Anda di halaman 1dari 3

KISI-KISI UAS MPH 5A4

1. Apa saja yang perlu diperhatikan sewaktu menentukan perumusan masalah dan fungsi perumusan
masalah?
 CARA MENENTUKAN PERUMUSAN MASALAH
1. dikemukan dalam kalimat tanya (interogatid), rumusan dalam kalimat tanya sangat dianjurkan karena dapat
lebih bersifat khas dan tajam.
2. rumusan hendaknya bersifat singkat, jelas dan tegas, tidak bermakna ganda.
3. bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka harus ditanyakan secara terpisah
4. rumusan hendaklah padat dan jelas
5. rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
6. perumusan masalah haruslah dibatasi lingkungan sehingga memungkinkan penarikan simpulan yang tegas.
 FUNGSI PERUMUSAN MASALAH
1. Membantu menentukan batasan dan ruang lingkup penelitian atau proyek. Dengan merumuskan masalah,
penelitian atau proyek dapat diarahkan pada aspek-aspek yang relevan dan signifikan.
2. Menentukan tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian atau proyek. Perumusan masalah membantu
mengklarifikasi alasan di balik pelaksanaan kegiatan tersebut dan apa yang diharapkan sebagai hasil akhir.
3. Memandu peneliti atau pelaksana proyek dalam memilih metode yang tepat untuk mengumpulkan data
atau merancang solusi. Perumusan masalah mempengaruhi pemilihan pendekatan dan metode yang
digunakan.
4. Menyediakan dasar teoretis atau kerangka konseptual untuk mendukung penelitian atau proyek.
Perumusan masalah membantu dalam mengidentifikasi teori atau literatur yang relevan dengan topik yang
dibahas dan juga perumusan masalah mengacu pada titik acuan untuk penyusunan tujuan, pengajuan
hipotesis, analisis data dan kesimpulan.

2. Sumber data dapat meliputi data primer dan data sekunder. Apa pengertian data primer dan data
sekunder?
 “berdasarkan sumbernya, dibedakan atas:
 (1) data primer, yaitu data yang diperoleh seorang peneliti langsung dari objeknya. Misalnya, dengan cara
observasi dan Pengantar Metodologi Penelitian Hukum | 119 wawancara; dan
 (2) data sekunder, yaitu data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung dari objeknya, tetapi
melalui sumber lain baik lisan maupun tulisan. Misalnya, buku-buku, teks, jurnal, majalah, koran, dokumen,
peraturan perundangan, dan sebagainya”.
3. jelaskan metode analisa data yuridis normatif dengan analisa data kualitatif?
 METODE DATA YURIDIS NORMATIF
 Untuk penelitian hukum normatif, karena sumber datanya adalah data sekunder berupa bahan-bahan yang
diperoleh melalui studi dokumen atau studi kepustakaan, maka ada dua langkah yang harus dilakukan
peneliti. Pertama, mengkaji ketentuan-ketentuan hukum positif tertulis. Kedua, penerapan ketentuan-
ketentuan hukum positif tertulis tersebut pada peristiwa in concreto Selanjutnya data yang diperoleh dari
kedua tahap studi kepustakaan tersebut diolah peneliti secara deduktif melalui tiga langkah-langkah sebagai
berikut: “Pertama, Editing, yaitu penulisan kembali terhadap bahan hukum yang diperoleh sehingga
kelengkapan dapat dilengkapi apabila ditemukan bahan hukum yang belum lengkap serta memformulasikan
bahan hukum yang peneliti temukan ke dalam kalimat yang sederhana. Kedua, Sistematis, yaitu peneliti
melakukan seleksi terhadap bahan hukum, kemudian melakukan klasifikasi menurut penggolongan bahwan
bukum dan menyusun data hasil penelitian tersebut secara sistematis yang dilakukan secara logis, artinya ada
hubungan dan keterkaitan antara bahan hukum satu dengan bahan hukum lain. Ketiga, Deskripsi, yaitu
peneliti menggambarkan hasil penelitian berdasarkan bahan hukum yang diperoleh kemudian
menganalisisnya”.
 Untuk data kualitatif
“pendekatan kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang
dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata. Yang diteliti
dan dipelajariadalah objek penelitian yang utuh. Adapun ciri-ciri pendekatan kualitatif adalah: (1) eksploratoris
dan deskriptif; (2) induktifdeduktif; (3) penggunaan teori terbatas; (4) variabel ditemukan setelah berjalannya
pengolahan data; (5) lebih terhadap kasus tertentu; dan (6) panduan/pedoman wawancara”. Hanya saja perlu
dipertegas kembali, ciri-ciri di atas lebih dominan mengarah kepada penelitian hukum yang bersifat sosiolegal,
dimana hukum dipandang sebagai gejala sosial yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk penelitian hukum
yang bersifat normatif, pendekatan kualitatif digunakan untuk memecahkan isu hukum yang diajukan. Hasil yang
hendak dicapai adalah memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogianya. Karena itu, sifat analisisnya adalah
preskriptif, karena yang diteliti adalah kondisi hukum secara intrinsik, yaitu hukum sebagai sistem nilai dan
hukum sebagai norma sosial. Apabila ternyata kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian menghasilkan
sesuatu yang mungkin bagi peneliti masih kurang, perlu dikemukakan rekomendasi. Inilah yang disebut sebagai
preskripsi, yaitu apa yang seyogianya.
4. Mengapa dikatakan bahwa judul penelitian merupakan refleksi dari permasalahan yang diteliti?
 Karena Judul penelitian adalah refleksi dari keseluruhan rancangan penelitian yang akan dilakukan,
sehingga hanya dengan membaca judul penelitian saja, seseorang akan mendapatkan gambaran mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dengan demikian, judul penelitian harus jelas,
menarik dan relevan sesuai bidang keilmuan yang diteliti. Judul penelitian kualitatif memiliki karakter
sementara (temporer) dan holistic (menyeluruh), sebab masalah yang akan diteliti juga masih bersifat
sementara. Judul dalam penelitian berhubungan erat dengan masalah yang dibawa, sampai terdapat
kemungkinankemungkinan yang akan terjadi pada judul penelitian.
5. Latar Belakang Masalah merupakan bagian utama pada bab pendahuluan, jelaskan uraian dibawah ini :
a. Hal apa saja yang perlu dijelaskan dalan latar belakang masalah?
 Hal yang perlu dijelaskan dalam latar belakang masalah biasanya mencakup :
1. situasi dan kondisi dimana diduga masalah yang akan diteliti timbul
2. alasan alasan ataupun sebab sebab mengapa peneliti ingin menalaah masalah itu
3. hal hal yang telah diketahui atau belum diketahui mengenai masalah yang akan diteliti
4. pentingnya penelitian tersebut baik teoritis maupun praktis.
5. penelitian yang dilakukan dapat mengisi kekosongan yang ada.

b. Apakah semua penelitian harus ada harus ada pembatasan maslah? Apa fungsi pembatasan masalah?
 Iya harus ada, karena tidak semua permasalahan harus diteliti karna itu harus ada pembatasan masalah.
Pembatasan masalah perlu dilakukan mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti, baik dalam dana, waktu,
maupun teori yang dikuasai.
 Fungsi pembatasan masalah
1. Pembatasan masalah membantu mengarahkan dan membatasi ruang lingkup penelitian atau proyek. Hal
ini mencegah agar fokus tidak tersebar terlalu luas dan membantu mempertegas bidang kajian yang akan
diteliti.
2. Pembatasan masalah membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas, seperti waktu,
dana, dan tenaga. Dengan membatasi ruang lingkup, penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan
efektif.
3. Dengan membatasi masalah, penelitian atau proyek dapat lebih fokus pada aspek-aspek yang paling
relevan dan signifikan. Ini membantu memastikan bahwa hasil penelitian memiliki dampak yang lebih nyata
atau dapat memberikan solusi yang lebih tepat.

Anda mungkin juga menyukai