Makalah ESDL - Kelompok B
Makalah ESDL - Kelompok B
Oleh:
Kelompok B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Ekonomi Sumberdaya dan Lingukangan dengan judul “Isu-Isu
Lingkungan: Isu Sampah” ini dengan tepat waktu tanpa ada kendala yang berarti.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
untuk perbaikan penyusunan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini mampu
memberikan manfaat bagi seluruh pembacanya.
Kelompok B
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Definisi dan Jenis-Jenis Sampah 3
B. Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Membuang Sampah
Sembarangan 5
C. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan 9
D. Cara Menangani Permasalahan Sampah 11
BAB IV PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Nomor Halaman
Latar Belakang
Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai saat
ini belum dapat ditangani secara baik terutama pada negara-negara berkembang,
sedangkan kemampuan pengelola sampah dalam menangani sampah tidak
seimbang dengan produksinya (Yustisia 2015). Sampah telah menjadi isu sorotan
nasional dan menjadi isu penting. Sampah rumah tangga yang menjadi dominan
dalam permasalahan di perkotaan, jika tidak di kelola bisa merusak lingkungan
dan menjadikan sebagai wabah penyakit. Sampah telah menjadi masalah umum
yang dialami oleh perkotaan Indonesia. Pertambahan penduduk dan pola
konsumsi masyarakat perkotaan menimbulkan bertambannya volume, jenis, dan
karakteristik sampah yang semakin beragam.
Masalah sampah berkaitan erat dengan pola hidup serta budaya
masyarakat itu sendiri, oleh karena itu penanggulangan sampah bukan hanya
urusan pemerintah semata akan tetapi penanganannya membutuhkan partisipasi
masyarakat secara luas. Jumlah sampah setiap tahun semakin meningkat sejalan
dan seiring menigkatnya jumlah penduduk dan kualitas kehidupan masyarakat dan
disertai kemajuan ilmu pengetahuan teknologi yang menghasilkan pula pergeseran
pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif (Jailan, dkk (2016) .
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
tahun 2021, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta ton yang
dimana rumah tangga adalah penyumbang sampah terbesar yaitu sebanyak
42,23% terhadap total sampah nasional tersebut. Bila tidak ditangani dengan baik
akan menyebabkan timbulan sampah yang tidak dikehendaki dan pada akhirnya
akan mencemari lingkungan. Masyarakat memiliki peranan penting dalam
pengelolaan sampah rumah tangga, karena pada hakikatnya sampah dihasilkan
oleh masyarakat itu sendiri.
Pemanfataan sampah sampah harus diprioritaskan sebelum terjadinya
pencemaran lingkungan yang menganggu kesehatan masyarakat, maka perlu
adanya pengelolaan sampah dimana pengelolaan sampah dilakukan secara
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang
pengelolaan sampah disebutkan bahwa pengelolaan sampah bertujuan agar
menjadikan sampah sebagai sumber daya. Berdasarkan itulah pemerintah
berupaya untuk mengubah pola pikir masyarakat yang masih menggunakan sistem
kumpul angkut buang sebagai solusi pengurangan sampah. Namun pola pikir
masyarakat di arahkan pada kegiatan pengurangan dan penanganan sampah yang
meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemprosesan
akhir.
Rumusan Masalah
Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kahfi (2017) menyatakan sampah sebagai materi atau bahan sisa atau
lebih baik yang bersumber dari manusia dan alam yang tidak diperlukan lagi,
tidak bermanfaat, tidak memiliki nilai, serta tidak berharga yang akhirnya
terbuang atau dibuang maupun ditolak, yang merupakan materi atau bahan yang
dapat mengganggu bahkan membahayakan fungsi lingkungan.
Setelah memahami pengertian sampah, kita juga perlu mengetahui jenis-
jenisnya. Beberapa jenis sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Berikut ini adalah jenis-jenis sampah:
4
a) Sampah Padat; Sampah pada merupakan material yang dibuang oleh manusia
(kecuali kotoran manusia). Jenis sampah ini diantaranya plastik bekas,
pecahan gelas, kaleng bekas, sampah dapur, dan lain-lain.
b) Sampah Cair; Sampah cair merupakan bahan cair yang tidak dibutuhkan dan
dibuang ke tempah sampah. Misalnya, sampah cair dari toilet, sampai cair
dari dapur dan tempat cucian.
Hal ini dikemukakan oleh Drajat Tri Kartono, Sampah yang dikelola dan
diolah dengan tepat maka dapat menjadi sesuatu yang lebih bernilai seperti
kompos ataupun barang-barang daur ulang lainnya.
2. Merasa Bahwa Sampah Bukan Tanggungjawab Pribadi
Selain itu, Bapak Drajat juga mengungkapkan bahwa orang yang membuang
sampah sembarangan di tempat umum kerap kali berpikir bahwa itu bukanlah
tanggungjawabnya, melainkan tugas dan kewajiban dari petugas kebersihan
ataupun pemerintah setempat. Ia tidak menyadari bahwa menjaga kebersihan
lingkungan adalah tanggungjawab bersama, tidak sekadar salah satu pihak
saja.
