Anda di halaman 1dari 11

PERPAJAKAN I

“Elektronik SPT (e-SPT)”

OLEH:

KELOMPOK 7

ANGGOTA KELOMPOK:

1. PANDE MADE WAHYU DARMA PUTRA (202133121195)


2. I PUTU KRISNA TAMA FRANDIKA (202133121198)
3. I WAYAN SUWARDIKA (202133121213)
4. I KADEK RADITYA DWI ARI WIGUNA (202133121222)
5. I GEDE AGUS PRATAMA PUTRA (202133121228)
6. I MADE RENDY ADILEO (202133121231)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA

2023
A. Pengertian e-SPT

Menurut Liberti Pandiangan (2008:35) yang dimaksud dengan e-SPT adalah


penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan
menggunakan media komputer, sedangkan pengertian e-SPT menurut DJP adalah
Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan
dilaporkan secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer yang
digunakan untuk membantu wajib pajak dalam melaporkan perhitungan dan
pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

e-SPT menurut Direktorat Jenderal Pajak adalah “Surat Pemberitahuan beserta


lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan dilaporkan secara elektronik atau
dengan menggunakan media komputer yang digunakan untuk membantu wajib pajak
dalam melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Menurut Kementerian Keuangan, e-SPT adalah data SPT wajib pajak dalam
bentuk elektronik yang dibuat oleh wajib pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT.
Sedangkan menurut Pandiangan (2008:35) menyatakan bahwa e-SPT adalah
penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan
menggunakan media komputer.

Dari pengertian para pakar diatas dapat dikatakan bahwa E-SPT adalah
aplikasi pengisian SPT yang disediakan oleh Ditjen Pajak. Perbedaan utama e-SPT
dengan e-filing dan e-form ialah e-SPT menggunakan aplikasi, sehingga harus
menginstal aplikasi e-SPT dalam perangkatnya.

Seiring perkembangan teknologi, Ditjen Pajak telah mengembangkan layanan


perpajakan, salah satunya pelaporan pajak dalam bentuk Surat Pemberitahuan
elektronik atau e-SPT pajak, baik itu e SPT Masa PPN maupun eSPT Masa PPh.
Contoh e-SPT dalam kehidupan sehari-hari seperti dapat memudahkan wajib pajak
dalam menyampaikan SPT wajib pajak tanpa harus ke Kantor Pelayanan Pajak.
Sedangkan contoh e-SPT dalam perusahaan seperti petugas pajak dapat mengambil
dan mengolah data kewajiban wajib pajak dengan mudah secara digital tanpa harus
memeriksa dokumen fisik dari SPT tersebut.
B. Fungsi e-SPT

Dengan adanya e-SPT, wajib pajak cukup melakukan perhitungan manual


menggunakan Microsoft Excel dan menyiapkan data-data pendukung. Kemudian,
hasil perhitungan dan data pendukung dimasukan ke aplikasi e-SPT tahunan PPh
orang pribadi maupun SPT PPh Badan. Dengan cara ini, wajib pajak dapat lebih
menghemat waktu. Itulah beberapa kelebihan e-SPT. Namun sebelum membahas
lebih lanjut mengenai kelebihan yang lainnya, ada baiknya kita pahami dulu fungsi
SPT dan mengapa kamu harus memiliki SPT. Berikut beberapa fungsi dari SPT:
1. Sebagai Pemungut Pajak
SPT berfungsi untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak
yang dipotong atau dipungut.
2. Wajib Pajak Pph
SPT digunakan untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah pajak terutang, melaporkan mengenai pembayaran pajak atau
pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau
pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak, penghasilan objek pajak atau
bukan objek pajak, harta dan kewajiban, dan pemungutan pajak orang atau badan
lain dalam satu masa pajak.
3. Pengusaha Kena Pajak
Berfungsi untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan
PPN dan melaporkan pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran,
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan
atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-14/PJ/2013, e-SPT


digunakan oleh wajib pajak sebagai berikut:
1. Pegawai tetap atau penerima pensiun atau penerima tunjangan/Jaminan Hari
Tua (JHT) berkala dan/atau PNS, anggota TNI/POLRI, pejabat negara, dan
pensiunannya yang jumlahnya lebih dari 20 orang dalam satu masa pajak.
2. Wajib pajak badan yang melakukan pemotongan PPh 21 tidak final dengan
bukti pemotongan yang jumlahnya lebih dari 20 dokumen dalam satu masa
pajak.
3. Pemotongan PPh 21 final dengan bukti pemotongan yang jumlahnya lebih
dari 20 dokumen dalam satu masa pajak.
4. Wajib pajak yang melakukan penyetoran dengan SSP dan/atau bukti PBK
yang jumlahnya lebih dari 20 dokumen dalam satu masa pajak.

C. Manfaat e-SPT
E-SPT adalah aplikasi atau software komputer yang dibuat oleh Direktorat
Jenderal Pajak untuk memudahkan pembuatan dan pelaporan SPT secara online.
Berikut adalah beberapa manfaat dari penggunaan E-SPT:
1. Memudahkan wajib pajak dalam melaporkan SPT secara online dan menghemat
waktu serta biaya.
2. Mengurangi kesalahan-kesalahan pada pengisian SPT.
3. Data perpajakan perusahaan, proses pelaporan pajak atau bukti lapor pajak online
akan terjaga keamanannya.
4. Memungkinkan wajib pajak untuk melakukan perhitungan manual menggunakan
Microsoft Excel dan menyiapkan data-data pendukung, kemudian hasil
perhitungan dan data pendukung dimasukkan ke aplikasi E-SPT tahunan PPh
orang pribadi maupun SPT PPh Badan.
5. Mengefisiensikan waktu dan biaya dalam pelaporan SPT.

D. Jenis-Jenis e-SPT
Ada berbagai jenis e-SPT yang tersedia, termasuk e-SPT untuk laporan pajak
penghasilan, pajak pertambahan nilai, serta berbagai jenis pajak lainnya. Setiap jenis
e-SPT memiliki persyaratan dan prosedur yang berbeda-beda, tergantung pada jenis
pajak yang dikenakan dan jenis penghasilan yang dilaporkan. Oleh karena itu, penting
untuk memahami jenis-jenis e-SPT yang tersedia dan persyaratan penggunaannya
agar dapat memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar dan tepat waktu. Berikut
merupakan beberapa jenis-jenis e-SPT yang dapat disampaikan:

1. e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21


PPh Pasal 21 adalah pajak penghasilan yang dikenakan pada penghasilan
karyawan atau pegawai yang diterima dari perusahaan. e-SPT PPh Pasal 21
digunakan untuk melaporkan penghasilan tersebut. PPh Pasal 21 dipotong oleh
perusahaan pada saat pembayaran gaji dan tunjangan karyawan, kemudian disetor
ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

2. e-SPT PPh Pasal 22

PPh Pasal 22 adalah pajak penghasilan yang dikenakan pada penghasilan


dari jual beli barang dan jasa tertentu, seperti impor barang atau jasa. e-SPT PPh
Pasal 22 digunakan untuk melaporkan pajak yang telah dipungut oleh pemungut
pajak, seperti perusahaan-perusahaan besar, importir, atau eksportir.

3. e-SPT PPh Pasal 23

PPh Pasal 23 adalah pajak penghasilan yang dikenakan pada penghasilan


dari sewa, pengalihan hak, dan royalti. e-SPT PPh Pasal 23 digunakan untuk
melaporkan pajak yang telah dipotong oleh pihak penyedia jasa atau penerima
penghasilan, seperti penyewa gedung atau kendaraan bermotor.

4. e-SPT PPh Pasal 25

PPh Pasal 25 adalah pajak penghasilan yang dikenakan pada penghasilan


dari bunga bank, dividen, atau hadiah undian yang diterima oleh Wajib Pajak
Orang Pribadi yang tidak memiliki usaha. e-SPT PPh Pasal 25 digunakan untuk
melaporkan penghasilan tersebut dan dibayar setiap triwulan.

5. e-SPT PPh Pasal 26

PPh Pasal 26 adalah pajak penghasilan yang dikenakan pada penghasilan


dari usaha atau pekerjaan bebas yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi.
e-SPT PPh Pasal 26 digunakan untuk melaporkan penghasilan tersebut dan
dibayar setiap triwulan.

6. e-SPT PPh Pasal 4 ayat 2

PPh Pasal 4 ayat 2 adalah pajak penghasilan yang dikenakan pada


penghasilan dari usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak Badan. e-SPT PPh Pasal
4 ayat 2 digunakan untuk melaporkan penghasilan tersebut dan dibayar setiap
bulan.

7. e-SPT PPh Pasal 15

PPh Pasal 15 adalah pajak penghasilan yang dikenakan pada penghasilan


dari usaha atau pekerjaan bebas yang dilakukan oleh Wajib Pajak Badan. e-SPT
PPh Pasal 15 digunakan untuk melaporkan penghasilan tersebut dan dibayar setiap
bulan.

8. e-SPT Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Atas Penjualan Barang Mewah
(PPnBM)

PPN dan PPnBM adalah pajak yang dikenakan pada penjualan barang dan
jasa tertentu. e-SPT PPN dan PPnBM digunakan untuk melaporkan pajak tersebut
dan dibayar setiap bulan.

9. e-SPT Tahunan 1770

e-SPT Tahunan 1770 digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP)
yang memiliki penghasilan dari pekerjaan, usaha, atau sumber penghasilan lainnya
selama satu tahun pajak. Jenis penghasilan yang dilaporkan meliputi penghasilan
bruto, penghasilan neto, penghasilan tidak kena pajak, penghasilan kena pajak
yang tidak final, dan penghasilan kena pajak yang final.

10. e-SPT Tahunan 1770 S

e-SPT Tahunan 1770 S digunakan oleh WP OP yang memiliki penghasilan


dari pekerjaan yang dikenakan PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 26 selama satu tahun
pajak. Jenis penghasilan yang dilaporkan dalam e-SPT Tahunan 1770 S hanya
meliputi penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 26.

11. e-SPT Tahunan 1770 SS

e-SPT Tahunan 1770 SS digunakan oleh WP OP yang memiliki


penghasilan dari pekerjaan yang dikenakan PPh Pasal 4 ayat (2) selama satu tahun
pajak. PPh Pasal 4 ayat (2) dikenakan pada penghasilan yang diterima oleh WP
OP yang tidak memiliki NPWP atau NPWP-nya tidak terdaftar dalam database
Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Jenis penghasilan yang dilaporkan dalam e-SPT
Tahunan 1770 SS hanya meliputi penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 4 ayat
(2).

12. e-SPT PPh Badan Tahunan (1771)

e-SPT PPh Badan Tahunan (1771) digunakan untuk melaporkan pajak


penghasilan badan (PPh Badan) yang dikenakan pada perusahaan atau badan
usaha yang memiliki penghasilan dari usaha, investasi, atau sumber penghasilan
lainnya selama satu tahun pajak.

13. e-SPT PPh Pasal 25 Tahunan (1721)

e-SPT PPh Pasal 25 Tahunan (1721) digunakan oleh WP OP yang


memotong pajak penghasilan pasal 25 atas penghasilan yang diterima oleh
karyawan atau penerima penghasilan lainnya, untuk melaporkan dan membayar
pajak penghasilan pasal 25 tersebut.

14. e-SPT PPN Tahunan (1111)

e-SPT PPN Tahunan (1111) digunakan untuk melaporkan dan membayar


pajak pertambahan nilai (PPN) atas penjualan barang atau jasa selama satu tahun
pajak.

E. Syarat-Syarat e-SPT

Berikut adalah syarat-syarat yang perlu dipenuhi untuk menggunakan E-SPT:

1. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan sudah terdaftar di sistem
Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
2. Sudah terdaftar sebagai pengguna e-filing
3. Memiliki akses ke internet dan email pada perangkat komputer yang sudah
memenuhi persyaratan minimal untuk menjalankan aplikasi e-SPT.
4. Sudah mengunduh dan memasang aplikasi E-SPT yang terbaru dari situs resmi
DJP atau KPP terdekat
5. Memiliki data keuangan dan transaksi yang akan dilaporkan dalam format yang
sesuai dengan yang diminta oleh E-SPT
6. Memiliki pemahaman yang cukup tentang tata cara pengisian formulir dan
prosedur pembayaran pajak menggunakan E-SPT.
7. Sudah memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) e-Filing yang dapat diperoleh
melalui sistem e-Filing.
8. Mengisi SPT dengan benar dan lengkap sesuai dengan ketentuan perpajakan yang
berlaku.
9. Mengirimkan SPT melalui aplikasi e-SPT dan mendapatkan Bukti Penerimaan
Elektronik (BPE) sebagai tanda bahwa SPT telah diterima oleh DJP.
10. Memiliki dokumen pendiri usaha, dokumen izin usaha jika merupakan pendiri

F. Kelebihan Dan Kekurangan e-SPT


Aplikasi e-SPT atau disebut dengan Elektronik SPT adalah aplikasi yang
dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan untuk digunakan oleh
Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT.
Menurut Direkrorat Jenderal Pajak (DJP) Kementrian Keuangan terdapat
beberapa keunggulan dari aplikasi e-SPT, antara lain:
1. Pelaporan SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran dalam
bentuk media CD/ disket dan menggunakan jaringan internet.
2. Data perpajakan yang dibuat terorganisasi dengan baik.
3. Data perpajakan perusahaan dapat terintegrasi dengan baik dan sistematis dalam
penggunaan aplikasi e-SPT.
4. Penghitungan pajak yang terutang dengan menggunakan media komputer
memberikan hasil yang cepat dan tepat.
5. Memberikan keringanan bagi wajib pajak dalam menyusun laporan pajak.
6. Tidak ada data yang terlewat saat penyampaian data oleh wajib pajak, karena
menggunakan media komputer dalam penomoran formulir.
7. Meminimalisir pemakaian kertas karena wajib pajak hanya mencetak SPT induk,
serta mengurangi pemakaian sumber daya pada pekerjaanpekerjaan klerikal dalam
perekaman SPT

