Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

( Praktek Kuliah MSPM Lanjut)

Kelompok 1
Nama Kelompok

Suci febrianti P07131114032


Rahmawani P07131114000
Nurul Ernita P07131114000
Nidaan Rapia kombih P07131114000

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACES

DIPLOMA III JURUSAN GIZI

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan makanan adalah kegiatan penyediaan makanan dalam jumlah besar


dimulai dari proses perencanaan menu hingga pendistribusian makanan kepada konsumen,
bertujuan untuk memenuhi tingkat kepuasaan konsumen terhadap makanan yang disediakan
sehingga tercapai status kesehatan yang optimal (Departemen Kesehatan, 2003, Moehyi,
1992, Palacio dan Theis, 2009).

Manajemen makanan Institusi pada hakikatnya adalah penyelenggaraan makanan dalam


jumlah yang besar. Ukuran “besar” yang dimaksud minimal 50 porsi yang dibuat secara
masal sampai dengan 5000 porsi untuk satu periode waktu makan. Makanan Institusi
dibutuhkan oleh golongan masyarakat yang berada di dalam organisasi tertentu – dari
golongan yang heterogen maupun yang homogen, yang tinggal untuk sementara secara rutin
dalam institusi tertentu, minimal dalam kurun 5 – 10 jam setiap harinya.

Dalam penyelenggaraan makanan, terdapat tahapan-tahapan yang apabila dilakukan


dengan tepat dapat menghindari terjadinya kerusakan pada makanan baik secara fisik, kimia,
maupun cita rasa (Moehyi, 1992). Menurut Mukrie (1990) pelaksanaan penyelenggaraan
makanan meliputi perencanaan anggaran belanja makanan, perencanaan menu, perencanaan
kebutuhan bahan makanan, penyediaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran bahan
makanan, persiapan, pengolahan, penyaluran makanan hingga pencatatan dan pelaporan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Salah satu jenis penyelenggaraan makanan adalah penyelenggaraan makanan institusi,
bertujuan untuk membuat warganya dapat mencapai status kesehatan yang optimal melalui
pemberian makanan. Prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan makanan institusi harus ditaati,
seperti menyediakan makanan yang sesuai dengan macam dan jumlah zat gizi yang
diperlukan warga, cita rasa yang tinggi, memenuhi syarat hygiene dan sanitasi.
Penyelenggaraan makanan institusi dapat menjadi sarana untuk meningkatkan keadaan gizi
warganya (Mukriedkk, 1990 danSetyowati, 2008).

Penyelenggaraan makanan institusi asrama merupakan penyelenggaraan makanan


yang melayani konsumen dengan berbagai golongan umur ataupun kelompok usia tertentu.
Pada umumnya, penyelenggaraan makanan asrama, sudah mempunyai standar gizi yang
disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia. Frekuensi makan asrama biasanya 2 sampai 3
kali sehari dengan atau tanpa makanan selingan (Mukrie, 1990).

Pada sebuah penyelenggaraan makanan diperlukan manajemen system penyelenggaraan


yang baik dan benar sesuai ketentuan yang berlaku, agar dapat membeikan kepuasan bagi
konsumen.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalahnya “Bagaimanakah
Sistem Penyelenggaraan Makanan Asrama di SMA Negeri 10 Fajar Harapan ? “

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penyelenggaraan Praktek Belajar Lapangan (PBL) manajemen sistem


penyelenggaran makanan pada Asrama adalah untuk mengetahui sistem penyelenggaran
makanan di Asrama SMA Negeri 10 Fajar Harapan tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui sistem perencanaan anggaran belanja di Asrama SMA Negeri 10 Fajar
Harapan tahun 2016.

b. Untuk mengetahui sistem perencanaan menu di Asrama SMA Negeri 10 Fajar Harapan
tahun 2016.

c. Untuk mengetahui sistem pemesanan bahan makanan di Asrama SMA Negeri 10 Fajar
Harapan tahun 2016.

d. Untuk mengetahui sistem pembelian bahan makanan di Asrama SMA Negeri 10 Fajar
Harapan tahun 2016.

