Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

Semester II tahun Ajaran 2020/2021 Nama : Dimas Abimanyu.


ACARA I: Imbibisi No. Mhs : 21987.
Kelas/regu/kel.: SPKS G.
Co. Asisten : Ardi Gunawan.
I. TUJUAN
Mengetahui peristiwa fisiologi berupa imbibisi pada biji.
II. DASAR TEORI
Migrasi molekul air ke tempat zat lain yang berlubang (pori) cukup
besar kemudian menetap di dalamnya, peristiwa ini disebut imbibisi. Kata
imbibisi berasal dari kata lain imbere yang berarti menyelundup. Imbibisi juga
merupakan peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat yang hidrofilik,
seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, ge;atin, liatdan zat lainnya, yang
menyebabkan zat tersebut mengembang setelah menyerap air tadi. Air yang
terserap disebut air imbibisi. Pada peristiwa tersebut, molekul-molekul air
terikat di antara molekul-molekul dinding sel atau plasma sel.
Akibatnya plasma sel mengembang. Benda yang dapat mengadakan imbibisi
dibedakan menjadi dua golongan berikut:
1.Benda yang pada waktu imibibisi mengembang dengan terbatas,artinya
setelah mencapai volume tertentu tidak dapat mengembang lagi. Misalnya,
kacang tanah yang direndam air akan mengembang sampai volume tertentu.
2.Benda yang pada waktu imbibisi mengembang dengan tidak terbatas,
artinya bagian-bagian yang menyusunnya akhirnya terlepas dan bercampur
air menjadi koloid dalam fase sol. Misalnya roti yang direndam air akan
mengembang dan akhirnya hancur dan larut dalam air tersebut.
Contoh yang paling mudah dalam peristiwa ini adalah kita
merendam kacang beberapa jam, maka biji kacag itu akan
mengembung seolah-olah akan pecah. Peristiwa imbibisi pada
hakekatnya adalah peristiwa difusi air belaka, ditilik dari molekul air melewati
lubang (os) dinding sel maupun protoplas maka imbibisi juga merupakan
peristiwa osmosis. Perbedaan nyata amtara imbibisi dan osmosis adalah pada
imbibisi terdapat adsorban. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya
imbibisi, yaitu adanya gradien potensial airantara permukaan adsorban dengan
senyawa yang diimbibisi dan adanya afinitas antara komponen adsorban
dengan senyawa yang diimbibisi. (Tim dosen Upi, 2014).
Imbibisi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu temperatur dan
potensial osmosis senyawa yang diimbibisi. Temparatur tidak
mempengaruhi kecepatan imbibisi, sedangkan potensial osmosis dapat
mempengaruhi kedua-duanya. Potensial kimia air merupakan konsep yang
sangat penting dalam fisiologi tumbuhan (Dahlia. 2001).
Potensial air sebagai sesuatu yang sama dengan potensial kimia air
yang dalam suatu sistem dibandingkan dengan potensial kimia air murni pada
tekanan atmosfir dan suhu yang sama. Mereka menganggap bahwa potensial
air murni dinyatakan sebagainol. Tekanan yang diberikan pada air atau
suatu larutan, akan meningkatkan energi bebasnya sehingga potensial airnya
meningkat.Seperti juga gas, zat cair termasuk air dapat melakukan difusi
dimana dijelaskan bahwa konsentrasi air dapat berubah apabila di dalam air
tersebut dilarutkan suatu zat yang terlarut
Dinding sel hidup selalu rembes dan kadang-kadang dikelilingi oleh
larutan cair yang sinambung dari satu sel ke sel lainnya, sehingga membentuk
suatu jalinan pada seluruh tumbuhan. Dipandang dari sudut hubungannya
dengan larutan ini, sebuah sel tumbuhan biasanya dapat dibandingkan dengan
sistem osmosis tipe tertutup. Kedua selaput sitoplasma, yaitu plasmalema di
sebelah luar dan tonoplas di sebelah dalam, kedua-duanya sangat permeabel
terhadap air, tetapi relatif tak permeabel terhadap bahan terlarut, sehingga
untuk mudahnya seluruh lapisan sitoplasma itu dapat dianggap sebagai
membran sinambung dan semi-permeabel. (Loveless,1991).
Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2,
CO2, air dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2 zat diserap dalam bentuk
larutan ion. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya
proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif (Handayani, Nuri. 2009).
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat
(solid) atau agak padat (semi solid) karena benda-benda itu mempunyai zat
penyusun dari bahan yang berupa koloid (Suradinata, 1993).
Banyak benda-benda kering atau benda setengah padat dapat menyerap
air (absorpsi) karena benda-benda tersebut mengandung materi koloid yang
hidrofil. Hidrofil artinya menarik air. Contoh pada tumbuhan misalnya biji
yang kering (Suradinata, 1993).
III. PROSEDUR KERJA
A. Bahan dan Alat
Bahan : Biji kacang hijau (Vigna radiata), air dan gula.
Alat : Petridish, timbangan analitik, gelas ukur.
B. Cara Kerja.
1. Menyiapkan 4 petridish, masing-masing diisi dengan 15 ml air, larutan
gula 2.5%; 10%; dan 25%.
2. Menyiapkan 40 biji kacang hijau, pilih yang utuh dan bernas,
kelompokkan dalam 4 kelompok masing-masing 10 biji
3. Menimbang dan mengukur volume dari masing-masing kelompok biji.
4. Memasukkan masing-masing kelompok biji ke dalam petridish
5. Biji direndam dalam larutan tersebut selama 1 hari.
6. Satu hari kemudian, ukur berat dan volume biji (10 biji). Selisih berat
dan volume sebelum dan sesudah perendaman merupakan air yang
diimbibisi.
IV. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
a. BERAT BIJI
Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi Larutan terhadap Daya Serap Sel
Berat biji (gram)
Konsentrasi Awal Akhir Selisih (volume air yg diserap)
Gula Ulangan Ulangan Ulangan
1 2 3 Rerata 1 2 3 Rerata 1 2 3 Rerata
0% 0.61 0.58 0.59 0.593 0.88 0.86 0.87 0.870 0.27 0.28 0.28 0.277
2.50% 0.6 0.6 0.57 0.590 0.84 0.82 0.81 0.823 0.24 0.22 0.24 0.233
10% 0.58 0.6 0.6 0.593 0.7 0.74 0.81 0.750 0.12 0.14 0.21 0.157
25% 0.6 0.59 0.61 0.600 0.64 0.68 0.71 0.677 0.04 0.09 0.1 0.077