Adapun kekurangan yang terjadi pada e-SPT, yaitu:


1. Internet sangat rentan dengan virus, yang mengakibatkan hilangnya semua data-
data
2. Tidak efisien, karena walaupun Wajib Pajak telah mendapat izin untuk
menggunakan Media Elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan SPT, namun
SPT Induknya tetap harus dilaporkan dalam bentuk aslinya
3. Penggunaan komputer dan internet masih belum populer dikalangan masyarakat
banyak, terutama di daerah-daerah (selain di kota besar di Indonesia), sehingga
perlu waktu untuk mengsosialisasikannya

G. Proses Penyampaian e-SPT

Berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Nomor PER6/PJ/2009


tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dalam Bentuk Elektronik adalah
sebagai berikut:

1. Wajib pajak melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer yang
digunakan untuk keperluan administrasi perpajakannya;
2. Wajib pajak menggunakan aplikasi e-SPT untuk merekam data-data perpajakan
yang akan dilaporkan, yaitu antara lain:
a. Data Identitas Wajib Pajak Pemotong/ Pemungut dan Identitas Wajib Pajak
yang Dipotong/ Dipungut seperti NPWP, Nama, Alamat, Kode Pos, Nama
KPP, Pejabat Penandatangan, Kota, Format Nomor Bukti Potong/ Pungut,
Nomor Awal Bukti Potong/ Pungut, Kode Kurs Mata Uang yang digunakan;
b. Bukti Pemotongan/ Pemungutan PPh;
c. Faktur Pajak;
d. Data perpajakan yang terkandung dalam SPT;
e. Data Surat Setoran Pajak (SSP), seperti: Masa Pajak, Tahun Pajak, Tanggal
Setor, NTPN, Kode Akun/ KJS, dan Jumlah Pembayaran Pajak;
3. Wajib pajak yang telah memiliki sistem administrasi keuangan atau perpajakan
sendiri dapat melakukan proses impor data dari sistem yang dimiliki wajib pajak
ke dalam aplikasi e-SPT dengan mengacu kepada format data yang sesuai dengan
aplikasi e-SPT;
4. Wajib pajak mencetak Bukti Pemotongan/ Pemungutan dengan menggunakan
aplikasi e-SPT dan menyampaikannya kepada pihak yang dipotong/ dipungut;
5. Wajib pajak mencetak Formulir Induk SPT Masa PPh dan/ atau SPT Masa PPN
dan/ atau SPT Tahunan PPh menggunakan aplikasi e-SPT;
6. Wajib pajak menandatangani Formulir Induk SPT Masa PPh dan/ atau SPT Masa
PPN dan/ atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan aplikasi e-SPT;
7. Wajib pajak membentuk file data SPT dengan menggunakan aplikasi eSPT dan
disimpan dalam media elektronik;
8. Wajib pajak menyampaikan e-SPT ke KPP tempat wajib pajak terdaftar dengan
cara:
a. Secara langsung atau melalui pos/ perusahaan jasa ekspedisi/ kurir dengan
bukti pengiriman surat, dengan membawa atau mengirimkan Formulir Induk
SPT Masa PPh dan/ atau SPT Masa PPN dan/ atau SPT Tahunan PPh hasil
cetakan e-SPT yang telah ditandatangani dan file data SPT yang tersimpan
dalam bentuk elektronik serta dokumen lain yang wajib dilampirkan; atau
b. Melalui e-Filing sesuai dengan ketentuan yang berlaku. e-Filling atau lapor
pajak online adalah penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) melalui media
pelaporan pajak secara elektronik atau secara online yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada Peraturan Direktorat Jenderal Pajak
Nomor PER-03/PJ/2015;
9. Tanda penerimaan surat
a. Atas penyampaian e-SPT secara langsung diberikan tanda penerimaan surat
dari TPT, sedangkan penyampaian e-SPT melalui pos/ jasa ekspedisi/ kurir
bukti pengiriman surat dianggap sebagai tanda terima SPT;
b. Atas penyampaian melalui
c. e-Filing diberikan bukti penerimaan elektronik.
Daftar Pustaka

Akib, M., & Amdayani, L. (2013). Analisis Penerapan Sistem E-Filing Dalam
Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada
KPP Pratama Kendari). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 3(1), 40–52.

Avianto, G. D., Rahayu, S. M., & Kaniskha, B. (2016). Analisa Peranan E-Filing Dalam
Rangka Meningkatkan Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan).
Jurnal Perpajakan (JEJAK), 09(01), 1–8

Anda mungkin juga menyukai