3. Pola Pikir dan Kebiasaan Membuang Sampah Sembarangan yang Sudah
Mendarah Daging
Seperti halnya menganggap membuang sampah pada tempatnya bukanlah
kewajiban pribadi, kebiasaan membuang sampah sembarangan yang melekat
pada diri seseorang merupakan sesuatu yang sulit untuk diubah. Pola pikir ini
semakin sulit untuk diubah karena manusia mudah terpengaruh orang-orang
dan lingkungan sekitar, jika di sekitarnya sering membuang sampah
sembarangan, maka orang cenderung akan mengikuti perilaku tersebut.
4. Tidak Peduli Terhadap Perilaku Sendiri
5
acuh tak acuh pada lingkungan, serta cenderung egois. Padahal, bagaimana
perilaku kita terhadap lingkungan akan menjadi bagaimana kita
mempresentasikan citra diri.
5. Yakin Bahwa Tidak Ada Konsekuensi Membuang Sampah Sembarangan
Masih banyak orang percaya bahwa tidak akan terjadi apa-apa jika
‘sekadar’ melemparkan sampah ke pinggir jalan. Sebenarnya, Indonesia telah
mengatur terkait pengelolaan sampah yang tertuang dalam Undang-Undang
(UU) Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Pada Pasal 29
Ayat (1), disebutkan bahwa setiap orang dilarang membuang sampah tidak
pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan. Terkait hal tersebut, UU
juga menyebutkan bahwa akan diatur lebih lanjut dalam peraturan daerah
kabupaten/kota.
6. Hukuman atau Denda yang Tidak Efektif
6
Gambar 2. Grafik Timbulan Sampah Rumah Tangga
Pada tahun 2021, jumlah timbulan sampah rumah tangga dan sejenis
mencapai 17,75jt ton dengan Jawa Tengah sebagai produsen terbesar, yaitu
sebanyak 5jt ton sampah. Disusul oleh DKI Jakarta dengan timbulan sampah
sebesar 3jt ton.
Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 72% masyarakat tidak
peduli terhadap sampah dan tidak menganggapnya sebagai tanggung jawab
mereka. Padahal jika melihat data-data di atas, dapat dipastikan bahwa kita
semua telah berkontribusi terhadap tingginya jumlah sampah di Indonesia.
Jika kedepannya masyarakat tidak mau mengubah mindset itu, maka
keindahan alam Indonesia akan tertutup oleh sampah. Maka dari itu,
pengelolaan sampah sangat perlu dilakukan. Masyarakat bisa mulai dari hal-
hal yang kecil, seperti dengan memilah sampah yang dapat didaur ulang dan
mengirimkannya ke Bank Sampah yang telah disediakan oleh pemerintah.
8. Kurangnya Tempat Sampah
7
Akibatnya, masyarakat terus membuang sampah sembarangan tanpa
memikirkan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Misalnya perilaku
membuang sampah ke sungai yang dapat mengakibatkan meluapnya air saat
musim penghujan.
8
Dampak Sampah Terhadap Lingkungan
Sampah adalah suatu barang atau benda yang tidak terpakai lagi dan tidak
digunakan lagi. Sampah apabila tidak di tangani dengan benar akan menimbulkan
bau yang tak sedap. Sampah merupakan sumber dari berbagai penyakit,
penyumbatan saluran air dan juga dapat menyebabkan banjir. Apabila kita tidak
rajin membuang sampah maka penyakit ada di dekat kita.
Membuang sampah sembarangan mengakibatkan penyumbatan pada
saluran air, seperti yang kita ketahui jika musim hujan tiba air susah mengalir di
paritkarena tersumbat sampah dan mengakibatkan terjadinya banjir. Di Jakarta
sering kali terjadinya banjir, itu semua di akibatkan karena membuang sampah
sembarangan dan tidak adanya penyerapan air.
Sampah juga memiliki dampak buruk bagi kehidupan manusia. Pada
sampah yang menumpuk dan membusuk, terdapat banyak penyakit dari bakteri
dan virus seperti diare, tifus, disentri, jamur, kolera, dan berbagai macam penyakit
kulit yang bisa menyerang manusia.
Seiring berjalannya waktu maka di temukanlah cara untuk menanggulangi
sampah. Kalau dulu sampah hanya di biarkan sampai menimbulkan bau tak sedap,
sekarang sampah di manfaatkan menjadi sumber penghasilan. Misalnya, sampah
organik yaitu sampah sisa-sisa makanan dan daun-daunandi jadikan sebagai
pupuk dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik diantaranya sampah plastik,
kertas,botol dan kaca di jadikan kerajinan tangan atau di daur ulang.
Sering kali kita membuang sampah sembarangan padahal kita ketahui
bahwa sampah dapat didaur ulang. Seperti sampah organik apabila kita rajin untuk
mendaur ulang sampah ini bisa menjadi pupuk dan juga sampah anorganik apabila
kita rajin itu bisa di jadikan sebagai hiasan dan lain-lain. Sangatlah sangat
bermanfaat bagi kita semua apabila kita menyadari bahwa sampah bisa didaur
ulang.
Maka dari itu kita sebagai makhluk social setidaknya kita sadar bahwa
membuang sampah itu bisa menyebabkan penyakit dan juga bisa menyebabkan
banjir. Sampah juga dapat menjadi polusi, berikut beberapa polusi yang terjadi
akibat sampah :
a) Polusi Laut
9
Tahukah kamu bahwa sampah yang terbawa ke lautan sangat membahayakan
binatang yang hidup disana. Hewan tidak memiliki alat gerak dan akal seperti
manusia sehingga jika terjebak, ia tidak akan bisa melepaskan diri. Banyak hewan
yang lehernya terjerat kantong plastic atau tali dan tak bisa melepaskan dirinya.
b) Polusi Udara
Polusi udara disebebkan oleh limbah dalam bentuk gas. Pembakaran bahan
bakar fosil seperti bensin menghasilkan banyak karbon dioksida. Penggunaan
pendingin menghasilkan gas CFC, dan tumpukan sampah menghasilkan gas
metana. Ketiga gas tersebut termasuk dalam gas rumah kaca. Gas tersebut
membentuk lapisan di atmosfer bagaikan rumah kaca, memerangkap panas dan
memantul kannya sehingga merusak lapisan ozon. Pembangkit listrik tenaga fosil,
dan instrustri yang mengemisikan asap mengandung sulfur dioksida dan nitrogen
dioksida ke udara. Saat kedua gas tersebut bertemu dengan air di udara, akan
terjadi hujan asam. Dilansir dari Live Science, hujan asam adalah hujan dengan
air yang bersifat asam karena memiliki pH yang rendah. Hujan asam dapat
mengubah tanah dan air menjadi asam, membuat pertumbuhan terhambat atau
mati, banyak ikan dan spesies kecil lainnya juga tidak tanah atas hujan asam.
Karena sifatnya yang asam, hujan ini dapat merusak bangunan dengan cara
pengikisan kimiawi.
c) Polusi Tanah
Di tempat pembuangan umum atau TPU, sampah akan terus menumpuk dan
mencemari tanah sekitarnya. Sampah yang menumpuk di tanah mengeluarkan zat
berbahaya yang membuat tidak ada tumbuhan dapat tumbuh disekitarnya. Daerah
dengan sampah yang menumpuk cendurung kotor, gersang, dan menjadi sumber
penyakit.
10
menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-
ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke
alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk
mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus
diganti dengan tiga prinsip– prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa
masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat,
minimalisasi sampah harus dijadikan prioritas utama. Sampah yang dibuang
harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang
secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang
tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain
ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk
tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah. Pembuangan
sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang
mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat
mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di
daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai
tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-
produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-
ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang
b) Tanggung Jawab Produsen dalam Pengelolaan Sampah
Hambatan terbesar daur-ulang, bagaimanapun, adalah kebanyakan
produk tidak dirancang untuk dapat didaur-ulang jika sudah tidak terpakai
lagi. Hal ini karena selama ini para pengusaha hanya tidak mendapat insentif
ekonomi yang menarik untuk melakukannya. Perluasan Tanggung jawab
Produsen (Extended Producer Responsibility – EPR) adalah suatu pendekatan
kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembali produk-produk dan
kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada mereka untuk
mendesain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk didaur-ulang,
tanpa material-material yang berbahaya dan beracun.
c) Produksi Bersih dan Prinsip 4R
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk
merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara
11
pengurangan produkproduk samping yang berbahaya, mengurangi polusi
secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya
yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsipprinsip Produksi Bersih
adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya
dengan menerapkan Prinsip 4R yaitu:
Gambar 3. Prinsip 4R
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Sahil, Jailan. dkk. 2016. Sistem Pengelolaan dan Upaya Penanggulangan Sampah
di Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi. Vol. 4, No. 2
Septiani, Berlian A., et al. 2019. Pengelolaan Sampah Plastik di Salatiga: Praktik
dan Tantangan." Jurnal Ilmu Lingkungan 17.1. 90-99.
https://disperkimta.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/dampak-lingkungan-
kotor-dan-polusi-sampah-32
https://www.kompasiana.com/windiwiwin/5535a29f6ea8347510da42eb/pengaruh
-sampah-terhadap-lingkungan
https://sanitariankit.id/dampak-sampah-pada-lingkungan-dan-kesehatan/