Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN


TENTANG PERMASALAHAN SAMPAH DI INDONESIA
Dosen Pengampu : Karimal Arum Shafriani S.P., M.P.

Oleh:

Kelompok B

Dwi Fitri Winda Sari (1710514320018)


Taufiq Rusydi (1910514210008)
M. Maulana Ramadhan (1910514310028)
Khairun Nadila (1910514320023)
Anisa Septiarini (2010514120005)
Nor Asiah (2010514320001)
Wayan Wahyu Wyata (2010514310011)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Ekonomi Sumberdaya dan Lingukangan dengan judul “Isu-Isu
Lingkungan: Isu Sampah” ini dengan tepat waktu tanpa ada kendala yang berarti.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
untuk perbaikan penyusunan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini mampu
memberikan manfaat bagi seluruh pembacanya.

Banjarbaru, 6 September 2022

Kelompok B
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Definisi dan Jenis-Jenis Sampah 3
B. Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Membuang Sampah
Sembarangan 5
C. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan 9
D. Cara Menangani Permasalahan Sampah 11
BAB IV PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 1. Klasifikasi Sampah ................................................................... 3

2. Tabel 2.Persentase Komposisi Sampah Berdasarkan Jenis Sampah ....... 8


DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Gambar 1. Grafik Komposisi Sampah Berdasarkan Sumber Sampah .... 4

2. Gambar 2. Sampah Organik dan Sampah Anorganik ............................. 4

3. Gambar 3. Grafik Timbulan Sampah Rumah Tangga ............................ 7

3. Gambar 4. Prinsip 4R .............................................................................. 12


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai saat
ini belum dapat ditangani secara baik terutama pada negara-negara berkembang,
sedangkan kemampuan pengelola sampah dalam menangani sampah tidak
seimbang dengan produksinya (Yustisia 2015). Sampah telah menjadi isu sorotan
nasional dan menjadi isu penting. Sampah rumah tangga yang menjadi dominan
dalam permasalahan di perkotaan, jika tidak di kelola bisa merusak lingkungan
dan menjadikan sebagai wabah penyakit. Sampah telah menjadi masalah umum
yang dialami oleh perkotaan Indonesia. Pertambahan penduduk dan pola
konsumsi masyarakat perkotaan menimbulkan bertambannya volume, jenis, dan
karakteristik sampah yang semakin beragam.
Masalah sampah berkaitan erat dengan pola hidup serta budaya
masyarakat itu sendiri, oleh karena itu penanggulangan sampah bukan hanya
urusan pemerintah semata akan tetapi penanganannya membutuhkan partisipasi
masyarakat secara luas. Jumlah sampah setiap tahun semakin meningkat sejalan
dan seiring menigkatnya jumlah penduduk dan kualitas kehidupan masyarakat dan
disertai kemajuan ilmu pengetahuan teknologi yang menghasilkan pula pergeseran
pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif (Jailan, dkk (2016) .
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
tahun 2021, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta ton yang
dimana rumah tangga adalah penyumbang sampah terbesar yaitu sebanyak
42,23% terhadap total sampah nasional tersebut. Bila tidak ditangani dengan baik
akan menyebabkan timbulan sampah yang tidak dikehendaki dan pada akhirnya
akan mencemari lingkungan. Masyarakat memiliki peranan penting dalam
pengelolaan sampah rumah tangga, karena pada hakikatnya sampah dihasilkan
oleh masyarakat itu sendiri.
Pemanfataan sampah sampah harus diprioritaskan sebelum terjadinya
pencemaran lingkungan yang menganggu kesehatan masyarakat, maka perlu
adanya pengelolaan sampah dimana pengelolaan sampah dilakukan secara
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang
pengelolaan sampah disebutkan bahwa pengelolaan sampah bertujuan agar
menjadikan sampah sebagai sumber daya. Berdasarkan itulah pemerintah
berupaya untuk mengubah pola pikir masyarakat yang masih menggunakan sistem
kumpul angkut buang sebagai solusi pengurangan sampah. Namun pola pikir
masyarakat di arahkan pada kegiatan pengurangan dan penanganan sampah yang
meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemprosesan
akhir.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:
1. Apa pengertian sampah?
2. Apa yang menyebabkan masyarakat membuang sampah sembarangan?
3. Bagaimana pengaruh sampah terhadap lingkungan?
4. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menangani permasalahan sampah
tersebut?

Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:


1. Untuk mengetahui definisi sampah.
2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan masyarakat membuang sampah
sembarangan.
3. Untuk mengetahui dampak sampah terhadap lingkungan.
4. Untuk mengetahui hal yang harus dilakukan untuk menangani permasalahan
sampah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Definisi dan Jenis-Jenis Sampah

Kahfi (2017) menyatakan sampah sebagai materi atau bahan sisa atau
lebih baik yang bersumber dari manusia dan alam yang tidak diperlukan lagi,
tidak bermanfaat, tidak memiliki nilai, serta tidak berharga yang akhirnya
terbuang atau dibuang maupun ditolak, yang merupakan materi atau bahan yang
dapat mengganggu bahkan membahayakan fungsi lingkungan.
Setelah memahami pengertian sampah, kita juga perlu mengetahui jenis-
jenisnya. Beberapa jenis sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Berikut ini adalah jenis-jenis sampah:

Tabel 1. Klasifikasi Sampah


1. Jenis Sampah Berdasarkan Sumbernya
a) Sampah yang berasal dari alam
b) Sampah yang berasal dari manusia
c) Sampah rumah tangga
d) Sampah konsumsi
Gambar 1. Grafik Komposisi Sampah Berdasarkan Sumber Sampah

Berdasarkan situs Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN),


rumah tangga menduduki peringkat teratas sumber sampah dengan angka 40,78%
di tahun 2021. Kemudian diikuti oleh perniagaan dengan angka 19,51% dan pasar
dengan angka 15,97%.
2. Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya
a) Sampah Organik (Degradable); Pengertian sampah organik adalah sampah
yang dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos.
Misalnya, sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain.
b) Sampah Anorganik (Undegradable); Pengertian sampah anorganik adalah
sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah
anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat.
Misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain.

Gambar 2. Sampah Organik dan Sampah Anorganik


3. Jenis Sampah Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, sampah dapat dibagi menjadi beberapa kelompok,
diantaranya:

4
a) Sampah Padat; Sampah pada merupakan material yang dibuang oleh manusia
(kecuali kotoran manusia). Jenis sampah ini diantaranya plastik bekas,
pecahan gelas, kaleng bekas, sampah dapur, dan lain-lain.
b) Sampah Cair; Sampah cair merupakan bahan cair yang tidak dibutuhkan dan
dibuang ke tempah sampah. Misalnya, sampah cair dari toilet, sampai cair
dari dapur dan tempat cucian.

Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Membuang Sampah Sembarangan

1. Anggapan Bahwa Sampah Bukanlah Barang yang Bernilai Sehingga Tidak

Memerlukan Perhatian Khusus

Hal ini dikemukakan oleh Drajat Tri Kartono, Sampah yang dikelola dan
diolah dengan tepat maka dapat menjadi sesuatu yang lebih bernilai seperti
kompos ataupun barang-barang daur ulang lainnya.
2. Merasa Bahwa Sampah Bukan Tanggungjawab Pribadi
Selain itu, Bapak Drajat juga mengungkapkan bahwa orang yang membuang
sampah sembarangan di tempat umum kerap kali berpikir bahwa itu bukanlah
tanggungjawabnya, melainkan tugas dan kewajiban dari petugas kebersihan
ataupun pemerintah setempat. Ia tidak menyadari bahwa menjaga kebersihan
lingkungan adalah tanggungjawab bersama, tidak sekadar salah satu pihak
saja.
3. Pola Pikir dan Kebiasaan Membuang Sampah Sembarangan yang Sudah
Mendarah Daging
Seperti halnya menganggap membuang sampah pada tempatnya bukanlah
kewajiban pribadi, kebiasaan membuang sampah sembarangan yang melekat
pada diri seseorang merupakan sesuatu yang sulit untuk diubah. Pola pikir ini
semakin sulit untuk diubah karena manusia mudah terpengaruh orang-orang
dan lingkungan sekitar, jika di sekitarnya sering membuang sampah
sembarangan, maka orang cenderung akan mengikuti perilaku tersebut.
4. Tidak Peduli Terhadap Perilaku Sendiri

