Anda di halaman 1dari 19

CRIRICAL BOOK REPORT

NAMA : EFRNA SARI (1183311056)


DINDA ROSANTY (1183311046)
NIKMATUL KHOIRIAH (1183311035)
DOSEN PENGAMPU: Dr. NAEKLAN SIMBOLON, M.Pd
MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REPORT”.Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah
satu mata kuliah penulis yaitu “KEPEMIMPINAN”.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,apabila dalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,penulis mohon maaf.penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih,semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 16 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Tujuan .............................................................................................................
1.3 Manfaat ...........................................................................................................
1.4 Identitas Buku..................................................................................................
BAB II ISI BUKU..............................................................................................................
2.1 Ringkasan Buku...............................................................................................
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................
3.1 Keunggulan dan Kelemahan Buku..................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
4.1 Kesimpulan......................................................................................................
4.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik.Topik ini senantiasa
memberikan daya tarik yang kuat pada setiap orang.Suatu organisasi akan berhasil atau
bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan.Suatu ungkapan mulia yang
mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu
pekerjaan,merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi
pada posisi yang terpenting.
Sementara itu digambarkan pula bahwa pemimpin adalah penggembala,dan setiap
penggembala akan ditanyakan tentang perilaku penggembalaannya.Ungkapan ini
membuktikan bahwa seorang pemimpin apapun eujudnya,dimanapun letaknya akan selalu
mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.
1.2 Tujuan Penulisan
Mengkritisi atau membandingkan sebuah judul tentang gaya kepemimpinan serta
membandingkan dengan dua buku yang berbeda dengan topik yang sama. Yang
dibandingkan dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya, keterkaitan antar
babnya, dan kelemahan dan kelebihan pada buku-buku yang dianalisis.

1.3 Manfaat CBR


Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang gaya kepemimpinan.
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi
dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku
tersebut.
3. Melatih mahasiswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku atau
judul yang dianalisis tersebut.
1.4 Identitas Buku
1.Buku Utama
Judul : American Higher Educations,Leadership and Policy Critical Issues
And The Public Good
Penulis : Penny A.Pasque
ISBN :978-0230-61509-0
Penerbit : Palgrav Macmilan
Tahun Terbit : 2010
Tebal Buku : xv + 273 halaman

2.Buku Pembanding
Judul : KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN
Pengarang : Miftah Thoha
ISBN : 979-421-018-8
Edisi : Ke-18
Penerbit : Rajawali Pers
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2015
BAB II
ISI BUKU
2.1 Ringkasan Buku Utama
Bab 1
Pada bab ini menceritakan tentang pendidikan yang merosot di Amerika Serikat.Terutama di
Perguruan Tinggi.Perubahan ini terjadi karena terjadi krisis di Amerika Serikat dalam hal
membayar kuliah anak-anaknya.Akibatnya banyak siswa dan orang tua untuk
mempertimbangkan pilihan akademis mereka.

Bab 2
Dalam bab ini penulis mengeksplorasi wacana historis dan kontemporer (verbal dan tertulis)
tentang hubungan pendidikan tinggi dengan masyarakat untuk mengungkap pemrosesan
kognitif yang dominan saat ini.Hubungan ini telah terjadi pada wacana topik di Amerika
Serikat.

Bab 3
Dalam bab ini penulis membahas tentang pendekatan atau desain penelitian teoritis dan
metodologi yang menolak determinise teoriti dalam penelitian dan pencarian untuk
kemungkinan-kemungkinan baru yang mencerminkan emansipatioris dan penyelidikan
kritis.Pendekatan teoritis ini berfokus pada wacana persimpangan metodologi (misalnya
analisis,wacana kritis,analisis narasi konfirmasi) dan lensa-lensa teoritis identitas sosial
ras,gender,orientasi seksual dan kelas.

