Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MANAJEMEN PERKANTORAN
“ Ruang Lingkup Pekerjaan Kantor”
Dosen Pengampu : Muhammad Zaril Gapari, M.Pd
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Perkantoran

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Rabiatul Adawiyah (202200420005)

Wahyu Khalik Efendi (202200420002)

Heri Apriandi (202200420006)

Giyo Arsya Brata ( 202200420058)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PALAPA NUSANTARA LOMBOK – NTB

2024
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Pekerjaan Perkantoran
Menurut Charles O. Libbey, ruang lingkup pekerjaan manajemen perkantoran
meliputi, ruang perkantoran, komunikasi, pegawai kantor, perlengkapan kantor,
peralatan dan mesin kantor, perbekalan kantor, metode kerja, warkat, dan pengawasan
pejabat pelaksana.1
1. Ruang Perkantoran (Office Space)
Kantor berasal dari bahasa Belanda (kantoor) yang merupakan tempat yang
digunakan untuk perniagaan perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor
biasanya hanya berupa ruangan atau kamar kecil maupun bertingkat tinggi.
Kantor sering dibagi menjadi dua jenis; kator pusat untuk pekerjaan penting, dan
kantor bagian untuk pekerjaan yang lebih kecil.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah proses mengirim dan menerima pesan, proses ini
dikatakan efektif dan dapat dimengerti serta membuat orang mengerjakan sesuai
instruksi pesan tersebut. Komunikasi merupakan urat nadi kegiatan organisasi
karena komunikasi memungkinkan perintah, instruksi, saran-saran, informasi dan
sebagainya dapat disampaikan dengan cepat dan jelas sehingga efisien dan
efektif.2 Komunikasi dalam perkantoran mencakup kegiatan pengiriman surat
(mailing), layanan kurir (messenger service), telepon, penyusunan jaringan kabel
komunikasi, pengaturan sistem telepon antar kantor, layanan faximile,
penyediaan papan pengumuman dan layanan penerimaan tamu (reception
service).
3. Pegawai Kantor
Dalam suatu kantor, manajemen perkantoran berperan aktif dalam mengatur
fungsi dan kedudukan seorang pegawai pada sebuah badan, organisasi atau
instansi. Karena kesalahan dalam pengelolaan pegawai pada sebuah instansi
mengakibatkan inefesiensi tenaga kerja. Kepegawaian perkantoran mencakup
kegiatan pemilihan pegawai, orientasi pegawai, pelatihan pegawai, promosi
pegawai, pergantian pegawai, sistem sarana pegawai, absensi pegawai,
pemberhentian pegawai, fasilitas untuk pegawai, moral dan disiplin pegawai, dan
pengaduan pegawai/karyawan.
1
Sukoco. Badri, Munir, (2007) Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Erlangga
2
Harahap, I. (2016). Komunikasi Efektif di Kantor. Jakarta: PT Grasindo.
Page | 1
4. Perabotan dan Perlengkapan Kantor (Furniture and Equipment)
Perabotan dan perlengkapan kantor merujuk pada semua perlengkapan yang
digunakan pada suatu kantor. Perabotan dan perlengkapan ini meliputi meja kerja,
kursi, perlengkapan arsip, ruang dan peti besi, perabotan fungsional, perabotan
gudang, pemeliharaan dan perbaikan, perlengkapan acuan, lemari perbekalan dan
rak, perabotan perpustakaan dan penilaian perlengkapan.
5. Peralatan dan Mesin Kantor (Appliances and Machines)
Peralatan dan mesin kantor merupakan sarana penunjang aktivitas kantor
yang memiliki masa pakai lebih dari satu tahun. Peralatan ini merupakan
peralatan tidak habis pakai, namun memiliki nilai penyusutan terhadap fungsinya.
Peralatan dan mesin kantor meliputi mesin tik, komputer, laptop, mesin
pembukuan, mesin hitung, perlengkapan mengirim surat.
6. Perbekalan dan KeperluanTulis
Perbekalan kantor merupakan sarana penting untuk menghasilkan pekerjaan
suatu kantor. Tanpa adanya perbekalan kantor yang memadai maka sulit untuk
menghasilkan pekerjaan yang baik. Karena pada dasarnya aktivitas kantor terjadi
karena pegawai kantor mengolah bahan-bahan dengan sarana perbekalan kantor
yang ada. Perbekalan kantor dan keperluan tulis mencakup pengelolaan barang
keperluan tulis, aneka surat, formulir-formulir, perbekalan sarana kebersihan,
perbekalan penggandaan, dan evaluasi untuk membuat perbekalan baru.
7. Metode Kerja
Metode dalam lingkup manajemen perkantoran mencakup pengolahan data
data processing), survey perkantoran (office survey), pengukuran hasil kerja,
penjadwalan pekerjaan rutin, melakukan prosedur pembangunan, dan
penganalisisan statistik (statisticalanalysis).
8. Warkat (Records)
Warkat merupakan catatan tertulis, terekam, tergambar, tercetak yang dibuat
dengan tujuan membantu ingatan. Warkat (record) dalam lingkup manajemen
perkantoran mencakup kegiatan pengkoordinasian formulir, pelayanansurat
menyurat, kegiatan survey, pembuatan mikro film, jadwal penyimpanan, dan
kegiatan pengarsipan.
9. Pengawasan Pejabat Pelaksana (ExecutiveControls)
Pengawasan pejabat pelaksana merupakan kegiatan untuk mencegah
penyalahgunaan jabatan dalam suatu organisasi/perkantoran/instansi.
Page | 2
Kegiatanpengawasan pejabat pelaksana meliputi perencanaan organisasi,
pemusatanlayanan, perencanaan anggaran, penaksiran, pembuatan buku petunjuk
kerja, penyelenggaraan konfrensi, pelatihan penggantian tugas, analisis
pekerjaan,dan pengaturan standar gaji.

B. Pengertian Pekerjaan Kantoran


Pekerjaan kantor (office work) dalam bahasa Inggris disebut juga clerical work
(pekerjaan administratif). Secara harfiah, arti bekerja adalah melaksanakan suatu
kegiatan. Namun kegiatan yang dimaksud terfokus untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan mengikuti perencanaan
dan prosedur kerja yang telah ditetapkan. Melakukan bidang pekerjaan dapat diadakan
dengan menggunakan mesin, alat hitung atau metode-metode lain yang dikerjakan
dengan tangan. Bagi seorang pegawai kantor, arti bekerja adalah suatu kegiatan/tugas
dengan berpedoman pada prosedur yang dilakukan dengan proses kerja sama,
karenanya setiap pegawai kantor terkait pada prosedur kerja.3
Pekerjaan kantor adalah jenis pekerjaan yang dilakukan di lingkungan kantor atau
ruang kerja yang sebagian besar melibatkan pemrosesan informasi, pengelolaan
dokumen, komunikasi dengan rekan kerja atau klien, dan penyelesaian tugas-tugas
administratif.
Pekerjaan kantoran merujuk pada serangkaian aktivitas yang dilaksanakan dalam
lingkungan kantor dan berkaitan erat dengan administrasi, pengelolaan, dan
pemrosesan informasi. Konsep pekerjaan kantoran meliputi tidak hanya tugas-tugas
administratif dasar tetapi juga mencakup penggunaan teknologi informasi,
pengelolaan sumber daya manusia, dan kegiatan pendukung operasional perusahaan
atau organisasi.
Pekerjaan kantoran mencakup berbagai jenis tugas, mulai dari yang bersifat rutin
seperti pencatatan dan pengarsipan dokumen, hingga tugas yang membutuhkan
analisis dan pengambilan keputusan seperti manajemen proyek dan perencanaan
strategis. Ini mencerminkan bahwa pekerjaan kantoran tidak hanya terbatas pada
tugas-tugas administratif tetapi juga melibatkan kontribusi strategis terhadap
pencapaian tujuan organisasi. Dalam era digital saat ini, pekerjaan kantoran sangat
bergantung pada penggunaan teknologi informasi. Aplikasi seperti sistem manajemen
basis data, perangkat lunak pengolah kata dan spreadsheet, serta platform komunikasi

3
Yusuf, A. (2017). Manajemen Kantor Modern. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Page | 3
digital adalah alat bantu utama dalam pekerjaan kantoran. Teknologi informasi
memungkinkan efisiensi proses, akurasi data, dan kemudahan dalam berbagi serta
mengakses informasi.
Pekerjaan kantoran seringkali memerlukan kolaborasi antardepartemen atau
antarindividu dalam sebuah tim. Komunikasi yang efektif menjadi kunci dalam
koordinasi tugas dan proyek, baik melalui pertemuan tatap muka, komunikasi
elektronik, maupun penggunaan platform kolaborasi online. Hal ini mencerminkan
pentingnya keterampilan interpersonal dan kemampuan bekerja dalam tim. Termasuk
dalam pekerjaan kantoran adalah pengelolaan sumber daya, baik itu sumber daya
manusia, keuangan, maupun fisik. Ini mencakup tugas-tugas seperti pembuatan
anggaran, pengelolaan inventaris, serta rekrutmen dan pelatihan karyawan.
Pengelolaan sumber daya yang efektif memungkinkan organisasi beroperasi secara
optimal.
Pekerjaan kantoran membutuhkan adaptabilitas terhadap perubahan lingkungan
bisnis dan perkembangan teknologi. Profesional di bidang ini harus terus
mengembangkan keterampilan mereka melalui pembelajaran berkelanjutan dan
pelatihan untuk tetap relevan dengan kebutuhan pasar dan teknologi terkini.
Efektivitas dalam pekerjaan kantoran seringkali bergantung pada kemampuan
individu dalam mengelola waktu dan menetapkan prioritas. 4 Mengingat beragamnya
tugas yang harus dikelola, kemampuan untuk memprioritaskan tugas berdasarkan
urgensi dan pentingnya menjadi kunci dalam mencapai produktivitas.
Dengan demikian, pekerjaan kantoran merupakan konsep yang kompleks dan
dinamis, yang membutuhkan kombinasi keterampilan teknis, interpersonal, dan
manajerial. Lingkungan kantor yang efektif mendorong pertumbuhan profesional,
meningkatkan produktivitas, dan menunjang pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan.

C. Fungsi Pekerjaan Kantor


Pekerjaan kantor memegang peranan penting dalam menjalankan dan mendukung
operasional sebuah organisasi atau perusahaan. Fungsi utama dari pekerjaan kantor
dapat dibagi menjadi beberapa kategori utama, yaitu fungsi administrasi, fungsi
pengelolaan informasi, dan fungsi pendukung operasional. Berikut penjelasan dari
masing-masing fungsi tersebut:

4
Firmansyah, H. (2018). Kepemimpinan dan Motivasi Kerja di Kantor. Jakarta: PT Pustaka Pelajar.

Page | 4
1. Fungsi Administrasi
Fungsi administrasi mencakup kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan koordinasi sumber daya organisasi, termasuk pengelolaan
sumber daya manusia, keuangan, dan aset. Fungsi ini bertujuan untuk
memastikan semua sumber daya tersebut digunakan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan organisasi. Beberapa tugas utama dalam fungsi
administrasi meliputi:
a. Perencanaan dan pengorganisasian kegiatan-kegiatan kantor.
b. Pengelolaan dokumen dan arsip.
c. Penjadwalan dan koordinasi rapat serta acara.
d. Pengelolaan komunikasi internal dan eksternal.
e. Pengawasan dan evaluasi kinerja karyawan.
2. Fungsi Pengelolaan Informasi
Dalam era digital saat ini, pengelolaan informasi menjadi salah satu fungsi
kantor yang sangat penting. Fungsi ini mencakup pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, dan penyebaran informasi untuk mendukung keputusan dan
operasional perusahaan. Tujuan utama dari fungsi pengelolaan informasi adalah
untuk memastikan bahwa informasi yang relevan tersedia bagi pihak-pihak yang
membutuhkannya pada waktu yang tepat. Kegiatan dalam fungsi ini antara lain:
a. Pengelolaan sistem informasi dan basis data.
b. Pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi.
c. Proteksi dan keamanan data.
d. Analisis data untuk mendukung pengambilan keputusan
3. Fungsi Pendukung Operasional
Fungsi pendukung operasional berfokus pada penyediaan dukungan dan
layanan yang memastikan kelancaran operasional sehari-hari dari sebuah
organisasi. Fungsi ini mencakup berbagai aspek, dari manajemen fasilitas hingga
dukungan logistik. Kegiatan-kegiatan dalam fungsi ini bertujuan untuk
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan efisien, yang memungkinkan
semua orang dalam organisasi untuk bekerja secara produktif. Beberapa contoh
kegiatan dalam fungsi pendukung operasional adalah:
a. Pengelolaan sarana dan prasarana kantor.
b. Penyediaan layanan kebersihan dan pemeliharaan.
c. Manajemen inventaris dan pengadaan.
Page | 5
d. Dukungan teknis dan IT.
e. Pengelolaan layanan keamanan.
Secara keseluruhan, pekerjaan kantor memastikan bahwa operasional sehari-hari
berjalan lancar, informasi dikelola dengan baik, dan dukungan yang diperlukan untuk
kegiatan perusahaan tersedia. Fungsi-fungsi ini berinteraksi dan saling mendukung
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
D. Jenis-Jenis Pekerjaan Kantor
Jenis-jenis pekerjaan kantor dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi atau
tanggung jawabnya. Berikut adalah beberapa jenis pekerjaan kantoran yang umum:
1. Administratif
Pekerjaan administratif merupakan bagian penting dari operasi sehari-hari
suatu organisasi. Pekerjaan administratif melibatkan berbagai tugas yang
mendukung fungsi-fungsi inti organisasi.5 Berikut adalah beberapa contoh
pekerjaan administratif yang umum:
a. Pengarsipan Dokumen: Menyusun dan mengelola dokumen-dokumen
penting organisasi agar mudah diakses dan diidentifikasi.6
b. Penjadwalan Pertemuan: Mengatur jadwal pertemuan, baik internal maupun
eksternal, untuk memastikan kegiatan organisasi berjalan lancar.
c. Penerimaan Tamu: Menangani penerimaan tamu, seperti mengatur janji
temu, memberikan informasi dasar tentang organisasi, dan mengarahkan
tamu ke tempat yang tepat.
d. Manajemen Fasilitas Kantor: Memastikan fasilitas kantor seperti ruang rapat,
peralatan kantor, dan lingkungan kerja lainnya berfungsi dengan baik.
e. Pengelolaan Inventaris: Mengelola persediaan kantor, termasuk melakukan
pemesanan barang-barang baru dan memantau stok yang ada.
f. Pengelolaan Komunikasi: Mengatur komunikasi internal dan eksternal
organisasi, seperti pengiriman surat, faks, dan email.
g. Penanganan Panggilan Telepon: Menangani panggilan telepon masuk,
meneruskan panggilan ke departemen yang tepat, dan menyediakan
informasi dasar kepada penghubung.
h. Pembuatan Laporan: Membantu dalam pembuatan laporan rutin, seperti
laporan keuangan atau laporan kinerja departemen.

5
Soewarno, D. (2019). Pengantar Administrasi Kantor. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
6
Pratama, B. (2016). Pengelolaan Arsip dan Dokumen di Kantor. Jakarta: PT Pustaka Cipta Mandiri.

Page | 6
i. Pemeliharaan Sistem Arsip: Menjaga sistem arsip organisasi agar teratur dan
mudah diakses oleh personel yang berwenang.
j. Pemantauan Pengeluaran Kantor: Memantau dan mencatat pengeluaran
kantor, seperti biaya operasional dan pengeluaran lainnya.
Pekerjaan administratif membutuhkan kemampuan organisasi yang baik,
ketelitian, komunikasi yang efektif, serta kemampuan multitasking. Profesional
administratif sering kali menjadi tulang punggung organisasi dengan memastikan
berbagai tugas dan kegiatan administratif terlaksana dengan baik.
2. Keuangan
Pekerjaan di bidang keuangan mencakup berbagai tugas yang terkait dengan
pengelolaan keuangan organisasi. Berikut adalah beberapa contoh pekerjaan
keuangan yang umum:
a. Pembukuan: Mencatat transaksi keuangan organisasi secara terperinci untuk
memastikan keuangan organisasi tercatat dengan akurat.
b. Pengelolaan Arus Kas: Memantau arus kas masuk dan keluar organisasi
untuk memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk operasional.
c. Penyusunan Laporan Keuangan: Menyusun laporan keuangan seperti neraca,
laporan laba rugi, dan laporan arus kas untuk memberikan gambaran tentang
kesehatan keuangan organisasi.
d. Pengelolaan Anggaran: Membantu dalam penyusunan anggaran organisasi
dan memantau realisasi anggaran agar sesuai dengan rencana.
e. Pajak: Menangani kewajiban perpajakan organisasi, seperti menyusun
laporan pajak dan melakukan perhitungan pajak yang diperlukan.
f. Analisis Keuangan: Menganalisis data keuangan untuk memberikan
wawasan tentang kinerja keuangan organisasi dan memberikan rekomendasi
perbaikan jika diperlukan.
g. Audit: Menyediakan dukungan selama proses audit eksternal untuk
memastikan bahwa laporan keuangan organisasi disusun dengan benar dan
sesuai dengan standar.
h. Pengelolaan Risiko Keuangan: Menganalisis risiko keuangan yang mungkin
dihadapi organisasi dan mengembangkan strategi untuk mengelolanya.
i. Manajemen Investasi: Membantu dalam pengelolaan investasi organisasi
untuk memaksimalkan pengembalian dan meminimalkan risiko.

Page | 7
j. Pemantauan Kebijakan Keuangan: Memantau kepatuhan organisasi terhadap
kebijakan keuangan dan peraturan yang berlaku.
Pekerjaan di bidang keuangan membutuhkan pemahaman yang baik tentang
konsep keuangan, kemampuan analisis yang kuat, ketelitian, serta kepatuhan
terhadap peraturan dan kebijakan keuangan. Pekerjaan ini penting untuk
memastikan kelangsungan dan kesehatan keuangan organisasi.
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
Pekerjaan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) melibatkan manajemen
aspek-aspek karyawan dalam sebuah organisasi. Berikut adalah beberapa contoh
pekerjaan yang umum dilakukan di bidang SDM:
a. Perekrutan dan Seleksi: Bertanggung jawab untuk mencari, menarik, dan
memilih karyawan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
b. Pelatihan dan Pengembangan: Merancang dan menyelenggarakan program
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan, serta
mengembangkan rencana karir untuk pertumbuhan profesional mereka.7
c. Manajemen Kinerja: Mengelola sistem evaluasi kinerja karyawan,
memberikan umpan balik, serta merancang rencana pengembangan untuk
meningkatkan kinerja.
d. Manajemen Komunikasi: Menjaga komunikasi yang efektif antara
manajemen dan karyawan, serta menangani masalah-masalah interpersonal
yang mungkin timbul di tempat kerja.
e. Manajemen Kesejahteraan Karyawan: Menyediakan layanan yang
mendukung kesejahteraan karyawan, seperti program kesehatan dan
kebugaran, asuransi kesehatan, dan bantuan karyawan.8
f. Manajemen Konflik: Menangani konflik antar karyawan atau antara
karyawan dan manajemen, serta mencari solusi yang memuaskan untuk
semua pihak.9
g. Manajemen Penggajian dan Manfaat: Mengelola proses penggajian karyawan
dan program manfaat karyawan, termasuk asuransi, cuti, dan pensiun.
h. Kepatuhan Peraturan: Memastikan bahwa kebijakan dan prosedur SDM
organisasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7
Prayitno, M. (2016). Pengembangan Karyawan di Kantor. Jakarta: PT Buku Seru.
8
Susanto, J. (2018). Keamanan dan Kesehatan Kerja di Kantor. Jakarta: PT Kencana.
9
Rahayu, N. (2017). Manajemen Konflik di Kantor. Jakarta: PT Pustaka Baru Press.

Page | 8
i. Analisis Kebutuhan SDM: Menganalisis kebutuhan tenaga kerja organisasi
dan merencanakan strategi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
j. Manajemen Pengakhiran Hubungan Kerja: Mengelola proses pemutusan
hubungan kerja, termasuk pensiun, pemecatan, dan resignasi karyawan.
Pekerjaan di bidang SDM membutuhkan kemampuan interpersonal yang
baik, kepemimpinan yang efektif, serta pemahaman yang mendalam tentang
hukum ketenagakerjaan dan praktik terbaik dalam manajemen sumber daya
manusia. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif,
adil, dan memenuhi kebutuhan baik karyawan maupun organisasi.
4. Pemasaran dan Penjualan
Pekerjaan di bidang pemasaran dan penjualan melibatkan upaya untuk
mempromosikan produk atau layanan sebuah organisasi dan meningkatkan
penjualan. Berikut adalah beberapa contoh pekerjaan yang umum dilakukan di
bidang pemasaran dan penjualan:
a. Penelitian Pasar: Melakukan studi pasar untuk memahami kebutuhan,
preferensi, dan perilaku konsumen, serta menganalisis pesaing dan tren pasar.
b. Strategi Pemasaran: Merancang strategi pemasaran yang efektif, termasuk
pengembangan merek, penetapan harga, distribusi produk, dan promosi.
c. Pengembangan Produk: Berpartisipasi dalam pengembangan produk baru
atau peningkatan produk yang ada, berdasarkan analisis pasar dan umpan
balik pelanggan.
d. Kampanye Periklanan: Merencanakan dan melaksanakan kampanye
periklanan yang efektif melalui berbagai media, seperti cetak, televisi, radio,
dan digital.
e. Hubungan Pelanggan: Membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan,
memberikan layanan pelanggan yang baik, dan menanggapi pertanyaan atau
keluhan pelanggan.
f. Penjualan Langsung: Melakukan penjualan langsung kepada pelanggan
potensial melalui pertemuan, telepon, atau email.
g. Manajemen Distribusi: Mengelola rantai pasokan dan distribusi produk untuk
memastikan produk tersedia di pasar dengan tepat waktu dan efisien.
h. Analisis Kinerja Penjualan: Menganalisis data penjualan untuk mengevaluasi
kinerja penjualan, mengidentifikasi tren, dan mengembangkan strategi untuk
meningkatkan penjualan.
Page | 9
i. Negosiasi Kontrak: Menegosiasikan kontrak dengan pelanggan, mitra bisnis,
atau pemasok untuk memastikan persyaratan bisnis yang menguntungkan.
j. Pelatihan Penjualan: Melatih tim penjualan dalam teknik penjualan yang
efektif, pengetahuan produk, dan keterampilan presentasi.
Pekerjaan di bidang pemasaran dan penjualan membutuhkan kemampuan
komunikasi yang baik, kreativitas, analisis yang kuat, serta kemampuan untuk
bekerja dalam tim. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran merek,
memperluas pangsa pasar, dan meningkatkan penjualan produk atau layanan
organisasi.
5. Teknologi Informasi (TI)
Pekerjaan di bidang Teknologi Informasi (TI) melibatkan pengelolaan dan
pengembangan sistem informasi dan teknologi komunikasi dalam sebuah
organisasi.10 Berikut adalah beberapa contoh pekerjaan yang umum dilakukan di
bidang TI:
a. Pengembangan Perangkat Lunak: Merancang, mengembangkan, dan menguji
perangkat lunak baru atau sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan
organisasi.
b. Pengelolaan Jaringan: Memelihara dan mengelola jaringan komputer
organisasi untuk memastikan ketersediaan, keamanan, dan kinerja yang
optimal.
c. Dukungan Pengguna: Memberikan bantuan teknis dan dukungan kepada
pengguna dalam mengatasi masalah yang terkait dengan perangkat lunak,
perangkat keras, atau jaringan.
d. Keamanan Informasi: Memastikan keamanan data dan informasi organisasi
dengan menerapkan kebijakan keamanan, mengidentifikasi risiko keamanan,
dan merancang strategi untuk melindungi informasi sensitif.
e. Manajemen Basis Data: Merancang, mengelola, dan memelihara basis data
organisasi untuk memastikan data tersimpan dengan aman dan dapat diakses
dengan efisien.
f. Pengembangan Web: Merancang dan mengembangkan situs web dan aplikasi
web untuk keperluan promosi, penjualan, atau layanan pelanggan.
g. Analisis Data: Menganalisis data untuk mendapatkan wawasan bisnis yang
berharga dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.
10
Sudirman, A. (2018). Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kantor. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Page | 10
h. Pengelolaan Proyek TI: Mengelola proyek pengembangan sistem informasi
atau implementasi teknologi baru dalam organisasi.
i. Pemantauan Teknologi Terbaru: Mengikuti perkembangan terbaru dalam
teknologi informasi dan menerapkannya dalam operasi organisasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
j. Manajemen Layanan TI: Mengelola penyediaan layanan TI kepada pengguna
internal atau eksternal, termasuk pemantauan kinerja layanan dan
memastikan kepuasan pengguna.
Pekerjaan di bidang TI membutuhkan pemahaman yang kuat tentang
teknologi informasi, keterampilan analitis yang baik, serta kemampuan untuk
bekerja dalam tim dan berkomunikasi secara efektif dengan berbagai pemangku
kepentingan. Tujuannya adalah untuk mendukung operasi organisasi dan
menciptakan nilai tambah melalui pemanfaatan teknologi informasi yang tepat.
6. Manajemen Proyek
Pekerjaan di bidang manajemen proyek melibatkan perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan, dan pengendalian proyek untuk mencapai tujuan
proyek secara efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa contoh pekerjaan yang
umum dilakukan di bidang manajemen proyek:
a. Perencanaan Proyek: Merencanakan semua aktivitas yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek, termasuk menetapkan tujuan, mengidentifikasi
sumber daya, dan menyusun jadwal proyek.
b. Pengorganisasian Tim: Membentuk tim proyek, menetapkan peran dan
tanggung jawab, serta memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki
sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan tugasnya.
c. Pengendalian Biaya: Memantau pengeluaran proyek dan memastikan bahwa
proyek tetap berada dalam anggaran yang telah ditetapkan.
d. Pengendalian Jadwal: Memantau kemajuan proyek dan memastikan bahwa
proyek selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
e. Manajemen Risiko: Mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko
yang mungkin timbul selama proyek berlangsung untuk meminimalkan
dampak negatifnya terhadap proyek.
f. Komunikasi Proyek: Berkomunikasi secara efektif dengan semua pihak
terkait, termasuk anggota tim, manajemen senior, dan pemangku kepentingan
lainnya, tentang kemajuan proyek dan isu-isu yang mungkin timbul.
Page | 11
g. Manajemen Sumber Daya: Mengelola sumber daya proyek, termasuk
manusia, waktu, dan materi, untuk memastikan bahwa sumber daya tersebut
digunakan secara efisien dan efektif.
h. Pemantauan Kualitas: Memastikan bahwa produk atau layanan yang
dihasilkan oleh proyek memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
i. Pelaporan Proyek: Menyusun laporan kemajuan proyek secara teratur dan
menyampaikannya kepada pemangku kepentingan proyek.
j. Evaluasi Proyek: Mengevaluasi hasil proyek setelah selesai untuk
mengevaluasi kinerja proyek dan mengidentifikasi pelajaran yang dapat
dipetik untuk proyek-proyek selanjutnya.
Pekerjaan di bidang manajemen proyek membutuhkan keterampilan
kepemimpinan yang kuat, kemampuan untuk bekerja dalam tim, keterampilan
komunikasi yang baik, serta pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip
manajemen proyek. Tujuannya adalah untuk mencapai tujuan proyek dalam batas
waktu, anggaran, dan kualitas yang telah ditetapkan.
7. Administrasi Umum
Pekerjaan administrasi umum meliputi berbagai tugas yang mendukung
fungsi-fungsi inti organisasi. Berikut adalah beberapa contoh pekerjaan
administrasi umum yang umum dilakukan di berbagai organisasi:
a. Manajemen Fasilitas: Memastikan bahwa fasilitas fisik organisasi, seperti
gedung kantor, ruang pertemuan, dan peralatan, terjaga dengan baik dan siap
digunakan.
b. Pengadaan Barang dan Jasa: Menangani proses pengadaan barang dan jasa
yang diperlukan organisasi, termasuk pembelian, pemeliharaan inventaris,
dan negosiasi dengan pemasok.
c. Administrasi Perjalanan dan Akomodasi: Mengatur perjalanan bisnis
karyawan, termasuk pemesanan tiket, penginapan, dan transportasi.
d. Administrasi Keamanan: Menjaga keamanan kantor dan karyawan dengan
mengelola sistem keamanan, mengawasi akses ke gedung, dan merencanakan
tindakan darurat.
e. Administrasi Umum: Menangani tugas-tugas administratif umum, seperti
menjawab telepon, menerima surat-menyurat, dan menyediakan dukungan
administratif kepada departemen lain.

Page | 12
f. Manajemen Persediaan: Mengelola persediaan kantor, termasuk memantau
stok, melakukan inventarisasi, dan memesan barang baru jika diperlukan.
g. Pengelolaan Dokumen: Menyimpan dan mengelola dokumen organisasi,
termasuk pengarsipan, penghapusan dokumen yang tidak perlu, dan
memastikan kepatuhan terhadap kebijakan pengelolaan dokumen.
h. Pengelolaan Peralatan Kantor: Memastikan peralatan kantor, seperti
komputer, printer, dan peralatan komunikasi, berfungsi dengan baik dan
tersedia untuk digunakan.
i. Administrasi Keuangan: Memberikan dukungan administratif untuk fungsi
keuangan, seperti mengelola pembayaran, mencatat pengeluaran, dan
menyusun laporan keuangan sederhana.
j. Layanan Umum: Menyediakan layanan umum kepada karyawan dan
pengunjung, seperti penerimaan tamu, pengelolaan parkir, dan penyediaan
fasilitas seperti kantin atau ruang tunggu.
Pekerjaan administrasi umum membutuhkan kemampuan organisasi yang
baik, ketelitian, kemampuan komunikasi yang efektif, serta kemampuan untuk
bekerja dalam tim. Pekerjaan ini membantu menjaga kelancaran operasional
organisasi dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan efisien.
8. Customer Service
Pekerjaan customer service melibatkan interaksi dengan pelanggan untuk
memberikan layanan yang memuaskan dan memecahkan masalah yang mereka
hadapi. Berikut adalah beberapa contoh pekerjaan customer service yang umum
dilakukan di berbagai industri:
a. Menanggapi Pertanyaan dan Keluhan: Merespons pertanyaan pelanggan
tentang produk atau layanan, serta menangani keluhan atau masalah yang
mereka hadapi dengan sopan dan efektif.
b. Memberikan Informasi Produk: Memberikan informasi tentang produk atau
layanan kepada pelanggan, termasuk fitur, spesifikasi, harga, dan kebijakan
purna jual.
c. Membantu Pelanggan dalam Proses Pembelian: Memberikan bantuan kepada
pelanggan dalam proses pembelian, seperti mengatur transaksi,
menginformasikan tentang metode pembayaran, dan membantu dalam
pengisian formulir.

Page | 13
d. Menyediakan Dukungan Teknis: Memberikan dukungan teknis kepada
pelanggan yang mengalami masalah dengan produk atau layanan, termasuk
memberikan panduan langkah demi langkah untuk memperbaiki masalah.
e. Menyediakan Layanan Purna Jual: Memberikan layanan purna jual kepada
pelanggan, seperti mengatur pengembalian barang, mengatur penggantian
produk rusak, dan memberikan informasi tentang garansi.
f. Mengelola Keluhan: Mengelola keluhan pelanggan dengan mendengarkan
dengan seksama, memahami masalah mereka, dan mencari solusi yang
memuaskan bagi semua pihak.
g. Membangun Hubungan Pelanggan: Membangun hubungan yang baik dengan
pelanggan dengan cara menjaga kontak secara teratur, memberikan
penawaran khusus, dan mendengarkan umpan balik mereka.
h. Mengidentifikasi Peluang Penjualan: Mengidentifikasi peluang untuk
meningkatkan penjualan dengan mengenali kebutuhan pelanggan dan
menawarkan produk atau layanan yang sesuai.
i. Mengumpulkan Umpan Balik Pelanggan: Mengumpulkan umpan balik dari
pelanggan tentang produk atau layanan, serta memberikan umpan balik
kepada tim terkait untuk perbaikan produk atau layanan di masa depan.
j. Mengelola Database Pelanggan: Mengelola informasi pelanggan, termasuk
riwayat pembelian, preferensi, dan kontak yang diperlukan untuk
memastikan layanan yang personal dan efektif.
Pekerjaan customer service membutuhkan keterampilan komunikasi yang
baik, empati, kesabaran, serta kemampuan untuk bekerja dalam situasi yang
mungkin menegangkan. Tujuannya adalah untuk memastikan kepuasan
pelanggan dan membangun loyalitas pelanggan jangka panjang.
9. Manajemen Kantor
Pekerjaan di bidang manajemen kantor melibatkan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan berbagai kegiatan administratif dan
operasional dalam sebuah organisasi.11 Berikut adalah beberapa contoh pekerjaan
yang umum dilakukan di bidang manajemen kantor:
a. Perencanaan Strategis: Merencanakan strategi jangka panjang untuk
pengembangan dan pertumbuhan organisasi, serta menyusun rencana
tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.
11
Safitri, R. (2020). Pemanfaatan Aplikasi Komputer dalam Administrasi Kantor. Jakarta: PT Buku Kita.

Page | 14
b. Pengawasan Operasional: Memantau operasi sehari-hari organisasi untuk
memastikan efisiensi dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan.
c. Koordinasi Antar Bagian: Mengkoordinasikan kegiatan antar bagian dalam
organisasi untuk memastikan kerja sama yang baik dan pencapaian tujuan
bersama.
d. Manajemen Komunikasi: Menjaga komunikasi yang efektif antara berbagai
tingkat manajemen dan antar departemen untuk memastikan informasi yang
akurat dan tepat waktu.12
e. Manajemen Pengeluaran: Mengelola anggaran operasional organisasi,
memantau pengeluaran, dan melakukan evaluasi untuk memastikan
pengeluaran sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
f. Pengelolaan Sumber Daya: Mengelola sumber daya organisasi, termasuk
manusia, keuangan, dan fisik, untuk memastikan penggunaan yang efisien
dan efektif.
g. Pengembangan Kebijakan: Mengembangkan kebijakan dan prosedur
organisasi, serta memastikan kepatuhan terhadap kebijakan yang ada.
h. Manajemen Proyek: Mengelola proyek-proyek khusus dalam organisasi,
termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
i. Evaluasi Kinerja: Melakukan evaluasi terhadap kinerja organisasi secara
keseluruhan, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan jika diperlukan.
j. Pemantauan Lingkungan Eksternal: Memantau perkembangan lingkungan
eksternal, seperti perubahan peraturan atau tren pasar, dan mengidentifikasi
implikasinya bagi organisasi.
Pekerjaan di bidang manajemen kantor membutuhkan pemahaman yang baik
tentang operasi bisnis, kemampuan organisasi yang kuat, kepemimpinan yang
efektif, serta kemampuan analisis dan pengambilan keputusan yang baik.
Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang efisien, produktif,
dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.
10. Penelitian dan Pengembangan
Pekerjaan di bidang penelitian dan pengembangan (R&D) melibatkan
kegiatan untuk meningkatkan produk, layanan, atau proses organisasi melalui

12
Utama, F. (2017). Manajemen Waktu di Kantor. Jakarta: PT Penerbit Andi.

Page | 15
penelitian ilmiah dan eksperimen. Berikut adalah beberapa contoh pekerjaan yang
umum dilakukan di bidang R&D:
a. Penelitian Pasar: Mengumpulkan dan menganalisis data pasar untuk
memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan, serta mengidentifikasi
peluang bisnis baru.13
b. Pengembangan Produk: Merancang dan mengembangkan produk baru atau
meningkatkan produk yang sudah ada berdasarkan hasil penelitian pasar dan
teknologi terbaru.
c. Inovasi Proses: Menciptakan atau meningkatkan proses produksi atau
operasional organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
d. Pengujian Produk: Melakukan pengujian dan evaluasi produk untuk
memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas dan keamanan yang
ditetapkan.
e. Penelitian Teknologi: Melakukan penelitian tentang teknologi baru dan
menerapkannya dalam produk atau proses organisasi untuk meningkatkan
daya saing.
f. Pengembangan Layanan: Merancang dan mengembangkan layanan baru atau
meningkatkan layanan yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
g. Pengembangan Bisnis Baru: Mengeksplorasi dan mengembangkan peluang
bisnis baru untuk diversifikasi atau ekspansi bisnis organisasi.
h. Pengembangan Konsep: Membuat konsep-konsep baru untuk produk,
layanan, atau proses organisasi berdasarkan penelitian dan analisis pasar.
i. Kolaborasi R&D: Berkolaborasi dengan institusi atau perusahaan lain dalam
proyek penelitian dan pengembangan bersama untuk meningkatkan inovasi.
j. Manajemen Pengetahuan: Mengelola pengetahuan organisasi, termasuk
menyimpan, mengatur, dan membagikan pengetahuan untuk mendukung
inovasi dan pengembangan produk dan layanan.
Pekerjaan di bidang penelitian dan pengembangan membutuhkan
pemahaman yang mendalam tentang metode penelitian dan analisis, kreativitas,
kemampuan analisis yang kuat, serta kemampuan untuk bekerja dalam tim lintas
fungsi. Tujuannya adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi organisasi melalui
inovasi produk, layanan, atau proses yang berkualitas tinggi.
13
Sari, D. (2015). Etika Kerja Kantor. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Page | 16
11. Legal dan Kepatuhan
Pekerjaan di bidang legal dan kepatuhan (compliance) melibatkan
pengelolaan masalah hukum dan kepatuhan peraturan yang relevan bagi sebuah
organisasi. Berikut adalah beberapa contoh pekerjaan yang umum dilakukan di
bidang legal dan kepatuhan:
a. Penyusunan dan Review Kontrak: Menyusun, meninjau, dan menegosiasikan
kontrak dengan pihak ketiga, seperti kontrak penjualan, sewa, atau kerja
sama lainnya.
b. Penanganan Litigasi: Mengelola proses litigasi atau perselisihan hukum yang
melibatkan organisasi, termasuk mempersiapkan dan membela kasus di
pengadilan.
c. Kepatuhan Hukum: Memastikan bahwa organisasi mematuhi semua
peraturan dan undang-undang yang berlaku dalam operasinya, seperti
peraturan lingkungan, peraturan keuangan, atau peraturan ketenagakerjaan.
d. Penyusunan Kebijakan dan Prosedur: Menyusun kebijakan dan prosedur
internal yang sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku
untuk memastikan kepatuhan organisasi.
e. Penelitian Hukum: Melakukan penelitian hukum untuk memberikan nasihat
yang tepat kepada manajemen tentang masalah hukum yang relevan dengan
bisnis organisasi.
f. Penyuluhan Hukum: Memberikan penyuluhan hukum kepada karyawan
tentang hak dan kewajiban mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku.
g. Audit Kepatuhan: Melakukan audit internal untuk memastikan bahwa
organisasi mematuhi kebijakan dan prosedur yang ditetapkan serta peraturan
yang berlaku.
h. Manajemen Risiko Hukum: Mengidentifikasi dan mengelola risiko hukum
yang mungkin dihadapi organisasi, serta merancang strategi untuk
mengurangi risiko tersebut.
i. Hubungan dengan Pihak Eksternal: Berinteraksi dengan pihak eksternal,
seperti advokat, regulator, atau pihak berwenang lainnya, untuk memastikan
bahwa kepentingan organisasi terlindungi.
j. Pelaporan dan Dokumentasi: Melakukan pelaporan yang diperlukan kepada
pihak berwenang dan menyimpan dokumen-dokumen yang relevan untuk
mematuhi ketentuan hukum.
Page | 17
Pekerjaan di bidang legal dan kepatuhan membutuhkan pemahaman yang
mendalam tentang hukum dan peraturan yang berlaku, kemampuan analisis yang
kuat, serta kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan berbagai
pihak. Tujuannya adalah untuk melindungi kepentingan organisasi dan
memastikan bahwa operasi organisasi berjalan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
12. Manajemen Kualitas
Pekerjaan di bidang manajemen kualitas melibatkan pengelolaan dan
peningkatan kualitas produk, layanan, atau proses organisasi. Berikut adalah
beberapa contoh pekerjaan yang umum dilakukan di bidang manajemen kualitas:
a. Pengembangan Standar Kualitas: Menetapkan standar kualitas untuk produk,
layanan, atau proses organisasi berdasarkan kebutuhan pelanggan dan praktik
terbaik industri.
b. Pemantauan Kualitas: Memantau kualitas produk, layanan, atau proses
organisasi secara berkala untuk memastikan bahwa standar kualitas terpenuhi
atau ditingkatkan.
c. Pengendalian Kualitas: Menerapkan metode dan teknik pengendalian
kualitas, seperti inspeksi, pengujian, dan analisis statistik, untuk memastikan
bahwa produk atau layanan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
d. Perbaikan Berkelanjutan: Mengidentifikasi peluang perbaikan dalam proses
organisasi dan mengembangkan rencana untuk meningkatkan kualitas,
efisiensi, atau keefektifan.
e. Sertifikasi Kualitas: Mengelola proses sertifikasi kualitas, seperti ISO atau
sertifikasi lainnya, untuk menunjukkan bahwa organisasi memenuhi standar
kualitas yang diakui secara internasional.
f. Pelatihan Kualitas: Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang prinsip-
prinsip manajemen kualitas dan praktik terbaik untuk meningkatkan
kesadaran dan pemahaman mereka tentang kualitas.
g. Analisis Kualitas: Menganalisis data kualitas untuk mengidentifikasi tren,
masalah, atau peluang untuk perbaikan dalam produk, layanan, atau proses
organisasi.
h. Manajemen Risiko Kualitas: Mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola
risiko yang terkait dengan kualitas produk, layanan, atau proses organisasi.14
14
Cahyono, K. (2017). Manajemen Stres Kerja di Kantor. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Page | 18
i. Pelaporan Kualitas: Menyusun laporan kualitas untuk manajemen dan
pemangku kepentingan lainnya untuk memberikan informasi tentang kinerja
kualitas organisasi.
j. Pengembangan Budaya Kualitas: Membangun budaya organisasi yang fokus
pada kualitas, di mana setiap anggota organisasi berkontribusi pada
peningkatan kualitas secara berkelanjutan.
Pekerjaan di bidang manajemen kualitas membutuhkan pemahaman yang
mendalam tentang prinsip-prinsip manajemen kualitas, keterampilan analitis yang
kuat, kemampuan komunikasi yang baik, serta kemampuan untuk bekerja dalam tim.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan efisiensi,
dan mencapai keunggulan kompetitif melalui kualitas produk, layanan, atau proses
organisasi.15
Pekerjaan kantoran dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan jenis organisasi.
Seorang profesional kantor mungkin memiliki spesialisasi dalam salah satu bidang
tersebut atau melibatkan sejumlah tugas dari beberapa bidang tersebut tergantung
pada kebutuhan perusahaan.

15
Wiratama, O. (2018). Inovasi dalam Pekerjaan Kantor. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Page | 19
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, K. (2017). Manajemen Stres Kerja di Kantor. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara.
Firmansyah, H. (2018). Kepemimpinan dan Motivasi Kerja di Kantor. Jakarta: PT Pustaka
Pelajar
Harahap, I. (2016). Komunikasi Efektif di Kantor. Jakarta: PT Grasindo
Pratama, B. (2016). Pengelolaan Arsip dan Dokumen di Kantor. Jakarta: PT Pustaka Cipta
Mandiri
Prayitno, M. (2016). Pengembangan Karyawan di Kantor. Jakarta: PT Buku Seru.
Rahayu, N. (2017). Manajemen Konflik di Kantor. Jakarta: PT Pustaka Baru Press.
Safitri, R. (2020). Pemanfaatan Aplikasi Komputer dalam Administrasi Kantor. Jakarta: PT
Buku Kita.
Sari, D. (2015). Etika Kerja Kantor. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Soewarno, D. (2019). Pengantar Administrasi Kantor. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Sudirman, A. (2018). Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kantor. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Sukoco. Badri, Munir, (2007) Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta:
Erlangga
Susanto, J. (2018). Keamanan dan Kesehatan Kerja di Kantor. Jakarta: PT Kencana.
Utama, F. (2017). Manajemen Waktu di Kantor. Jakarta: PT Penerbit Andi
Wiratama, O. (2018). Inovasi dalam Pekerjaan Kantor. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Yusuf, A. (2017). Manajemen Kantor Modern. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Page | 20

Anda mungkin juga menyukai