Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)


Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 59 27 Februari 2017

BAHAN AJAR/DIKTAT

BIMBINGAN DAN KONSELING KARIER


18P01735
3 SKS

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2020

1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 59 27 Februari 2017
BAB 4
TEORI PERKEMBANGAN KARIER HOLLAND

DESKRIPSI SINGKAT
Pada bab ini akan dibahas serangkaian materi pembelajaran teori
perkembangan karier Holland yang mencakup: (1) latar belakang teori Holland, (2)
konsep teori Holland, (3) tipe kepribadian dan model lingkungan menurut Holland, (4)
implikasi teori Holland dalam bimbingan dan konseling, (5) kritik terhadap teori
Holland.

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH


1. Mahasiswa dapat mengemukakan latar belakang teori karier Holland
2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep teori karier Holland
3. Mahasiswa dapat menganalisis tipe kepribadian dan model lingkungan menurut
Holland
4. Mahasiswa dapat mengaitkan konsep dan implikasi teori karier Holland dalam
bimbingan dan konseling
5. Mahasiswa dapat menjelaskan kritik terhadap teori karier Holland

MATERI
Setiap orang ketika membayangkan masa depan, maka dalam benaknya
bertanya akan menjadi apa dan apa yang akan menjadi rutinitasnya kelak. Pertanyaan
yang seringkali muncul tersebut, sebenarnya berawal dari segala sesuatu yang terjadi
saat ini. Bagi sebagian orang mereka tidak menyadari hal tersebut, namun tidak
sedikit pula yang sudah memahami dan mempersiapkannya. Beragam cara dilakukan
untuk mengenali potensi besar yang dimiliki masing-masing individu. Salah satu
caranya dengan mengidentifikasi kepribadian yang dipengaruhi lingkungan pekerjaan

2
seseorang. Cara tersebut merupakan salah satu teori karier yang dikembangkan oleh
John L. Holland. Teori Holland memberi perhatian pada tipe kepribadian sebagai hal
mendasar dalam pilihan tipe lingkungan pekerjaan. Holland membagi enam tipe
kepribadian dan enam tipe lingkungan pekerjaan. Adapun keenam tipe tersebut
adalah realistik, investigatif, artistik, sosial enterprising, dan konvensional.

A. LATAR BELAKANG TEORI HOLLAND


Semenjak teori Holland muncul, menjadi kekuatan utama dalam psikologi
terapan. Presentasi pertama teori ini pada tahun 1959 yang menekankan pencarian aspek
kesesuaian individu-lingkungan. Orang membuat pilihan pekerjaan dalam pencarian arti
untuk situasi yang memuaskan hierarki kesesuaiannya. Orang yang telah memiliki
informasi tentang lingkungan kerja, maka akan dapat membuat pilihan yang lebih
memadai daripada orang-orang yang kurang informasi. Selain itu, pengaruh eksternal
seperti orang tua dan guru juga berpengaruh terhadap pilihan karier individu.
Serangkaian artikel penelitian yang luar biasa diikuti saat Holland berada di
National Merit Scholarship Corporation yang mendokumentasikan karakteristik dari
jenis, kegiatan yang disukai, deskripsi diri, dan kompetensi. Studi ini Holland,
mengungkapkan bahwa enam jenis kepribadian, apabila dihitung dengan menggunakan
satu dari beberapa inventori, menunjukkan pola yang reliabel dengan prediksi teoritis.
Misalnya, jenis realistis cenderung keras kepala dan menyesuaikan. Mereka lebih
memilih seni industri dan pertanian sebagai bidang utama dan surveyor dan mekanik
sebagai pilihan kerja. Tipe kepribadian artistik cenderung imajinatif dan emosional.
Mereka lebih memilih seni dan musik sebagai bidang utama dan artis dan penulis
sebagai pilihan kerja (Holland, 1997).
Selain studi yang mengeksplorasi sifat dari jenis kegiatan, Holland berkolaborasi
dengan Alexander Astin untuk mempelajari sifat lingkungan perguruan tinggi.
Environmental Assessment Technique (EAT) yang melibatkan sensus jenis jurusan,
program studi, dan mahasiswa di sebuah universitas tertentu sebagai sarana karakteristik
lingkungan pendidikan yang dihasilkan. Tahun 1970-an ditandai dengan periode intens
dalam penelitian pengukuran dan pengembangan.
Salah satu bentuk pengembangan dari pengukuran munculnya Self-Directed
Search (SDS). Tema Holland ditambahkan ke Strong-Campbell Interest Inventory, yang
diperkenalkan kepada masyarakat. Selama periode ini, Holland adalah direktur dari

