PERSELISIHAN
PERUSAHAAN KFC
Kelompok 1
ANGGOTA KELOMPOK :
Ria Khansa 141190026
Satriyo Hemastyo 141200331
Imelda Stevani 141210006
Antonius Bagus P 141210007
M Cahya Yudin 141210012
Luthfia Dwi Listyaningrum 141210013
1. LATAR BELAKANG
1. Pemberi Kerja
Adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum,
atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga
kerja dengan membayarupah atau imbalan dalam bentuk
lain
3. TEORI
2. Pengusaha
Adalah Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri Orang perseorangan,
persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miiknya; Orang perseorangan,
persekutuan, atau badan hukum yang berada diIndonesia mewakili
perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf (i dan (ii) yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia. Pada kasus kami, pengusaha
adalah pemilik KFC.
3. Perusahaan
Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta
maupun milik negarayang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar
upah atau imbalam dalam bentuk lain; Usaha-usaha social dan usaha-usaha
lain yang mempunyai pengurus danmempekerjakan orang lain dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. pada kasus kami,
Perusahaan adalah Kfc.
Hukum yang membahas tentang pemotongan gaji karyawan.
1.Pemotongan gaji harus didasarkan pada kesepakatan antara pengusaha dan pekerja atau serikat
pekerja yang sah.
2.Pemotongan gaji harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.Pemotongan gaji tidak boleh dilakukan lebih dari 50% dari gaji yang seharusnya diterima oleh
pekerja.
4.Pemotongan gaji harus dilakukan dengan pemberitahuan tertulis kepada pekerja atau serikat
pekerja yang sah setidaknya 7 hari sebelumnya, kecuali dalam keadaan darurat.
5. Pemotongan gaji harus dilakukan secara proporsional dengan kebutuhan dan kemampuan
ekonomi pekerja.
Jadi, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 memberikan ketentuan yang jelas mengenai syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh pengusaha dalam melakukan pemotongan gaji karyawan.
Upaya Hukum
Jika terjadi perselisihan hak antara pengusaha dengan pekerja, keduanya harus terlebih dahulu
menempuh upaya hukum berupa perundingan bipartit, yaitu perundingan antara pekerja atau serikat
pekerja dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan hubungan industrial, secara musyawarah
untuk mencapai mufakat.
Kemudian, jika tidak mencapai kesepakatan, salah satu atau kedua belah pihak mencatatkan
perselisihannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan, dengan
melampirkan bukti bahwa upaya penyelesaian melalui perundingan bipartit telah dilakukan.
Setelah itu, kedua belah pihak menempuh penyelesaian melalui mediasi. Dalam hal penyelesaian
melalui mediasi tidak mencapai kesepakatan, maka salah satu pihak dapat mengajukan gugatan kepada
Pengadilan Hubungan Industrial pada pengadilan negeri setempat.
4. PEMBAHASAN