e. Untuk mengetahui sistem penerimaan bahan makanan di Asrama SMA Negeri 10 Fajar
Harapan tahun 2016.
f. Untuk mengetahui sistem penyimpanan dan penyaluran bahan makanan di Asrama SMA
Negeri 10 Fajar Harapan tahun 2016.

g. Untuk mengetahui persiapan bahan makanan di Asrama SMA Negeri 10 Fajar Harapan
tahun 2016.

h. Untuk mengetahui sistem pengolahan bahan makanan di Asrama SMA Negeri 10 Fajar
Harapan tahun 2016.

i. Untuk mengetahui sistem pendistribusian makanan di Asrama SMA Negeri 10 Fajar


Harapan tahun 2016.

j. Untuk mengetahui sistem pencatatan, pelaporan , dan evaluasi di Asrama SMA Negeri
10 Fajar Harapan tahun 2016.

D. Manfaat

1. Bagi institusi penyelenggara makanan asrama (SMA N 10 Fajar Harapan)

Sebagai bahan evaluasi dan masukan untuk lebih meningkatkan sistem penyelenggaraan
makanan di institusi tersebut.

2. Bagi mahasiswa

Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta keterampilan tentang sistem


penyelenggaran makanan institusi.

3. Bagi Instansi Pendukung (Sponsor)

Laporan praktek lapangan dapat menjadi salah satu audit internal kualitas pengajaran untuk
prodi diploma III jurusan gizi poltekkes kemkes aceh dan Terbinanya jaringan kerjasama
dengan instansi penyelenggaraan makanan asrama dalam upaya meningkatkan keterkaitan
dan kesepadanan antara subtansi akademik dengan pengetahuan dan ketrampilan sumber
daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.Penyelenggaraan makanan institusi

Penyelenggaaan Makanan Institusi Penyelenggaraan makanan adalah serangkaian


kegiatan yang merupakan suatu sistem mencakup kegiatan atau sub sistem penyusunan
anggaran belanja makanan, perencanaan menu, pembuatan taksiran bahan makanan,
penyediaan atau pembelian bahan makanan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan
makanan, persiapan dan pemasakan bahan makanan, penilaian dan distribusi makanan,
pencatatan dan pelaporan serta evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka penyediaan
makanan bagi kelompok masyarakat di institusi. (Depkes RI,2006).

Tujuan umum penyelenggaraan makanan institusi adalah tersedianya makanan yang


memuaskan bagi klien dengan manfaat setinggi-tingginya bagi institusi. Secara khusus
institusi dituntut untuk :

a. Menghasilkan makanan dengan kualitas baik, dipersiapkan dan dimasak dengan layak.

b. Pelayanan cepat dan menyenangkan

c. Menu seimbang dan bervariasi

d. Harga layak, serasi dengan pelayanan yang diberikan

e. Standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi (Mukrie, 1990) :

1. Makanan yang baik Makanan yang baik berasal dari bahan makanan yang berkualitas
baik. Berarti pembelian bahan makanan harus benar dan penyimpanan yang tepat

2. Pelayanan cepat dan menyenangkan

3. Menu seimbang dan bervariasi

4. Harga layak

5. Fasilitas cukup dan Standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi


2. Klasifikasi Pelayanan Gizi Institusi

Macam pelayanan gizi institusi berdasarkan klasifikasinya dapat dibagi menjadi : 1.


Pelayanan gizi institusi industri (tenaga kerja) Pelayanan gizi ini lebih dikenal dengan
pelayanan gizi untuk pekerja, termasuk golongan pabrik, perusahaan industri kecil diatas 100
orang karyawan.

2. Pelayanan gizi institusi sosial Pelayanan gizi institusi sosial adalah pelayanan gizi yang
dilakukan oleh pemerintah atau swasta yang berdasarkan azas sosial dan bantuan. Seperti,
panti asuhan, panti jompo, dll.

3. Pelayanan gizi institusi asrama Pelayanan gizi yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat golongan tertentu yang tinggal di asrama pelajar, mahasiswa,
ABRI, kursus, dan sebagainya.

4. Pelayanan gizi institusi sekolah Pelayanan gizi yang dipersiapkan untuk memberikan
makanan bagi anak sekolah, selama berada di sekolah, baik sekolah pemerintah maupun
swasta.

5. Pelayanan gizi institusi rumah sakit Pelayanan gizi institusi rumah sakit
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam keadaan sakit atau sehat selama
mendapat perawatan.

6. Pelayanan gizi institusi komersial Pelayanan gizi institusi komersial dipersiapkan untuk
melayani kebutuhan masyarakat yang makan diluar rumah, dengan mempertimbangkan aspek
pelayanan dan kebutuhan konsumen.

7. Pelayanan gizi institusi khusus Bentuk atau macam pelayanan gizi bagi kelompok
khusus adalah pelayanan gizi yang diberikan bagi masyarakat di pusat latihan olahraga,
asrama haji, narapidana, dan lain-lain.

8. Pelayanan gizi untuk keadaan darurat Dalam keadaan darurat, bila diperlukan

diselenggarakan makanan massal untuk korban bencana alam. Makanan matang


dipersiapkan untuk jangka waktu relatif singkat, selanjutnya pemberian makanan mentah
hingga saat bencana tidak membahayakan lagi.

3.Pelayanan Gizi Institusi Asrama

Asrama dalam pelayanan gizi ini adalah tempat atau wadah yang diorganisir
sekelompok masyarakat tertentu, yang mendapat pelayanan makanan secara kontinyu.
Pendirian asrama dan penyediaan pelayanan makanan bagi penghuni asrama, didasarkan atas
kebutuhan masyarakat yang oleh sesuatu kepentingan harus berada ditempat lain dalam
rangka tugasnya. Asrama pada umumnya menampung masyarakat dari berbagai golongan
usia yang memerlukan perlindungan baik bagi mereka yang termasuk golongan lemah
ataupun yang membutuhkan tempat yang praktis untuk kegiatannya.

Makanan untuk asrama memiliki ciri khusus seperti :

1. Dikelola oleh pemerintah ataupun peran serta masyarakat.

2. Standar gizi disesuaikan menurut kebutuhan golongan yang diasramakan serta


disesuaikan dengan sumber daya yang ada 9

3. Melayani berbagai golongan umur ataupun sekelompok usia tertentu

4. Dapat bersifat komersial, memeperhitungkan laba-rugi institusi, bila dipandang


perlu dan terletak ditengah perdagangan atau kota.

5. Frekwensi makan 2-3 kali sehari, dengan atau tanpa maknan selingan

6. Jumlah yang dilayani tetap

7. Macam pelayanan makanan tergantung peraturan asrama

8. Tujuan penyediaan makanan lebih diarahkan untuk pencapaian status kesehatan


penghuni
Dalam pelayanan makanan asrama, adanya kontinyuitas pelaksanaan merupakan
faktor yang penting. Standar makanan tergantung dari kelompok masyarakat yang berada di
asrama tersebut (Mukrie, 1990)

4. PENGERTIAN ASRAMA SEKOLAH (BOARDING SCHOOL)

Menurut Toffler, asrama adalah suatu tempat tinggal bagi anak-anak dimana mereka
diberi pengajaran atau bersekolah. Sedangkan menurut Carter V. Good, asrama sekolah
merupakan lembaga pendidikan baik tingkat dasar ataupun tingkat menengah yang ,enjadi
tempat bagi para siswa untuk dapat bertempat tinggal selama mengikuti program pengajaran.

asrama sekolah adalah suatu tempat dimana para siswa bertempat tinggal dalam
jangka waktu yang relative tetap bersama dengan guru sebagai pengasuhnya yang
memberikan bantuan kepada para siswa dalam proses pengembangan pribadinya melalui
proses penghayatan dan pengembangan nilai budaya.

menurut The Enyclopedia American, asrama yang dikenal dengan istilah


Dorminotory, adalah berasal dari kata Dormotorius (Latin), yang berarti a sleeping place,
dengan pengertian bahwa dorminotory merupakan keseluruhan bangunan dalam
hubungannya dengan bangunan pendidikan, yang terbagi atas kamar tidur dan meja belajar
bagi penghuninya. sedangkan menurut KH. Dewantoro, asrama adalah (pondok, pawiyatan,
bahasa Jawa) merupakan rumah pengajaran dan pendidikan yang dipakai untuk pengajaran
dan pendidikan.

5. Kegiatan Pengadaan Bahan Makanan

Kegiatan pengadaan bahan makanan adalah suatu proses kegiatan yang mencakup
perencanaan belanja makanan, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,
penyediaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran bahan makanan, persiapan,
pengolahan, penyaluran makanan serta pencatatan dan pelaporan (Depkes RI, 2006).

Tujuan dari kegiatan pengadaan bahan makanan adalah untuk menyediakan makanan
yang sesuai dengan rencana kebutuhan baik mutu, jenis maupun jumlahnya (Depkes RI,
2006).
a. Perencanaan Anggaran Belanja

Perencanaan anggaran belanja diperlukan untuk pengadaan bahan makanan yang


bertujuan agar tersedianya usulan anggaran yang cukup untuk bahan makanan
sesuai ketentuan standar gizi yang ditetapkan. Waktu yang diperlukan untuk
menyusun anggaran belanja makanan antara 6-9 bulan sebelum tahun anggaran
baru. (Depkes RI, 2003).

b. Perencanaan Menu

Menu adalah susunan hidangan atau masakan yang disajikan pada waktu makan
(Maryati, 2000). Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun
hidangan yang akan diolah dalam variasi yang serasi untuk memenuhi selera
konsumen serta memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang (Anderson, 1991)

Tujuan perencanaan menu agar tersedianya siklus menu dan pedoman menu untuk
klien (Depkes RI, 2006).

Secara garis besar langkah-langkah dalam perencanaan menu adalah sebagai


berikut:

a. Membentuk tim panitia kerja untuk menyusun menu. Tim tersebut terdiri dari
pihak penyelenggara, bagian kesejahteraan, ahli gizi dan karyawan.

b. Mengumpulkan dat mengenai:

1. Standar zat gizi yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau rumah sakit

2. Macam dan jumlah konsumen

3. Hidangan yang digemari

4. Macam dan jumlah tenaga pemasak

5. Macam dan jumlah peralatan

6. Kemungkinan dana yang tersedia


c. Menentukan macam menu

d. Menentukan pola menu

e. Menentukan tipe menu yang diinginkan .

Tipe menu yang diinginkan:

1. Menu standar adalah menu baku yang disusun sesuai dengan dana dalam
beberapa hari.

2. Menu pilihan memuat dua atau lebih pilihan hidangan di setiap macam menu
yang tersedia, berupa nomornomor variasi pilihan dan perbedaan macam
pelayanan makanannya, konsumen mempunyai pilihan sesuai keinginannya.

f. Menetapkan siklus menu atau putaran menu yang akan direncanakan misalnya
siklus menu 5 hari, 7 hari dan 0 hari.

Siklus menu yang lebih lama akan mencegah terjadinya pengulangan penggunaan
bahan makanan atau jenis hidangan pada menu yang terlalu dekat.

g. Menetapkan waktu dan penggunaan siklus menu yang telah disusun apakah
akan digunakan untuk 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan (1 tahun).

h. Menentukan standar makanan berdasarkan kecukupan gizi yang ada.


Menetapkan pola menu dan standar porsi berdasarkan standar makanan yang ada.
i. Menetapkan pedoman menu. Pedoman menu dibuat berdasarkan standar porsi
yang telah disusun. Pedoman berisi rincian dan jumlah berat bahan makanan
dalam berat kotor.

j. Menetapkan jenis bahan makanan yang akan digunakan dalam satu siklus menu
dan menetapkan penggunaan jenis bahan makanan.

k. Membuat master menu (format menu). Membuat master menu kasar berupa
daftar hidangan yang memuat bahan makanannya saja. Tujuannya agar
penyebaran penggunaan bahan makanan secara merata dan menghindari
terjadinya pengulangan bahan makanan yang akan menimbulkan kebosanan.
l. Membuat inventarisasi menu yaitu mengumpulkan namanama masakan dari
berbagai bahan makanan sehingga akan ada variasi hidangan dalam penyusunan
menu.

m. Menyusun menu yang baik dan bervariasi berdasarkan inventarisasi yang ada
selama siklus menu yang digunakan.

Adapun perencanaan menu yang baik berfungsi untuk :

a. Memudahkan pelaksana dalam menjalankan tugasnya sehari-hari

b. Dapat disusun hidangan yang mengandung zat-zat gizi esensial yang


dibutuhkan tubuh c. Variasi dan kombinasi hidangan dapat diukur

d. Menu dapat disusun sesuai dengan biaya yang tersedia e. Waktu dan tenaga
yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin (Mukrie, 1990).

c. Perencanaan dan Perhitungan

Kebutuhan Makanan Perencanaan kebutuhan makanan adalah proses untuk


menentukan jumlah, macam dan mutu bahan makanan yang diperlukan dalam kurun
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan kegiatan pengadaan makanan yang
bertujuan agar tersedianya taksiran kebutuhan bahan makanan dalam kurun waktu
tertentu (Depkes RI, 2006).

Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan


kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan sesuai
dengan hidangan yang akan disajikan.

Kegiatan ini bertujuan agar tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan
makanan untuk klien. Tahapan dalam perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah :
a. Menentukan jumlah klien

b. Menetukan standar porsi tiap bahan makanan dan buat berat kotor

c. Menghitung berapa kali pemakaian makanan setiap siklus menu


d. Cara perhitungan menggunakan cara jumlah klien x berat kotor x frekuensi
(Depkes RI, 2003).

d. Pembelian

Pembelian bahan makanan adalah proses penyediaan bahan makanan sesuai macam,
jumlah serta mutu yang telah ditentukan. Sasaran dari pembelian bahan 14 makanan
adalah terbentuknya standar kecukupan bahan makanan, pedoman menu utama
(master menu), petunjuk pelaksanaan menu, standar porsi, sistem penyaluran bahan
makanan (Depkes RI, 2006). Sebelum melakukan pembelian sebaiknya disusun
ketentuan atau syarat-syarat terhadap kualitas bahan makanan agar didapat barang
dengan mutu dan jumlah yang tepat (Maryati, 2000).

Ada 2 metoda pembelian bahan makanan, yaitu :

1. Pembelian tidak resmi Metoda pembelian ini biasanya untuk mencapai


kesepakatan hanya menggunakan negosiasi secara lisan, pembeli dan penjual
langsung bertemu di tempat penjualan atau bisa juga melalui telepon.

2. Pembelian resmi Pembelian resmi sering disebut juga dengan pembelian


kompetitif dimana ada prosedurprosedur yang harus dipenuhi jika terlibat dalam
pembelian ini (Puckett, 2004)

e. Penerimaan

Dalam penyelenggaraan makan telah ditetapkan prosedur kerja dan prosedur


ketetapan, termasuk saat penerimaan bahan makanan. Penerimaan bahan makanan
adalah suatu proses kegiatan memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan dan
melaporkan waktu penerimaan makanan, macam dan jumlah serta spesifikasi bahan
makanan yang telah disepakati agar diterima sesuai waktu dan jadwal permintaan
pesanan (Depkes RI, 2006).

f. Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan


Penyimpanan bahan makanan adalah proses kegiatan yang menyangkut pemasukan
bahan makanan agar setiap waktu diperlukan dapat dilayani secara tepat dan cepat
dengan cara yang efisien (Depkes RI, 2006) Saat akan membeli bahan makanan
dalam jumlah besar tentu harus dipikirkan dulu tempat penyimpanannya agar bahan
makanan yang dibeli dengan kualitas yang baik tidak menjadi rusak (Maryati, 2000)
Tujuan dari penyimpanan bahan makanan adalah untuk mempertahankan kondisi
bahan makanan yang disimpan, tidak menimbulkan kerusakan/ gangguan di
lingkungannya, dan melayani kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan dengan
kualitas dan waktu yang sesuai serta persediaan bahan makanan dalam jumlah dan
kualitas yang cukup (Depkes RI, 2006)

g. Persiapan

Persiapan bahan makanan dalah suatu proses kegiatan dalam rangka mempersiapkan
bahan makanan dan bumbu-bumbu sebelum kegiatan pemasakan. Tujuan dari proses
persiapan adalah tersedianya bahan makanan dan bumbu-bumbu yang siap untuk
dimasak sesuai dengan resep yang telah ditentukan. Dalam proses persiapan
diharuskan memisahkan antara persiapan masing-masing bahan makanan, hal ini
bertujuan untuk menghindari kontaminasi antar bahan makanan (Depkes RI, 2006).

h. Pengolahan

Pengolahan adalah suatu proses mengubah/mengolah bahan makanan mentah menjadi


makanan matang yang bisa dikonsumsi oleh konsumen dan siap saji untuk
meningkatkan cita rasa serta nilai cerna makanan. Tujuan dari pengolahan bahan
makanan adalah untuk mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan,
meningkatkan nilai cerna dan membebaskan makanan dari organisme dan zat
berbahaya bagi tubuh (Depkes RI, 2006).

i. Pendistribusian

Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai


jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani. Ada dua jenis sistem
pendistribusian, sentralisasi dan desentralisasi.
a. Pendistribusian dengan cara sentralisasi, yaitu pendistribusian makanan yang
dipusatkan di satu tempat .

b. Pendistribusian dengan cara desentralisasi yaitu penyaluran makanan yang tidak


dipusatkan,makanan matang akan diantar ke pantry, di pantry baru akan diporsikan.

c. Kombinasi sentralisasi dan desentralisasi (Depkes RI, 2006) Sistem pelayanan


makan diantaranya menggunakan sistem cafeteria, semi cafeteria, ala carte, buffet dan
lain-lain.
BAB III
KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Teori
BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat “deskriptif” dengan
melakukan survey untuk melihat dan menggambarkan tentang manajemen sistem
penyelengaaraan makanan di Asrama SMA N 10 Fajar Harapan, Banda Aceh.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Pengumpulan data tentang penyelenggaraan makanan di Asrama SMA N 10 Fajar


Harapan, Banda Aceh di lakukan pada

Hari : Kamis

Tanggal : 3 November dan 6 November 2016

Alamat : Asrama SMA N 10 Fajar Harapan

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pembina asrama SMA N 10 Fajar Harapan dan karyawan
yang berkerja serta situasi dan kondisi penyelenggaraan makanan di asrama SMA N 10 Fajar
Harapan

D. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah seluruh kegiatan penyelenggaran makanan di Asrama SMA N
10 Fajar Harapan

E. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer pada penelitian ini adalah manajemen sistem penyelenggraan makanan
meliputi perencanaan anggaran belanja, perencanaaan menu, pemesanan dan pembelian
bahan makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan, penyaluran bahan makanan,
persiapan bahan makanan, pengolahan bahan makanan, pendistribusian, pelaporan dan
evaluasi penyelenggaraan makanan yang diperoleh melalui wawancara langsung dan
observasi dengan bantuan kuesioner/wawancara (interview guide) dan alat tulis.

2. Data Sekunder

Data sekunder meliputi : keadaan umum lokasi, tenaga kerja yang ada di lokasi. Data
penelitian dikumpulkan dengan cara mewawancarai pimpinan, dan tenaga kerja di Asrama
SMA N 10 Fajar Harapan.

G. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara membandingkan semua hasil survey di Asrama
SMA N 10 Fajar Harapan dengan teori-teori yang ada.

H. Penyajian Data

Data yang sudah di kumpulkan tentang sistem penyelenggaraan makanan di Asrama


SMA N 10 Fajar Harapan kemudian diolah, dan disajikan dalam bentuk tekstular.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai