Askep Gerontik Sis
Askep Gerontik Sis
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan : SD/sederajat
Alamat : RT 03 Desa Gunung Antasari
Sumber Informasi : Pasien
Keluarga yang dapat dihubungi : Istri
Diagnosa Medis : Hipertensi
Tanggal Pengkajian : 1 Januari 2024
2. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama
Sakit pada kaki kiri
Riwayat : pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 1 Januari
2024 Tn. A mengatakan sakit pada kaki kiri dan Tn. A juga
mengatakan susah berjalan jika tidak menggunakan tongkat, Tn. A
mengatakan tangan tidak bisa dibuka kepalan tangannya jika tidak di
bantu dan Tn. A juga mengatakan sakit kepala sebelah kiri.
2. Kronologi keluhan
a. Faktor pencetus : Kaki sakit jika terlalu sering
dibawa berjalan
b. Timbulnya keluhan : Timbul bertahap, semakin sakit jika dipaksa
untuk berjalan terus menerus dan susah berjalan
dikarenakan pasien memiliki riwayat stroke.
c. Lamanya : ±7 tahun yang lalu, untuk
stroke ± 11 tahun
yang lalu.
d. Upaya mengatasi : mengkonsumsi obat dan diurut
untuk menangani
stroke.
B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat penyakit stroke > 11
tahun yang lalu
1. Riwayat imunisasi
Tidak ada
2. Riwayat Alergi (obat, makanan, dll)
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan maupun makanan,
namun sejak mengalami stroke klien mengurangi makanan yang
bersantan, asin, dan kacang kacangan.
3. Riwayat Kecelakaan
Pasien tidak memiliki riwayat kecelakaan
4. Riwayat dirawat di rumah sakit
Dalam 1 tahun terakhir ini, pasien belum pernah dirawat di rumah sakit,
namun pasien sering ke puskesmas untuk kontrol dan mengambil obat
tekanan darah.
5. Riwayat Pemakaian obat
1 minggu ini kondisi pasien kurang enak badan dan pasien hanya
mengkonsumsi obat yang diberikan pihak puskesmas yaitu obat
amplodipine 10mg.
3. Pola Kebiasaan Sehari-Hari (1 Januari 2024)
A. Nutrisi
1) Frekuensi makan
Frekuensi makan dalam satu hari 2-3 x/hari
2) Jenis makanan
Lauk pauk (tahu, tempe, telur, ikan, ayam, udang) dan sayur serta buah,
pasien tidak memiliki pantangan untuk makanan tetapi hanya
mengurangi makanan yang bersantan, asin serta kacang-kacangan.
3) Kebiasaan sebelum makan
Pasien memiliki kebiasaan berdo’a sebelum makan dan meminum air
putih.
4) Nafsu makan
Akhir-akhir ini klien merasa tidak nafsu makan, pasien tetap
menghabiskan satu porsi makanan (satu piring penuh) namun dengan
porsi makan lebih sedikit (setengah piring dari sebelum sakit) dari
sebelum sakit.
5) Berat badan : klien mengatakan tidak tau
B. Eliminasi
1. Berkemih
a) Frekuensi : 4-5 x/hari
b) Warna : Kuning tua
c) Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada keluhan
2. Defekasi
a. Frekuensi : 1 x/hari
b. Waktu : Setiap pagi setelah bangun tidur
c. Warna : kecoklatan
d. Bau : berbau feses
e. Konsistensi : lembek
f. Keluhan yang berhubungan dengan defekasi : Tidak ada keluhan
g. Pengalaman memakai laksatif : Tidak ada
C. Higiene Personal
1. Mandi
a. Frekuensi : 2 x/hari
b. Pemakaian sabun : Ya
2. Higiene oral
a. Frekuensi : 2 x/hari
b. Waktu : Pagi dan sore
3. Cuci rambut
a. Frekuensi : 2x/hari
b. Penggunaan sampo : Ya
4. Gunting kuku
a. Frekuensi : ± 1 minggu sekali
D. Istirahat dan Tidur
1) Lama tidur : 5-6 jam/hari
2) Tidur siang : Kadang-kadang
E. Aktivitas dan Latihan
1. Olahraga : Ya
a. Jenis : Jalan-jalan santai
b. Frekuensi : Pagi hari
2. Kegiatan waktu luang
Tn. A hanya duduk didepan teras sambil melatih gerakan tangannya.