Tabel 2. Selisih volume yang diserap.


Selisih (volume air yang diserap)
0% 0,277
2,50% 0,233
10% 0,157
25% 0,077
Gambar 1. Grafik selisih berat biji (Volume air yg diserap).

Selisih (volume air yg diserap)


0.300
0.250
Selisih Berat (gram)

f(x) = 0.268323918816876 exp( − 5.06642860568775 x )


R² = 0.997657072819201
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%
Konsesntrasi Gula (%)

Volume Biji (mm3)


Konsentrasi
Awal Akhir Selisih
Gula
Ulangan Ulangan Ulangan
1 2 3 Rerata 1 2 3 Rerata 1 2 3 Rerata
0% 0.2 0.18 0.22 0.200 0.33 0.3 0.32 0.317 0.13 0.12 0.1 0.117
2.50% 0.22 0.19 0.2 0.203 0.287 0.26 0.29 0.279 0.067 0.07 0.09 0.076
10% 0.18 0.19 0.22 0.197 0.22 0.25 0.23 0.233 0.04 0.06 0.01 0.037
25% 0.19 0.2 0.18 0.190 0.22 0.19 0.2 0.203 0.03 -0.01 0.02 0.013
b. VOLUME BIJI
Tabel 3. Pengaruh Konsentrasi Larutan terhadap Volume biji
Tabel 4. Selisih volume yang diserap.
Selisih Volume (mm3)
0% 0,117
2,50% 0,0757
10% 0,0367
25% 0,0133
Gambar 2. Grafik selisih Volume (mm3)

Selisih Volume (mm3)


0.15
Volume Biji

0.1
f(x) = 0.0996844936068325 exp( − 8.33971634990002 x )
R² = 0.976650583417123
0.05

0
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%
Konsentrasi Gula (%)

Beradasarkan hasil pengamatan dari data yang telah di sajikan,


didapatkan data yang menunjukkan bahwa kacang hijau (Vigna radiata)
mengalami imbibisi atau penyerapan air oleh biji. Berat biji semakin
bertambah setelah dilakukan perendaman selama beberapa hari dengan
larutan gula yang memiliki konsentrasi berbeda-beda. Pada saat biji direndam
di hari pertama sampai ketiga biji memiliki rerata berat cebderung tinggi saat
kandungan konsentrasi gula tinggi dan sebaliknya ketika hari pertama dan
ketiga di akhir pengamatan cenderung mengalami penurunan rerata pada
berat biji dengan konsentrasi gula yang sama, jadi jika semakin tinggi
kandungan konsentrasi gula pada biji maka semakin rendah berat biji, begitu
pula selisih air yang di serap pada biji. Tetapi tidak untuk volume biji, saat
biji di rendam di awal hingga akhir volume biji selalu mengalami penurunan
volume pada reratanya. Selisih yang terjadi pada volume biji juga mengalami
penurunan rerata, jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kandungan
konsentrasi gula maka semakin rendah tingkat penyerapan air pada biji.
B. Pembahasan
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang
hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, gelatin, dan lainnya yang
menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air.
Kemampuan untuk menyerap air misalnya pada biji biasa disebut dengan
potensial imbibisi dan prosesnya disebut dengan imbibisi. (Wahab, 2013).
Penyerapan air oleh biji kering menyebabkan terjadinya peristiwa
imbibisi karena air masuk ke biji melalui membrane sel, juga ditarik oleh
senyawa di dalam biji sifatnya higroskopik. Senyawa higroskopik yang
dimaksud adalah Kristal Karbohidrat (amilum) dan protein kering yang
terdapat di dalam biji. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya
imbibisi adalah adanya gradient potensial air antara permukaan adsorban
dengan senyawa yang diimbibisi, dan adanya afinitas antara komponen
adsorban dengan senyawa yang diimbibisi. Imbibisi dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu temperature (suhu) dan potensial osmosis senyawa yang
diimbibisi terhadap larutan. (Diana, Siska. 2011).
Kemampuan benda untuk meyerap air disebut potensial imbibisi.
Banyak sedekitnya air dapat di imbibisi oleh suatu zat yang sangat tergantung
pada nilai potensial air di sekitarnya. Suatu percobaan dengan biji yang di
rendam dalam larutan menunjukkan jumlah air yang dapat di imbibisi oleh
biji tersebut (Siregar. 1996: 58).
Dalam praktikum pertama Fisiologi Tumbuhan, yang akan dilakukan
adalah melakukan percobaan menggunakan biji kacang hijau (Phaseolus
vulgaris), yang direndam menggunakan empat perlakuan. Perlakuan pertama
biji kacang hijau tersebut direndam menggunakan air yang kadar gulanya 0%,
Larutan kedua direndam menggunakan larutan air yang kadar gulanya 2,5%,
Larutan ketiga direndam menggunakan larutan air yang kadar gulanya 10%
dan Larutan keempat direndam menggunakan larutan air yang kadar gulanya
25%. Praktikum tersebut bertujuan untuk mengetahui proses apakah yang
terjadi pada kacang-kacang tersebut, yaitu difusi, osmosis, dan imbibisi.
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah. Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif
dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Imbibisi adalah
penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau agak
padat (semi solid) karena benda-benda itu mempunyai zat penyusun dari
bahan yang berupa koloid.
Dengan mengetahui definisi dari ketiga proses tersebut, kita akan bisa
mengetahui proses apa yang terjadi pada praktikum kali ini. Pertama-tama,
biji-biji kacang tersebut disiapkan masing-masing 10 biji dan ditimbang berat
awalnya sebelum dimasukkan ke dalam larutan-larutan yang telah disediakan.
Setelah itu, biji-biji kacang itu dimasukkan ke dalam larutan-larutan yang
telah disediakan dan dibiarkan selama 24 jam. Lalu diangkat dan ditiriskan.
Setelah itu, biji-biji kacang tersebut ditimbang lagi untuk mengetahui berat
akhirnya. Setelah ditimbang, maka akan kelihatan pertambahan berat dari biji
kacang tersebut. Semua biji kacang hijau (Phaseolus vulgaris) semuanya
membesar, otomatis beratnya bertambah dan volumenya juga bertambah.
Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa telah terjadi proses imbibisi
yaitu penyerapan air oleh imbiban. Karena semua biji kacang yang di
masukkan pada masing-masing larutan mengalami pertambahan berat dan
volume. Berat masing-masing biji kacang tersebut bervariasi. Terlihat pada
tabel dari hasil pengamatan.

V. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Fisiologi Tanaman dengan judul “Imbibisi”dapat
disimpulkan bahwa:
1. Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban, yang terjadi pada proses
perkecambahan tanaman. Yang mana air yang diserap merupakan 90 %
penyusun tubuh tanaman dan mempunyai fungsi untuk aktivator enzim,
pereaksi dalam reaksi hidrolisis, sumber H dalam fotosintesis, penghasil
O2 dalam fotosintesis, dan pelarut dan pembawa berbagai senyawa.
2. Merembesnya larutan yang berkonsentrasi lebih kecil ke larutan yang
konsentrasi lebih besar melalui dinding atau selaput semi premeabel yang
disebut osmosis.
3. Terjadi peristiwa difusi yang merupakan gerakan partikel dari tempat
dengan potensial kimia lebih tinggi ke tempat dengan potensial kimia lebih
rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan
dinamis .
4. Kemampuan benda untuk meyerap air disebut potensial imbibisi. Banyak
sedekitnya air dapat di imbibisi oleh suatu zat yang sangat tergantung pada
nilai potensial air di sekitarnya.
5. Penyerapan air oleh biji kering menyebabkan terjadinya peristiwa imbibisi
karena air masuk ke biji melalui membrane sel, juga ditarik oleh senyawa
di dalam biji sifatnya higroskopik.
Daftar Pustaka
Dahlia. 2001. “Kimia dan Fisilogi Tumbuhan” . Malang: Universitas Negeri
Malang.
Diana, Siska. 2011. “Peristiwa Imbibisi Pada Biji”. Bandung: Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati. Diakses pada 4 April 2021 pada pukul
14.39 WIB.
Handayani, Nuri. 2009. “Buku Kantong Biologi SMA”. Yogyakarta : Pustaka
Widyatama.
Loveless, A. R. 1991. “Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik”.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Siregar, Arbaya. 2003. “Fisiologi Tumbuhan”. Bandung: Direktoral Jendral
Pendidikan Tingkat DEPDIKBUD.
Suradinata, Tatang. 1993. “Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi
Tumbuhan”.
Tim dosen upi. 2014. “Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan”. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Wahab, H. 2013. “Praktikum Fisiologi Tumbuhan”. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai