Anda di halaman 1dari 16

CASE BASED DISCUSSION

ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL

Pembimbing:

dr. Bernadetta Atik W

Disusun oleh:

Febrina Eva Susanto 42200401


Yeremia Wickasono Putro 42200402
Debby Kurniawan Chandra S 42200403
Gracia Sella Imanuel 42200404

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
PUSKESMAS BAMBANGLIPURO BANTUL
PERIODE 20 JUNI – 17 JULI 2022
YOGYAKARTA
2022

BAB I
HASIL DAN KAJIAN

Anamnesis dan pemeriksaan klinis dilakukan di rumah pasien dengan alamat Jogodayoh
Bambanglipuro pada hari Rabu 22 Juni 2022.
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ibu. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 73 tahun
Tanggal Lahir : 12-04-1949
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SD
Alamat : Jogodayoh RT 07 Bambanglipuro
Kunjungan : Rabu, 22 Juni 2022

B. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Mata merah.
b. Riwayat penyakit sekarang
Ibu. S datang ke Puskesmas Bambanglipuro dengan keluhan mata kanan berwarna
merah disertai rasa cekot-cekot. Keluhan muncul secara tiba-tiba sejak semalam. Pasien
juga mengeluhkan mata berair dan belekan saat pagi hari bangun tidur, belek berwarna
keruh, disertai rasa gatal dan mengganjal. Tidak terdapat keluhan pandangan kabur,
demam, nyeri kepala dan keluhan lain yang mengganggu aktivitas. Selama mata merah,
pasien belum melakukan pengobatan (meminum obat maupun memberi obat tetes
mata). Pasien mengatakan tetangga pasien ada yang memiliki keluhan sama yaitu mata
merah, nyeri, berair dan gatal.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


● Riwayat Mondok (+) 2x setelah melakukan operasi

● Riwayat Alkohol (-)

● Riwayat Hipertensi (-)

● Riwayat DM (-)

● Riwayat Jantung (-)

● Riwayat Operasi (+) Mastektomi dan patah tulang (ORIF)

● Riwayat Asma (-)

● Riwayat Alergi (-)

d. Riwayat Penyakit Keluarga

● Riwayat penyakit serupa (-)

● Riwayat HT (-)

● DM (-)

● Riwayat alergi (-)

e. Anamnesa Sistemik

● Sistem neurologis : tidak ada keluhan

● Sistem kardiovaskular : tidak ada keluhan.

● Sistem respiratorius : tidak ada keluhan.

● Sistem muskuloskeletal : tidak ada keluhan


● Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan.

● Sistem urogenital : tidak ada keluhan.

● Sistem integumentum : tidak ada keluhan.

f. Lifestyle
Keseharian pasien bangun tidur pukul 05.00 kemudian pasien menyapu rumah
dan halaman. Aktivitas sehari-hari pasien adalah momong cucu, selain itu biasanya
pasien bersih-bersih rumah, memasak, ambil jemuran pakaian dan jemput cucu yang
bersekolah. Pasien jarang berolahraga, dan apabila sedang waktu luang pasien sering
mengobrol dengan tetangga.
Pola makan pasien, pasien makan 3x sehari dengan porsi cukup, buah, sayur
selalu pasien makan seperti sayur daun pepaya dan lauk tahu, tempe atau telur.
Keseharian pasien minum air putih, jarang minum teh dan tidak pernah minum kopi.
Pasien mandi sehari 2x setiap pagi dan sore hari. Kebersihan rumah baik karena pasien
rutin membersihkan rumah setiap hari, ventilasi rumah dan pencahayaan baik.

C. FAMILY LIFE CYCLE


Pasien mempunyai lima anak, masing-masing sudah berkeluarga. Pasien tinggal
bersama anak terakhir, menantu dan satu cucu di rumah.
Genogram :
Keterangan:

D. FAMILY SCREEN

● Social: hubungan di antara keluarga terjalin baik, pasien tinggal dengan anak

terakhir, menantu dan satu cucu di rumah. Pasien berada satu dusun dengan anak no
3 namun berbeda rumah. Pasien juga mempunyai hubungan yang baik dengan
tetangga, aktif mengikuti kegiatan PKK dan pengajian di Dusun.

● Culture: pasien berasal dari suku Jawa. Keluarga besar pasien asli berasal dari Bantul.
● Religious: pasien dari keluarga penganut agama Islam, rajin beribadah, dan tidak ada

kendala dalam menjalankan ibadah.

● Education: pendidikan terakhir pasien SD

● Economy: pasien dan keluarga berasal dari golongan ekonomi cukup. Saat ini pasien

tidak bekerja, keuangan sehari-hari berasal dari anak-anaknya.

● Medical: pasien memiliki jaminan Kesehatan “Kartu Indonesia Sehat”. Pasien datang

dengan menantu dan cucu ke Puskesmas atau pelayanan medis lainnya setiap ada
keluhan
E. RIWAYAT KONDISI HIDUP DAN LINGKUNGAN
a. Keadaan rumah
● Lokasi

Rumah pasien berlokasi di Dusun Jogodayuh, Kecamatan Bambanglipuro

● Bentuk rumah

Luas bangunan rumah kurang lebih 6x10 meter persegi. Bangunan rumah
pasien berdinding semen dan batu bata. Bagian alas rumah pada bagian
ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan kamar mandi sudah menggunakan
lantai keramik. Pada bagian belakang rumah (area mencuci pakaian),
menggunakan semen. Atap rumah terbuat dari pondasi kayu dan terbuat
dari genteng tanah liat. Terdapat 3 kamar tidur pada rumah pasien

● Kondisi rumah
Rumah pasien memiliki 1 pintu utama dan 1 pintu belakang. Dua jendela
dari kayu, dan dapat dibuka pada bagian depan ruang tamu. Perabot di
rumah pasien, sebagian besar terbuat dari kayu dan triplek. Tampak
perabot dari rumah bersih (rutin dibersihkan). Kondisi kamar tampak
bersih, tidak ada pencahayaan maupun ventilasi. Kondisi ruang keluarga
terdapat 1 ventilasi berupa jendela yang mengadap halaman samping
rumah. Pencahayaan di seluruh bagian rumah tampak minimal
pencahayaan.

Kondisi kamar mandi

Rumah pasien memiliki 2 kamar mandi dengan lantai keramik. Ventilasi


udara untuk kamar mandi cukup dengan terdapat celah antara dinding dan
atap asbes. Pencahayaan walaupun sudah ada dari atap, namun tetap
kurang. Bak mandi terbuat dari keramik dan tampak air tampak jernih dan
tidak ditemukan jentik nyamuk.

● Sumber air

Sumber air rumah pasien utamanya berasal dari sumur. Kualitas air sumur
jernih dan tidak berbau. Air sumur digunakan untuk kebutuhan sehari-hari,
seperti mencuci, mandi, dan minum (merebus air sumur). Air sumur
berasal dari sumur yang berada di halaman belakang pasien.
● Pengelolaan limbah

Limbah padat seperti sampah kering dan sampah dapur dibakar seminggu
sekali di pekarangan rumah. Limbah cair rumah tangga termasuk cairan
septik tank berada di belakang rumah. Saluran air kotor sudah tertutup
semen sehingga limbah rumah tangga tidak menimbulkan bau di dalam
rumah.

b. Kondisi lingkungan sekitar rumah

Kondisi halaman sebagian berupa tanah dan sebagian berupa semen. Terdapat
beberapa tanaman dan pohon di halaman depan pasien. Pada halaman depan terdapat
tumpukan bambu dan kayu (perabot rumah seperti lemari, dll) yang sudah tidak
digunakan. Secara umum kondisi sekitar lingkungan rumah tampak bersih dan tidak
ada tumpukan sampah maupun genangan air.

F. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 22 Juni 2022 di Bambanglipuro
a. Status Generalis

● KU : baik
● GCS : EVM 4/5/6

● Vital Sign :

o Tekanan darah : 151/114 mmHg


o Nadi : 123 kali/menit
o Frekuensi nafas : 20 kali/menit
o Suhu tubuh : 36,5o C
b. Status Lokalis

● Kepala : normocephali, sianosis (-)

Mata : konjungtiva hiperemis (+/-), sekret (+/-)

● Leher : pembesaran KGB (-), nyeri tekan (-)

● Thorax

Inspeksi : gerak dada simetris, jejas (-), retraksi (-)


Palpasi : benjolan(-), nyeri tekan(-), fremitus dbn, ketinggalan gerak (-)
Perkusi : sonor semua lapang paru
Auskultasi : vesikuler(+/+) , ronki (-/-) , wheezing (-/-)
S1/S2 normal (reguler) , S3 (-) dan S4 (-)

● Abdomen

Inspeksi : distensi (-)


Auskultasi : peristaltik usus (+) dalam batas normal (12 kali/menit)
Perkusi : timpani pada 9 regio abdomen
Palpasi : abdomen teraba supel, nyeri tekan epigastrik (-),
pembesaran hepar (-), pembesaran limpa (-), turgor kulit normal
Ketok ginjal : negatif

● Ekstremitas : akral teraba hangat, CRT<2 detik, edema (-)


G. DIAGNOSIS
H10. Conjunctivitis

H. TATALAKSANA
Medikamentosa
r/ Zalf. Chloramphenicol 1% Salep mata No.I
S 3dd. ue. od

r/ Tab. Natrium Diclofenac 500mg No.X


S 3dd. Tab 1. pc (jika nyeri)

r/ Tab. Cetirizine 10mg No.X


S 1dd. Tab 1. (jika gatal)

Non medikamentosa
⮚ Mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat untuk mata

⮚ Menjaga kebersihan mata dengan tidak memegang atau mengucek-ngucek


mata
⮚ Melakukan kompres dingin untuk mengurangi keluhan gatal dan perih

⮚ Tidak menggunakan handuk atau lap bersamaan dengan orang lain

⮚ Pasien disarankan untuk beristirahat di rumah untuk sementara waktu untuk

mencegah penularan di lingkungan tetangga

⮚ Bila mengalami gangguan penglihatan, keluhan mata silau, nyeri mata yang

tidak tertahankan, sekret mata yang bertambah banyak walaupun sudah


diberikan pengobatan, pasien disarankan untuk kontrol kembali ke dokter

I. MONITORING
1. Menjaga agar pasien menggunakan obat teratur
2. Memantau kondisi mata pasien (perburukan maupun perbaikan)
J. PLANNING JANGKA PENDEK
1. Memberikan terapi yang sesuai
2. Melakukan edukasi kepada pasien untuk mencegah terjadinya konjungtivitis misalnya,
praktik hand hygiene yang baik (mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun),
meminimalkan paparan atau kontak dengan penderita konjungtivitis

K. PLANNING JANGKA PANJANG


1. Melakukan pemantauan hygiene pasien di rumah.
2. Melibatkan anggota keluarga dalam membantu pemulihan kondisi pasien
3. Melakukan edukasi terkait konjungtivitis seperti: gejala, penyebab, dan pencegahan
4. Pendataan prevalensi dan insidensi konjungtivitis di Kecamatan Bambanglipuro
BAB II
PEMBAHASAN

EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, konjungtivitis termasuk dalam 10 daftar penyakit tidak menular terbanyak
pasien rawat jalan pada tahun 2009. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama Kabupaten
Bantul merupakan daerah yang memiliki angka konjungtivitis tertinggi dibandingkan kabupaten
lain di Yogyakarta. Apabila melihat kondisi lingkungan Kabupaten Bantul, wilayahnya terdiri
atas area dataran pada bagian tengah dan area perbukitan di bagian timur dan barat, serta area
pantai di bagian selatan. hal tersebut memungkinkan menjadi penyebab warga sekitar terkena
konjungtivitis, terlebih saat waktu panen padi, dikarenakan waktu kerja yang lama, selain itu
juga banyak terdapat pabrik serta jumlah kendaraan bermotor di wilayah Bantul cukup banyak.

Berdasarkan penelitian (Nor Irma dkk, 2014) didapatkan bahwa penderita konjungtivitis
lebih banyak terjadi pada usia <30 tahun dibandingkan pada usia >30 tahun, baik yang dilakukan
di RS PKU Bantul maupun di RS PKU Jogja. Hal ini dapat disebabkan oleh daya tahan tubuh,
gaya hidup, serta kebersihan diri dan lingkungan.

MASALAH DALAM KOMUNITAS


1. Kegiatan Promosi Kesehatan
Hingga saat ini masyarakat jarang sekali mendapatkan informasi mengenai penyakit mata
saat ada kegiatan dari Puskesmas, lebih sering didapatkan informasi mengenai penyakit
lain, seperti hipertensi, diabetes, serta mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
Masyarakat belum banyak mengetahui hal-hal kegawatan jika terjadi sesuatu pada mata
mereka.
2. Dokter
Terkadang masyarakat merasa bahwa penjelasan dari dokter sangat singkat dan cepat,
sehingga pasien tidak memahami lebih dalam mengenai penyakit yang sedang diderita.
Masyarakat hanya memaklumi hal tersebut dikarenakan mereka hanya peserta BPJS dan
tidak bisa berkonsultasi dengan dokter dalam waktu yang lebih lama, serta jam kerja yang
hanya sebentar.
3. Kunjungan Rumah Warga
Warga sangat senang jika dilakukan kunjungan untuk berdiskusi dengan tenaga kesehatan
dari Puskesmas mengenai masalah kesehatan atau penyakit yang sedang dialami. Warga
merasa sangat diperhatikan oleh petugas saat dilakukan kunjungan ke rumah untuk
berbincang mengenai penyakit yang dialami maupun mengenai hal lainnya.

EDUKASI DAN PEMBINAAN

Mata adalah organ yang sangat sensitif. Infeksi kecil pun bisa berakibat fatal apabila
tidak ditangani secara tepat. Salah satu nya adalah Konjungtivitis (Mata Merah), yaitu
peradangan pada lapisan tipis di bagian depan mata, Konjungtiva. Konjungtivitis disebabkan
oleh infeksi virus atau bakteri dan mudah menular. Pada banyak kasus, Konjungtivitis tidak
menunjukkan gejala yang berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa
minggu.
Penyebab Ada 3 jenis Konjungtivitis:
● Konjungtivitis infektif → Disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, dapat menulari
orang lain bila ada seseorang yang menyentuh mata penderita.
● Konjungtivitis alergi → Disebabkan oleh alergi serbuk bunga dan tungau.
● Konjungtivitis iritasi → Disebabkan oleh bahan penyebab iritasi misalnya shampoo,
air berklorin atau bulu mata.
Gejala umum Konjungtivitis iritasi adalah:
● Mata merah
● Mata berair
Gejala umum pada Konjungtivitis infektif adalah:
● Rasa panas
● Mata seperti terganjal
● Kelopak mata agak lengket
Gejala umum Konjungtivitis alergi adalah:
● Mata gatal
● Bersin dan hidung tersumbat
● Mata kering dan sakit
● Titik-titik kecil di dalam kelopak mata bagian atas
Penyakit mata merah dapat dengan mudah menular. Edukasi yang dapat diberikan diantaranya:
● Hindari menggosok atau mengucek mata
● Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memegang mata
● Hindari berbagi barang personal
● Melakukan kompres dingin untuk mengurangi keluhan gatal dan perih
● Meminimalkan paparan atau kontak dengan penderita konjungtivitis
● Menggunakan obat mata secara teratur hingga keluhan sembuh
● Pasien disarankan untuk beristirahat di rumah untuk sementara waktu untuk mencegah
penularan di lingkungan tetangga
● Bila mengalami gangguan penglihatan, keluhan mata silau, nyeri mata yang tidak
tertahankan, sekret mata yang bertambah banyak walaupun sudah diberikan pengobatan,
pasien disarankan untuk kontrol kembali ke dokter
DAFTAR PUSTAKA

● Karpecki, P. M. (2015). Kanski’s Clinical Ophthalmology : A Systematic Approach.


Optometry and Vision Science, 92(10), e386.doi:10.1097/opx.0000000000000737
● Scott IU, Dahl AA. Viral conjunctivitis (pink eye).
https://emedicine.medscape.com/article/1191370-overview#a4
● Ventocilla M, Dahl AD. Allergic conjunctivitis.
https://emedicine.medscape.com/article/1191467-overview#a4
● Yeung KK, Dahl AA. Bacterial conjunctivitis (pink eye).
https://emedicine.medscape.com/article/1191730-overview#a6
● Yunita, N. I., & Setyandriana, Y. (2013). The Incidence of Conjunctivitis in Rural
Hospital Compared with Urban Hospital 1 January 2013-31 December 2013 Angka
Kejadian Konjungtivitis di RS Pedesaan dibandingkan dengan RS Perkotaan 1 Januari
2013-31.

Anda mungkin juga menyukai