3
Pusat Organisasi Sekolah Sosial di Johns Hopkins University. Selama periode yang
sama, bekerja pada klasifikasi lingkungan pendidikan tinggi memberikan cara untuk
klasifikasi lingkungan kerja, dan perhatian yang intens beralih ke masalah gender dalam
pengukuran minat. Sebuah kemajuan yang signifikan dalam pemahaman sifat minat
dengan penemuan struktur yang terjabarkan dalam Holland’s Hexagon.
Dalam perkembangannya, terjadi dua perubahan selama tahun 1980.
Garyottfredson mulai menganalisis ulang deskripsi data pekerjaan yang menghasilkan
Dictionary of Holland Occupational Codes. Teori awal mendefinisikan bahwa
lingkungan sebagai sejumlah individu dari tipe tertentu yang menghuni lingkungan
(misalnya, lingkungan sosial terdiri dari individu dengan kode sosial yang sama dan
memecahkan masalah dengan berinteraksi sosial). Lingkungan yang sekarang
didefinisikan tidak hanya dengan menjumlah individu tertentu, tetapi dengan analisis
data (tingkat data, individu, barang-barang dari data analisis jabatan) tentang apa yang
benar-benar dilakukan individu di lingkungan mereka. Perubahan ini digambarkan
sebagai pergeseran dari pengukuran lingkungan “incumbent-based” menjadi “public-
recordbased”. Perubahan kedua pada 1980-an adalah pergeseran penekanan dari teori
konstruksi ke intervensi pekerjaan. Perubahan ini sejajar dengan keberhasilan SDS (Self-
Directed Search).
Menurut Savickas & Prapaskah, 1994 (dalam Spokane, Luchetta & Richwine,
2002) tahun 1990-an menunjukkan minat baru dalam teori dan revisinya, serta
pertanyaan konvergensi antara teori-teori karier. Program penelitian mengejutkan yang
kuat pada struktur yang mendasari minat pekerjaan dengan meningkatnya penekanan
pada validitas budaya dari teori dan debat sama kuat pada sifat kompleks tentang minat.

B. KONSEP TEORI HOLLAND


Teori Holland memberikan perhatian pada karakteristik perilaku atau tipe
kepribadian sebagai penyebab utama dalam pilihan dan perkembangan karier individu
(Herr, Cramer & Niles, 2004; Perry & VanZandt, 2006). Kepribadian seseorang
menurut Holland merupakan hasil dari keturunan dan pengaruh lingkungan (Osipow,
1983). Faktor keturunan adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri
yang sifatnya menurun. Faktor lingkungan adalah faktor yang berasal dari luar
individu itu sendiri, bisa terdiri dari pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, guru
dan orang dewasa.

4
Menurut Weinrach 1984 (dalam Herr, Cramer & Niles, 2004) teori Holland
dideskripsikan sebagai struktural-interaktif karena menghubungkan secara tegas antara
karakteristik kepribadian dengan jenis pekerjaan. Holland (dalam Herr, Cramer & Niles,
2004) mengajukan pendekatan struktural- interaktif dalam beberapa tema umum, yaitu:
1. Pilihan pekerjaan adalah ekspresi dari kepribadian dan bukan sebuah kejadian
yang acak, meskipun ketidaksengajaan juga bermain peran.
2. Anggota dari sebuah kelompok pekerjaan memiliki persamaan kepribadian dan
persamaan histori perkembangan individu.
3. Karena seseorang dalam kelompok pekerjaan memiliki persamaan
kepribadian, mereka akan merespon beberapa situasi dan permasalahan dengan
cara yang sama.
4. Prestasi, kemantapan, dan kepuasan pekerjaan tergantung pada kesesuaian
antara kepribadian seseorang dan lingkungan pekerjaan.
Menurut Gothard, dkk (2001) terdapat empat asumsi yang merupakan jantung
teori Holland. Adapun keempat asumsi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kebanyakan orang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari enam tipe
kepribadian yaitu realistik, investigatif, artistik, sosial, enterprising, dan
konvensional.
2. Ada enam tipe lingkungan pekerjaan: realistik, investigatif, artistik, sosial
enterprising, dan konvensional.
3. Orang menyelidiki lingkungan yang membiarkan atau memungkinkan melatih
keterampilan-keterampilan dan kemampuan- kemampuannya, mengekspresikan
sikap-sikap dan nilai-nilainya, dan menerima masalah-masalah serta peranan-
peranan yang sesuai.
4. Perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi antara kepribadiannya dan ciri-
ciri lingkungannya.
Hal penting dalam konseptualisasi dan penggunaan tipe kepribadian Holland
dalam konseling antara lain:
1. Consistency
Konsistensi menunjukkan kesamaan atau perbedaan tipe-tipe Holland.
Konsistensi diartikan juga sebagai tingkat hubungan antara tipe-tipe kepribadian
atau antara model-model lingkungan. Misalnya, tipe realistik dan investigatif
lebih banyak persamaannya daripada tipe konvensional dan artistik. Taraf

5
konsistensi atau keterhubungan diasumsikan mempengaruhi preferensi
vokasional. Misalnya, orang sosial lebih suka bekerja dalam tim dan orang
realistik lebih suka bekerja dengan mesin. Orang sosial tidak suka bekerja
dengan mesin, orang sosial lebih tertuju pada tipe artistik dan enterprising
daripada melakukan kegiatan dengan orang tipe realistik.
2. Differentiation
Individu maupun lingkungan dapat berbeda-beda dalam hal kepribadian yang
dimiliki, baik 1 atau 2 tipe dari tipe kepribadian Holland. Sebagian orang bisa
memiliki 1 tipe dan yang lainnya memiliki 2, 3 atau lebih yang dominan dari 6
tipe kepribadian Holland. Contoh seorang dosen yang mengajar di kampus
(sosial), mengadakan penelitian di daerahnya (investigatif), dan mengadakan
konsultasi tentang perindutrian (enterprising). Kaitan differensiasi dengan
konseling adalah masalah yang seringkali terjadi yaitu kesulitan menentukan
kariernya. Konselor membantu konseli melalui diskusi intensif untuk menemukan
minat, kemampuan, pengalamandan nilai pada dirinya terkait tipe Holland.
Konselor dapat pula mendiskusikan hobi, kerja paruh waktu, kerja suka rela, kerja
penuh, kegiatan ekstrakurikuler, dan pengisian waktu luang yang kemudian
dikaitkan dengan tipe kepribadian Holland.
3. Congruence.
Terdapat derajat kesesuaian antara tipe kepribadian dan lingkungan.
Misalnya, tipe-tipe realistik tumbuh dengan subur dalam lingkungan realistic
karena lingkungan seperti itu memberikan kesempatan dan menghargai
kebutuhan tipe realistik. Ketidakharmonisan (incongruence) terjadi bila suatu
tipe hidup dalam suatu lingkungan yang menyediakan kesempatan dan
penghargaan yang asing bagi preferensi atau kemampuan orang itu. Misalnya
tipe realistik dalam suatu lingkungan sosial.
4. Calculus
Teori Holland menggambarkan bagaimana individu berinteraksi dengan
lingkungan mereka dan bagaimana karakteristik individu dan lingkungan
mengakibatkan pilihan dan penyesuaian pekerjaan (Spokane & Cruza-Guet,
2005; Gottfredson, 1999). Holland membagi enam tipe kepribadian yang
berkorelasi dengan tipe lingkungan pekerjaan, yaitu realistik intelektual,
artistik, sosial, enterprising, dan konvensional (Ferguson, 2008; Gothard, dkk,

6
2001; Spokane, Luchetta & Richwine, 2002; Herr, Cramer & Niles, 2004; Kidd,
2006; Nathan & Hill, 2006).

C. TIPE KEPRIBADIAN DAN MODEL LINGKUNGAN MENURUT HOLLAND


Dalam pandangan Holland,
pemilihan karier dilakukan dengan melihat
kepribadian. Manusia mengekpresikan diri,
minat dan nilai-nilai mereka melalui pilihan
pekerjaan dan pengalaman kerja. Dalam
pengembangan teorinya, Holland memakai
dua alat tes psikologis yang dianggap
esensial yaitu Vocational Preference Inventory dan Self-directed.
Kedua alat tes psikologi tersebut mengukur kompetensi dan minat menurut
persepsi diri sendiri sebagai evaluasi kepribadian. Teori Holland dipengaruhi usia,
gender, kelas sosial, inteligensi dan pendidikan. Enam tipe kepribadian dan lingkungan
menurut Holland adalah RIASEC yaitu Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial,
Enterprising, Convensional.
Tipe Kepribadian Karakteristik
Realistik Lingkungan
- Tugas konkret, fisik, eksplisit. Kemampuan bekerja dengan alat
dianggap lebih penting dibandingkan kemampuan berinteraksi
dengan orang lain.
Tipe Kepribadian
- Lebih suka bekerja dengan alat atau mesin, bersifat jantan, kuat
jasmani, tidak sosial, agresif, mempunyai kecakapan dan koordinasi
motorik yang baik, kurang memilki kecakapan verbal dan
hubungan antar pribadi.
Tingkah Laku Konseli
- Lebih menyukai saran dan sugesti spesifik untuk menangani
masalah karier dan solusi praktiknya.
Ruang lingkup pekerjaan
Pengawas bangunan, ahli mesin kapal udara, ahli listrik, operator
radio, ahli survei, dan sejenisnya. Individu yang memiliki
kecakapan atau kompetensi berhubungan dengan teknik dan aspek
fisik.
Investigatif Lingkungan
- Tugas memerlukan kemampuan abstrak dan kreatif tidak
tergantung pengamatan pribadi, suka dengan lingkungan penelitian,
kehati-hatian dan berpikir kritis sangat bernilai, metode berpikir
logis.

7
Tipe Kepribadian
- lebih suka teka-teki dan tantangan yang membutuhkan pemikiran
intelektual, suka menganalisis sesuatu, berorientasi tugas, berpikir
dulu daripada langsung bertindak.
Tingkah Laku Konseli
- Menyukai tantangan berupa pertanyaan yang belum terjawab,
tertarik pada masalah dan berusaha mencari solusi, menggunakan
pendekatan rasional daripada emosional
Ruang lingkup pekerjaan
- Biologi, kimia, fisika, antropolog, ahli geologi, dan teknologi
medis. Memiliki kemampuan matematika dan ilmiah tetapi sering
tidak memiliki kemampuan kepemimpinan.
Artistik Lingkungan
- Tugas dan masalah memerlukan interpretasi/ kreasi bentuk artistik
melalui cita rasa, perasaan dan imajinasi. Terbuka untuk melakukan
kreativitas dan ekspresi pribadi, seperti musisi, seniman murni,
penulis lepas.
Tipe Kepribadian
- Karakteristik rumit, kacau, emosional, ekspresif, idealistis,
imajinatif, tak berguna, impulsif, independen, mawas diri, intuitif,
terbuka, asli, peka.
Tingkah Laku Konseli
- Menyukai pendekatan konseling nonstruktural misal
menggunakan lembar kerja, senang bercanda
Ruang lingkup pekerjaan
- Komposer, musisi, sutradara panggung, penulis, dekorator
interior, aktor/aktris
Sosial Lingkungan
- tugas yang memerlukan kemampuan menginterpretasi dan
mengubah perilaku manusia dan minat untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Lingkungan yang memberi semangat untuk
lebih fleksibel saling memahami satu sama lain.
Tipe Kepribadian
- Tertarik aktivitas kemanusiaan, menolong sesama, menyukai
pemecahan masalah dengan diskusi, bertanggungjawab, religius,
membutuhkan perhatian, punya kemampuan verbal, kegiatan sangat
teratur rapi.
Tingkah Laku Konseli
- Mengekspresikan idealisme ingin menolong, selalu cinta sesama,
saat bicara dengan konselor sebagai pekerja sosial dan berapresiasi
pada bantuan konselor.
Ruang lingkup pekerjaan
- guru, pekerja agama, konselor, psikolog klinis, pekerja kasus
psikiatri, terapi bicara. Memiliki keterampilan dan bakat sosial
tetapi sering tidak memiliki kemampuan mekanik dan ilmiah.
Enterprising Lingkungan
- Tugas yang mengutamakan kemampuan verbal untuk
mengarahkan atau mempengaruhi orang lain. Situasi finansial dan
isu ekonomi dianggap paling penting dari aspek lain. Ccontoh

8
lingkungan penjualan, pembelian, manajemen bisnis, stock market.
Tipe Kepribadian
- Menggunakan kemampuan verbal untuk menjual, meyakinkan,
dan memimpin. Lebih suka membujuk dan mengatur daripada
menolong. Mudah menyesuaikan diri.
Tingkah Laku Konseli
- Seorang pengusaha akan sangat percaya diri pada keyakinannya.
Sangat santun kepada konselor dan ingin cepat mengakhiri
pembicaraan. Sulit memperlihatkan kompetensi diri secara akurat
dan kurang sabar jika berada pada posisi tengah.
Ruang lingkup pekerjaan
- Tenaga penjualan, manajer, eksekutif bisnis, produser televisi,
promotor olahraga, pembeli. Memiliki kepemimpinan dan
kemampuan berbicara tetapi sering tidak memiliki kemampuan
ilmiah.
Konvensional Lingkungan
- Pengorganisasian dan perencanaan menggambarkan lingkungan
konvensional yang baik. Lingkungan kantor yang melakukan
aktivitas mengcopy bahan dan mengorganisasikan laporan yang
membutuhkan kemampuan administrasi, berorganisasi,
kepercayaan dan disiplin.
Tipe Kepribadian
- Menghargai uang, dapat diandalkan, punya kemampuan
menjalankan perintah, unggul dalam kemampuan manajemen dan
numerik untuk memecahkan masalah. Menyenangi kegiatan verbal
dan memberi nilai tinggi pada status maupun materi.
Tingkah Laku Konseli
- Pada saat konseling mungkin menganggap dirinya sebagai
pengatur namun diarahkan juga oleh orang lain. Sering merasa
bangga dengan kemampuan berorganisasinya di sekolah tinggi dan
aktivitas bisnis. Jika bekerja selain lingkungan konvensional akan
menghadapi masalah dan frustasi.
Ruang lingkup pekerjaan
- Pembukuan, stenografer, analis keuangan, bankir, biaya estimator,
ahli pajak. Memiliki kemampuan administrasi dan aritmatika tetapi
sering tidak memiliki kemampuan artistik.

Tipe kepribadian RIASEC didefinisikan dengan preferensi dan keengganan


yang mempengaruhi pilihan lingkungan kerja, dan lingkungan didefinisikan oleh
aktivitas kerja yang khas dan tuntutan lainnya yang ditempatkan pada individu
(Armstrong, dkk, 2008). Setiap individu perlu menemukan lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan tipe kepribadiannya. Semakin baik tingkat kecocokan antara tempat kerja
(lingkungan pekerjaan) dan gambaran tipe kepribadiannya, semakin meningkat kepuasan
orang tersebut dengan pekerjaannya.

9
Penting diketahui bahwa gambaran minat seseorang biasanya merupakan
gabungan dari enam tipe di atas (Perry & VanZandt, 2006; Sharf, 1992). Holland
menemukan hampir sebagian besar orang memiliki minat pada beberapa area di atas,
namun demikian biasanya individu memiliki minat yang lebih kuat pada sebuah area
(tipe) dibandingkan area yang lain. Dengan demikian, dimungkinkan untuk seseorang
memiliki area minat utama dan minat kedua. Tipe kepribadian memiliki karakteristik
yang unik, yang berkembang dari factor genetik dan pengaruh lingkungan. Teori Holland
menyatakan bahwa area RIASEC berbentuk hexagonal didasarkan pada hubungan antara
tipe yang satu dengan lainnya yang sering disebut dengan Holland’s Hexagon (Schika,
Dye & Curtiss, 1997).
Menurut Holland suatu tipe memiliki korelasi dengan tipe-tipe lainnya (Osipow,
1983). Misalnya tipe artistik dekat dengan tipe investigatif di satu sisi dan dengan tipe
sosial di sisi lainnya, akan tetapi berseberangan dengan tipe konvensional. Hal ini
bermakna tipe artistik memiliki korelasi kuat terhadap tipe investigatif dan sosial, tapi
memiliki korelasi rendah dengan tipe konvensional. Seseorang yang memiliki minat
artistik yang kuat akan sangat cocok bila berada dalam lingkup pekerjaan yang juga
bersifat artistik (contohnya pelukis, penari, atau aktor) dibandingkan pada lingkup
pekerjaan yang bersifat konvensional (contohnya, pustakawan atau administrator).
Dengan demikian, tingkat kepuasan kerjanya menjadi lebih tinggi dibandingkan bila ia
memaksakan diri untuk melakukan pekerjaan yang sifatnya konventional.

D. IMPLIKASI TEORI HOLLAND DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING


Holland menyebut kesejajaran antara tipe kepribadian dan tipe lingkungan kerja
sebagai congruence (Donohue, 2005). Jika tipe kepribadian individu dan tipe lingkungan
kongruen, maka dipercaya individu akan lebih mantap dalam pilihan karier, prestasi
pekerjaan lebih tinggi, prestasi akademik lebih tinggi, lebih menjaga kemantapan
personal, dan lebih puas (Brown, 2007). Namun, banyak individu yang kurang
memahami tipe kepribadian yang dimiliki dan lingkungan kerja yang diminatinya.
Akibatnya banyak dari mereka yang tidak mendapatkan kesesuaian antara minat karier
dan lingkungan kerja. Selain itu, mereka juga tidak memahami dan tidak mengetahui
bagaimana cara mendapatkan kesesuaian antara minat karier yang sesuai dengan tipe
kepribadian dan lingkungan kerja yang diminatinya.

10
Ketika mereka terjun ke dunia pekerjaan tingkat kepuasan kerja individu tersebut
cenderung rendah. Salah satu implikasi paling penting dari teori Holland adalah
konselor dapat membantu konseli menganalisis minat dan lingkungan kerja mereka
serta memahami hubungan keduanya (Kidd, 2006). Dengan membantu menganalisis
minat dan lingkungan kerja, maka akan dapat memfasilitasi konseli dalam
memantapkan minat kerjanya dan menyesuaikannya dengan lingkungan kerja.
Kesesuaian minat kerja dan lingkungan kerja akan meningkatkan kepuasan kerja konseli.

E. KRITIK TERHADAP TEORI HOLLAND


Teori karier yang dikembangkan oleh Holland menuai beberapa kritik. Adapun
beberapa kritik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Teori yang dikembangkan Holland ini terlalu sederhana dalam mengklasifikasikan
individu dalam enam tipe kepribadian dan tipe lingkungan pekerjaan serta
menyatakan individu akan memiliki kepuasan kerja jika tipe kepribadiannya sesuai
dengan tipe lingkungan pekerjaan. Padahal individu memiliki kebutuhan fisiologis
untuk segera dipenuhi. Jika teori Holland ini berlaku, maka individu akan terus
mencari kepuasan kerja walaupun kebutuhan fisiologis mereka belum terpenuhi. Hal
ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yang
menyatakan bahwa kebutuhan dasar yang paling utama adalah kebutuhan fisiologis
(Feist & Feist, 2006). Selain itu, teori ini juga bertentangan dengan teori penyesuaian
kerja yang memiliki asumsi bahwa individu memiliki dua kebutuhan yang harus
dipenuhi yaitu kebutuhan biologis dan psikologis (Brown, 2007).
2. Teori karier yang dikembangkan Holland ini kurang mengakui kemampuan manusia
dalam menyesuaikan diri, dalam hal ini adalah menyesuaikan diri dalam lingkungan
pekerjaan. Padahal manusia memiliki potensi yang kuat untuk dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan pekerjaan.
3. Teori Holland ini memandang individu hanya memiliki satu tipe kepribadian yang
kuat dan akan berkorelasi dengan tipe lingkungan pekerjaan. Misalnya individu yang
memiliki tipe kepribadian artistik hanya dominan memiliki kemampuan di tipe
lingkungan pekerjaan artistik. Hal ini bertolak belakang dengan teori kecerdasan
majemuk yang dikemukakan oleh Gardner, bahwa dimungkinkan individu memiliki
beberapa jenis kecerdasan yang cenderung dominan pada diri manusia.

11
Daftar Pustaka

Armstrong, P.I., dkk. 2008. Holland’s RIASEC Model as an Integrative


Framework for Individual Differences. Journal of Counseling Psychology,
55 (1): 1-18.

Brown, D. 2007. Career Information, Career Counseling, and Career


Development. USA: Pearson Education, Inc.

Donohue, R. 2005. Person-Environment Congruence in Relation to Career


Change and Career Persistence. Journal of Vocational Behavior, 68: 504-
515.

Feist, J. & Feist, G.J. 2006. Theories of Personality. New York: Mc Graw Hill.

Ferguson. 2008. Careers and Vocational Guidance. New York:


InfobasePublishing.

Gothard, dkk. 2001. Careers Guidance in Context. London: SAGE Publications


Ltd.

Gottfredson, G.D. 1999. John L. Holland’s Contributions to Vocational


Psychology: A Review and Evaluation. Journal of Vocational Behavior, 55:
15-40.

Herr, E.L., Cramer, S.H. & Niles, S.G. 2004. Career Guidance and Counseling
throgh the Lifespan: Systematic Approaches. Boston: Pearson.

Holland, J.L. 1997. Making Vocational Choices. New Jersey: Prentice Hall.
Kidd, J. M. 2006. Understanding Career Counselling: Theory, Research and
Practice. London: SAGE Publications Ltd.
Nathan, R & Hill, L. 2006. Career Counselling. London: SAGE Publications Ltd

Osipow, S.H. 1983. Theories of Career Development. London: Prentice-Hall


International Inc.

Perry, N. & VanZandt, Z. 2006. Focus on the Future: A Career Development


Curriculum for Secondary School Students. New York: Open Society
Institute.

Schika, D. A., Dye, D. A. & Curtiss, G. 1997. Correspondence Between Five-


Factor and RIASEC Models of Personality. Journal of Personality Assesment,
68 (2): 355-368.

Sharf, R.S. 1992. Applying Career Development Theory to Counseling. USA:


Brooks/Cole Publishing Company.

12
Spokane A.R., Luchetta, E.J. & Richwine, M.H. 2002. Career Choice and
Development (D. Brown & Associates, Ed.). San Francisco: John Wiley &
Sons, Inc.

______. & Cruza-Guet, M.C. 2005. Career Development and Counseling Putting
Theory and Research to Work (D.S. Brown & R.W. Lent, Ed.). New
Jersey: JohnWiley & Sons, Inc.

13

Anda mungkin juga menyukai