Salah satu faktor mengapa orang masih sering membuang sampah


sembarangan ialah karena tidak peduli pada perilakunya sendiri, bersikap

5
acuh tak acuh pada lingkungan, serta cenderung egois. Padahal, bagaimana
perilaku kita terhadap lingkungan akan menjadi bagaimana kita
mempresentasikan citra diri.
5. Yakin Bahwa Tidak Ada Konsekuensi Membuang Sampah Sembarangan
Masih banyak orang percaya bahwa tidak akan terjadi apa-apa jika
‘sekadar’ melemparkan sampah ke pinggir jalan. Sebenarnya, Indonesia telah
mengatur terkait pengelolaan sampah yang tertuang dalam Undang-Undang
(UU) Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Pada Pasal 29
Ayat (1), disebutkan bahwa setiap orang dilarang membuang sampah tidak
pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan. Terkait hal tersebut, UU
juga menyebutkan bahwa akan diatur lebih lanjut dalam peraturan daerah
kabupaten/kota.
6. Hukuman atau Denda yang Tidak Efektif

Meskipun negeri kita telah mengatur bagaimana kita harus mengurus


sampah setidaknya untuk tidak membuangnya secara sembarangan, nyatanya
hukuman atau denda yang berlaku di tiap kabupaten/kota dirasa masih kurang
efektif di beberapa area, misalnya aturan jam membuang sampah hanya
efektif pada area yang mempunyai CCTV (Closed Circuit
Television). Namun, di beberapa tempat seperti trotoar, orang masih bebas
membuang sampah sembarangan karena hukuman atau denda yang masih
tidak efektif untuk menertibkan setiap orang yang membuang sampah
sembarangan.
7. Meniru Apa Yang Dilakukan Oleh Kebanyakan Orang

Penelitian telah membuktikan korelasi antara keberadaan sampah di


suatu area tertentu dan pembuangan sampah yang disengaja atau tidak
disengaja di tempat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seseorang
melihat sampah menumpuk di suatu tempat, itu memberinya kesan bahwa itu
adalah tempat yang tepat untuk membuang barang. Dalam kebanyakan kasus,
itu tidak disengaja atau disengaja.

6
Gambar 2. Grafik Timbulan Sampah Rumah Tangga
Pada tahun 2021, jumlah timbulan sampah rumah tangga dan sejenis
mencapai 17,75jt ton dengan Jawa Tengah sebagai produsen terbesar, yaitu
sebanyak 5jt ton sampah. Disusul oleh DKI Jakarta dengan timbulan sampah
sebesar 3jt ton.
Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 72% masyarakat tidak
peduli terhadap sampah dan tidak menganggapnya sebagai tanggung jawab
mereka. Padahal jika melihat data-data di atas, dapat dipastikan bahwa kita
semua telah berkontribusi terhadap tingginya jumlah sampah di Indonesia.
Jika kedepannya masyarakat tidak mau mengubah mindset itu, maka
keindahan alam Indonesia akan tertutup oleh sampah. Maka dari itu,
pengelolaan sampah sangat perlu dilakukan. Masyarakat bisa mulai dari hal-
hal yang kecil, seperti dengan memilah sampah yang dapat didaur ulang dan
mengirimkannya ke Bank Sampah yang telah disediakan oleh pemerintah.
8. Kurangnya Tempat Sampah

Seringkali, orang membuang sampah sembarangan hanya karena tidak


ada tempat sampah di dekatnya. Daripada tidak nyaman membawa sampah,
orang memutuskan lebih mudah untuk meninggalkannya, menurut penelitian
yang dilakukan oleh Allegheny Front. Di beberapa tempat, misalnya saat
festival kerap kali sulit untuk menemukan tempat sampah sehingga orang
dengan mudahnya membuang sampah di tengah keramaian. Selain itu, ada
tempat yang memiliki tempat sampah, namun tidak dikelola dengan baik
sehingga kontainer kelebihan muatan dan akhirnya berserakan karena ditiup
angin atau karena diaduk-aduk hewan liar.
9. Masih Kurangnya Pemahaman Terkait Akibat Sampah yang Tidak Dikelola
Banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa berbagai tindakan
membuang sampah sembarangan berdampak negatif terhadap lingkungan.

7
Akibatnya, masyarakat terus membuang sampah sembarangan tanpa
memikirkan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Misalnya perilaku
membuang sampah ke sungai yang dapat mengakibatkan meluapnya air saat
musim penghujan.

Tabel 2. Persentase Komposisi Sampah Berdasarkan Jenis Sampah

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


(KLHK), sebanyak 28,3% dari total sampah merupakan sampah sisa makanan
pada 2021.
Sampah sisa makanan menjadi komposisi sampah terbanyak di Indonesia
tidak hanya terjadi pada tahun 2021, tetapi juga beberapa tahun sebelumnya.
Sampah plastik berada di urutan kedua dengan proporsi sebesar 15,73%.
Sebanyak 12,75% sampah berupa kayu/rating. Kemudian sebanyak
12,36% sampah merupakan kertas/karton. Lalu, sampah berupa logam mencapai
6,86%.
Selanjutnya ada 6,57% berupa sampah kain. Adapula jenis sampah berupa
kaca dan karet/kulit dengan proporsi masing-masing 6,46% dan 3,49%. Sementara
7,48% sampah berupa jenis lainnya.
Adapun, jumlah timbulan sampah Indonesia pada tahun lalu sebesar 21,53 juta
ton. Sebanyak 66,51% sampah berhasil dikelola, sedangkan 33,49% sampah
lainnya masih belum terkelola.

8
Dampak Sampah Terhadap Lingkungan

Sampah adalah suatu barang atau benda yang tidak terpakai lagi dan tidak
digunakan lagi. Sampah apabila tidak di tangani dengan benar akan menimbulkan
bau yang tak sedap. Sampah merupakan sumber dari berbagai penyakit,
penyumbatan saluran air dan juga dapat menyebabkan banjir. Apabila kita tidak
rajin membuang sampah maka penyakit ada di dekat kita.
Membuang sampah sembarangan mengakibatkan penyumbatan pada
saluran air, seperti yang kita ketahui jika musim hujan tiba air susah mengalir di
paritkarena tersumbat sampah dan mengakibatkan terjadinya banjir. Di Jakarta
sering kali terjadinya banjir, itu semua di akibatkan karena membuang sampah
sembarangan dan tidak adanya penyerapan air.
Sampah juga memiliki dampak buruk bagi kehidupan manusia. Pada
sampah yang menumpuk dan membusuk, terdapat banyak penyakit dari bakteri
dan virus seperti diare, tifus, disentri, jamur, kolera, dan berbagai macam penyakit
kulit yang bisa menyerang manusia.
Seiring berjalannya waktu maka di temukanlah cara untuk menanggulangi
sampah. Kalau dulu sampah hanya di biarkan sampai menimbulkan bau tak sedap,
sekarang sampah di manfaatkan menjadi sumber penghasilan. Misalnya, sampah
organik yaitu sampah sisa-sisa makanan dan daun-daunandi jadikan sebagai
pupuk dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik diantaranya sampah plastik,
kertas,botol dan kaca di jadikan kerajinan tangan atau di daur ulang.
Sering kali kita membuang sampah sembarangan padahal kita ketahui
bahwa sampah dapat didaur ulang. Seperti sampah organik apabila kita rajin untuk
mendaur ulang sampah ini bisa menjadi pupuk dan juga sampah anorganik apabila
kita rajin itu bisa di jadikan sebagai hiasan dan lain-lain. Sangatlah sangat
bermanfaat bagi kita semua apabila kita menyadari bahwa sampah bisa didaur
ulang.
Maka dari itu kita sebagai makhluk social setidaknya kita sadar bahwa
membuang sampah itu bisa menyebabkan penyakit dan juga bisa menyebabkan
banjir. Sampah juga dapat menjadi polusi, berikut beberapa polusi yang terjadi
akibat sampah :
a) Polusi Laut

9
Tahukah kamu bahwa sampah yang terbawa ke lautan sangat membahayakan
binatang yang hidup disana. Hewan tidak memiliki alat gerak dan akal seperti
manusia sehingga jika terjebak, ia tidak akan bisa melepaskan diri. Banyak hewan
yang lehernya terjerat kantong plastic atau tali dan tak bisa melepaskan dirinya.
b) Polusi Udara
Polusi udara disebebkan oleh limbah dalam bentuk gas. Pembakaran bahan
bakar fosil seperti bensin menghasilkan banyak karbon dioksida. Penggunaan
pendingin menghasilkan gas CFC, dan tumpukan sampah menghasilkan gas
metana. Ketiga gas tersebut termasuk dalam gas rumah kaca. Gas tersebut
membentuk lapisan di atmosfer bagaikan rumah kaca, memerangkap panas dan
memantul kannya sehingga merusak lapisan ozon. Pembangkit listrik tenaga fosil,
dan instrustri yang mengemisikan asap mengandung sulfur dioksida dan nitrogen
dioksida ke udara. Saat kedua gas tersebut bertemu dengan air di udara, akan
terjadi hujan asam. Dilansir dari Live Science, hujan asam adalah hujan dengan
air yang bersifat asam karena memiliki pH yang rendah. Hujan asam dapat
mengubah tanah dan air menjadi asam, membuat pertumbuhan terhambat atau
mati, banyak ikan dan spesies kecil lainnya juga tidak tanah atas hujan asam.
Karena sifatnya yang asam, hujan ini dapat merusak bangunan dengan cara
pengikisan kimiawi.
c) Polusi Tanah
Di tempat pembuangan umum atau TPU, sampah akan terus menumpuk dan
mencemari tanah sekitarnya. Sampah yang menumpuk di tanah mengeluarkan zat
berbahaya yang membuat tidak ada tumbuhan dapat tumbuh disekitarnya. Daerah
dengan sampah yang menumpuk cendurung kotor, gersang, dan menjadi sumber
penyakit.

Cara menangani permasalahan sampah


a) Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu
dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan
alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan
masalah lingkungan. Malahan alternatifalternatif tersebut harus bisa

10
menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-
ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke
alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk
mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus
diganti dengan tiga prinsip– prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa
masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat,
minimalisasi sampah harus dijadikan prioritas utama. Sampah yang dibuang
harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang
secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang
tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain
ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk
tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah. Pembuangan
sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang
mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat
mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di
daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai
tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-
produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-
ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang
b) Tanggung Jawab Produsen dalam Pengelolaan Sampah
Hambatan terbesar daur-ulang, bagaimanapun, adalah kebanyakan
produk tidak dirancang untuk dapat didaur-ulang jika sudah tidak terpakai
lagi. Hal ini karena selama ini para pengusaha hanya tidak mendapat insentif
ekonomi yang menarik untuk melakukannya. Perluasan Tanggung jawab
Produsen (Extended Producer Responsibility – EPR) adalah suatu pendekatan
kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembali produk-produk dan
kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada mereka untuk
mendesain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk didaur-ulang,
tanpa material-material yang berbahaya dan beracun.
c) Produksi Bersih dan Prinsip 4R
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk
merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara

11
pengurangan produkproduk samping yang berbahaya, mengurangi polusi
secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya
yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsipprinsip Produksi Bersih
adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya
dengan menerapkan Prinsip 4R yaitu:

Gambar 3. Prinsip 4R

1. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau


material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,
semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa
dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali
pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum
ia menjadi sampah.
3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak
berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun
saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
4. Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah
barangbarang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan
lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah
lingkungan, Misalnya, ganti kantong kresek kita dengan keranjang bila
berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa
didegradasi secara alami.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:


1. Sampah merupakan sebagai materi atau bahan sisa atau lebih baik yang
bersumber dari manusia dan alam yang tidak diperlukan lagi, tidak
bermanfaat, tidak memiliki nilai, serta tidak berharga yang akhirnya
terbuang atau dibuang maupun ditolak, yang merupakan materi atau bahan
yang dapat mengganggu bahkan membahayakan fungsi lingkungan.
2. Jenis Sampah Berdasarkan Sumbernya yaitu: Sampah yang berasal dari
manusia, Sampah dari alam, Sampah konsumsi, Sampah nuklir/ Limbah
radioaktif, Sampah industri, Sampah pertambangan. . Jenis Sampah
Berdasarkan Sifatnya: sampah organik dan sampah anorganik. Jenis
Sampah Berdasarkan Bentuknya: yaitu sampah padat dan sampah cair.
3. Faktor yang mempengaruhi masyarakat membuang sampah sembarangan :
anggapan bahwa sampah bukanlah arang yang berlebihan sehingga tidak
memerlukan perhatian khusus, Merasa bahwa sampah bukan tanggung
jawab pribadi, Pola pikir dan kebiasaan membuang sampah sembarang
sudah mendarah daging, Tidak perduli dengan perilaku sendiri, Yakin
bahwa tidak ada konsekuensi membuang sampah sembarangan, Hukuman
atau denda yang tidak efektif, Meniru yang dilakukan oleh kebanyakan
orang lakukan, Kurangnya tempat sampah, Masih kurangnya pemahaman
terkait akibat sampah yang tidak dikelola.
4. Dampak sampah terhadap lingkungan, Membuang sampah sembarangan
mengakibatkan penyumbatan pada saluran air, Sampah juga dapat menjadi
polusi, berikut beberapa polusi yang terjadi akibat sampah : polui laut,
Polusi udara, polusi tanah.
5. Cara menangani permasalahan sampah yaitu : alternatif pengelolaan
sampah, tanggung jawab produsen dalam pengelolaan sampah, Produksi
bersih dan prinsip 4R.
Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat disampaikan peneliti


dalam penelitian ini adalah:
1. Perlunya dukungan yang lebih intensif dari pemerintah kota berupa
kegiatan sosialisasi, edukasi, dan pendampingan kepada warga secara
berkelanjutan tentang pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan
perumahan/permukiman.
2. Perlu adanya penegakan hukum yang lebih optimal, serta pemberian
sanksi yang bertingkat mulai dari teguran simpatik, kerja sosial,
penangguhan pengurusan administrasi, penahanan, sampai hukuman
denda yang maksimal bagi pelanggar perda.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dobiki, J. 2018. Analisis Ketersedian Prasarana Persampahan di Pulau Kumo dan


Pulau Kakara di Kabupaten Halmahera Utara. Spasial, 5(2), 220-228.

Kahfi, A. 2017. Tinjauan terhadap pengelolaan sampah. Jurisprudentie: Jurusan


Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum, 4(1), 12-25.

Purwaningrum, P. 2016. Upaya mengurangi timbulan sampah plastik di


lingkungan. Indonesian. Journal of Urban and Environmental Technology.
8(2), 141-147.

Sahil, Jailan. dkk. 2016. Sistem Pengelolaan dan Upaya Penanggulangan Sampah
di Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi. Vol. 4, No. 2

Septiani, Berlian A., et al. 2019. Pengelolaan Sampah Plastik di Salatiga: Praktik
dan Tantangan." Jurnal Ilmu Lingkungan 17.1. 90-99.

Yustisia. 2015. Penegakan Hukum Lingkungan dalam Bidang Pengelolaan


Sampah sebagai Perwujudan Prinsip Good Environmental Governance di
kota Surakarta. Jurnal hukum, vol. 4, No. 3.
Yuwana, S. I. P. & Adlan, M. F. A. S. 2021. Edukasi pengelolaan dan pemilahan
sampah organik dan anorganik di desa pecalongan bondowoso. Fordicate,
1(1), 61-69.

https://disperkimta.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/dampak-lingkungan-
kotor-dan-polusi-sampah-32

https://www.kompasiana.com/windiwiwin/5535a29f6ea8347510da42eb/pengaruh
-sampah-terhadap-lingkungan

https://sanitariankit.id/dampak-sampah-pada-lingkungan-dan-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai