DENGAN FAIL
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah
Nahwu Dosen Pengampu:
Oleh :
Puji syukur kami haturkan kehadirat Alalh SWT. Tuhan alam semesta
yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis makalah ini
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Definisi, Pembagian, dan Hukum—
Hukum yang Berkaitan dengan Fail” ini sebagai salah satu tugas mata kuliyah
Nahwu.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi suri tauladan
kita, Beliau adalah Nabi Muhammad SAW. yang kita harapkan syafaatnya kelak
di hari kiamat.
Dalam penyusunan paper ini tidak luput dari dorongan serta bantuan dari
beberapa pihak,. Oleh karena itu penulis mengucapkan berjuta terima kasih
kepada berikut ini :
1. Nurul Hidayah, M.Hum. selaku pembimbing dalam mata kuliyah Nahwu ini.
2. Sahabat-sahabat kelas PBA yang telah banyak membantu dan sama-sama
berjuang menuntut ilmu di UNWAHA.
Tiada gading yang tak retak. Mengingat keterbatasan penyusun, karya tulis
ini tentu jauh dari kata-kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun penulis harapkan dari pembaca paper ini. Semoga karya tulis ini
dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
3.1 Simpulan..............................................................................................11
3.1 Saran....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Fail dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan subjek atau pelaku
pekerjaan. Materi ini pasti dibahas di semua kitab nahwu dengan definisi yang
berbeda-beda tetapi berhubungan dan mengandung inti yang sama. Untuk
lebih jelas mengenai definisi fail, berikut adalah definisi fail menurut beberapa
kitab nahwu :
Dalam kitab An-Nahwu Al-Wadhih, definisi fail adalah :
tό˚ ¸فϟ اt ό´ ´ فϱ: tΩ ،tό˚ ¸ فp˚ Ϣ ا:t ¹´فϟا
¸
ϟ اϰ´Ϡϋ ´ ˚ﻪϣ´ Ϊ ´Ϙ ˚3 ˚ فϋ
p ´Η s ϣ س
Fail adalah isim yang dibaca rofa’ yang didahului fiil dan menunjukkan
pelaku pekerjaan.1
Dalam kitab Al-Ajurrumiyyah, definisi fail adalah :
˚´ﻪϠό¸´ف ˚ﻪϠΒ3 قpϛ:Ϥϟ اp˚ Ϥ ϟ ل¸ اp´ ¹´فϟا
´
s ˚ ا فϢ˚ ˚œ tϋ
3 س
Fail ialah isim yang dibaca rofa’ yang disebutkan terlebih dahulu fiilnya.2
Dalam kitab Mutammimah Al-Ajurumiyyah, Fail adalah
tό˚ ¸فϟ اtip ´أΗ ϲ p˚ ό˚ ¸ ˚ فϤ ϟ الp ˚œ
¸ p ´ ´
¹ فϣ ´ ا ´
˚ﻪϠΒ ˚ 3 ف اϢ˚
t ´ قs س
Fail adalah isim yang dibaca rofa’ , yang jatuh sesudah fiil atau kata yang
ditakwil sebagai fiil.3
Dalam kitab Al-Alfiyah, fail adalah
ϰ´Θ´ فϟ˚ اϢ´ ό˚ ¸: ˚˚ﻪϬجp 3ًاi Ϊ ... ϰ´Η ϋp˚ Ϥ ϱ: ϟ ¹´فϟ˚ ا
¸
¸:ϣ ˚ ´ أϲ 3 ا ´ فtϋ
i˚ ϛ
ί
Fail adalah kalimat isim yang seperti rofa’nya dua kalimat ˚˚ﻪϬج 3ًاi Ϊ˚ i˚ ί
p ϰ´Η´ أdan ϰ´Θ´فϟ˚ اϢ´ ό˚ ¸: fail terletak setelah fiil.4 ¸:ϣ
1
Al-Jarim, Ali dan Musthofa Amin. An-Nahwu Al-Wadhih. Surabaya : Maktabah Al-
Hidayah. hlm. 28
2
Al-Aziz, Saifullah. Metode Pembelajaran Ilmu Nahwu Sistem 24 Jam Terjemahan
Kitab Al Juruiyah dan Nadham Al-Imrithy. 2005. Surabaya : Terbit Terang. hlm. 106
3
Muhammad, Syamsuddin Arra’ni. Ilmu Nahwu Terjemah Mutammimah Ajjurumiyah.
2003. Surabaya : Al-Hidayah. hlm. 103
4
Malik, Ibnu. Al-Juz Al-Awwal minal Alfiyah . Jombang : Bahrul Ulum. hlm. 44
Dari definisi yang berbeda-beda di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
yang dinamakan fail adalah isim yang dibaca rofa’ yang terletak setelah fiil
atau kata yang ditakwil sebagai fiil, yang menunjukkan pelaku pekerjaan.
2.2 Klasifikasi Fail
Fail diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : Fail Isim Dzahir dan Fail Isim
Dhamir. Berikut penjelasannya :
1. Fail Isim Dzahir
Fail yang Dzahir ialah fail yang tampak terdiri dari isim zhahir5.
Dalam kitab Ajjurumiyyah, yang dinamakan fail isim zhahir adalah :
t3 جp Ϊ Ϊ i˚ ´ ق ´لϰϠ tΩ
„ „ 3œ¹ ψϟ´ف¹ ا
i˚ ΰϛ ¸Α α¹Ϥ سϋ ¹ϣ
ϣ
Fail isim dzahir ialah lafadz yang menunjukkan kepada yang
disebutkan tanpa ikatan seperti lafadz
(Zaid) dan tج (laki-laki).6
Ϊiί
3
Contoh fail isim dzahir :
ϥ´3 جلt¹´ق
Ϊ˚ i˚ ί
ϡ´ ¹ق
ϙp أ´ خϡ ¹´قp
´
ϲϣ¸ ϡ´ ¹´ق
´ ϡ˚ p˚Ϙ´Η
2. Fa’il Isim Dhamir غل
Ϊ˚
:œ
¸
Fail isim dhamir adalah fail yang terdiri dari isim dhamir.7 Dalam
kitab Ajjurumiyyah dijelaskan mengenai definisi fail isim dhamir:
ΐ¸ غ¹ ئp´ ´ρ¹ p˚ ´ أϰ tΩ´ ¹ϣ
أΨϣ Ϣ„ ϠϜ ´Ϡ
ΐ ´ ´Θϣ ϋ
Fail isim dhamir adalah yang menunjukkan kepada pembicara
(mutakallim) atau yang diajak bicara (mukhathab) atau ghoib.8
Contoh fail isim dhamir adalah seperti perkataan :
،¹Ϥ´ ˚ΘΑ˚ 3 Α˚ 3ضp Α˚ 3ضp ،¹´:Α˚ 3 Α˚ " : ˚ϟp˚ ´: ،3 ´ ¹: ثϤ Ϥ˚ ϟاp
ضp ،÷ ،÷ ضp ،÷ 3 Ϛ ´ ش قϋ ´ ˚ا
ض p˚ ح 3 A
5
Muhammad, Syamsuddin Arra’ni. Ilmu Nahwu Terjemah Mutammimah Ajjurumiyah.
2003. Surabaya : Al-Hidayah. hlm. 104
6
Al-Aziz, Saifullah. Metode Pembelajaran Ilmu Nahwu Sistem 24 Jam Terjemahan Kitab Al
Juruiyah dan Nadham Al-Imrithy. 2005. Surabaya : Terbit Terang. hlm. 107
7
Muhammad, Syamsuddin Arra’ni. Op.cit. hlm. 104
8
Al-Aziz, Saifullah. Op.cit. hlm. 108
"ϦΑ˚ 3ضp ا،p˚Α3ضp ،¹´Α3 ´Α3ضp 3ضp ، ˚ΘΑ˚ 3ضp ،Ϣ˚ ˚ΘΑ˚ 3
ضp ،÷ ،Ώ Ϧ ضp
Fail isim dhamir itu sebagai contoh sebagaimana disebutkan di atas,
yaitu :
÷Α˚ 3ض = aku telah memukul
¹´:Α˚ 3 =ضkami atau kita telah memukul
÷Α˚ 3ض
= kamu laki-laki telah memukul
÷¸ Α˚ 3ض
= kamu perempuan telah memukul
¹Ϥ´ ˚ΘΑ˚ = kamu berdua (laki-laki atau perempuan) telah memukul
3 ضϢ˚ = kalian (laki-laki) telah memukul
˚ΘΑ˚ 3 ض
Ϧ˚ΘΑ˚ 3ض = kalian (perempuan) telah memukul
Ώ3 = ضdia laki-laki telah memukul
÷´Α3ض = dia perempuan telah memukul
¹´Α3 = ضmereka berdua (laki-laki) telah memukul
¹´Θ´Α3 = ضmereka berdua (perempuan) telah memukul
اp˚Α3 = ضmereka (laki-laki) telah memukul
ϦΑ˚ 3 =ضmereka perempuan telah memukul
Adapun meng-i’rabi-nya adalah sebagai berikut :9
a. ÷Α˚ 3 3 ضfi’il madhi, dhamir mutakallim wahdah (menjadi
ض, Ώ ÷
fa’il-nya), mahal rofa’, mabni dhammah
b. ¹´:Α˚ 3ض, Ώ3 ضfi’il madhi, ¹: dhamir mutakallim ma’al ghoir atau
mutakallim nafsah, dirafa’kan, tanda rofa’nya mabni sukun.
c. ÷Α˚ 3 Ώ3 ضfi’il madhi, dhamir mukhathab mudzakkar
ض, ÷
(menjadi fa’ilnya), mahal rofa’, mabni fathah.
d. ÷Α˚ 3 Ώ3 ض, fi’il madhi, dhamir mua’annats (menjadi
ض, ÷
fa’ilnya), mahal rofa’, mabni kasroh.10
9
Al-Aziz, Saifullah. Metode Pembelajaran Ilmu Nahwu Sistem 24 Jam Terjemahan Kitab
Al Juruiyah dan Nadham Al-Imrithy. 2005. Surabaya : Terbit Terang. hlm. 110
10
Ibid, hlm. 111
e. ¹Ϥ´ ˚ΘΑ˚ 3 3 ضfi’il madhi, ¹ϤΗ dhamir tasniyah (menjadi fa’ilnya) ,
ض, Ώ
mahal rofa’ , mabni dhammah, huruf mim nya adalah imad dan alifnya
alif tasniyah.
f. Ϣ˚ ˚ΘΑ3ض, Ώ3 ضfi’il madhi, ϢΗ dhamir mukhathab jamak mu’annats (
menjadi fa’ilnya) mahal rofa’, mabni dhammah, huruf mim nya adalah
tanda jamak.
g. Ϧ˚ΘΑ3ض, Ώ3 ضfi’il madhi, ϦΗ dhamir mukhathab jamak mu’annats
(menjadi fa’ilnya), mahal rofa’, mabni dhammah, huruf nunnya adalah
tanda jamak mu’annats.
h. Ώ3 ضfi’il madhi, sedangkan fa’ilnya adalah mustatir, taqdirnya pœ
i. ÷´Α3 ضfi’il madhi, fa’ilnya adalah dhamir mustatir, taqdirnya ϲœ
j. ¹´Α3 ضfi’il madhi, fa’ilnya alif, mabni sukun, taqdirnya ¹Ϥœ
k. ¹´Θ´Α3 ضfi’il madhi yang berta’nits, fa’ilnya alif, mabni sukun.11
l. اp˚Α3 ضfi’il madhi, fa’ilnya wawu jamak, mabni sukun, sedangkan
alif-nya adalah alif mutlak jamak.
m. ϦΑ˚ 3 ضfi’il madhi, fa’ilnya nun, mabni fathah.12
Adapun fail yang didahului oleh kata yang ditakwil sebagai fiil,
sebagaimana dalam contoh :
ϥاΪ´ i˚ ΰ ϟ اϢ˚ ¸´ق´أ¹ = ئapakah dua zaid berdiri?
˚ ا:˚ﻪp´ ϟ˚ ´ ¸ أ فϠ = yang berbeda-beda warnanya.
´Θ
Ψϣ
Kata ϥ اΪ´ dalam kalimat اΪ ϟ اϢ˚ berstatus menjadi fail yang
i˚ ΰϟ ϥ ´ ¸ ´ق´أ¹ ئ
ا i˚
ΰ
didahului oleh isim yang ditakwil sebagai fiil, yaitu kata : Ϣأق¹ئ.
dhamir mustatir.
3¹ ´ ا شϤ˚ ϟ˚ Ϊ ´ أϥ˚ ¸ إp
ϙ
جΘ Ϧi˚ اϦϣ ˚
سϛ3 ح
Kata Ϊ˚
adalah berstatus menjadi fail dari fiil yang dibuang, yang
ح
´أ
bentuknya seperti fiil yang ada pada sesudahnya. Hal demikian ini
disebabkan huruf syarat itu tidak dapat masuk pada mubtada’.15
2. Hukum fiil fail
Di antara hukum yang berkaitan dengan fail adalah :
a. Fiil dari fail itu harus tetap mufrad, meskipun failnya berupa tatsniyah
atau jamak. Contoh :16
ϥاΪ´ i˚ ΰϟ اϡ¹ق
14
Al-Aziz, Saifullah. Metode Pembelajaran Ilmu Nahwu Sistem 24 Jam Terjemahan Kitab
Al Juruiyah dan Nadham Al-Imrithy. 2005. Surabaya : Terbit Terang. hlm. 109
15
Muhammad, Syamsuddin Arra’ni. Ilmu Nahwu Terjemah Mutammimah Ajjurumiyah.
2003. Surabaya : Al-Hidayah. hlm. 106
16
Ibid, hlm. 107
ϥ´ ϟ اϡ¹ق
p˚ 3 t¹ق
Ϊ˚
i˚ ΰ
ϥ´ ج
˚ل
ϥp˚ 3 : ό´ Ϥ˚ ϟ´ا ء
ج¹
ϥp˚ Ϥ˚ ¸ϟ¹ ψϟ اt¹ق
Sebagian masyarakat Arab ada yang memberi tanda tatsniyah dan
jamak. Apabila fail berupa tatsniyah atau jamak, maka mereka berkata :17
ϥاΪ´ i˚ ΰ ϟ¹ اϣ´ ¹´ق
ϥp˚ Ϊ˚ i˚ ΰϟا اpϣ˚ ¹´ق
÷اΪ´ :˚ Ϭ ϟ اϤ˚ ˚ق
Ϧ
Kata ¹ϣ´ ¹´ قdiberi tanda tatsniyah berupa alif, karena failnya tatsniyah.
Kata
اpϣ˚ diberi tanda jamak berupa wawu, karena failnya berupa
¹´ ق
mudzakkar, dan kata ϦϤ diberi tanda jamak mu’annats berupa nun,
˚ ˚ق
karena failnya terdiri dari jamak mu’annats.
Dialek seperti di atas disebut dialek Akaluni Al-Baraqhits, karena
kalimat ini popular di kalangan merka. Dialek ini pernah pula dipakai
dalam sebuah Hadits :
20
Muhammad, Syamsuddin Arra’ni. Ilmu Nahwu Terjemah Mutammimah Ajjurumiyah.
2003. Surabaya : Al-Hidayah. hlm. 110
21
Ibid, hlm. 111
3:˚ :ϟ اϥ p 3˚ ´ءΪ˚ ´Ϙ´ϟp
˚ ¸آ ج ف
ϋ t ¹
Dan sesungguhnya telah datang kepada kaum fir’aun ancaman-ancaman.
Kata 3::ϟ اdalam contoh di atas berstatus berbagai fail, yang posisinya
berada sesudah maf’ul, berupa kata ϥpϋ3 فt ا. bahkan ada pula yang
wajib jatuh sesudah maf’ul. Contoh :
¹´:˚ϟاp´ ϣ˚ ´¹ أ
Harta kami telah merintang kami ´:Θ˚ ´Ϡ غ´ ش
˚ ﻪΑ3 Ϣ 3اΑ˚ ¸ إϰ´Ϡ´ΘΑ˚
Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh ´ :¸ ¸ إp
Tuhannya. i˚
œ
Kata ¹:ϟاpϣ أdalam contoh pertama adalah fail yang jatuh sesudah
maf’ul, berupa dhamir ¹: pada kata berupa kata ¹´:Θ˚ ´Ϡ ´غ´ ش
Kata ﻪΑ3 dalam contoh kedua adalah menjadi fail yang wajib jatuh
sesudah maf’ul, berupa kata : Ϣ´ i˚ œ3اΑ˚ ¸إ
Kadang-kadang fail dan fiilnya itu jatuh sesudah maful. Dalam kata
lain, maful itu kadang ada yang mendahului fiil dan fail secara jawaz dan
ada yang secara wajib. Contoh :
ϥp˚ ˚Ϡ˚ΘϘ˚ ´i ¹ًϘi˚ 3 ´ اp˚Α ¹ًϘi˚ 3´ف
ف: ϛ
p
Sebagian Rasul-Rasul itu mereka dustakkan dan sebagian yang lain
mereka bunuh.
ϥp˚ 3 Ϝ:˚ ˚Η ¹´iأ´ف ´ أ
¸ل ϱ
÷
Maka, tanda-tanda kekuasaan Allah yng manakah yang kalian ingkari?
Kata¹ً اϘi˚ 3´ فdalam ayat pertama di atas , berkedudukan sebagai maf’ul,
22
Muhammad, Syamsuddin Arra’ni. Ilmu Nahwu Terjemah Mutammimah Ajjurumiyah.
2003. Surabaya : Al-Hidayah. hlm. 112
RINGKASAN POSISI FA’IL DALAM KALIMAT
tpόفϣ + tϋ¹ ف+ tόف
´دا ˚و ˚و ´د ϥ˚ اa´ ˚ي ´ثu¸ ´و´ و
˚´سل
Maf’ul Fa’il fiil
2. Fail diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : Fail Isim Dzahir dan Fail Isim
Dhamir. Fail isim dzahir ialah lafadz yang menunjukkan kepada yang
3. Hukum-hukum yang berkaitan dengan fail adalah Hukum Fail tidak boleh
dibuang dan tidak boleh mendahului fiil. Hukum fiil fail, Fiil dari fail itu
harus tetap mufrad dan Fiil dari fail itu harus diberi tanda muannats, berupa
ta’ mati pada akhir fiil madhi dan berupa ta’ mudhara’ah ada awal fiil
mudhari’, apabila fail berupa muannats hakiki. Posisi fail itu ada tiga yaitu
fail itu berada sesudah fiilnya sebelum maf’ul, fail itu jatuh sesudah maf’ul,
3.2 Saran