Anda di halaman 1dari 57

PROPOSAL

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN


PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA
SAMAENRE KEC.MALLAWA

Diajukan Oleh:

NUR FADILAH

2120018

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TAMALATEA
MAKASSAR
2023

i
USULAN PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN


PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA
SAMAENRE KEC.MALLAWA

Diajukan Oleh:

NUR FADILAH

2120018

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TAMALATEA
MAKASSAR
2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 6

C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................................. 6

D. MANFAAT PENELITIAN .............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 8

A. Tinjauan Tentang Perilaku, Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan .......................... 8

B. Tinjauan Tentang Pengertian Sampah ............................................................... 18

C. Tinjauan Tentang Jenis-jenis Sampah ............................................................... 19

E. Tinjauan Tentang Pengelolaan Sampah............................................................. 24

F. Dampak Negatif Sampah .................................................................................. 26

G. Kerangka Teori .................................................................................................. 32

H. Kerangka Konsep Penelitian.............................................................................. 33

I. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif ....................................................... 34

iii
J. Hipotesis Penelitian. .........................................................................................40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...............................................................................................41

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................................41

C. Populasi, Sampel dan Cara Menentukan Sampel ...........................................41

D. Instrumen Penelitian.......................................................................................42

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................43

F. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data .........................................................43

G. Teknik Analisis Data ......................................................................................44

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif................................................ 37

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori ....................................................................................35

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian………………………………………….36

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sampah merupakan suatu bahan ataupun barang padat yang sudah tidak

dipakai lagi oleh manusia, ataupun barang padat yang sudah tidak digunakan

lagi dalam sesuatu aktivitas manusia dan dibuang. (Mulasari, 2013).

Permasalahan sampah ialah salah satu permasalahan lingkungan hidup yang

sejak lama telah jadi perhatian dunia dan perlu mendapat penanganan yang

serius agar tidak menimbulkan dampak yang membahayakan. Semua orang

tidak terlepas dari masalah sampah karena setiap orang menghasilkan sampah

dari proses aktivitasnya. Meningkatnya volume sampah seiring dengan laju

pertumbuhan penduduk, peningkatan teknologi, aktivitas sosial. budaya dan

perkembangan ekonomi masyarakat di suatu daerah.(Sukerti et al., 2017).

Keberadaan sampah sampai saat ini masih dianggap sebagai sesuatu yang

merugikan masyarakat. Bau tidak sedap yang ditimbulkannya membuat orang

akan menjauhi dan tidak mau menangani. Jumlah sampah yang semakin

bertambah karena terdapatnya aktivitas manusia yang semakin konsumtif

perlu ada penindakan untuk mengurangi tumpukan sampah. Sampah bila tidak

dikelola dengan baik maka akan menjadi sumber vektor penyakit. (Saputra &

Mulasari, 2017)

1
Sampah dan pengelolaannya saat ini menjadi masalah yang kian mendesak

di kota-kota di Indonesia. Permasalahan yang sudah mengemuka secara

nasional, secara umum didominasi oleh wilayah perkotaan yang memiliki

keterbatasan tempat pembuangan akhir (TPA). Pada umumnya hanya sedikit

sampah yang dikumpulkan dan dibuang dengan cara benar sehingga

penanganan sampah di Indonesia sangat kurang dan diperkirakan akan

semakin memburuk pada masa yang akan datang. Sampah dapat

menimbulkan berbagai masalah, baik bagi tanah, udara dan air. Dampak

negatif sampah bagi lingkungan adalah sampah mempunyai cairan yang dapat

merembes kedalam tanah dan akan mencemari air tanah. Berbagai macam

spesies yang hidup di air pun akan terkena dampaknya yaitu kematian bahkan

kepunahan spesies tersebut. Sampah yang dibuang kedalam air akan

menghasilkan gas hasil penguraiannya yaitu asam organik dan gas-gas cair

organik, seperti metana. Gas ini mempunyai bau yang kurang sedap bahkan

bisa meledak dalam konsentrasi yang tinggi. Selain dampak bagi lingkungan,

sampah juga bedampak bagi kesehatan tubuh manusia. Berbagai macam

penyakit dapat timbul akibat pengolahan sampah yang kurang baik,

diantaranya penyakit diare, kolera, tifus, bahkan DBD. (Firman et al., 2021)

Adapun sampah pada aktivitas rumah tangga disebut sampah domestik.

Sampah yang menumpuk disetiap rumah tangga atau pada tempat

pembuangan sampah dapat mengakibatkan tercemarnya kondisi lingkungan

karena dapat menimbulkan bau, kemudian dari timbunan sampah juga dapat

2
mengakibatkan banjir.

Sebagian besar sampah yang diproduksi tiap harinya adalah sampah rumah

tangga yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Namun,

permasalahannya sampah yang diproduksi dibuang di tempat yang berbeda

atau dibakar di tempat yang dihuni orang, yang bisa Pengelolaan sampah

adalah aktivitas yang menyeluruh, sistematis, dan berkelanjutan yang

mencakup penanganan ataupun pengurangan sampah. Secara umum, aktivitas

pengelolaan sampah terdiri dari timbulan sampah, pengumpulan,

pengangkutan, pengolahan, serta pembuangan akhir (Undang-undang Nomor

18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah).

Penanganan masalah sampah yang terangkum dalam UU No 18 Tahun

2008 adalah merubah paradigma lama dengan paradigma baru yaitu merubah

cara pandang terhadap sampah yaitu memandang sampah bukan lagi sebagai

sesuatu yang tidak berguna, tetapi melihat sampah sebagai sesuatu yang

berharga dan menjadi sumber ekonomi dalam masyarakat dan negara.

Dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan volume sampah

berakibat pada kondisi lingkungan yang buruk, menyebabkan pada musim

penghujan tiba terjadi banjir dan genangan akibat tersumbatnya saluran

drainase yang meluap akibat sampah yang didominasi oleh sampah anorganik

seperti botol, plastik, kertas, daun-daun kering dirasakan sangat merugikan

(Abrauw & Albert E. S. Abrauw, 2016)

Penelitian Christiawan dan Citra, 2016 menyatakan besarnya timbulan

3
sampah yang dihasilkan menentukan sistem ataupun jenis pengelolaan yang

sesuai. Jumlah produksi di wilayah tersebut mendapat pengaruh dari sejumlah

faktor. Faktor pertama yaitu jumlah penduduk, jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan sebanding dengan banyaknya penduduk. Semakin meningkat total

yang dihasilkan sampah artinya jumlah masyarakat di sebuah wilayah juga

semakin tinggi. Ciri jumlah kompleks dan pemukiman di sebuah daerah

mempengaruhi jumlah sampah yang diproduksi. Ciri-ciri pemukiman bisa

dilandaskan pada aktivitas dan pekerjaan pemukimnya.

Adapun cara mengelola sampah, penanganani sampah oleh pemerintah dan

pemerintah daerah di berbagai daerah di Indonesia masih jauh dari

pengelolaan sampah yang baik. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013, hanya 24,9% rumah tangga di Indonesia yang

pengelolaan sampahnya diangkut oleh petugas. Sebagian besar rumah tangga

mengelola sampah dengan cara dibakar (50,1%), ditimbun dalam tanah

(3,9%), dibuat kompos (0,9%), dibuang ke sungai, parit, atau laut (10,4%) dan

dibuang sembarangan (9,7%).(Qodriyatun, 2015)

Banyaknya sampah yang diproduksi di Indonesia pada 2016 meraih angka

66 juta ton/tahun. Sampah tersebut berupa sampah organik (kayu, ranting,

sisa makanan, daun) senilai 57%, sampah kertas 10%, sampah plastik 16 %,

atau yang lainnya (kain tekstil, logam, kaca, karet kulit) 17% (Kemenlhk,

2018). Selanjutnya pada 2020 volume sampah meningkat 67,8 juta ton/tahun,

serta akan semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk

4
(Kemenlhk, 2020).

Data dinas pertamanan dan kebersihan kota Makassar mencatat sampah di

kota Makassar tiap tahun terus naik sejalan dengan naiknya jumlah penduduk

dimana sampah yang ditimbulkan tahun 2011 sebanyak 3.923,52 m3/hari dan

yang terangkut ke TPA sebanyak 3.520,07 m3/hari sehingga ada 403,45

m3/hari atau 10,29 % yang tidak terangkut, sedangkan tahun 2012 produksi

sampah sejumlah 4.057,28 m3/hari dan yang terangkut ke TPA sebanyak

3.642,56 m3/hari, sehingga ada sekitar 414,72 m3/hari atau 10,22 % yang tidak

terangkut.(Indryany, 2021)

Permukiman di perkotaan menjadi sumber sampah paling besar, sekitar 60-

70% dari jumlah produksi sampah. Sama halnya di Makassar, sumber utama

sampah dari sampah domestik (permukiman), yakni sejumlah 65% dari

jumlah sampah yang diproduksi.(Indryany, 2021)

Desa Samaenre merupakan Desa yang berada di Kabupaten Maros,

sebagian masyarakat masih kurang memperhatikan dalam pengelolaan

sampah. Hal ini bisa dapat diketahui dari sampah yang masyarakat buang

tidak dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, serta dibuang

sembarangan ke saluran air atau dibiarkan begitu saja, contohnya plastik,

botol, kertas, daun-daunan, dan kotoran hewan yang berceceran di jalan,

namun ada pula masyarakat yang mengelola sampahnya dengan cara

ditimbun ke dalam tanah atau dibakar.

5
Sampah yang di buang sembarangan dapat menimbulkan bau dan

menjadi sumber penularan penyakit yang berhubungan dengan data

penyakit diare yang sering dialami oleh masyarakat. Oleh karena itu

pemahaman dan perilaku masyarakat di Desa Samaenre masih kurang

mengenai pengelolaan sampah. Pengetahuan, sikap, dan tindakan

merupakan komponen yang penting dalam menunjang perilaku

masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Berdasarkan latar belakang

tersebut, sehingga peneliti berminat untuk membuat penelitian yang

berjudul “Hubungan Perilaku Masyarakat dengan Pengelolaan Sampah

Rumah Tangga di Desa Samaenre Kecamatan Mallawa”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan permasalahan penelitian ini

yaitu “Apakah terdapat hubungan perilaku masyarakat dengan pengelolaan

sampah rumah tangga di Desa Samaenre Kecamatan Mallawa?”

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku masyarakat dengan

pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Samaenre Kecamatan

Mallawa

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan

6
masyarakat dengan pengelolaan sampah rumah tangga di Desa

Samaenre Kecamatan Mallawa

b. Untuk mengetahui hubungan sikap masyarakat dengan

pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Samaenre Kecamatan

Mallawa

c. Untuk mengetahui hubungan tindakan masyarakat dengan

pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Samaenre Kecamatan

Mallawa

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat untuk Peneliti

Mampu meningkatkan pengalaman serta ilmu pengetahuan kepada

peneliti, dengan demikian bisa menerapkan ilmu yang sudah diperoleh

ketika dibangku kuliah. Terutama ilmu yang diperoleh pada saat

melaksanakan penelitian.

2. Manfaat untuk Masyarakat

Dari penelitian yang dihasilkan dapat memperbanyak referensi

masyarakat sebagai sumbangan ilmiah serta bahan bacaan bagi

masyarakat.

3. Manfaat untuk Pemerintah

Dari hasil penelitian bisa dipergunakan sebagai masukan bagi instansi

terkait dalam menentukan arah kebijakan tentang pengelolaan sampah.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Perilaku, Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

Perilaku dapat disebut sebagai tindakan dari kegiatan

seseorang yang mempunyai bentangan yang sangat luas. Adapun

perilaku mencakup beberapa bagian yaitu pengetahuan, sikap, dan

tindakan.

1. Pengertian Perilaku (Behavior)

Perilaku sebagai bentuk dari kegiatan seseorang. Sementara,

Robert Kwick memaparkan bahwa perilaku sebagai bagian tindakan

manusia yang bisa diamati maupun dipelajari (Donsu, 2017).

Dari segi biologis, perilaku adalah sebuah kegiatan individu

yang terbentuk dari hasil mengamati. Sementara dari segi

operasional, perilaku yakni tanggapan individu saat mendapat

rangsangan dari luar, serta ensik lopedia Amerika menjelaskan bahwa

perilaku yaitu sebuah bentuk aksi-reaksi yang mendapat pengaruh

dari lingkungan. Reaksi tersebut dikenal dengan rangsangan (Donsu,

2017).

Berdasarkan pemaparan tersebut bisa dikatakan sebagai proses

8
interaksi seseorang dengan lingkungannya. Hal tersebut sebagai

bentuk manifestasi bahwa manusia yaitu makhluk social yang mana

dalam bertahan hidup dan mempertahankan dirinya, mereka

membutuhkan bantuan orang lain (Donsu, 2017).

Adapun Beberapa Bagian Dari Perilaku, Antara Lain :

a. Pengetahuan (Knowledge)

1) Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil proses pancaindra, terutama rasa

ingin tahu melalui penglihatan dan pendengaran mengenai arah

tertentu. Pengetahuan sebagai area yang diperlukan saat pembentukan

open behavior ataupun perilaku terbuka (Donsu, 2017).

Pengetahuan mendapat pengaruh dari aspek pendidikan resmi

atau formal juga berkaitan erat. Apabila semakin pendidikan

meningkat diharapkan makin luas pengetahuannya. Namun,

seseorang dengan pendidikan rendah belum tentu mempunyai

pengetahuan yang rendah. Pengetahuan tidak sepenuhnya didapatkan

dari pendidikan resmi, tetapi bisa juga lewat pendidikan non formal.

Pengetahuan tentang objek memiliki dua bagian yakni bagian positif

serta bagian negatif. Kedua bagian ini menjadi penentu sikap dari

individu. Bertambah banyak bagian positif dan sesuatu yang didapati,

maka semakin positif sikap pada objek tertentu (Notoatmojo, 2014).

9
Notoatmodjo (2010) memaparkan bahwa pengetahuan manusia

mendapat pengaruh dari sejumlah faktor, contohnya informasi,

pendidikan, ataupun budaya.

Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2010)

mengungkapkan bahwa pengetahuan individu mengenai sebuah

Objek mempunyai tahapan maupun intensitas berbeda. Adapun

terbagi membentuk 6 tahap pengetahuan, yakni :

a) Tahu (Know)

Tahu artinya sebagai recall maupun pemeragaan kembali

pemahaman yang ada sesudah memantau hal yang jelas dan

dipelajari serta dorongan yang diterima. Tahu adalah level terendah.

Kata kerja yang dipergunakan dalam menilai orang yang mengetahui

apa yang sedang dipelajari meliputi penyebutan, deskripsi,

identifikasi, mengutarakan, serta lainnya.

b) Memahami (Comprehention)

Memahami sesuatu berarti tidak sekadar mengetahui hal

tersebut, serta tidak hanya menuturkan, namun individu bisa

mengaplikasikan dengan benar terkait objek yang ia ketahui. Individu

yang sudah paham terkait objek ataupun materi harus bisa

memaparkan, membuat contoh, menyimpulkan, meramalkan pada

sebuah objek yang ia pelajari.

10
c) Aplikasi (Application)

Aplikasi didefenisikan jika individu yang sudah paham dengan

objek tersebut bisa mempergunakan maupun mengaplikasikan

prinsip yang ia ketahui dalam keadaan maupun situasi lainnya.

Aplikasi ini dikatakan penggunaan rumus, hukum, prinsip, metode,

rencana program pada kondisi lainnya.

d) Analisis (Analysis)

Analisis yakni keterampilan seorang individu dalam

memisahkan ataupun menguraikan, selanjutnya dicari korelasi antara

komponen. Indikasi jika pengetahuan manusia sudah sampai tingkat

ini yaitu apabila individu bisa memisahkan, menyeleksi, mewujudkan

bagan (grafik),mengelompokkan atas pengetahuan objek itu.

e) Sintesis (Synthesis)

Daya seorang individu dalam meletakkan maupun meringkas

pada sebuah korelasi yang logis dari komponen pengetahuan yang ia

miliki. Bisa dikatakan sebuah kemampuan dalam membuat

perumusan terkini dari perumusan yang sudah ada.

f) Evaluasi (Evaluation)

Keahlian dalam menilai pada sebuah objek tertentu. Evaluasi

mengacu pada sebuah ketentuan yang ditetapkan sendiri maupun

norma yang ada di masyarakat.

11
2) Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan Penting untuk Memperoleh data, misalnya, hal-hal

yang kondusif untuk kesejahteraan sehingga dapat bekerja untuk

kepuasan pribadi. Menurut Mantra YB yang dikutip oleh Notoadmojo

(2003), pelatihan dapat mempengaruhi individu, termasuk cara

seseorang menggunakannya berperilaku sehubungan dengan cara

hidup, terutama dalam membangkitkan mental untuk mengambil

bagian yang dikembangkan. Sebagai aturan umum, makin tinggi

pendidikan individu, makin mudah memperoleh data.

2) Pekerjaan

Seperti yang ditunjukkan oleh Thomas dimana dikutip dari

Nursalam (2003), pekerjaan ialah hal yang buruk dimana wajib

dilaksanakan terkhusus guna menolong kehidupan serta kebutuhan

sehari-hari. Pekerjaan bukanlah sumber kegembiraan, tetapi lebih

merupakan cara yang lelah, membosankan, serta menguji untuk

mendapatkan uang. Sedangkan pekerjaan secara keseluruhan ialah

tindakan yang berlarut-larut. Bekerja untuk ibu akan mempengaruhi

hidup.

12
3) Umur

Sebagaimana dijelaskan oleh Elizabeth B.H. yang mengutip

Norslam (2003), usia ialah salah satu usia dari lahir sampai dengan

ulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998), semakin matang

tingkat perkembangan serta kekuatan yang dimiliki seseorang, maka

akan makin berpengalaman dalam berpikir juga bertindak.

b. Faktor eksternal

1) Faktor Lingkungan

Sebagaimana dijelaskan Ann. Sailor dikutip dari Nursalam

(2003) lingkungan ialah semua keadaan dimana terdapat pada

sekitar orang serta barang-barang mereka dimana bisa

berpengaruh terhadap pergantian peristiwa serta perilaku individu

ataupun pertemuan.

2) Sosial Budaya

System sosial budaya dimana terdapat di masyarakat bisa

mempengaruhi dari sikap saat menerima informasi (ICES, 2021)

b. Sikap (Attitude)

1) Pengertian Sikap

Sikap yaitu ekspresi perasaan orang yang menggambarkan

ketidak sukaannya ataupun kesukaannya pada sebuah objek. Sikap

mencakup 3 komponen utama, yakni: sikap yaitu ekspresi perasaan

orang yang menggambarkan ketidaksukaannya ataupun kesukaannya

13
pada sebuah objek. (Damiati dkk, 2017)

1) Komponen Kognitif, yaitu komponen pertama dari sikap kognitif

seorang individu yaikni persepsi atau pengetahuan yang didapat dari

kombinasi objek sikap dengan pengalaman langsung serta informasi

mengenai objek tersebut yang didapat dari beberapa sumber.

Persepsi dan pengetahuan yang diperoleh umumnya membentuk

keyakinan berarti keyakinan pelanggan bahwa objek sikap tertentu

mempunyai sejumlah atribut, bahwa tingkah laku bisa

menumbuhkan hasil tertentu.

2) Komponen Afektif, terkait melalui pandangan maupun emosi

pelanggan pada sebuah objek. Perasaan tersebut menggambarkan

penilaian semua pelanggan pada sebuah objek, yakni sebuah kondisi

sejauh mana pelanggan merasa suka maupun tidak suka pada objek

tersebut penilaian pelanggan pada sebuah merek bias dinilai dengan

evaluasi pada merek dari “sangat jelek” hingga “sangat baik”

maupun mulai “sangat tidak suka” hingga “sangat suka”.

3) Komponen Konatif, yaitu komponen yang terkait dengan

kecenderungan maupun kemungkinan bahwa seorang individu a kan

bertindak terkait dengan objek sikap, Komponen konatif biasanya

dibutuhkan sebagai sebuah ekspresi dari niat pelanggan untuk

membeli.

14
2) Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor dimana mempengaruhi sikap keluarga pada

objek sikap yakni :

a) Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi perlu meninggalkan jejak dimana

bertahan lama guna dijadikan sebagai dasar pembentukan

sikap.Akibatnya, pengalaman pribadi yang memasukkan unsur

unsur emosional akan memfasilitasi perkembangan sikap.

b) Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting

Pada umumnya, individu secara keseluruhan akan memiliki

orang yang konformis atau sesuai dengan cara individu

berperilaku yang dianggap penting. Kecenderungan ini tidak

sepenuhnya dimeriahkan oleh kerinduan untuk bergaul dan

keinginan untuk menghindari pertempuran dengan orang-orang

yang dianggap penting.

c) Pengaruh Kebudayaan

Tanpa kita sadari, budaya sudah memberikan judul untuk

sudut pandang kami tentang berbagai masalah. Budaya telah

menaungi sudut pandang tunggal lingkungan, budaya memberi

pengalaman tunggal dari daerah lokal yang mereka pedulikan..

d) Media Massa

Dalam memberikan rincian mengenai surat kabar dan media

15
korespondensi radio lain, berita dimana harusnya

dibagikandengan otentik tanpa memihak cenderung dipengaruhi

dari sikap penulis berita, dan dengan demikian mempengaruhi

perspektif konsumen.

e) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Pikiran moral dan contoh dari pendirian dan asosiasi

informatif menyeluruh pada dasarnya menentukan struktur

keyakinan, tidak normal bahwa pemikiran ini memengaruhi

sudut pandang.

f) Faktor Emosional

Kadang-kadang, jenis mentalitas adalah pernyataan berbasis

perasaan yang mengisi sebagai semacam ketidakpuasan

mengarahkan atau pengalihan sistem penjaga citra diri,

mungkin sangat sementara atau sangat tahan lama (konstan /

abadi) (ICES, 2021)

c. Tindakan (Action)

Tindakan yakni sebuah sikap yang tidak otomatis tercipta pada

sebuah tindakan, agar terciptanya sikap membentuk sebuah tindakan

yang konkret dibutuhkan hal penguat maupun keadaan yang

memungkinkan, yaitu terdapat sarana yang menguatkan. Selain hal

sarana, dibutuhkan hal pendukung dari segi lainnya. Pada tindakan

ataupun praktek ada tingkatan yakni:

16
1) Persepsi (Perception), mengenal ataupun memilih beberapa hal

sehubungan terkait perbuatan yang dilakukan sebagai aplikasi

kategori pertama.

2) Respon terpimpin (Guided response), bisa berbuat sesuatu

berdasarkan rangkaian yang betul sebagai penunjuk

pelaksanaan kategori kedua.

3) Mekanisme (Mechanism), ketika sudah melaksanakan hal

yang benar secara langsung, atau hal demikian telah menjadi

kebiasaan, maka individu sudah mencapai kategori ketiga.

4) Adaptasi (Adaptation), tindakan yang telah bertumbuh dengan

baik dapat diartikan tindakan tersebut sudah dimotivasikan

tanpa menurunkan dasar tindakan (Notoatmodjo, 2003).

Tindakan yakni proses yang dilakukan seseorang, sebagai

pelaku, untuk mewujudkan sebuah tujuan. Terdapat tiga hal

pada tindakan yaitu pelaku, proses, dan tujuan. Sehingga asal-

usul tindakan seseorang yaitu motivasi, pengetahuan,

kehendak ataupun kemampuan, sebagai tindakan yang

diingini, disadari maupun dikehendaki pelakunya dan sifatnya

aktif.

Awalnya seseorang mengetahui serta menyadari sebuah

kekurangan dalam dirinya maupun sebuah kesempurnaan di

17
luar dirinya, kemudian dorongan dari dirinya menimbulkan

tekad untuk menangani kekurangan tersebut maupun

mendapatkan kesempurnaan itu guna memenuhi

egoismenya. Maka tindakan tersebut tujuannya yakni

kepentingan diri sendiri atau tindakan tersebut bisa memberi

pengaruh buruk ataupun baik (Asmawati, 2010).

B. Tinjauan Tentang Pengertian Sampah

Setiap hari manusia menghasilkan sampah. Bungkus permen

dan kemasan makanan kecil merupakan sampah. Kulit buah dan

sayuran yang tidak dimasak juga merupakan sampah. Barang-

barang sisa yang dihasilkan oleh industri dan tidak terpakai karena

tidak memiliki nilai ekonomis juga dibuang sebagai sampah.

Sampah memang berasal dari beberapa aktivitas seseorang,

misalnya aktivitas rumah tangga, pertanian, industri, serta berbagai

aktivitas lainnya.

Secara umum, sampah diartikan sebagian dari sesuatu yang

tidak dipakai, tidak disenangi, maupun sesuatu yang harus

dibuang. Umumnya, sampah bersumber dari aktivitas seseorang

(Fajar Nugroho, 2019).

Sampah sebagai hasil dari kegiatan manusia. Semua kegiatan

seseorang pasti menghasilkan sampah atau buangan. Jumlah

18
sampah berbanding lurus dengan konsumsi barang maupun

material yang kita pergunakan sehari-hari (Endang Purwanti,

2019).

C. Tinjauan Tentang Jenis-jenis Sampah

Manusia menghasilkan berbagai jenis sampah Setiap jenis

sampah memiliki sifat berbeda yang mempengaruhi cara

pengelolaannya. Oleh karena itu, adapun jenis-jenis sampah antara

lain: (GIZ, 2019)

1. Sampah Mudah Terurai (Sampah Organik)

Sampah mudah terurai maupun sampah yang dapat

dikomposkan merupakan sampah dengan sifat segera

membusuk atau terurai apabila bersentuhan dengan tanah dan

udara. Sampah mudah terurai juga merupakan sampah yang

paling banyak kita hasilkan sehari-hari. Yang termasuk dalam

kategori ini antara lain sisa makanan seperti nasi, sayur, sisa

lauk, dan sebagainya.

2. Sampah Sulit Terurai (Sampah Anorganik)

Sampah sulit terurai maupun sampah yang didaur-ulang

yaitu sampah yang tidak dapat dengan cepat terurai di alam

atau butuh ratusan tahun untuk terurai di alam. Empat kategori

19
besar yang termasuk ke dalam sampah sulit terurai adalah

plastik, kertas, logam, dan kaca.

a. Sampah Plastik

Sampah plastik sering kali bersaing dengan sampah

kertas untuk sampah dengan jumlah kedua terbanyak dari

total sampah yang kita hasilkan. Sebagian besar berasal

dari kemasan produk yang kita pakai sehari-hari, misalnya

gelas dan botol air mineral dalam kemasan, serta kantong

kresek. Sampah plastik bisa diolah dengan mencacahnya

dan memprosesnya menjadi bijih plastik untuk bahan baku

barang baru.

b. Sampah Kertas

Bergantian dengan sampah plastik diurutan kedua

dan ketiga sebagai sampah terbanyak yang kita hasilkan,

sampah kertas bisa diolah menjadi kertas daur ulang.