Bab 4
Dalam bab ini penulis membahas tentang teori komunikasi dan menawarkan temuan dari
analisis percakapan untuk menemukan fenomena untuk penelitian lebih lanjut.Diskusi tutup
muka ini menyediakan situs yang bermanfaat dan alami untuk mengeksplorasi lebih lanjut
wacana para pemimpin tentang topik ini dari perspektif mikro analisis.Penelitian ini
mempertimbangkan wacana lisan dan tertulis secara alami dalam konteks
sosiopolitik,ekonomi,dan budaya saat ini.

Bab 5
Dalam bab ini membahas analisis kritis terhadap wacana tentang temuan yang muncul dibalik
pintu yang tetutup dari diskusi kebijakan nasional tentang bagaimana membuat perubahan
dalam langkah kita menuju pendidikan tinggi untuk kepentingan publik.Temuan wacana
kritis cukup meyakinkan karena mereka mengungingan publik.Temuan wacana kritis cukup
meyakinkan karena mereka mengungkap bagaimanana narasi dominan dan perspektif
terpinggirkan dalam diskusi nasional.Kutipan langsung dari paar pemimpin pendidikan tinggi
menganalisis rinci bahasa yang digunakan untuk mencerminkan perkembangan alami dari
diskusi ini.Secara khusus penulis mengeksplorasi konten (apa) dan proses (bagaimana)
komunikasi antara para pemimpin pendidikan tingggi dan harapan bahwa keduanya mungkin
instruktif.

Bab 6
Bab ini mengeksplorasi bagaimana kebijakan tatanan sosial pendidikan tinggi ditentang oleh
perempuan untuk mendorong oleh perempuan untuk mendorong perubahan edukasi
transformatif dan bagaimana usaha mempertahankan sosial yang kurang dominan.Melalui
pemeriksaan linguistik nasional penulis menemukan bahwa beberapa wanita menolak
ideologi dominan dan berbagai spektrum yang didefinisi ulang / dibungkam dalam
wacana,yang disebabkan oleh adanya perbedaan ras dan gender.

Bab 7

Dalam bab ini, membahas hubungan antara pengetahuan dan tindakan awalnya memberikian
gambaran singkat dari temuan penelitian mengenai wacana para pemimpin. Berdasarkan
pengetahuan ini, ditawarkan Model Tricuspid untuk Advokasi dan Perubahan Pendidikan,
Model aksi emer-gent yang berfokus pada perilaku organisasi dan dis-course. Jika model
seperti ini digunakan, maka ide-ide konkret dalam hal bagaimana membuat perubahan dalam
pendidikan tinggi mungkin tidak terlalu tampak dalam wacana. Strategi aksi seperti metode
idiosynkratik Judith untuk perubahan, model akar rumput Stephanie, dan contoh-contoh
kebenaran dari Courtney untuk mengembangkan kepercayaan akan terpusat dan memberikan
opsi tambahan untuk menghubungkan pengetahuan dan tindakan. Model aksi yang muncul
ini berguna bagi para pemimpin dalam pendidikan lebih tinggidan juga dapat menjadi
instruktur bagi para pemimpin dalam berbagai profesi di seluruh dunia.

Bab 8

Perspektif secara khusus menyebutkan keadilan dan kesetaraan sebagai hal penting untuk
memperkuat hubungan antara pendidikan tinggi dan masyarakat. Khususnya “Ekuitas”
sengaja digunakan sebagai pengganti “kesetaraan” karena kesetaraan mungkin tidak dapat
dicapai hingga ekuitas diaktualisasikan. Keadilan dan kesetaraan lintas, ras, gender, dan kelas
dianggap simultan melalui interkoneksi barang publik dan pribadi pendidikan.Ini adalah
kekhususan penamaan keadailan sosial dan kesetaraan untuk siapa termasuk semua orang )
dan “dengan cara apa hala mungkin“ (untuk kesetaraan lintas ras, kelas, kewarganegaraan),
sambil membahas sejarah dan penindasan kontemporer, yang membedakan konsep kerangka
ini tentang keadilan sosial dan advokasi.

