impuls sensorik yang masuk. Kemampuan
mengabaikan stimulus yang tidak penting disebut dengan adaptasi sensorik.
Persepsi terjadi ketika individu menyadari adanya stimulus dan menerima
informasi. Persepsi mencakup integrasi dan interpretasi stimulus mengacu pada
pengalaman.

3.2. Saran
Makalah ini memang belum sempurna dan masih terdapat kesalahan dari
penulis, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini semoga tugas makalah
ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ardhina. (2020). Anatomi Fisiologi Manusia. Halaman 131-142. Yogyakarta: Healthy.


Ayuda. (2022). Anatomi Fisiologi. Yayasan Kita Menulis.
Dkk, F. (2019). Anatomi Fisiologi Manusia Dasar. Malang: Media Nusa Creative.
Elsevier. (2017). Dasar Dasar Keperawatan. Halaman 1136-1137. Singapore: Health
Sciences.
Farizha, N. d. (2019). Anatomi Fisiologi Manusia Dasar.Halaman 120-121. Malang. : Media
Nusa creative.
Jane, M. J. (2022). Dasar Daasar Keperawatan Medikal Bedah. Halaman 190. Singapore:
Elsevier Healthy.
Safrida. (2018). Anatomi dan Fisiologi. Halaman 1. Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press.
Suadu, F. (2022). Hati (Qalb) dan Otak. Halaman 54. Indonesia: Nas Media Pustaka.
Syarifudin. (2018). Anatomi Fisiologi. Halaman 378. Jakarta: Buku kedokteran EGC.

17
LAMPIRAN SISTEM SENSORI PERSEPSI

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Anda mungkin juga menyukai