Dalam praktik di lapangan, banyak orang memberikan

tambahan ide-ide kreatif dalam daur ulang kertas, seperti

memberi tambahan bahan baku berupa pelepah pisang

sebagai campuran untuk pulp kertas.

c. Sampah Logam

Pada umumnya merupakan sisa dari minuman kaleng

atau kemasan-kemasan kaleng. Sampah logam dapat

20
dilebur untuk mendapatkan bahan baku logam dan

mengurangi kebutuhan penambangan logam. Sampah

logam menduduki peringkat kelima dari jumlah sampah

yang kita hasilkan sehari- hari.

d. Sampah pecah beling/kaca

Sebagian besar berupa botol-botol kaca kemasan

minuman, namun tak jarang berasal dari barang-barang

lain yang kita gunakan sehari-hari seperti gelas dan

cermin. Sampah kaca biasanya dihancurkan dan ditumbuk

sehingga membentuk butiran-butiran bubuk yang dapat

dipakai sebagai bahan campuran untuk berbagai produk.

e. Sampah Polystyrene (Styrofoam)

Merupakan sampah yang umum ditemui karena

penggunaannya yang sangat luas mulai dari untuk

pengemasan barang elektronik sampai wadah makanan.

Sampah Styrofoam sangat sulit terurai dan menghasilkan

gas beracun apabila dibakar. Selain itu sifatnya yang

ringan membuat nilai ekonomis Styrofoam cukup rendah.

3. Sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)

Sampah B3 adalah sampah yang hanya dapat diolah di

tempat yang telah disepakati oleh pemerintah dan dibawah

21
pengawasan yang ketat. Sampah B3 yang berasal dari rumah

tangga bisa berupa ibaterai, botol aerosol, lampu, pestisida,

pembersih lantai, oli, dan cat.

Adapun jenis sampah sesuai yang disebutkan dalam

Undang- Undang No. 18 tahun 2008 terkait Pengelolaan

sampah antara lain:

a. Sampah Rumah Tangga

Sampah yang bersumber dari aktivitas keseharian rumah

tangga, kecuali tinja ataupun sampah spesifik.

b. Sampahi Sejenis Sampah Rumah Tangga

Sampah yang bersumber dari daerah industri,

komersial,khusus, fasilitas umum, social, serta lainnya.

c. Sampah Spesifik

Sampah spesifik terdiri dari:

1) Sampah yang memuat bahan berbahaya dan beracun

2) Puing bongkaran bangunan

3) Sampah yang timbul akibat bencana

4) Sampah yang ditimbulkan secara tidak berkala

5) Sampah yang secara teknologi belum bisa diolah

22
D. Tinjauan Tentang Sumber Sampah

Sampah bersumber dari aktivitas manusia, sumber sampah

oleh karenanya dibagi berdasarkan kegiatan apa yang

menghasilkan sampah tersebut, antara lain: (GIZ, 2019)

1. Sampah Kawasan Pemukiman

Sampah kawasan pemukiman atau sampah dari rumah

tinggal. Sampah jenis ini bersumber dari rumah, biasanya

berupa sisa makanan ataupun kemasan-kemasan barang

keperluan sehari-hari. Tetapi pada situasi tertentu dapat juga

berupa barang- barang rumah tangga seperti furnitur dan bahan

bangunan.

2. Sampah Kawasan Komersial

Sampah kawasan komersial yakni sampah dari kawasan-

kawasan contohnya perkantoran, tempat perdagangan,

pertokoan, hotel, atau sejenisnya. Sampah dari kawasan ini

biasanya berupa kertas, plastik, kaca.

3. Sampah Kawasan Pasar

Pasar merupakan penghasil sampah yang unik, dimana

setiap harinya sampah mudah membusuk selalu dihasilkan

dalam jumlah besar. Sampah pasar biasanya memiliki sistem

pengangkutan dan pengolahan yang terpisah dari sumber

sampah lain di sekelilingnya.

23
4. Sampah Kawasan Industri

Sampah kawasan industri adalah sampah yang dihasilkan dari

suatu proses manufaktur, biasanya berasal dari pabrik baik

pabrik rumahan maupun pabrik besar. Jenis sampah ini spesifik

dan sangat tergantung pada barang yang diproduksi oleh pabrik

tersebut.

5. Sampah Kawasan Taman, Jalan atau Tempat Umum

Sampah kawasan taman, jalan atau tempat umum

merupakan sampah yang dihasilkan dari area-area yang

digunakan bersama atau area-area fasum-fasos, baik itu berupa

jalan, taman, tempat parkir, tempat rekreasi, lapangan, dan

sejenisnya. Sampah yang biasanya dihasilkan bisa berupa

dedaunan, pasir, lumpur, dan kemasan-kemasan sisa makanan.

6. Sampah Agrikultur

Sampah agrikultur adalah sampah yang meliputi sisa

tanaman yang sudah dipanen dan juga pupuk yang tidak

terpakai, serta residu dari kegiatan bercocok tanam lainnya.

E. Tinjauan Tentang Pengelolaan Sampah

Menurut Heru dan Dwi (2016), Pengelolaan sampah yaitu

segala aktivitas yang dilakukan guna mengatasi sampah sejak

dihasilkan hingga pembuangan akhir. Pengelolaannya harus

24
dilakukan dimulai tempat buangan sampah di tingkat rumah

tangga, institusi atau pembuangan sementara dimana umumnya

ada di lingkungan masyarakat.

Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 81 tahun

2012 terkait pengelolaan sampah yakni aktivitas menyeluruh,

sistematis, serta berkelanjutan yang mencakup penanganan dan

pengurangan sampah. Secara umum, aktivitas pengelolaan

sampah terdiri dari penanggulangan timbulan sampah,

pengumpulan sampah, transport dan transfer, pengolahan, serta

pembuangan akhir, antara lain (Heru dan Dwi, 2016) :

Kegiatan penanganan sampah menurut UU No. 81 tahun 2012

1. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan

sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan sifat sampah;

2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan

sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan

sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;

3. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari

sumber atau dari tempat penampungan sampah sementara

atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke

tempat pemrosesan akhir;

4. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,

25
komposisi, dan jumlah sampah

5. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian

sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media

lingkungan secara aman

F. Dampak Negatif Sampah

Bencana banjir merupakan contoh dampak negatif dari

pengelolaan sampah yang salah terhadap lingkungan. Secara

langsung, hal ini juga berdampak terhadap manusia. Selain

bencana banjir, masih banyak dampak negatif pengelolaan sampah

yang salah lainnya. Dampak tersebut berpengaruh secara langsung

terhadap manusia, terhadap lingkungan, maupun terhadap

kehidupan social dan ekonomi (Fajar Nugroho, 2019).

a. Dampak Negatif Sampah Terhadap Manusia

Sampah yang dikelola tidak baik dapat menimbulkan

dampak langsung terhadap manusia. Di antaranya adalah

timbulnya berbagai penyakit, seperti penyakit menular,

penyakit kulit, serta penyakit gangguan pernapasan (Fajar

Nugroho, 2019).

a. Menimbulkan Gangguan Kesehatan

Jenis sampah organik yakni dapat secara alami

terurai. Berbagai jenis mikroorganisme pengurai

26
menguraikan sampah untuk diolah menjadi bahan

makanan. Oleh karena itu, tempat penampungan sampah

menjadi habitat yang ideal bagi berbagai jenis

mikroorganisme pengurai tersebut.

Selain mikroorganisme, tempat penampungan

sampah juga menarik berbagai jenis hewan lain untuk

mendekat. Hewan- hewan tersebut mencari makan di

antara tumpukan sampah. Terkadang juga terlihat hewan

lain, seperti kecoa,nyamuk, hingga tikus. Tidak hanya lalat

dan tikus, hewan lain, seperti tikus got, kucing, hingga

anjing sering kali terlihat mengais-ngais sampah untuk

mencari makan.

Hewan-hewan yang ditemukan di tempat sampah

dapat menyebabkan penyakit. Beberapa jenis

mikroorganisme, seperti virus dan bakteri yang mendiami

tempat sampah merupakan mikroorganisme patogen.

Mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan penyakit.

Adapun hewan-hewan lain yang sering terlihat di tempat

sampah, contohnya nyamuk, kecoa, lalat, anjing, kucing,

dan tikus menjadi penyebar bibit penyakit tersebut. Ketika

mereka hinggap atau mengais-ngais sampah,

27
bibit penyakit dapat menempel ke tubuh. Ketika hewan-

hewan itu berpindah ke permukiman warga, otomatis bibit

penyakit itu tersebar. Jika bibit penyakit sampai masuk ke

tubuh manusia, tentu dapat menyebabkan terjangkitnya

penyakit.

Beberapa jenis penyakit biasa terjangkit di dekat

kawasan yang pengelolaan sampahnya kurang baik. Tentu

saja, penyakit tersebut disebabkan dan disebarkan oleh

hewan- hewan yang telah disebutkan diatas. Contoh

penyakit tersebut antara lain kolera, disentri, tifus, malaria.

b. Dampak Negatif Sampah Terhadap Lingkungan

Adapun dampak negatif sampah pada lingkungan, antara

lain(Fajar Nugroho, 2019):

a. Kerusakan Ekosistem

Sampah, baik yang berwujud padat maupun cair, jika

dibuang sembarangan dapat menganggu keseimbangan

dan menimbulkan kerusakan ekosistem. Sampah padat,

misalnya plastik yang dibuang atau ditimbun di dalam

tanah akan sulit untuk diuraikan karena termasuk jenis

sampah anorganik.

Keberadaan sampah tersebut dapat mengganggu

28
kehidupan mikroorganisme serta berbagai hewan kecil

yang hidup di dalam tanah. Salah satunya adalah

mikroorganisme pengurai. Padahal, mikroorganisme

pengurai memiliki peran penting dalam suatu ekosistem.

Mereka berperan menguraikan tanaman serta tubuh

makhluk hidup lain yang telah mati. Sampah-sampah yang

mengandung bahan berbahaya juga dapat membunuh

mikroorganisme pengurai tersebut. Hal ini tentu dapat

mengganggu keseimbangan ekosistem.