3. Keluhan dalam beraktivitas
Tn. A tampak pelan pelan dan berhati hati saat melakukan aktifitas.
F. Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan ketergantungan minum obat hipertensi.
4. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum
Keadaan umum klien tampak lemas dengan kesadaran composmentis.
Hasil pemeriksaan TTV:
Tanggal TD N S RR
x o x
mmHg /m C /m
B. Kepala
Inspeksi : Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada lesi.
Penyebaran rambut merata berwarna hitam dan putih (uban),
rambut mudah patah, tidak bercabang, dan tampak tidak ada
kelainan.
Palpas : Tidak terdapat benjolan abnormal
i
C. Mata
Inspeksi : Mata lengkap, penglihatan berfungsi dengan baik namun Tn. A
tidak bisa melihat dengan jelas (rabun jauh) pada jarak kurang
lebih 6 meter, Konjungtiva annemis dan sclera tidak ikterik
kelopak mata tidak ada pembengkakan.
D. Hidung
Inspeksi : Tidak ada kelainan, tidak adanya pembengkakan atau lesi
tampak bersih tidak ada secret, posisi septum nasal ditengah.
Palpas : Tidak ada massa abnormal
i
e. Rongga Mulut
Inspeksi : Mulut terjaga bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada
pembengkakan pada bibir, tidak ada kesulitan menelan, tidak
ada kemerahan atau sariawan.
f. Leher
Inspeksi : Telinga simetris kanan dan kiri, lubang telinga bersih, tidak
ada serumen berlebih, pendengaran berfungsi dengan baik
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
kelenjar parotis, posisi trakea letak ditengah tidak ada
kelainan.
g. Kardiovaskuler
Inspeksi : Dada simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi, tidak ada
sianosis
Palpasi : Tidak ada masa abnormal
Auskultasi : Jantung : Tidak ada suara tambahan
Paru : Vesikuler, suara nafas normal
Perkusi : Jantung : Pekak
Paru : Sonor
h. Gastrointestinal
Inspeksi : Bentuk bulat dan datar, tidak ada luka, tidak ada nyeri
tekan.
Palpasi : Tidak terdapat edema dan massa abnormal
Auskultasi : Terdengar bising usus
Perkusi : Thympani
i. Ekstremitas
Inspeksi : Kemampuan pergerakan sendi dan tungkai (ROM) tidak
bebas pada bagian sebelah kiri. Tidak simetris pada kedua
ektermitas atas dan bawah, terdapat deformitas pada tangan
sebelah kiri, tidak ada kontraktur, serta lesi. Turgor kulit < 2
detik dan kulit tampak kering.
Palpasi : Tidak terdapat edema, tidak terdapat benjolan abnormal
pada kedua eketermitas atas dan bawah.
Kekuatan otot :5 2
5 3
C. Spiritual
Pasien beragama islam, Tn. A mengatakan tetap menjalankan sholat 5
waktu
6. Pengkajian Fungsional
A. KATZ Indeks :
Termasuk/kategori manakah klien ?
1. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah dan mandi
1 Makan 5 10√
2 Minum 5 10√
6 Mandi 5 15√
TOTAL : 15 95
Keterangan:
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
Berdasarkan penilaian modifikasi dari Barthel Indeks pasien masuk
dalam kategori ketergantungan sebagian dengan jumlah skor 95.
7. Pengkajian Status Mental
A. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban. Catat
jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.
Benar Salah Nomor Pertanyaan
∑=8 ∑=2
Interpretasi hasil :
a. Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
Berdasarkan interpretasi diatas, pasien memiliki fungsi intelektual
utuh dimana total skor yang benar berjumlah 8.
B. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan
MMSE (Mini Mental Status Exam)
ASPEK NILAI NILAI
NO KRITERIA
KOGNITIF MAKS. PASIEN
Interpretasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Berdasarkan interpretasi diatas, pasin masuk dalam kategori Aspek
kognitif dari fungsi mental baik dimana total skor nilai klien adalah
28
8. Pengkajian Keseimbangan Klien Gerontik
A. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Beri niali 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini atau
Beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu dari kondisi di bawah ini
Duduk ke kursi
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Skor pasien : 1
Mata tertutup
Sama seperti di atas (periksa kepercayaan klien tentang input penglihatan
untuk keseimbangannya )
Skor pasien : 1
Perputaran Leher
Menggerakkan kaki, menggenggam obyek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing, atau keadaan tidak stabil
Skor pasien : 1
Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil obyek-obyek kecil (misal
pulpen) dari lantai, memegang obyek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan
usaha-usaha multipel untuk bangun
Skor pasien : 1
B. Komponen gaya berjalan atau gerakan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini, atau beri
nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu dari kondisi di bawah ini :
1. Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
Ragu - ragu, tersandung, memegang obyek untuk dukungan
Skor pasien : 1
2. Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret
kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm)
Skor pasien : 1
3. Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping klien)
Setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten, memulai
mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai
Skor pasien : 1
4. Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
Skor pasien : 1
5. Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari
belakang klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
Skor pasien : 1
6. Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang,
memegang obyek untuk dukungan
Skor pasien : 1
Interpretasi hasil :
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien dan dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
0–5 : Resiko jatuh rendah
6 – 10 : Resiko jatuh sedang
11 – 15 : Resiko jatuh tinggi
Berdasarkan interpretasi diatas pasien termasuk dalam kategori
resiko jatuh tinggi dimana total skor pasien adalah 11.
B. ANALISA DATA
N DATA ETIOLOGI PROBLEM
O
1 DS :
Pasien mengatakan nyeri Agen pencedera Nyeri akut
pada kepala sebelah kiri fisiologis
D.0077
Pasien menunjukkan area
nyeri
DO:
Pasien tampak memijit
kakinya
Pasien tampak meringis
P : sakit pada kepala
Q : nyeri nyut-nyutan
R : nyeri pada kepala sebelah
kiri
S : skala 3
T : hilang timbul, 2-3 menit
TTV
TD : 140/90 mmmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5℃
2 DS :
Pasien mengatakan susah Penurunan Gangguan
untuk berjalan tanpa bantuan kekuatan otot Mobilitas
tongkat Fisik
Pasien mengatakan tidak bisa
D.0054
membuka genggaman
tangannya dengan sendiri
dan harus dengan bantuan
DO :
Tampak susah untuk berjalan
Tampak berjalan
menggunkan tongkat
Tampak membuka
genggaman tangan dengan
dibantu tangan yang normal
3 DS: Kekuatan otot Risiko Jatuh
menurun
Pasien mengatakan sering D.0143
merasa ingin jatuh saat
berjalan
DO:
Pasien nampak berjalan
sempoyongan dan tidak
seimbang
Pasien nampak berjalan
dibantu dengan tongkat
1. Sifat masalah
o Tidak/kurang sehat 3
o Ancaman kesehatan 1 3/3 x 1 = 1
2
o Keadaan sejahtera
1
4. Menonjolnya masalah
o Masalah berat, harus segera 2
ditangani 1 1/2 x 1 = 0,5
o Ada masalah tetapi tidak perlu 1
ditangani 0
o Masalah tidak dirasakan
Total : 3,1
2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
N Kriteria Skor Bobot Nilai
o
1. Sifat masalah
1) Tidak/kurang sehat 3
2) Ancaman kesehatan 1 3/3 x 1 = 1
3) Keadaan sejahtera 2
1
4. Menonjolnya masalah
1) Masalah berat, harus segera 2
ditangani
2) Ada masalah tetapi tidak perlu 1
ditangani 0 1 2/2 x 1 = 0,5
3) Masalah tidak dirasakan
Total : 4,5
1. Sifat masalah
4) Tidak/kurang sehat 3
5) Ancaman kesehatan 1 3/3 x 1 = 1
6) Keadaan sejahtera 2
1
4. Menonjolnya masalah
4) Masalah berat, harus segera 2
ditangani
5) Ada masalah tetapi tidak perlu 1
ditangani 0 1 2/2 x 1 = 0,5
6) Masalah tidak dirasakan
Total : 4,5
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
2. Risiko Jatuh b.d kekuatan otot menurun
3. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosis Tujuan & Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Gangguan Mobilitas fisik Dukungan Mobilisasi
mobilitas fisik Tujuan: setelah Observasi:
b.d penurunan dilakukan askep 3x Identifikasi adanya nyeri
kekuatan otot kunjungan diharapkan atau keluhan fisik lainnya
mobilitas fisik Identifikasi toleransi fisik
D.0054 meningkat, dengan melakukan pergerakan
kriteria hasil: Monitor frekuensi tekanan
Rentang gerak darah sebelum memulai
(ROM) (5) mobilisasi
Kekuatan otot (4) Terapeutik:
Fasilitasi aktivitas
L.05042 mobilisasi dengan alat
bantu (dinding dan tongkat)
Fasilitasi melakukan
pergerakan (latihan ROM
sederhana)
Fasilitasi latihan genggam
bola.
Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
Anjurkan melakukan
mobilisasi dini.
I.05173
2. Risiko jatuh b.d Tingkat Jatuh Pencegahan jatuh
kekuatan otot Tujuan: setelah Observasi:
menurun dilakukan askep 3x Identifikasi faktor risiko
kunjungan diharapkan jatuh (gangguan
D.0143 tingkat jatuh menurun, keseimbangan)
dengan kriteria hasil: Identifikasi faktor
Jatuh saat berdiri lingkungan yang
(5) meningkatkan resiko jatuh
Jatuh saat berjalan Terapeutik:
(5) Gunakan alat bantu berjalan
Jatuh saat dikamar Edukasi:
mandi (5) Anjurkan berkonsentrasi
untuk menjaga
L.14138 keseimbangan tubuh
Anjurkan melebarkan kedua
kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri.
I.14540
3. Nyeri akut b.d Tingkat nyeri Manajemen nyeri
agen pencedera Tujuan: setelah Observasi:
fisiologis dilakukan askep 3x Identifikasi skala nyeri
kunjungan diharapkan Identifikasi faktor yang
D.0077 tingkat nyeri menurun, memperberat dan
dengan kriteria hasil: memperingan nyeri
Keluhan nyeri (5) Terapeutik:
Kemampuan Berikan tenik nafas dalam
menuntaskan untuk mengurangi nyeri
aktivitas (5) Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
L.08066 Fasilitasi istirahat
Edukasi:
Ajarkan teknik nafas dalam
untuk mengurangi rasa
nyeri
Anjurkan menggunakan
analgesik yang tepat
I.08238
F. IMPLEMENTASI & EVALUASI
Nama : Tn. A
Kunjungan ke :1
Umur : 61 Tahun
NO DIAGNOSA
KEPERAW IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
ATAN
Senin, 1 Januari 2024
1 Gangguan Dukungan Mobilisasi S:
mobilitas Tn. A mengatakan
fisik b.d Observasi: susah untuk
penurunan Mengidentifikasi adanya berjalan tanpa
kekuatan otot nyeri atau keluhan fisik bantuan tongkat
lainnya
Mengidentifikasi toleransi Tn. A mengatakan
fisik melakukan pergerakan tidak bisa
Memonitor frekuensi membuka
tekanan darah sebelum genggaman
memulai mobilisasi tangannya dengan
Terapeutik: sendiri dan harus
Memfasilitasi aktivitas dengan bantuan.
mobilisasi dengan alat O:
bantu (dinding dan tongkat) Tampak susah
Memfasilitasi melakukan untuk berjalan.
pergerakan (latihan ROM Tampak berjalan
sederhana)
menggunakan
Memfasilitasi latihan
genggam bola. tongkat
Melibatkan keluarga untuk Tampak membuka
membantu pasien dalam genggaman tangan
meningkatkan pergerakan dengan bantuan
Edukasi: A:
menjelaskan tujuan dan Masalah gangguan
prosedur mobilisasi mobilitas fisik belum
Menganjurkan melakukan teratasi
mobilisasi dini. P:
Lanjutkan intervensi
2 Risiko jatuh Pencegahan jatuh S:
b.d kekuatan Pasien mengatakan
Observasi:
otot menurun sering merasa
Mengidentifikasi faktor ingin jatuh saat
risiko jatuh (gangguan berjalan.
keseimbangan) O:
Mengidentifikasi faktor Pasien nampak
lingkungan yang berjalan
meningkatkan resiko jatuh sempoyongan dan
Terapeutik:
tidak seimbang
Menggunakan alat bantu Pasien nampak
berjalan berjalan dengan
bantuan tongkat
Edukasi:
A:
Menganjurkan Masalah resiko jatuh
berkonsentrasi untuk belum teratasi
menjaga keseimbangan P:
tubuh Lanjutkan intervensi
Menganjurkan melebarkan
kedua kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan saat berdiri.
OLEH :
SISKA RAHMAWATI
NIM: 1114901230406
Disusun Oleh :
Siska Rahmawati
NIM: 1114901230406
Mengetahui,
( ) ( )
LEMBAR MENTORING