BUKU PEMBANDING

Bab I
Leadership dan Management
Kepemimpinan dan manajemen seringkali disamakan pengertiannya oleh banyak
orang.Walaupun demikian antara keduanya terdapat perbedaan yang penting untuk
diketahui.Pada hakikatnya kepemimpinan mempunyai pengertian agak luas dibandingkan
dengan manajemen.Manajemen merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepemimpinan
di dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Kunci perbedaan diantara kedua konsep
pemikiran ini terjadi setiap saat dan dimanapun asalkan ada seseorang yang berusaha untuk
mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
Dengan demikian, kepemimpinan bisa saja karena berusaha mencapai tujuan seseorang atau
kelompok, dan bisa saja sama atau tidak selaras dengan tujuan organisasi.

Peranan menjawab pertanyaan apa yang sebenarnya dilakukan oleh seorang manajer
didalam menjalankan kewajibannya. Manajer adalah seperti aktor dipanggung teater, ia bisa
memainkan peranannya sebagai kewajiban yang harus dimainkan. Suatu peranan dirumuskan
sebagai suatu rangkaian perilaku yang teratur, yang ditimbulkan karena suatu jabatan
tertentu, atau karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal. Peranan timbul karena seorang
manajer memahami bahwa ia bekerja tidak sendirian. Dia mempunyai lingkungan yang setiap
saat ia perlukan untuk berinteraksi. Menurut Mintzberg ada 3 peranan utama.Dari 3 peranan
utama ini kemudian olehnya diperinci menjadi 10 peranan. Peranan itu antara lain:

1. Peranan hubungan antarpribadi (Interpersonal Role)


2. Peranan yang berhubungan dengan informasi ( informational role)
3. Peranan pembuat keputusan (decisional role)
Bab II
Penemuan-penemuan Klasik Tentang Kepemimpinan
Studi Iowa, usaha untuk mempelajari kepemimpinan pada mulanya dilakukan pada tahun
1930 oleh Ronald Lippitt dan Ralph. K. White dibawah pengarahan Kurt Lewin di
Universitas Lowa. Dalam penelitian ini klub hobi dari anak umur 10 tahun dibentuk, setiap
klub diminta memainkan tiga style kepemimpinan yaitu: kepemimpinan Otokratis, bertindak
sangat direktif selalu memberikan pengarahan dan tidak memberikan kesempatan timbulnya
partisipasi, kepemimpinan Demokratis yaitu mendorong kelompok diskusi dan pembuat
keputusan dan kepemimpinan semaunya sendiri yaitu memberikan kebebasan yang mutlak
pada kelompoknya sendiri.

Penemuan Ohio, pada tahun 1945 Biro penelitian bisnis dari Universitas Negeri Ohio
melakukan serangkaian penemuan dalam bidang kepemimpinan. Siuatu tim riset
interdisipliner mulai dari ahli psikologi, sosiologi dan ekonomi mengembangkan dan
mempergunakan Kuesioner Deskripsi perilaku pemimpin. Staf dari Ohio merumuskan
kepemimpinan itu sebagai suatu perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan
pengarahan suatu grup kerah pencapaian tujuan tertentu.

Studi Kepemimpinan Michigan, pada saat yang hampir bersamaan dengan Universitas
Ohio, kantor riset dari Angkatan Laut mengadakan kontrak kerjasama dengan pusat Riset
Survey Universitas Michigan untuk melakukan suatu penelitian. Tujuan kerjasama penelitian
itu adalah untuk menentukan prinsip-prinsip produktivitas kelompk dan kepuasan anggota
kelompok yang diperoleh dari partisipasi mereka.untuk mencapai tujuan ini maka tahun 1947
dilakukan penelitian di Newark, New Jersey, pada perusahaan ansuransi Prudential. Hasil-
hasil dari penemuan Prudential telah banyak dikutip untuk membuktikan teori-teori hubungan
kemanusiaan. Penemuan ini kemudian banyak diikuti ratusan penemuan-penemuan
berikutnya dibidang yang luas pada pemerintah, industri, rumah sakit dan oraganisasi
lainnya.

