Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : YULIANTI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043739234

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4438/MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Kode/Nama UT Daerah : 20/UPBJJ BANDAR LAMPUNG

Masa Ujian : 2023/2024 Genap (2024.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban:

1. Tingkat Integrasi antara Fungsi Manajemen SDM dan Fungsi Manajemen Strategis

Dalam konteks manajemen strategis, integrasi fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan proses manajemen strategis dalam suatu
organisasi. Ada empat tingkat integrasi antara fungsi HRM dan fungsi manajemen strategis yang
penting untuk perencanaan strategis yang efektif:

1. Keterkaitan Administratif: Tingkat ini merupakan bentuk integrasi paling dasar antara HRM
dan manajemen strategis. Pada tingkat ini, HRM terutama difokuskan pada tugas-tugas
administratif seperti rekrutmen, pelatihan, dan kompensasi tanpa keterlibatan langsung dalam
proses pengambilan keputusan strategis. Departemen SDM beroperasi secara independen dari
tim manajemen strategis, dengan interaksi atau kolaborasi terbatas.
2. One-Way Linkage: Dalam tingkat integrasi ini, fungsi HRM mulai memiliki dampak yang
lebih signifikan pada proses perencanaan strategis. Tim manajemen strategis
mengkomunikasikan tujuan dan sasarannya kepada departemen SDM, yang kemudian
menyelaraskan praktiknya untuk mendukung strategi ini. Namun, masih ada arus informasi
satu arah, dengan SDM menerapkan strategi yang dirumuskan oleh manajemen puncak tanpa
partisipasi aktif dalam proses perumusan strategi.
3. Keterkaitan Dua Arah: Pada tingkat ini, ada hubungan yang lebih interaktif antara HRM dan
fungsi manajemen strategis. Departemen SDM tidak hanya menerima masukan strategis dari
manajemen puncak tetapi juga memberikan umpan balik dan wawasan berdasarkan
pemahamannya tentang kemampuan dan tantangan tenaga kerja. Komunikasi dua arah ini
memungkinkan pendekatan yang lebih holistik untuk perencanaan strategis, di mana
pertimbangan SDM diintegrasikan ke dalam proses pengambilan keputusan.
4. Keterkaitan Terpadu: Tingkat integrasi tertinggi antara HRM dan manajemen strategis
ditandai dengan penyelarasan dan kolaborasi yang mulus antara kedua fungsi tersebut. Dalam
pendekatan terpadu ini, pertimbangan SDM tertanam dalam setiap tahap proses perencanaan
strategis. Profesional SDM dipandang sebagai mitra strategis yang secara aktif berkontribusi
untuk menetapkan tujuan organisasi, mengidentifikasi kebutuhan bakat, merancang metrik
kinerja, dan mengevaluasi dampak strategi terhadap sumber daya manusia.

2. Mathis dan Jackson (2001) mendefinisikan analisis pekerjaan sebagai cara sistematis untuk
mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang isi pekerjaan dan kebutuhan sumber daya
manusia, serta konteks kinerja pekerjaan. Mereka selanjutnya membagi analisis pekerjaan menjadi
dua jenis: analisis pekerjaan berdasarkan tugas dan analisis pekerjaan berdasarkan kompetensi.

Analisis Pekerjaan Berdasarkan Tugas:

1. Identifikasi Pekerjaan: Langkah pertama dalam analisis pekerjaan adalah mengidentifikasi


pekerjaan spesifik yang akan dianalisis. Ini dapat dilakukan dengan mendapatkan deskripsi
pekerjaan atau dengan mewawancarai pemain lama atau supervisor.
2. Amati Pekerjaan: Langkah selanjutnya adalah mengamati pekerjaan yang sedang dilakukan.
Ini dapat dilakukan melalui pengamatan langsung, wawancara dengan petahana, atau
meninjau catatan dan laporan.
3. Buat Daftar Tugas: Setelah tugas-tugas yang terlibat dalam pekerjaan telah diidentifikasi,
mereka harus terdaftar dalam urutan kepentingan. Ini dapat dilakukan melalui konsultasi
dengan petahana, supervisor, atau ahli materi pelajaran.
4. Menjelaskan setiap tugas: Untuk setiap tugas, deskripsi terperinci harus disiapkan,
termasuk tujuan tugas, input dan output, alat dan peralatan yang digunakan, dan instruksi atau
prosedur khusus apa pun.
5. Frekuensi dan Durasi: Frekuensi dan durasi setiap tugas juga harus didokumentasikan,
karena informasi ini penting untuk menentukan persyaratan kepegawaian dan penjadwalan
beban kerja.
6. Identifikasi Keterkaitan: Akhirnya, penting untuk mengidentifikasi keterkaitan antara tugas,
serta dependensi atau persyaratan pengurutan yang mungkin ada. Informasi ini dapat
membantu memastikan bahwa alur kerja efisien dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai