Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

”TANSPIRASI TANAMAN”

MATA KULIAH FISIOLOGI TANAMAN

Dosen Pengampuh : Fahrina Fahruddin Sp.,M.P

Di buat oleh:

Farhat (A0322104)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Transpirasi
Tanaman” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu
Fahrina Fahruddin Sp.,MP. Si pada mata kuliah Fisiologi Tanaman. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep pertanian ramah
lingkungan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada tugas ibu Fahrina Fahruddin Sp.,MP.
selaku dosen mata kuliah Fisiologi Tanaman yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Majene, 03 Maret 2024

Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Transpirasi Tanaman............................................................................3
B. Fungsi Transpirasi Pada Tumbuhan.......................................................................7
C. Proses-proses Transpirasi.......................................................................................7
D. Jenis-jenis Transpirasi............................................................................................7
E. Transpirasi Kutikula...............................................................................................7
F. Faktor yang Mempengaruhi Transpirasi................................................................8
G. Mekanisme Transpirasi........................................................................................11
H. Kondisi yang Mempengaruhi Laju Transpirasi....................................................12
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu factor penentu bagi berlangsungnya kehidupan
tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami
fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air ke dalam tubuh tumbuhan,
kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya air
dari tubuh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan
uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat
berbentuk uap atau gas ke udara di sekitar tubuh tumbuhan dinamakan transpirasi.
Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara
luar, yaitu luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga,
buah, dan bahkan akar.
Cepat lambatnya proses transpirasi ditentukan oleh faktor-faktor yang mampu
merubah wujud air sebagai cairan ke wujud air sebagai uap atau gas dan faktor-
faktor yang mampu menyebabkan pergerakan uap atau gas. Faktor-faktor tersebut
meliputi suhu, cahaya, kelembaban udara, dan angina. Di samping itu luas
permukaan jaringan epidermis atau luka tempat proses transpirasi berlangsung juga
ikut berperan.
Transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Semakin besar
intensitas cahaya semakin tinggi laju transpirasi. Faktor-faktor lingkungan lainnya
yang berpengaruh terhadap transpirasi antara lain: konsentrasi CO2, temperatur,
kelembaban relatif, kepadatan udara, dan kecepatan angin. Sedangkan faktor
tanaman yang mempengaruhi laju transpirasi adalah jumlah daun dan stomata. Pada
makalah ini, akan di bahas mengenai pengaruh cahaya terhadap laju transpirasi.
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya
gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di
bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya
panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan

v
penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses
transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan
fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu transpirasi?
2. Apa saja fungsi transpirasi pada tumbuhan?
3. Bagaimana proses-proses transpirasi?
4. Apa saja jenis-jenis transpirasi?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi transpirasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi transpirasi
2. Mengetahui fungsi transpirasi pada tumbuhan
3. Mengetahui proses-proses transpirasi
4. Mengetahui jenis-jenis transpirasi

vi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Transpirasi Tanaman


Transpirasi dalam bahasa Latin "Trans" berarti "melintasi" dan "Spirare"
berarti "mengisap". Pengertian transpirasi tumbuhan adalah suatu proses penguapan
atau pelepasan uap air pada tumbuhan melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Besarnya
transpirasi tergantung dari jenis tumbuhan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, tekanan
udara dan sinar matahari. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui
bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil
dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan
besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air
yang hilang melalui stomata.
Sebagian besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan
meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi.
Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat dalam
transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari permukaan sel palisade dan
mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel. Dari ruang tersebut uap air berdifusi
melalui stomata ke udara. Air yang hilang dari dinding sel basah ini diisi air dan
protoplas. Persediaan air dari protoplas, pada gilirannya, biasanya diperoleh dari
gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan akhirnya tulang daun, yang merupakan bagian
dari sistem pembuluh yang meluas ke tempat persediaan air dalam tanah.
Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam
penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan ruang
antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar
sel biasanya lebih besar daripada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak
molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dengan jumlah
yang masuk per satuan waktu, dengan demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air.

vii
Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran massa
nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun disebabkan
oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena difusi air
dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan semua nutrisi
mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem. Proses transpirasi akan
menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan batang ataupun akar. Akibatnya,
daun seolah-olah menghisap air dari akar.
Untuk menguapkan air, tumbuhan butuh energy baru atau berubah energy
menjadi panas. Dengan demikian, transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada
daun. Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari yang
disalurkan melalui cahaya langsung, radiasi dan konveksi. Air merupakan bagian
terbesar dari jaringan tumbuhan, semua proses tumbuh dan berkembang terjadi karena
adanya air.
Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi. Sedangkan pada
tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi secara berlebihan
sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu
sebelum akhirnya mati. Bila laju transpirasi rendah terjadi defisiensi dan sebaliknya bila
laju transpirasi tinggi maka terjadi peningkatan mineral. Umumnya penyerapan mineral
dilakukan bersama dengan penyerapan air, sehingga transpirasi secara tidak langsung
membantu transpor air keseluruh tubuh tanaman. Selama daun masih dapat menarik air
dari tanah dengan cukup cepat untuk menggantikan air yang hilang, maka transpirasi
tidak akan menyebabkan masalah. Ketika transpirasi melebihi pengiriman air melaui
xilem, seperti ketika tanah mulai mengering, daun mulai layu karena sel-selnya
kehilangan tekanan turgor.
Laju potensial transpirasi yang paling besar adalah saat hari panas terik, kering
dan berangin, karena semua itu merupakan faktor lingkungan yang menigkatkan
penguapan air. Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti
bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu mengakibatkan
benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil melakukan hal itu. Kuncinya ialah
tanaman-tanaman ini menggunakan tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan
transpirasi. Namun pada tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling

viii
penting adalah tarikan transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil,
maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air
melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya
akan menarik air yang diperlukan dari jaringan xilem yang merupakan kolom
berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari
akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut.
Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses
transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses
tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan
transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman.
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi,
juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari.
Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari karena
melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu
menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan
terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan
hidup tanaman dapat terus terjamin.
Struktur anatomi daun memungkinkan penurunan jumlah difusi dengan
menstabilkan lapis pembatas tebal relatif. Misalnya rapatnya jumlah trikoma pada
permukaan daun cenderung meyebabkan lapisan pembatas udara yang reltif tidak
bergerak. Stomata yang tersembunyi menekan permukaan daun sehingga stomata
membuka. Udara memiliki efek penting dalam penjenuhan jumlah udara. Udara hangat
membaewa lebih banyak air dari pada udara dingin. Oleh karena itu, pada saat panan
volume udara akan memberikan sedikit uapa air dengan kelembaban relatif yang lebih
rendah daripada saat dingin. Untuk alasan ini, tumbuhan cenderung kehilangan air lebih
cepat pada udara hangat dari pada udara dingin. Hilangnya uap air dari ruang
interseluler daun menurunkan kelembaban relatif pada ruang tersebut. Air yang
menguap dari daun (stomata) ini menimbulkan kekuatan kapiler yang menarik air dari
daerah yang berdekatan dalam daun.
Transpirasi adalah suatu proses kehilangan air dalam bentuk uap air pada suatu
tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air ini dapat juga melalui

ix
selain stomata, namun demikian, karena proporsi kehilangan air yang paling banyak
adalah melalu stomata, maka penghitungan transpirasi hanya pada uap air yang hilang
melalui stomata. Umumnya, traspirasi terjadi sepanjang tumbuhan hidup. Sebagai
contoh, pada tanaman jagung, tanaman membutuhkan air sebanyak 225 kg yang
ditranspirasikan untuk menghasilkan 1 kg bobot kering tanaman.
Bagi tumbuhan, transpirasi bukanlah hal mutlak yang harus dilakukan untuk
menjaga tumbuhan agar tetap hidup. Faktanya, ada beberapa tumbuhan yang tidak
melakukan transpirasi seperti tumbuhan air atau tumbuhan yang hidup pada kelembaban
udara 100%. Walaupun bukan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan, transpirasi
tetaplah memiliki fungsi dankegunaan jika dilakukan oleh tumbuhan.
Walaupun tidak semuanya terjadi karena transpirasi, pengangkutan garam
mineral oleh tumbuhan sedikit banyak juga dipengaruhi oleh transpirasi. Mineral yang
diserap tumbuhan melalui akar dan diangkut ke bagian atas tumbuhan bergerak dalam
arus transpirasi, yaitu aliran air melalui xylem akibat transpirasi. Satu hal yang
membuktika bahwa transpirasi bukanlah satu-satunya alur pengangkutan air dan hara
mineral adalah adanya pergerakan air dan mineral pada musim semi di mana pada saat
itu daun masih sangat minim atau bahkan belum ada. Kalsium dan boron adalah dua
unsur yang peka terhadap perbahan laju transpirasi. Tanaman yang ditanam pada lahan
yang kaya CO2 sehingga stomata banyak menutup menunjukkan gejala kekahatan
kalsium. Sebaliknya, pada saat transpirasi terlalu cepat, terjadi gejala keracunan karena
meningkatnya suatu unsur hara.
Transpirasi merupakan suatu proses pendinginan daun. Penguapan air
merupakan proses pendinginan yang kuat. Molekul air yang berkecepatan tinggi
mengua dan ketika mereka menguap meninggalkan air, kecepatan rerata molekul
tertinggal menjadi lebih kecil, yang berarti zat cair tersebut lebih dingin. Terkadang,
transpirasi merupakan satu-satunya cara untuk memindahkan panas dari daun ke
lingkungannya. Daun-daun terkadang menjadi lebih dingin dari udara sekitar walaupun
mendapatkan sinar matahari penuh. Daun tersebut menyerap lebih banyak radiasi
daripada memancarkannya. Daun-daun tersebut dapat menjadi lebih dingin hanya
karena mampu menguapkan air ke lingkungannya.

x
B. Fungsi Transpirasi Pada Tumbuhan
1. Memperkuat daya kapiler yang dimiliki pembuluh angkut sehingga air dan
nutrisi dapat sampai kebagian paling luar tumbuhan
2. Sebagai bentuk pemutar (siklus) air dalam tanah sehingga air dalam tanah
dapat berputar kembali menjadi hujan.

C. Proses-proses Transpirasi
1. Evaporasi air dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun. Proses
ini akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan air ke rongga antar sel akan kekurangan air
sehingga potensial airnya menurun. Pada tahap inilah air yang diserap oleh
akar akan dibawa naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun.
2. Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula ataupun
lentisel. Di samping mengeluarkan air dalam bentuk uap air, tumbuhan dapat
pula mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut gutasi
dengan melalui alat yang disebut hidatoda, yaitu yaitu suatu lubang yang
terdapat pada ujung urat daun yang sering kita jumpai pada spesies tumbuhan
tertentu.
D. Jenis-jenis Transpirasi
Antar sel ke athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi
membuat ruang-ruang itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap
air ke athmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.

E. Transpirasi Kutikula
Transpirasi kutikula merupakan evaporasi (penguapan) air yang tejadi secara
langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus
air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar
10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh
karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata.

xi
a. Transpirasi Stomata
Transpirasi stomata merupakan sel-sel mesofil daun yang tidak tersusun rapat,
tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh
dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding
basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui
stomata dari ruang-ruang antar sel ke atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi
normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selalu jenuh uap air. Asalkan
stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer
itu sendiri sama-sama lembab.
c. Transpirasi Lentikuler
Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang tersusun
lepas yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang melalui
jaringan ini sebesar 0.1 % dari total transpirasi.

F. Faktor yang Mempengaruhi Transpirasi


1. Faktor dalam :
a. Penutupan stomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara
relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila
stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula
kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk
mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang
mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan
ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
b. Jumlah dan ukuran stomata.
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan
mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada
pembukaan dan penutupan stomata.
c. Jumlah daun.
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi
d. Penggulungan atau pelipatan daun.

xii
Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan
pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.
e. Kedalaman dan proliferasi akar
Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya
sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih
dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan
volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah
sebelum terjadi pelayuan permanen.
2. Faktor luar :
a. Sinar matahari
Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan
membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak
sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung
panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga
menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan
tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya
stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi.
b. Temperatur
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi
daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang
lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar matahari
mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu udara. Pengaruh
tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu
didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap
air di luar daun. Kenaikan tempratur menambah tekanan uap di dalam daun.
Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di
luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang
yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang
terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap
air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas.
c. Kebasahan udara (Kelembaban udara)

xiii
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan
yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari
pada tekanan uap di luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu
lebih kenyang akan uap air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul
air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang
rendah (di luar daun. Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat
transpirasi, sedang udara kering melancarkan transpirasi. Pada kondisi
alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya dengan konsentrasi
antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke
dalam daun melalui stomata dengan proses kebalika transpirasi. Laju gerak
masuknya molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air
udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan
menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya
faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya
kelembaban udara
d. Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi.
Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma.
Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian
mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin mempunyai pengaruh
ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara
singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju
transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air.
Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan
suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung
lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
Dalam udara yang sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk
di sekitar permukaan daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara
keseluruhan tidak jenuh, maka akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dari
lapisan udara jenuh tersebut ke udara yang semakin jauh semakin tidak jenuh.
Dalam kondisi seperti itu transpirasi terhenti karena lapisan udara jenuh

xiv
bertindak sebagai penghambat difusi uap air ke udara di sekitar permukaan
daun. Oleh karena itu, dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang
harus ditanggulangi uap air untuk berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke
udara luar. Yang pertama adalah tahanan yang harus dilalui pada lubang-
lubang stomata, dan yang kedua adalah tahanan yang ada dalam lapisan udara
jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun. Oleh karena itu dalam
udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih
besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh
angin sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena
kecendrungannya untuk meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu
dikacaukan oleh kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga
mengurangi laju transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah
selalu meningkatkan transpirasi.
e. Keadaan air dalam tanah
Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-
akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat
bagian-bagian lain yang ada di atas tanah seperti batang dan daun juga ada,
akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu tiada seberapa kalau
dibanding dengan penyerapan air melalui akar.

G. Mekanisme Transpirasi
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan.
Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal
yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara
kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk
menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem
pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah
dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri atas
jaringan palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh diantara sel
epidermis bawah dengan stomata.

xv
Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga
antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang
merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah
yang banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama
rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya
kerongga antar sel tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya
menurun. Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang berasal dari xylem tulang daun
yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima
dari akar.Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam
rongga antar sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka.
Kalaupun ada uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya
hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat berjalan, maka stomata
pada epidermis tadi harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada
penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer.

H. Kondisi yang Mempengaruhi Laju Transpirasi


Dalam bukunya Loveless (1991) menuliskan, oleh karena transpirasi
melibatkan difusi uap air dari ruang-ruang antar sel ke udara melalui stomata, maka
laju transpirasi akan bergantung pada:
1. Tahanan jalur yang dilalui terhadap molekul-molekul uap air yang berdifusi
2. Perbedaan konsentrasi antara uap air di dalam dan di luar daun, yaitu ketajaman
gradasi difusi
Bila stomata terbuka dan karena itu tahanan minimal, laju transpirasi
dipengaruhi oleh sembarang faktor yang mempengaruhi ketajaman gradasi difusi
antara ruang antarsel dan athmosfer. Bila stomata terbuka, laju transpirasi bergantung
kepada perbedaan antara tekanan uap udara jenuh di dalam daun dan tekanan uap
udara di luar daun. Bila faktor-faktor lain sama, semakin rendah tekanan uap dalam
udara luar semakin cepat transpirasi terjadi

xvi
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata,kutikula,dan lentisel. Proses proses
transpirasi terjadi melalui 2 tahapan, yaitu:
1. Evaporasi air dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun. Proses
ini akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan air ke rongga antar sel akan kekurangan air
sehingga potensial airnya menurun. Pada tahap inilah air yang diserap oleh
akar akan dibawa naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun.
2. Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula ataupun
lentisel.
Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun
luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis
lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan
daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata dan faktor luar antara
lain: Kelembaban,Suhu,Cahaya,Angin,Kandungan air tanah.
Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga
antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga
karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam
jumlah yang banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung
selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan
airnya kerongga antar sel tentu akan mengalami kekurangan air sehingga
potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang berasal
dari xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari
batang dan batang menerima dari akar.Uap air yang terkumpul dalam rongga

xvii
antar sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut selama stomata pada
epidermis daun tidak membuka.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. Pengantar Fisologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka


Utama.1988.
Frank, K. 1991, Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.

Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press.


Yogyakarta.
http://www.learniseasy.com/pengertian-transpirasi-tumbuhan.html

https://plus.google.com/107606547841582429919/posts/f2uAisTxY1w

https://www.amazine.co/25259/apa-itu-transpirasi-memahami-proses-penguapan-pada-
tumbuhan/

Lakitan, Benyamin. 2001, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada,


Jakarta.

Salisbury, F. B. 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 1, Institut Teknologi Bandung,


Bandung.

xviii

Anda mungkin juga menyukai