Bab III
Teori-teori Kepemimpinan
Teori Sifat, teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri pada zaman Yunani kuno dan
zaman Roma. Pada waktu itu orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan bukannya dibuat,
Teori the great man menyatakan bahwa seorang yang dilahirkan sebagai pemimpin ia akan
menjadi pemimpin apakah ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin.
Keith Davis merumuskan empat sifat umum yang mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi yaitu, kecerdasan, kedewasaan dan kekuasaan
hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan berprestasi dan sikap-sikap hubungan
kemanusiaan.

Teori Kelompok, teori ini beranggapan bahwa kelompok bisa mencapai tujuan-tujuannya,
maka harus dapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya. Suatu
contoh penemuan Greene menyatakan bahwa ketika para bawahan tidak melaksanakan
pekerjaan secara baik, maka pemimpin cenderung menekankan pada struktur pengambilan
inisiatif (perilaku tugas). Barrow dalam study Laboratorium menekankan bahwa
produktivitas yang lebih besar terhadap gaya kepemimpinan dibandingkan dengan pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap produktivitas.

Teori Situasional dan Model Kontijensi, tahun 1967 Fred Fiedler mengusulkan suatu
model berdasarkan situasi untuk efektivitas kepemimpinan konsep model ini dituangkan
dalam bukunya A Theoty of Leadership Effectiveness.

Model Kepemimpinan Kontijensi dari Fiedler, model ini berisi tentang hubungan antara
gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan. Adapun situasi yang menyenangkan
itu diterangkan dalam hubungan dimensi- dimensi empiris yaitu, hubungan pemimpin
anggota, derajat dari struktur tugas dan posisi kekuasaan pemimpin.

Teori Jalan Kecil-Tujuan (path goal theory), secara pokok teori path-goal berusaha
untuk menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi kepuasan dan pelaksanaan
pekerjaan bawahannya. Teori path-goal versi house memasukkan empat tipe atau gaya utama
kepemimpinan yaitu kepemimpinan derectif, kepemimpinan yang mendukung,
kepemimpinan partisipatif dan kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi.

Pendekatan Social Learning dalam kepemimpinan, aplikasi dari kepemimpinan ini


secara lebih spesifik ialah bawahan secara aktif ikut terlibat dalam proses kegiatan organisasi
dan bersama-sama dengan pimpinan memusatkan pada perilaku sendiri dan perilaku lainnya.
Contoh pendekatan ini adalah pemimpin lebih mengetahui dengan variable-variable mikro
dan makro, pemimpin bekerjasama dengan bawahannya, pemimpin bersama-sama dengan
bawahannya menemukan cara-cara untuk mengatur dan menguatkan organisasi.
Bab IV
Gaya Kepemimpinan
Selama betahun – tahun ketika orang-orang membicarakan gaya kepemimpinan, mereka
mengidentifikasikan dua kategori gaya yang ekstrem yakni: gaya kepemimpinan otokratis,
dan gaya demokratis. Kepemimpinan otokratis dipandang sebagai gaya yang didasarkan atas
kekuasaan posisi dan penggunaan otoritas. Sementara itu gaya kepemimpinan demokratis
dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.

*Gaya Kepemimpinan Kontinum

Orang pertama kali mengenalkan ialah Robert Tannenbaum dan Warren Schmint. Ada tujuh
model gaya pembuatan keputusan yang dilakukan pemimpin.ketujuh model ini masih dalam
kerangka dua gaya otokratis dan demokratis. Ketujuh model keputusan pemimpin itu
dijelaskan sebagai berikut

1. Pemimpin membuat keputusan kemudian mengumumkan kepada bawahannya.


2. Pemimpin menjual keputusan.
3. Pemimpin memberikan pemikiran-pemikiran atau ide-ide dan mengundang
pertanyaan-pertanyaan.
4. Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang kemungkinan dapat
diubah.
5. Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran, dan membuat keputusan.
6. Pemimpin merumuskan batas-batasnya, dan meminta kelompok bawahan untuk
membuat keputusan
7. Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang
dirumuskan oleh pemimpin.

*Gaya Managerial Grid

Dalam pendekatan managerial grid ini, manager berhubungan dengan dua hal, yakni produksi
di satu pihak dan orang-orang di pihak lain. Gaya kepemimpinan dalam managerial grid
antara lain sebagai berikut.

