Disusun oleh :
M. Rafly Safwan Fadhil
20211041
YAYASAN ASSANUSIYAH
SMK IT RABBANY
Jalan Raya Garut – Wanaraja (Karangpawitan) Km. 4 Desa Tanjungsari Kecamatan
Karangpawitan Kabupaten Garut
TAHUN 2022
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TEKNIS
BUDIDAYA TANAMAN STRAWBERRY (Fragaria x ananassa)
NAMA : M. Rafly Safwan Fadhil
NIS : 20211041
KOMPETENSI : AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN
KEAHLIAN HORTIKULTURA
Garut, September 2022
Menyetujui dan mengesahkan
Komisi Pembimbing
Mengetahui,
Pembimbing Sekolah Pembimbing Lapangan
i
ii
KATA PENGANTAR
i
Garut, September 2022
Praktikan
M.RAFLYSAFWAN
FADHIL
NIS:20211041
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum............................................................................................2
1.2.2 Tinjauan Khusus.........................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKERIN......................................................3
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan.....................................................................................3
2.2 Kondisi Wilayah Tempat Prakerin...........................................................................5
2.3 Struktur Organisasi Intansi Tempat Prakerin...........................................................6
2.4 Visi, Misi, dan Tujusn Organisasi/Perusahaan.........................................................7
BAB III PELAKSANAAN PRAKERIN............................................................................9
3.1 Waktu Pelaksanaan Prakerin dan Bidang Kerja.......................................................9
3.1.1 Waktu Pelaksanaan.....................................................................................9
3.2 Pelaksanaan Kerja....................................................................................................9
3.2.1 Landasan Teori...........................................................................................9
3.2.2 Pokok Bahasan Teknis Budidaya Tanaman Strawberry di UPTD Balai
Benih Hortikultura, Kabupaten Garut.......................................................................65
3.2.3 Kandungan dan manfaat buah strawberry.................................................65
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................68
4.1 Kesimpulan............................................................................................................68
4.2 Saran......................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................69
LAMPIRAN.....................................................................................................................70
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 3.25 Hasil penyemprotan yang baik....................................................56
Gambar 3.26 Hasil penyemprotan yang tidak rata............................................56
Gambar 3.27 Larutan Biosoft............................................................................56
Gambar 3.28 Cara mengukur PH air.................................................................57
Gambar 3.29 Pembuatan larutan semprot untuk pompa gendong......................58
Gambar 3.30 Pembuatan larutan semprot untuk pompa mesin..........................59
Gambar 3.31 Umur larutan semprot..................................................................59
Gambar 3.32 Hasil penyemprotan yang berlebihan..........................................60
Gambar 3.33 Campuran formulasi....................................................................61
Gambar 3.34 Campuran formulasi....................................................................61
Gambar 3.35 Waktu penyemprotan...................................................................62
Gambar 3.36 Arah semprot yang benar.............................................................63
Gambar 3.37 Arah semprot yang salah.............................................................63
Gambar 3.38 Jarak dan sudut semprot..............................................................64
Gambar 3.39 Alat APO.....................................................................................65
Gambar 3.40 Kasus Resistansi OPT.................................................................66
Gambar 3.41 Proses Resistansi OPT.................................................................67
(sesuaikan dengan banyaknya gambar dalam isi laporan)
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan dilaksankannya kegiatan PKL/Prakerin adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional,
yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan,
Keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan.
2. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (Link and
Match) antara SMK dan Industri.
3. Meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga
kerja yang berkualitas profesional.
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan
1.2.2 Tinjauan Khusus
Tujuan
1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman strawberry.
2. Untuk mengetahui syarat tumbuh dari tanaman strawberry.
3. Untuk mengetahui hama dan penyakit pada tanaman strawberry
beserta cara pengendaliannya.
4. Untuk mengetahui manfaat dari buah strawberry.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKERIN
Umum (DAU) Pemerintah Kabupaten Garut serta swadaya murni dari hasil
kegiatan UPT BBH Cisurupan. Disamping itu dukungan fasilitasi, bantuan
sarana dan kerjasama dari berbagai institusi juga telah didapatkan, baik melalui
pemerintah pusat, provinsi maupun pelaku usaha.
Kondisi saat ini UPT Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian
Kabupaten Garut dalam menjalankan roda organisasinya di dukung oleh fungsi-
fungsi manajemen kelembagaan , antara lain :
1. Man (Sumberdaya Manusia)
Dalam menjalankan roda organisasinya Balai Benih Hortikultura Kabupaten
Garut didukung oleh beberapa sumberdaya manusia dengan basic pendidikan
teknis dan non teknis sebanyak 11 orang, meliputi :
1) Kepala UPT BBH : 1 orang
2) Kasubag TU : 1 orang
3) Tenaga Teknis Lapangan : 4 orang
4) Tenaga Administrasi (Sukwan) : 1 orang
5) Tenaga Harian Lepas : 2 orang
6) Penjaga Kantor : 2 orang
2. Machines (Penunjang)
Sarana dan prasarana sebagai alat pendukung untuk operasional kerja yang
dimiliki berdasarkan hasil survey, antara lain :
A. Aset Tidak Bergerak
1. Bangunan Kantor
Bangunan Kantor : 2 Unit
Bangunan Laboratorium : 1 Unit
Ruang Aula : 1 Unit
Bangunan Gudang : 1 Unit
Rumah Dinas : 1 Unit
Kamar Pemondokan : 4 Unit
Kolam (Bak Penampung Air) : 1 Unit
2. Screen House/GreenHouse
Screen House (Ukuran 18 x 10 m ) : 1 Unit
5
Kecamatan : Cisurupan
Kabupaten : Garut
Kondisi Geografis :
Orbitasi :
belakang ilmu dan keahlian merupakan salah satu pemasalahan yang dihadapi.
Dalam upaya pembenahan untuk peningkatkan pelayanan sangat diharapkan agar
masalah ini dapat ditangani secara serius, tentunya atas bantuan dan kerjasama
dari berbagai pihak dan institusi.
Berdasarkan PERDA 315 tahun 2004, Tugas Pokok yang diemban oleh UPT
BBH Cisurupan adalah; memimpin, mengkoordinasikan, mengendalikan dalam
Pembinaan dan Pelayanan di Bidang Perbenihan Tanaman Hortikultura.
Sementara itu fungsi-fungsi yang diemban yakni pelaksanaan produksi benih
bermutu varietas unggul antara lain :
1. Memberikan pelayanan dan pembinaan dalam pengadaan penggandaan mata
tempel jeruk dan Tanaman Hortikultura lainnya.
2. Menertibkan sistem dan mekanisme pengadaan Pohon Induk Jeruk.
3. Pengkoordinasian tugas dan Lembaga/Sub Unit Kerja terkait di Bidang
Pembibitan Jeruk.
4. Penyebarluasan dan pemasaran benih bermutu varietas unggul kepada
masyarakat;
5. Pelaksanaan observasi dan penyebarluasan teknologi perbenihan, baik
teknologi produksi maupun pasca panen dan penyalurannya;
6. Pelaksanaan pengumpulan (koleksi) varietas/klon tanaman yang sudah
dilepas maupun pasca panen dan penyalurannya;
7. Pelaksanaan pemurnian kembali varietas unggul;
8. Pelaksanaan pembinaan teknis kepada produsen benih;
9. Pelaksanaan penyebarluasan informasi pembenihan;
10. Pelaksanaan pengawasan internal mutu benih.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKERIN
Di Luar Negeri :
a. Sejak PD II ditemukan pestisida organik sintetik, yaitu DDT
pertanian bertumpu pada penggunaan pestisida
b. 1959, Stern : mengembangkan Integrated Pest Management
yang didahului oleh Integrated Pest Control
c. 1972, Rachel Carlson menulis buku berjudul “Silent Spring”
yang menggambarkan bahaya pestisida bagi lingkungan hidup
Di Indonesia :
a. 1960an : Intensifikasi Nasional pestisida menjadi salah satu
faktor pendukung dalam usahatani
b. Dalam Pelita III Prinsip PHT masuk ke dalam GBHN
c. 1986 : Inpres No.3/1986 merupakan dukungan pemerintah
terhadap pelaksanaan PHT di Indonesia 57 jenis pestisida
dilarang digunakan
d. 1989 : subsidi pestisida dicabut
e. 1989 : mulai dilaksanakan pemasyarakatan PHT melalaui
pelatihan
f. 1992 : Undang-undang No.12 Tahun 1992 tentang sistem
Budidaya Tanaman :
1) Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem PHT
2) Pelaksanaan perlindungan tanaman menjadi tanggung jawab
masyarakat dan pemerintah
b. Taktik Pengendalian OPT
a. Kultur teknis :
1) Pengurangan kesesuaian ekosistem (sanitasi, penghancuran
inang, pengolahan tanah dan pengelolaan air)
2) Gangguan kontinyuitas penyediaan keperluan hidup hama
(pergiliran tanaman, pemberoan lahan, penanaman serentak,
penetapan jarak tanam, lokasi tanaman, memutus
sinkronisasi hama dan tanaman, menghalangi peletakan
telur)
16
a. White Weevil
Kumbang ini sering ditemukan memakan daun tanaman
stroberi dan menyebabkan daun menjadi berlubang.
Kumbang
lain yang lebih sehat. Tanaman yang diserang oleh kutu daun,
daunnya akan mengeriting karena cairan dalam daun dihisap
oleh hama ini. Pada serangan hebat akan menyebabkan
pertumbuhan tanaman mengerdil. Hama ini juga merupakan
vektor (pembawa) penyakit virus. Hama dapat mengeluarkan
kotoran “embun madu’, sehingga kadang pada tanaman yang
terdapat banyak kutu ini akan ditemui semut-semut yang
akan memamfaatkan kotorannya. Embun madu yang dapat
menjadi media tumbuhnya jamur jelaga yang dapat menutupi
daun dalam proses fotosintesa.
Beberapa spesies kutu tanaman yang dikenal menyerang
tanaman stroberi adalah Chaetosiphon fragaefolii, Aphis
forbesi or Acyrthosiphon rogersii. Beberapa kutu yang
bersifat polyfagus juga terkadang ditemukan pada tanaman
stroberi seperti Aphis gossypii, Aulacorthum solani, Myzus
ascalonicus atau Macrosiphum euphorbiae. Rhodobium
porosum, Juga ditemukan pada area berbeda (Rabasse,
2001).
f. Penggerek Buah
Serangga ini ditemukan pada beberapa buah stroberi yang
sudah membusuk. Beberapa kumbang dewasa ditemukan di
dalam buah. Berukuran 1-3 mm dan berwarna orange dengan
bercak hitam pada punggungnya. Kumbang tergolong ke
dalam Coleoptera karena terlihat memiliki elutra meskipun
berukuran kecil. Meningkatnya populasi dapat dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan yang kotor dan banyak sisa-sisa
tanaman.
22
2. Penyakit
1. Bercak Merah
Penyakit ini ditandai dengan terdapatnya bercak-bercak
kecil-bulat berwarna merah keunguan pada daun tanaman
stroberi. Penyakit ini jarang ditemukan pada pertanaman
stroberi dengan tingkat kerusakan sangat rendah. Dari daun
yang bergejala diisolasi dan dibiakkan di dalam Petridis, lalu
diamati di bawah mikroskop. Dari pengamatan tersebut
diamati konidia menyerupai Pestalotia sp.
4. Leaf Blight
Gejala berupa bintik-bintik berwarna ungu yang
berkembang menjadi coklat lalu disekitar bintik meluas
daerah yang berwarna kekuningan hingga keunguan. Daun
yang tua menjadi suram dan tumbuh merana kemudian mati
(gugur). Penyakit in cukup banyak ditemukan pada
pertanaman stroberi yang tidak terawat dengan kondisi yang
lembab.
3) Pemilihan varietas
Selain karena selera pasar, produktivitas tinggi dan kesesuaian dengan
kondisi lahan, faktor penting lain dalam memilih varietas ialah yang
tahan terhadap serangan OPT. Berikut ini adalah beberapa varietas
yang tahan terhadap OPT :
4) Pengolahan tanah
- Ditinjau dari sudut pengendalian hama dan penyakit, pengolahan
tanah yang baik dan benar bertujuan untuk menekan populasi OPT
tanah.
- Oleh karena itu jeda waktu yang diperlukan dari saat pengolahan
tanah awal sampai dengan siap tanam minimal 1 bulan.
- Dengan jeda waktu yang panjang, patogen dan sisa-sisa pupa dari
hama di dalam tanah akan terjemur oleh sinar matahari sehingga
akan mati.
5) Pengapuran
- Tanaman dapat tumbuh baik pada tanah yang mempunyai kisaran pH
tertentu, karena pH tanah berpengaruh terhadap penyerapan unsur
hara oleh tanaman.
- Jika pH tanah tidak sesuai, maka pertumbuhan tanaman menjadi
kurang optimum, sehingga rentan terhadap serangan OPT.
- Pada umumnya kemasaman tanah untuk tanaman sayuran dan
palawija berkisar pada pH 5-5,5.
- Jika pH tanah kurang dari kisaran angka tersebut dapat dilakukan
pengapuran menggunakan dolomit atau kaptan yang dilakukan
minimal 1 bulan sebelum tanam.
Daftar kebutuhan kapur, jika pH tanah < 6
6) Solarisasi
- Solarisasi adalah penutupan permukaan tanah menggunakan plastik
polietilin selama 1,5 bulan. Solarisasi dilakukan setelah pencangkulan
pertama. Tujuannya ialah menaikkan suhu tanah hingga ± 50 o C agar
OPT dalam tanah seperti nematoda, orong-orong, uret, patogen
penyakit, dan ulat tanah mati.
- Oleh karena itu sebelum tanam perlu dilakukan analisis tanah terlebih
dahulu agar pemberian pupuk tepat.
1. Perlakuan Benih
Untuk menekan serangan penyakit layu bakteri, sebelum ditanam ubi
bibit direndam dalam larutan bakterisida Streptomisin Sulfat (1 g/liter)
selama 15-30 menit.
2. Pemasangan Perangkap OPT
a) Jika ditemukan uret atau orong-orong, maka lahan diberi perlakuan
dengan insektisida Fipronil 0,3 G sebanyak 15 kg/ha
b) Untuk daerah endemik serangan penyakit layu bakteri dan layu
fusarium, lahan diberi perlakuan dengan bakterisida Oksitetrasiklin
(konsentrasi formulasi 1 ml/liter) dengan dosis 200 ml/ lubang tanam
yang diaplikasikan satu hari sebelum tanam
c) Untuk menekan populasi trips, kutudaun, kutukebul, dan tungau
dipasang perangkap lekat warna kuning sebanyak 40-50 buah/ ha.
Perangkap tersebut dipasang pada saat tanam.
3. Penyemprotan Fungisida Secara Preventif
a) Pada pengendalian penyakit tanaman, strategi penggunaan pestisida
yang disusun berdasarkan prinsip pencegahan atau preventif, bukan
menunggu sampai timbulnya gejala serangan atau kuratif.
b) Strategi ini tampak agak berbeda dengan prinsip pengendalian hama
yang menganjurkan agar dilakukan pengamatan terlebih dahulu
sebelum dilakukan tindakan pengendalian menggunakan pestisida. Hal
ini disebabkan dari hasil beberapa penelitian dan pengalaman
menunjukkan bahwa dengan strategi pengendalian penyakit secara
prefentif, jumlah penggunaan pestisida lebih rendah dibanding dengan
jumlah penggunaan pestisida pada pengendalian secara kuratif.
c) Strategi ini juga terbukti memperkecil risiko kegagalan panen
4. Penyemprotan Pestisida Secara Kuratif
Efikasi beberapa jenis fungisida untuk mengendalikan penyakit bercak
daun alternaria pada Kacang panjang
31
7. Agroekosistem
a. Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh interaksi
dinamik antara komponen-komponen abiotik dan biotik.
f. Sulfur (S/S) :
(a) Kegunaan :
39
4) Pupuk Daun
- Pada umumnya pupuk yang diaplikasikan melalui daun adalah
pupuk mikro
- Aplikasi pupuk daun ialah disemprotkan pada tanaman/ daun
- Pupuk daun kurang efektif karena daun berfungsi untuk menyerap
O2 dan CO2
- Penggunaan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan tanaman
keracunan
- Pupuk daun digunakan jika :
• Unsur hara dalam tanah terbatas
• Unsur hara dalam tanah sering hilang
• Kekurangan unsur hara pada fase pertumbuhan
• Jika kekurangan Ca, Si, Mn, B, Fe, Zn, Cu, Mb dapat
diaplikasikan pupuk daun berkali-kali
• Jika kekurangan unsur N, P, K, S, dan Mg cukup sekali
diaplikasikan pupuk daun
41
Kimia
11. ZK Pupuk ZK Petro 50% K2O; 17% S
Kimia
12. Sendawa Chali Chili 16% Sodium Nitrate (KNO3)
a. Formulasi Pestisida
a. Bentuk formulasi dan kandungan bahan aktif pada umumnya
dicantumkan di belakang nama dagangnya. Misalnya Dithane M 45
80 WP artinya pestisida tersebut bernama dagang Dithane M 45,
mengandung 80% bahan aktif mankozeb dan diformulasikan dalam
bentuk tepung yang dapat disuspensikan dengan air
b. Bentuk formulasi pestisida juga erat kaitannya dengan bagaimana
cara aplikasi pestisida tersebut. Misalnya formulasi bentuk tepung
hembus (D), cara aplikasinya langsung diaplikasikan dengan cara
dihembuskan tanpa perlu diencerkan dengan air. Contoh : Perigen
0,5 D
Beberapa formulasi petisida yang beredar di pasaran :
Kode Uraian Pengadukan Residu
formulasi yang
tampak
pada
tanaman
EC Emulsifiable Concentrate : Perlu Ada
Formulasi dalam bentuk
pekatan cair dengan
konsentrasi bahan aktif
cukup tinggi. Jika dicampur
49
Yang dimaksud dengan tepat mutu ialah pestisida yang digunakan harus
bermutu baik. Untuk itu agar dipilih pestisida yang terdaftar dan diijinkan
oleh Komisi Pestisida. Jangan menggunakan pestisida yang tidak
terdaftar, sudah kadaluarsa, rusak atau yang diduga palsu karena
efikasinya diragukan dan bahkan dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman.
3. Tepat jenis
Suatu jenis pestisida belum tentu dianjurkan untuk mengendalikan semua
jenis OPT pada semua jenis tanaman. Oleh karena itu agar dipilih jenis
pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan suatu jenis OPT pada
suatu jenis tanaman. Informasi tersebut dapat dilihat pada label atau
kemasan pestisida.
Waktu penggunaan pestisida harus tepat, yaitu pada saat OPT mencapai
ambang pengendalian dan penyemprotannya harus dilakukan pada sore
hari (pukul 16.00 atau 17.00) ketika suhu udara < 30 o C dan kelembaban
udara 50-80%.
4. Teknik Penyemprotan
Penyemprotan merupakan cara aplikasi pestisida yang paling umum.
Sekitar 75% dari seluruh pestisida di dunia diaplikasikan dengan cara
disemprotkan
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat penyemprotan :
a) Peralatan Semprot :
Tangki/ pompa semprot :
Peralatan semprot seperti tangki semprot dan perlengkapannya
dipastikan dalam kondisi baik dan tidak bocor. Di samping
persyaratan tersebut, penyemprot punggung harus memiliki tekanan
semprot minimal 3 bar dan penyemprot mesin 8-12 bar
Langkah Kerja :
a) Larutkan pestisida pada ember yang berisi air sesuai kapasitas
pompa semprot
b) Aduk pestisida secara merata
c) Tuangkan larutan pestisida ke dalam pompa semprot secara hati-
hati
2) Pencampuran Pestisida
a) Sinergistik (saling menguatkan)
Contoh :
1) Daya bunuh pestisida A = 2
2) Daya bunuh pestisida B = 3
3) Daya bunuh pestisida A + B = 10
4) Antagonistik (saling mengalahkan)
Contoh :
a) Daya bunuh pestisida A = 2
b) Daya bunuh pestisida B = 3
c) Daya bunuh pestisida A + B = 1 atau 0
2) Netral (tidak mempunyai efek)
Contoh :
a) Daya bunuh pestisida A = 2
b) Daya bunuh pestisida B = 3
c) Daya bunuh pestisida A + B = 2 atau 3
Pencampuran pestisida dapat dilakukan jika berdasarkan hasil
penelitian atau direkomendasikan Insektisida + fungisida +
perekat perata
Catatan : Disarankan insektisida, fungisida dan perekat perata
yang diproduksi oleh satu produsen atau pabrik yang sama.
61
Suhu :
a) Pada siang hari, suhu udara di atas permukaan tanah lebih rendah
daripada suhunya di angkasa. Dengan demikian akan terjadi
pergerakan udara dari bawah ke atas (turbulensi) yang akan
menerbangkan butiran semprot
b) Suhu yang tinggi akan mempercepat laju penguapan butiran
semprot
Kelembaban udara :
a) Pada siang hari, kelembaban udara < 50%:
b) Penguapan butiran semprot akan cepat walaupun telah menempel
pada bidang sasaran sehingga efektivitasnya hilang
c) Butiran semprot akan mudah tertiup angin
c. Kondisi pada sore hari
Suhu dan kelembaban udara relatif stabil
- Suhu : < 25o C
- Kelembaban : < 80%
- Kondisi ideal untuk melakukan penyemprotan pestisida
4) Waktu Penyemprotan
Kecepatan angin :
- Kecepatan angin yang ideal adalah 3-6
km/ jam dengan tanda-tandanya sebagai
berikut :
• Lambaian bendera membentuk sudut
450
• Hembusan angin terasa secara
perlahan menerpa wajah
• Daun-daun bergoyang secara
perlahan
Kecepatan angin > 6 km/jam :
• Butiran semprot tertiup angin
• Butiran semprot tidak sampai ke
sasaran
c. Pemupukan
Setelah 1 minggu sesudah tanam melakukan pemupukan
gelombang 1 dengan menggunakan larutan pupuk npk dengan
larutan 2 gram pada 1 liter air dengan perbandingan 1:2 siramkan
pupuk ini sebayak 100-150 mili liter pada tanaman di sekitar area
akar. Lakukan pemupukan setiap 2 sampe 4 minggu
sekali.glombang 2 adalah pase pembungaan gunakan pupuk npk
dengan unsur seimbang antara nitrogen,fospor,dan kalium
melarutkan dalam 100 liter air. Pemupukan strawberry pada
setiap 2-4 minggu 1. Gelombang ke 3 pembasaran dan
pematangan buah.pupuk dengan kandungan kalium yang tinggi
lebih direkomendasi kan pada tahap ini missal nya kno3 tijuan
nya adalah untuk memperbesar ukuran buah agar rasa buah
strawberry manis tambah kan pula semprotan pupuk dengan
kandungan magnesium. Glombang terakhir gunakan pupuk mikro
lengkap untuk memenuhi kebutuhan unsur mikro. Pemupukan ini
terutama dilakukan di glombang awal saat pertumbuhan
vegetative.
d. Pengairan
Lakukan pengairan secara tratur,2-3 kali dalam 1 minggu kecuali
pada musim hujan. Volume siraman untuk setiap tanaman kurang
lebuh 150-250 cc bergantung pada fisik tanah, kelembaban udara
dantemperatur.
5. Panen dan Pasca Panen
a. Panen
Tanamn strawberry yang sudah berumur 2,5 bulan pemanenan
pertama dengan cara Teknik khusus pemanenan strawberry agar
tanaman dan buah tidak rusak. Caranya, buah di petik Bersama
tangkay buah dan kelopak nya dengan tangan secara hati hati atau
dengan gunting.buah yang di petik sebaik nya yang sudah
tua.buah muda yang warnanya masih hijau ke putih putihan dan
70
4.1 Kesimpulan
Dengan mengucapkan syukur Allhamdulillah, kegiatan Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN) kelas XI/ATPH SMK IT RABBANY tahun
Pembelajaran 2022/2023 yang telah dilaksanakan kurang lebih 90 Hari
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Untuk itu beberapa kesimpulan dan saran yang dapat kami sampaikan
pada kesempatan ini, sebagai berikut :
1. Melalui PRAKERIN Siswa dapat membandingkan antara praktek Lapangan
dengan teori yang diterima selama proses Pembelajaran
2. Prakerin dapat dijadikan sebagai proses pengenalan dunia Agribisnis
khususnya di bidang tanaman Holtikultura
3. Prakerin dapat dijadikan sebagai inkubasi bisnis bagi siswa setelah lulus
sekolah dimana sebagai tujuan akhir dapat menjadi insan mandiri untuk dapat
menciptakan lapangan kerja sendiri.
4. Prakerin dapat dijadikan upaya pendewasaan diri dalam hal teknis berfikir
selain itu pendewasaan diri untuk menentukan sikap dan tujuan dimasa yang
akan datang.
4.2 Saran
Untuk beberapa saran yang dapat disampaikan pada saat ini yang bersifat
membangun untuk perkembangan pelaksanaan Prakerin dimasa yang akan
datang, antara lain :
1. Kepada pihak sekolah
a. Diharapkan pihak sekolah dapat menyediakan sarana dan prasarana
khususnya inventarisasi sepatu boot untuk siswa, hal ini disampaikan
untuk tingkat keselamatan kerja siswa
b. Prakerin yang telah dilaksanakan merupakan pengenalan berbagai dunia
agribisnis, diharapkan adanya tindak lanjut berupa magang disuatu
perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis dengan spesifik komoditi
sesuai dengan pilihan siswa, hal ini dimaksudkan setelah tamat dari proses
pendidikan nanti para siswa dapat menindaklanjuti hasil magang tersebut
untuk menjadi lulusan SMK ATPH yang mandiri dan berjiwa usaha.
c. Diharapan pihak sekolah untuk menyediakan komputer untuk belajar word ,
powerpoint dan lain lain.