Anda di halaman 1dari 4

Assalamualaikum buk, Izin menjawab buk, Saya Putri Maisuri, NIM 22042050, menurut

pemahaman saya mengenai jawaban dari pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Konsep Kebijakan Publik

Konsep kebijakan publik adalah sebagai suatu proses yang mengandung berbagai pola berbagai
aktivitas tertentu yang merupakan seperangkat keputusan yang bersangkutan dengan tindakan
untuk mencapai tujuan dalam beberapa cara yang khusus, dengan demikian, maka konsep
kebijakan publik berhubungan dengan tujuan pola aktivitas pemerintahan mengenai sejumlah
masalah serta mengandung tujuan.

Istilah kebijakan digunakan dalam praktek sehari-hari namun digunakan untuk kegiatan atau
keputusan yang sangat berbeda, kebijakan atau kebijaksanaan publik mempunyai arti yang
beraneka ragam. Kebijakan publik merupakan salah satu dimensi administrasi public yang
berkenaan dengan keputusan tentang apa yang harus dikerjakan. Dimensi kebijakan dianalogikan
dengan pekerjaan otak yang selalu memutuskan apa yang hendak dikerjakan oleh sistem organ
tubuh atau dimensi struktur organisasi melalui suatu energi atau sistem penggerak dan kendali
atau dimensi manajemen.Kebijakan publik menempati posisi yang vital dan penyelenggaraan
negara, karena kebijakan publik merupakan instrumen yang digunakan pemerintah dalam
mengatur kehidupan bernegara.

2. Proses Kebijakan Publik

Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak
proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu beberapa ahli politik yang menaruh
minat untuk mengkaji kebijakan publik membagi proses-proses penyusunan kebijakan publik
kedalam beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan kita dalam
mengkaji kebijakan publik. Namun demikian, beberapa ahli mungkin membagi tahap-tahap ini
dengan urutan yang berbeda. Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn sebagaimana
dikutip Budi Winarno (2007: 32-34 adalah sebagai berikut :

a) Tahap penyusunan agenda

Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya
masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk dalam agenda kebijakan. Pada
akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kabijakan. Pada tahap ini
mungkin suatu masalah tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan
menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk
waktu yang lama.

b) Tahap formulasi kebijakan

Maslaah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan.
Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik.
Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy
alternatives/policy options) yang ada. Dalam perumusan kebijakan masing-masing alternatif
bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Dalam
tahap ini masing-masing actor akan bersaing dan berusaha untuk mengusulkan pemecahan
masalah terbaik.

c) Tahap adopsi kebijakan

Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada
akhirnya salah satu dari alternative kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas
legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau putusan peradilan.

d) Tahap implementasi kebijakan

Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit jika program tersebut tidak
diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen
pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit
administrasikan yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap
implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa implementasi kebijakan
mendapat dukungan para pelaksana (implementors), namun beberapa yang lain munkin akan
ditentang oleh para pelaksana.

e) Tahap evaluasi kebijakan

Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, unuk melihat
sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan, yaitu memecahkan
masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-
kriteria yamh menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang telah dilaksanakan
sudah mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan atau belum.

3. Contoh Kebijakan Publik

Contoh kebijakan publik untuk mengatasi pandemik melansir dari laman Kementerian Keuangan
RI, untuk bidang kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Rp65,8 triliun untuk belanja penanganan kesehatan:

 Alat kesehatan (APD, test kit, reagen, ventilator, hand sanitizer, dll)
 Sarana dan prasarana kesehatan, antara lain upgrade 132 rumah sakit rujukan bagi
penanganan pasien Covid-19, termasuk Wisma Atlet;
 Dukungan SDM.

2. Rp5,9 triliun untuk insentif tenaga media pusat dan daerah:


 Tenaga medis pusat sebesar Rp1,3 triliun dan tenaga medis daerah Rp4,6 triliun;
 Insentif dokter (spesialis Rp15 juta/bulan), dokter umum (Rp10 juta/bulan), perawat (Rp7,5
juta/bulan), dan tenaga kesehatan lainnya (Rp5 juta/bulan). Diberikan selama 6 bulan.
 Kebutuhan anggaran untuk insentif bagi tenaga medis yang dihitung adalah hanya untuk
tenaga medis di RS Pusat, satker KKP, BTKL dan Balitbangkes, termasuk yang bertugas di
RS Wisma Atlet.
 Anggaran untuk insentif akan ditanggung bersama oleh Pemerintah Pusat dan Daerah,
termasuk menggunakan DAK Nonfisik Kesehatan dari Biaya Operasional Kesehatan dan
APBD.

3. Rp300 miliar untuk santunan kematian bagi tenaga kesehatan (Rp300 juta/orang);

4. Rp3 triliun dialokasikan ke subsidi iuran untuk penyesuaian tarif Pekerja Bukan Penerima
Upah dan Bukan Pekerja sesuai Perpres 75 tahun 2019.

5. Pemerintah juga menyediakan alokasi anggaran untuk biaya perawatan pasien Covid-19 yang
disentralisasi melalui Kementerian Kesehatan. Seluruh biaya perawatan tersebut ditanggung
pemerintah sesuai standar biaya penanganan. Standar biaya perawatan sudah meliputi paket
lengkap, mulai dari biaya dokter hingga biaya pemulangan jenazah jika pasien meninggal dunia.
Pendanaan pasien Covid-19 diambil dari APBN 2020 dan APBD.

6. Pemberian fasilitas pajak terhadap barang dan jasa yang diperlukan dalam penanganan
pandemi Covid-19:

 PPN ditanggung pemerintah bagi badan/instansi pemerintah, rumah sakit rujukan, atau
pihak lain yang ditunjuk untuk membantu penanganan COVID-19 atas impor, perolehan,
dan/atau pemanfaatan barang dan jasa untuk penanganan COVID-19, berlaku April s.d.
September 2020.
 Pembebasan PPh 22 Impor dan/atau PPh 22 atas impor dan/atau pembelian barang untuk
penanganan COVID-19 yang dilakukan oleh badan/instansi pemerintah, rumah sakit
rujukan, atau pihak lain yang ditunjuk untuk membantu penanganan COVID-19, berlaku
April s.d. September 2020.
 Pembebasan PPh 22 atas penjualan barang untuk penanganan COVID-19 kepada
badan/instansi pemerintah, rumah sakit rujukan, atau pihak lain yang ditunjuk untuk
membantu penanganan COVID-19, berlaku April s.d. September 2020.
 Pembebasan PPh 21 kepada WP orang pribadi dalam negeri yang menerima imbalan dari
badan/instansi pemerintah, rumah sakit rujukan, atau pihak lain yang ditunjuk atas jasa
penanganan COVID-19.
 Pembebasan PPh 23 kepada WP badan dalam negeri dan bentuk usaha yang menerima
imbalan dari badan/instansi pemerintah, rumah sakit rujukan, atau pihak lain yang
ditunjuk atas jasa teknik, manajemen, konsultan, atau jasa lain yang diperlukan dalam
penanganan COVID-19, berlaku April s.d. September 2020
7. Relaksasi ketentuan impor alat kesehatan untuk keperluan penanganan COVID-19 berupa
pembebasan dari kewajiban izin edar atau Special Access Scheme (SAS).

Sekian, terimakasih buk, wassalamu'alaikum.

Anda mungkin juga menyukai