Jalan Raya Patrol , Blok Ranca Ketileng, Kel./Desa Patrol Baru, Kec. Patrol, Kab. Indramayu
Provinsi Jawa Barat Telp. (0234) 7490050 Fax . (0234) 74900
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadapan Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahat, hidayah-Nya, sehingga penyusun telah dapat menyelesaikan Panduan Code Blue Rumah
Sakit Mitra Plumbon Patrol.
Panduan Code Blue di Rumah Sakit Mitra Plumbon Patrol, diharapkan menjadi acuan
dalam proses pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan yang
dibutuhkan yang harus diberikan oleh Rumah Sakit. Selama penyusunan Panduan Code Blue di
Rumah Sakit Mitra Plumbon Patrol penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik
berupa bantuan moril, bimbingan, pengarahan, pemikiran dan saran-saran yang sangat berarti
dan bermanfaat bagi penyusun didalam penyusunan Panduan Code Blue ini. Untuk itulah
penyusun mengucapkan banyak terima kasih.
Akhir kata penyusun berharap agar Panduan Code Blue ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi karyawan di Rumah Sakit Mitra Plumbon Patrol,
sehingga dapat tercipta pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ ii
BAB I DEFINISI
Tujuan ..............................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP
A. Respon awal ..................................................................................................................3
B. Respon Kedua ................................................................................................................3
BAB III TATA LAKSANA
A. Langkah-langkah jika menemui pasien tidak sadar ......................................................5
B. Sistem koordinasi .........................................................................................................5
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI
A. Pengorganisasian .........................................................................................................8
B. Uraian tugan tim code blue...........................................................................................9
C. Algoritme Code Blue...................................................................................................13
BAB V PELAPORAN DAN DOKUMENTASI
A. Pelaporan....................................................................................................................14
B. Dokumentasi...............................................................................................................15
ii
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MITRA PLUMBON PATROL
NOMOR : 152 TAHUN 2023
TENTANG
PANDUAN CODE BLUE RUMAH SAKIT MITRA PLUMBON PATROL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR,
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penyelamatan jiwa dan mencegah kecacatan
pada kasus emergency.
iii
MEMUTUSKAN
Kesatu Penetapan Panduan Code Blue Rumah Sakit Mitra Plumbon Patrol
: sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
Ditetapkan di Indramayu
Direktur
iv
v
Lampiran
Keputusan Direktur RS Mitra Plumbon Patrol
Nomor : 152 Tahun 2023
Tanggal: 02 NOVEMBER 2023
PANDUAN
CODE BLUE ( REAKSI CEPAT ) RUMAH SAKIT MITRA PLUMBON PATROL
BAB I
DEFINISI
Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus segera diaktifkan jika
ditemukan seseorang dalam kondisi cardiaerespiratory arrest di dalam area rumah sakit.
Code blue response team atau tim reaksi cepat adalah suatu tim yang dibentuk oleh rumah
sakit yang bertugas merespon kondisi code blue didalam area rumah sakit. Tim ini terdiri dari
dokter dan perawat yang sudah terlatih dalam penanganan kondisi cardiac respiratory arrest.
Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian tindakan untuk meningkatkan daya tahan hidup
setelah terjadinya henti jantung. Meskipun pencapaian optimal dari resusitasi jantung paru ini
dapat bervariasi, tergantung kepada kemampuan penolong, kondisi korban, dan sumber daya
yang tersedia, tantangan mendasar tetap pada bagaimana melakukan resusitasi jantung paru
sedini mungkin dan efektif.
Bantuan hidup dasar menekankan pada pentingnya mempertahankan sirkulasi dengan segera
melakukan kompresi sebelum membuka jalan napas dan memberikan napas bantuan.
Perubahan pada siklus bantuan hidup dasar menjadi C-A-B (compression — airway — breathing)
ini dengan pertimbangan segera mengembalikan sirkulasi jantung sehingga perfusi jaringan
dapat terjaga.
Rantai pertama pada rantai kelangsungan hidup (the chain of survival) adalah mendeteksi
segera kondisi korban dan meminta pertolongan (early access), rantai kedua adalah resusitasi
jantung paru (RJP) segera (early cardiopulmonary resuscitation), rantai ketiga adalah defibrilasi
segera (early defibrillation), rantai keempat adalah tindakan bantuan hidup lanjut segera (early
advanced cardiovascular life support) dan rantai kelima adalah perawatan paska henti jantung
(post cardiac-arrest care).
TUJUAN
Tujuan dari panduan ini adalah :
1. Untuk memberikan panduan baku bagi tim code blue dalam melaksanakan tugas-
tugasnya sebagai tim reaksi cepat jika code blue diaktifkan.
2. Membangun respon seluruh petugas di RS Mitra Plumbon Patrol pada pelayanan
kesehatan dalam keadaan gawat darurat.
3. Mempercepat respon time kegawatdaruratan di rumah sakit untuk menghindari
kematian dan kecacatan yang seharusnya tidak perlu terjadi
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Sistem reaksi cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa semua kondisi cardiac
respiratory arrest tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi sesegera mungkin. Sistem respon
terbagi dalam 2 tahap, yaitu:
1. Respon awal (responder pertama) berasal dari petugas rumah sakit baik medis ataupun
non medis yang berada di sekitar korban.
2. Respon kedua (responder kedua) berasal dari tim code blue.
Adapun area penanganan cardiac respiratory arrest di RS Mitra Plumbon Patrol terbagi atas:
1. Area 1 ( satu ), yaitu area lantai 1 meliputi :
a. Instalasi Gawat Darurat dan area sekitarnya,
b. Lobi Utama,
c. Area Parkir lobi Utama,
d. Instalasi Rawat Jalan
e. Instalasi Radiologi,
f. Instalasi Laboratorium,
g. Instalasi rawat jalan
h. Instalasi Farmasi
i. Instalasi Gizi,
j. Instalasi Laboratorium,
k. Ruang jenazah,
l. Instalasi Hemodialisa,
m. Instalasi rehabilitasi medik
n. Mushala dan sekitarnya
2. Area 2 ( dua ), yaitu area lantai 2 meliputi :
a. Ranap 1,
b. Ranap 2,
c. Instalasi rawat jalan,
d. Food Court
3. Area 3 ( tiga ) yaitu area lantai 3 meliputi :
a. Ranap Isolasi,
b. Ranap
c. Kantor,
d. Aula,
e. Administrasi Keuangan
f. Rekam medis,
g. Logistik
2
4. Area 4 ( empat ) yaitu area lantai 4, meliputi :
a. Instalasi bedah sentral
b. ICU
c. NICU /PICU, Peri Sakit
d. Laundry
e. CSSD
f. Ranap
g. VK
3
BAB III
TATA LAKSANA
BANTUAN SECURITY
HANDY TALKY
PETUGAS MELAKUKAN
BANTUAN HIDUP DASAR
B. SISTEM KOORDINASI
Perlunya koordinasi antara petugas Code Blue di titik tersebut dengan ICU,IICU, dan IGD
untuk perawatan pasien selanjutnya.
KOORDINASI
KORLAP
DPJP
Perawat
Ruangan
PASIEN STABIL
PERAWATAN KHUSUS
TEAM LEADER CODE BLUE
RUJUKAN
4
(a) Segera melakukan penilaian dini kesadaran korban.
(b) Pastikan lingkungan penderita aman untuk dilakukan pertolongan.
(c) Lakukan cek respon penderita dengan memanggil nama atau menepuk bahu.
(d) Meminta bantuan pertolongan perawat lain (II) atau petugas yang ditemui di lokasi
untuk mengaktifkan code blue.
(e) Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sampai dengan tim code blue.
2. Perawat ruangan yang lain (II) atau penolong kedua mengaktifkan code blue dengan
menggunakan Handy Talky dan katakan “ CODE BLUE “ 3 kali
(a) Sebutkan nama pelapor, lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest dengan lengkap
dan jelas, identitas pasien ( jenis kelamin, usia ).
(b) Jika lokasi kejadian di ruang rawat inap maka informasikan nomor kamar dan bed.
3. Jika lokasi kejadian berada di area ruang rawat inap ataupun rawat jalan,
setelah menghubungi tim code blue melalui handy talky, perawat ( II ) segera membawa
troli emergensi (emergency trolley) ke lokasi dan membantu perawat ( I ) melakukan
resusitasi sampai dengan tim Code Blue datang.
4. Setelah tim code blue menerima informasi tentang aktivasi code blue, mereka segera
menghentikan tugasnya masing-masing, mengambil resusitasi kit dan menuju lokasi
terjadinya cardiac respiratory arrest. Waktu respon dari aktivasi code blue sampai
dengan kedatangan tim code blue di lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah 5
menit.
5. Jika tim code blue sudah menuju lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest laporkan
melalui Handy Talky
6. Jika lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah lokasi yang padat manusia (public
area) maka petugas keamanan (security) segera menuju lokasi terjadinya untuk
mengamankan lokasi tersebut sehingga tim code blue dapat melaksanakan tugasnya
dengan aman dan sesuai prosedur.
7. Tim code blue melakukan tugasnya sampai dengan diputuskannya bahwa resusitasi
dihentikan oleh ketua tim code blue.
8. Untuk pelaksanaan code blue di area publik, Tim code blue memberikan bantuan hidup
dasar kepada pasien kemudian segera ditransfer ke Instalasi Gawat Darurat.
9. Ketua tim code blue memutuskan tindak lanjut pasca resusitasi, yaitu:
(a) Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil maka dipindahkan secepatnya ke Instalasi
Perawatan Intensif untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut jika keluarga pasien
setuju.
(b) Jika keluarga pasien tidak setuju atau jika Instalasi Perawatan Intensif penuh maka
pasien di rujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas
(c) Jika keluarga pasien menolak dirujuk dan meminta dirawat di ruang perawatan
biasa, maka keluarga pasien menandatangani surat penolakan.
(d) Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien meninggal, pasien dipindahkan ke kamar
jenazah.
10. Ketua tim code blue melakukan koordinasi dengan DPJP.
5
11. Ketua tim code blue memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien.
12. Perawat ruangan mendokumentasikan semua kegiatan dalam rekam medis pasien dan
melakukan koordinasi dengan ruangan pasca resusitasi.
13. Tim Code Blue mendokumentasikan kegiatan Code Blue ke dalam formulir Code Blue.
6
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
PENANGGUNG JAWAB
Catatan :
: Garis Komando
-------- : Garis Koordinasi
A. PENGORGANISASIAN
Time Code blue ( reaksi cepat ) merupakan tim yang selalu siap setiap saat / sepanjang
waktu, 1 ( satu ) time code blue ( reaksi cepat ) beranggotakan kru yang telah memiliki
sertifikat dan menguasai Basic Life Support ( BLS ). Time Code Blue ( Reaksi Cepat ) terdiri
dari 3 sampai 4 anggota, yaitu :
1. 1 ( satu ) Penaggung jawab Seperti : dr Anestesi
2. 1 ( satu ) Leader seperti : dr jaga
3. 1 ( satu ) Perawat Resusitasi
4. 1 ( satu ) Perawat kompresi
5. 1 ( satu ) Perawat dokumentasi
6. 1 ( satu ) kelompok pendukung ( jika diperlukan , seperti : Saecurity, tim K3RS yang
sudah dilatih BHD )
Tim CODE BLUE merupakan tim yang selalu siap setiap saat / sepanjang waktu
1. Tim code blue di Rumah Sakit terbagi atas:
(1) Tim code blue satu yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area satu.
(2) Tim code blue dua yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area dua.
(3) Tim code blue tiga yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area tiga.
(4) Tim code blue empat yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area
empat.
(5) Tim code blue lima yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area lima.
7
2. Tim code blue terdiri dari:
(1) Ketua tim code blue yaitu satu orang dokter umum.
(2) Anggota tim code blue yang terdiri dari satu orang perawat supervisor dan satu
orang perawat terlatih
(3) 1 kelompok pendukung ( jika diperlukan ) seperti : security
8
(3) Ketua tim code blue di area tiga adalah dokter jaga ruangan.
(4) Ketua tim code blue di area empat adalah dokter jaga ruangan.
(5) Ketua tim code blue di area lima adalah dokter jaga ruangan.
Shift malam (jam 22.00 — 07.00 WIB):
(1) Ketua tim code blue di area satu adalah dokter jaga IGD.
(2) Ketua tim code blue di area dua adalah dokter jaga ruangan.
(3) Ketua tim code blue di area tiga adalah dokter jaga ruangan.
(4) Ketua tim code blue di area empat adalah dokter jaga ruangan.
(5) Ketua tim code blue di area lima adalah dokter jaga ruangan.
b. Memimpin pelaksanaan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
c. Menentukan tindak lanjut pasca resusitasi.
d. Melakukan koordinasi dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).
e. Sebagai pengambil keputusan dalam kondisi emergensi atau kondisi jika DPJP tidak
ada di tempat atau sulit dihubungi.
f. Melakukan edukasi dengan keluarga pasien.
g. Melakukan koordinasi dengan bagian pelayanan medis dan keperawatan terkait
jadwal jaga tim code blue.
h. Melakukan koordinasi dengan bagian/unit yang lain untuk pelaksanaan code blue,
misalnya dengan bagian farmasi untuk pengadaan obat dan alat kesehatan (alkes)
emergensi.
i. Bekerja sama dengan diklat Rumah Sakit dalam meningkatkan kualitas tim code
blue.
1. Dokter Jaga
Dokter pelaksana code blue bertugas: Berkoordinasi dengan perawat ruangan (I)
atau .first responder dalam hal:
a) Mempertahankan kepatenan jalan nafas (Airway):
1.a.1. Tekan dahi angkat dagu (head tilt — chin lift) bila tidak ada trauma.
9
b) Bertanggung jawab terhadap keadequatan pemafasan pasien (Breathing).
1.b.1. Memberikan bantuan pernafasan melalui Bag-Valve-Mask.
Perawat pelaksana code blue di area satu adalah perawat jaga IGD shift pagi.
Perawat pelaksana code blue di area dua adalah perawat jaga IGD shift pagi.
Perawat pelaksana code blue di area tiga adalah perawat ICU shift pagi.
Perawat pelaksana code blue di area empat adalah perawat perawat NICU /
PICU shift pagi.
Perawat pelaksana code blue di area lima adalah perawat perawat ICU shift
pagi.
Perawat pelaksana code blue di area satu adalah perawat jaga IGD shift pagi.
Perawat pelaksana code blue di area dua adalah perawat jaga IGD shift pagi.
Perawat pelaksana code blue di area tiga adalah perawat ICU shift pagi.
Perawat pelaksana code blue di area empat adalah perawat perawat NICU /
PICU shift pagi.
10
Perawat pelaksana code blue di area lima adalah perawat perawat ICU shift
pagi.
Perawat pelaksana code blue di area satu adalah perawat jaga IGD shift pagi.
Perawat pelaksana code blue di area dua adalah perawat jaga IGD shift pagi.
Perawat pelaksana code blue di area tiga adalah perawat ICU shift pagi.
Perawat pelaksana code blue di area empat adalah perawat perawat NICU /
PICU shift pagi.
Perawat pelaksana code blue di area lima adalah perawat perawat ICU shift
pagi.
Catatan :
1. Anggap setiap panggilan code blue adalah kasus code blue yang sebenarnya
( sampai bisa dibuktikan )
2. Panggilan code blue harus direspon secepatnya
3. Informasi vital yang harus disampaikan
(1) Nama pelapor
4. Tim code blue harus meninggalkan pekerjaannya dan berlari dengan membawa
perlengkapan.
5. Rekaman dan dokumen dalam sensus code blue
Bila ada kondisi “ code blue ” pasien dengan henti nafas / henti jantung
1. Tim Code blue terdekat ( sesuai area ) memberikan feed back / jawaban atas
panggilan tersebut
2. Beritahukan melalui handy talky jika tim code blue sudah menuju lokasi
Tim Code Blue segera menuju lokasi yang ditentukan untuk melanjutkan resusitasi yang
telah dilakukan oleh First Responder
BAB V
PELAPORAN DAN DOKUMENTASI
A. Pelaporan
12
Seluruh kegiatan tim reaksi cepat dalam melakukan tindakan resusitasi pada pasien
kegawat daruratan baik anak maupun dewasa di lingkungan RS di dokumentasikan pada rekam
medis pasien.
Buat satu form laporan pelaksanaan tindakan dalam form Laporan Kode Biru dan simpan di
lampiran.
Form ini dilaporkan ke Koordinator Tim Kode Biru.
B. Dokumentasi
13
Nama : __________________________
L/P
No. RM :
_____________________________
FORMULIR CODE BLUE
Tgl. Lahir / Usia :
_____________________________
RESUSITASI
Nadi teraba : ⃞Ya ⃞Tidak Irama : ______________
Jam resusitasi dimulai : ______________ Yang melakukan CPR : ⃞Perawat
⃞Dokter
AIRWAY
Tipe ventilasi : ⃞Manual Ventilasi ⃞ETT ⃞Tracheostomy ⃞LMA
Lain – lain :
Tim Reaksi Cepat : Keluarga Pasien :
Dokter :
Perawat Pelaksana :
Perawat Dokumentasi :
14