 Pada Grid 1.1, manajer sedikitsekali usahanya untuk memikirkan orang-orang yang
bekerja dengannya, dan produksi yang seharusnya dihasilkan oleh organisasinya.
 Pada Grid 9.9, manajer mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk
memikirkan baik produksi maupun orang-orang yang bekerja denganya
 Pada Grid 1.9, gaya kepemimpinan dari menejer ini ialah mempunyai rasa tanggung
jawab yang tinggi untuk selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam
organisasinya.
 Pada Grid 9.1, kadangkala manajer disebut sebagai manajer yang menjalankan tugas
secara otokritas.

*Tiga Dimensi Dari Reddin

Selain efektivitas Reddin juga melihat gaya kepemimpinan itu selalu dipulangkan
pada dua hal mendasar yakni hubungannya pemimpin dengan tugas dan hubungan kerja.
Dengan demikian, model yang dibangun Reddin adalah gaya kepemimpinan yang cocok dan
yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungannya.

*Empat Sistem Manajemen Dari Likert

Dalam serangkaian penelitiannya, Likert telah mengembangkan suatu ide dan


pendekatan yang penting untuk memahami perilaku pemimpin.Likert merancang 4 sistem
kepemimpinan dalam manajemen sebagai berikut.

 Sistem 1, dalam sistem ini pemimpin bergaya sebagai exploitive-authoritative


 Sistem 2, dalam sistem ini pemimpin dinamakan otokratis yang baik hati.
 Sistem 3, dalam sistem ini gaya kepemimpinan lebih dikenal dengan sebutan manajer
konsultatif.
 Sistem 4, oleh Likert sistem ini dinamakan pemimpin yang bergaya kelompok
berpartisipatif.

Bab V

Kepemimpinan Situasional

Kepemimpinan ini menurut Harley dan Blanchard adalah didasarkan pada saling
berhubungan hal-hal berikut: jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan,
jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan, tingkat kesiapan atau
kematangan para pengikut dalam melaksanakan fungsi dan tujuan tertentu.
Gaya Dasar Kepemimpinan, dalam hubungannya dengan perilaku pimpinan ini ada dua
hal yang biasanya dilakukan oleh pemimpin kepada bawahan yaitu: perilaku pengarahan dan
perilaku mendukung

Perilaku Gaya Dasar Kepemimpinan dalam Mengambil keputusan, perilaku dasar


pemimpin yang mendapat tanggapan para pengikutnya sewaktu pemimpin tersebut
melakukan proses pemecahan masalah dan pembuatan keputusan maka empat dasar yang
telah diuraikan diatas dapat diaplikasikan dan diidentifikasikan dengan suatu proses
pengambilan keputusan tersebut.

Kematangan Para Pengikut, kematangan dalam kepemimpinan situasional dapat


dirumuskan sebagai suatu kemampuan dan kemauan dari orang-orang untuk bertanggung
jawab dalam mengarahkan perilaku sendiri.

Gaya Kepemimpinan, adalah suatu pola perilaku yang konsisten yang kita tunjukan dan
sebagai yang diketahui oleh pihak lain ketika kita berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan
orang lain. Pola umum yang biasanya terlibat antara perilaku yang berorientasi pada tugas
atau perilaku hubungan atau beberapa kombinasi dari keduanya, dua bentuk tugas ini dan
hubungan yang merupakantitik pusat dari konsep kepemimpinan situasional.Pemimpin yang
berhasil adalah mereka yang bisa menyesuaikan perilaku dirinya sesuai tuntutan dari
keunikan lingkungannya.

Penyesuaian Gaya, penyesuaian gaya ini adalah suatu derajat perilaku pemimpin yang
sesuai dengan kehendak dari suatu lingkungan tertentu. Gaya ini dapat juga dinamakan
keluwesan gaya karena dengan mudah perilaku pemimpin tersebut menyesuaikan diri dengan
lingkungan tertentu. Jika seorang pemimpin yang mempunyai tingkat gaya yang besar tidak
efektif kalau gaya perilakunya tidak sesuai dengan tuntutan situasi.

Bab VI

Kekuasaan dan Kepemimpinan

Pengertian Kekuasaan, pelopor utama yang menggunakan istilah kekuasaan adalah


sosiolog yang bernama max weber. Ia merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan
yang membuat seorang aktor didalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan
untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan menghilangkan halangan. Walter Nord
merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi aliran, energi
dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan
lainnya.
Sumber dan bentuk kekuasaan, Amitai etziomi membahas bahwa sumber dalam bentuk
kekuasaan itu ada dua yakni kekuasaan jabatan dan kekuasaan pribadi.Perbedaan keduanya
ada pada konsep kekuasaan itu sendiri sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku, kekuasaan dapat diperoleh dari jabatan organisasi, pengaruh pribadi atau keduanya.
Meskipun kekuasaan dan jabatan merupakan hal yang penting dan bermanfaat untuk
menganalisa kekuasaan . French dan Raven membagi lima sumber kekuasaan yakni
Kekuasaan paksaan, kekuasaan legitimasi, kekuasaan keahlian, kekuasaan penghargaan,
kekuasaan referensi, kekuasaan informasi, kekuasaan hubungan. Aplikasi sumber-sumber
kekuasaan pada kepemimpinan situasional adalah kekuasaan paksaan, kekuasaan hubungan,
kekuasaan penghargaan, kekuasaan legitimasi, kekuasaan referensi, kekuasaan informasi,
kekuasaan keahlian. Walaupun ketujuh sumber kekuasaan ini secara pontensial tersedia pada
setiap pemimpin sebagai sarana untuk meyakinkan atau mempengaruhi perilaku lain, akan
tetapi penting pula dicatat bahwa terdapat variasi perbedaan dalam kekuasaan.
Bab VII

Konflik dan Kepemimpinan

Istilah konflik akan membawa suatu kesan dalam pikiran seseorang bahwa dalam hal
tertentu terdapat suatu pertikaian. Pertentangan antara beberapa orang atau kelompok orang-
orang, tidak adanya kerja sama, perjuangan satu pihak untuk melawan pihak lainnya, atau
suatu proses yang berlawanan sebagaimana disadari bersama bahwa dalam diri seseorang itu
biasanya terdapat hal-hal berikut: sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan yang bersaing,
beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peran-peran dan kebutuhan-kebutuhan
itu terlahirkan, banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi diantara dorongan dan
tujuan, terdapat aspek-aspek yang positif dan negatif.

Konflik antar pribadi, terjadi jika ada dua orang atau lebih berinteraksi satu sama lain
dalam melaksanakan tugasnya. Johari Window salah satu kerangka yang semakin terkenal
untuk menganalisis dinamika interaksi antara diri seseorang dengan orang lain. Berikut
ringkasan empat sel dari Johari yaitu: membuka diri, menutup diri, membutakan diri, tidak
menemukan diri.

Strategi pemecahan konflik, strategi dasar menurut hasilnya dapat disebut Sama-sama
merugi yaitu bahwa kedua pihak yang sedang konflik sama-sama merugi atau sama-sama
kehilangan, Kalah menang yaiu dalam situasi konflik akan berusaha untuk memaksakan
kekuatan untuk menang dan mengalahkan pihak lain, Sama-sama beruntung strategi
pemecahan konflik menang-menang ini barangkali sesuai dengan keinginan-keinginan
manusia dan organisasi.

Konflik organisasi, ada empat sumber organisasi yaitu, Suatu situasi yang tidak
menunjukkan keseimbangan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, terdapatnya sarana-sarana
yang tidak seimbang, terdapatnya suatu persoalan yang tidak selaras, timbulnya persepsi yang
berbeda.

Strategi pemecahan konflik dalam organisasi, secara tradisional pendekatan konflik


dalam organisasi dapat dilakukan secara sederhana dan optimistik. Pendekatan tersebut dapat
didasarkan atas asumsi-asumsi berikut: konflik pasti dapat dihindari, konflik timbul karena
adanya pemainnya yang menyebabkan konflik, kambing hitam diterima sebagai suatu yang
tidak dihindari. Menurut Louis Pondy dalam mengatasi konflik ada meliputi 3 pendekatan
yaitu: pendekatan tawar menawar, pendekatan birokratis, pendekatan sistim.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan dan Kelemahan


A. Buku Utama

Kelebihan: Buku yang berjudul AMERICAN HIGHER EDUCATIONS LEADESHIP AND


POLICY CRITICAL ISSUES AND THE PUBLIC GOOD adalah buku tersebut
menggunakan bahasa internasional yaitu berbahasa Inggris, jadi orang luar pun bisa membaca
dan memahami buku tersebut. Pembaca juga akan mendapatkan kosa kata baru yang
menambah kata-kata untuk wawasan dalam berbahasa inggris, buku tersebut juga saat seru
dan menarik untuk dibaca.

B. Buku Pembanding

Kelebihan: Kelebihan pada buku Miftah Thoha yang berjudul Kepemimpinan dalam
Manajemen tampilan depannya (cover) sangat menarik minat pembaca karena pada cover
tersebut diberi gambar sosok pemimpin diantara oran-orang yang dipimpinnya, warna pada
covernya terang menambah minat seseorang untuk membacanya.

Dari tata bahasa, bahasa yang digunakan dalam buku ini menggunakan bahasa yang ringan
dan tidak berbelit-belit sehingga memudahkan pembaca untuk memahami penyampaian-
penyampaian materinya, ukuran tulisan yang digunakan sudah tepat dan bisa dibaca jelas
oleh pembacanya.Tanda-tanda bacanya sudah dibubuhkan sesuai dengan yang diharapkan.

Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitas-identitasnya sehingga tidak
menyulitkan pembaca jika hendak meresensi buku ini, isi dan penyampaian pada materi ini
disampaikan dengan jelas dan rinci .isi dari buku ini banyak memaparkan suatu definisi-
definisi para ahli sehingga menambah pengetahuan kita berdasarkan definisi tersebut, penulis
juga memaparkan beberapa contoh yang konkret dan seakan-akan mengajak pembaca untuk
ikut dalam keadaan yang sebenarnya. Kesimpulan dari keseluruhan disampaikan pada Bab
terakhir.
A. Buku Utama
Kekurangan:Bahasanya kurang bisa dipahami, fontnya standard dan penggunaan kalimat
terlalu monoton.
B. Buku Pembanding

Kekurangan: kekurangan pada buku Miftah Thoha yang berjudul Kepemimpinan dalam
Manajemen tampilan depannya (cover) tidak memiliki kekurangan semua sudah jelas
dipaparkan pada covernya, ada judul, nama pengarang serta penerbitnya sehingga pembaca
tidak perlu membuka halaman lainnya untuk mencari identitas buku tersebut.

Dari tata bahasa dan letaknya juga pas dan tidak memiliki kekurangan yang dapat
menyulitkan pembaca dalam memahaminya. Tetapi pada (halaman 25 bait ke 11) ada kata
“memedulikan” seharusnya kata tersebut “memperdulikan” disitulah letak kesalah dalam
pengetikan kata. Dari aspek isi buku hanya saja kesimpulan tidak dipaparkan pada setiap bab
tetapi dibuat pada keseluruhan kesimpulan dari bab I sampai bab terakhir, dan pengulangan
pembahasan sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama
lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria
yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya.Seorang pemimpin sejati
selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.Pemimpin
bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh
dan berkembang dari dalam diri seseorang.

4.2 Saran

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia.Jiwa


kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan.Paling tidak untuk memimpin diri
sendiri. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar
biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin.Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti.Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut
tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin
kita.Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA

Penny A.Pasque,2010,American Higher Education,Leadership and Policy Critical Issues And


The Public Good,Palgrav Macmilan.

Miftah Thoha,2015,Kepemimpinan dalam Manajemen,Jakarta,Rajawali Pres.

Anda mungkin juga menyukai