Sampah yang dibuang ke sungai juga mengalami

penguraian. Namun, penguraian sampah di dalam air dapat

membahayakan ekosistem air. Sebab, penguraian tersebut

memproduksi gas-cair organik serta asam organik,

misalnya metana. Gas metana memiliki bau busuk. Selain

itu, jika berada dalam konsentrasi tinggi, gas metana

dapat meledak. Tentu hal ini dapat membahayakan dan

merusak ekosistem.

b. Pencemaran

Adapun sampah yang dibuang sembarangan dapat

mencemari tanah. Pencemaran dikenal pula dengan istilah

polusi. Pencemaran terjadi karena adanya bahan pencemar

(polutan) yang mengotori tanah, air, maupun udara. Selain

29
mencemari tanah, sampah juga dapat menimbulkan

pencemaran air dan udara, antara lain:

1) Pencemaran udara

Timbunan sampah mengeluarkan bau tidak

sedap. Selain berupa bau, pencemaran udara yang

ditimbulkan sampah berupa debu, asap, dan gas

beracun. Pembakaran sampah di udara dapat membuat

kabut asap tebal. Kabut asap tersebut terkandung

bahan lain, contohnya partikel debu berukuran kecil

disebut particulate matter (PM). Oleh karena itu,

partikel debu ini dapat masuk pada paru-paru sehingga

menimbulkan gangguan pernafasan (radang paru-paru

serta asma), ISPA, alergi, radang selaput lendir mata,

iritasi mata, alergi dan gangguan lainnya.

Berbagai jenis sampah menghasilkan asap

dengan kandungan yang beragam. Umumnya,

kandungan hasil pembakaran sampah adalah gas

karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2),

nitrogenmonoksida (NO), amoniak, belerang serta

asap. Dengan demikian, pembakaran sampah dapat

meningkatkan konsentrasi gas-gas tersebut di udara.

30
2) Pencemaran Air

Jika sampah dibuang ke sungai atau perairan

lainnya, seperti kolam, danau, atau laut, tentu akan

menjadi pencemaran. Pencemaran air dapat diamati

dengan timbulnya bau serta perubahan warna air.

Akibat pencemaran oleh sampah, kehidupan tumbuhan

serta hewan yang hidup di dalam sungai menjadi

terancam.

3) Pencemaran Tanah

Pembuangan sampah yang mengandung bahan

kimia dapat menyebabkan pencemaran tanah. Sampah

cair yang mengandung bahan kimia dapat meresap ke

dalam tanah. Bahaya yang timbul akibat pencemaran

tanah bergantung pada bahan kimia pencemarnya.

c. Pemanasan Global

Pengelolaan sampah yang tidak baik juga

menimbulkan dampak negatif terhadap perubahan iklim.

Pemanasan global dapat dikatakan sebagai perubahan

keadaan atmosfer secara global, dimana temperatur udara

di atmosfer menjadi makin panas. Penyebab pemanasan

global adalah pertambahan jumlah gas rumah kaca,

31
seperti karbon dioksida (CO2), uap air, metana (CH4),

serta dinitro oksida (N2O) di atmosfer secaraberlebihan.

Selain berbagai penyebab tersebut, terbentuknya gas

rumah kaca pemicu pemanasan global juga disebabkan

karena sampah.

G. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi: Sistem Pengelolaan sampah rumah


Yang meliputi: tangga :
pengetahuan, sikap, 1. Pemilahan
kepercayaan, keyakinan, 2. Pengumpulan
nilai-nilai, dan sebagainya. 3. Pengangkutan
4. Pengolahan
Faktor Pendukung: 5. Pemrosesan akhir
Yang terwujud dalam
Lingkungan fisik,
tersedianya fasilitas
kesehatan

Faktor Pendorong:
Sikap dan perilaku petugas
kesehatan, yang
merupakan kelompok
referensi dari perilaku
masyarakat.

Perilaku Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Sumber: Lawrence Green (1980) dan UU NO.81 Tahun 2012

32
H. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan dari kerangka teori diatas, kerangka konsep yang peneliti

gunakan pada penelitian hubungan perilaku masyarakat dengan pengelolaan

sampah rumah tangga di Desa Samaenre Kec.Mallawa adalah sebagai berikut:

Pengetahuan

Sikap Perilaku Pengelolaan


Sampah Rumah
Tangga

Tindakan

: variabel independen

: variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

33
I. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

No
Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Kriteria objektif skala

1. Pengetahuan Yang dimaksud dengan Skala Kuesioner 1. Baik: jika responden menjawab Numerik

Pengetahuan pada penelitian Guttman pertanyaan dengan skor ≥ 50 %.

ini yakni kemampuan atau 2. Kurang Baik : apabila menjawab


daya pemahaman responden pertanyaan dengan nilai < 50 %.

mengenai pengelolaan sampah

2. Sikap Yang dimaksud dengan Sikap Skala Likert Kuesioner 1. Baik: apabila menjawab, Numerik

pada penelitian ini yakni pertanyaan dengan skor 68–100%

respon dari responden 2. Kurang baik : apabila

mengenai pengelolaan sampah menjawab pertanyaan dengan skor ≤

67 %.

34
3. Tindakan Tindakan pada penelitian ini skala Likert Kuesioner 1. Baik :apabila menjawab Numerik

yakni tingkah laku dari pertanyaan dengan skor 68-100%

responden yang terwujud dan 1. 2. Kurang: apabila menjawab pertanyaan

mendukung dalam pengelolaan dengan skor ≤ 67 %.

sampah

4. Pengelolaan Pengelolaan Sampah pada skala Kuesioner 1. memenuhi syarat apabila responden Numerik

Sampah penelitian ini yakni responden Gutman melakukan pengelolaan sampah

melakukan proses: Pemilahan, dengan cara Pemilahan,Pengumpulan,

Pengumpulan, Pengangkutan, Pengangkutan,Pengolahan,

Pengolahan, Pemrosesan akhir Pemrosesan akhir.

2. Dikatakan tidak memenuhi

syarat pabila tidak sesuai dengan

kriteria tersebut

Tabel 2.1 Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

35
J. Hipotesis Penelitian.

1. Hipotesis Null (Ho)

a. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pengelolaan

sampah rumah tangga di Desa Samaenre Kecamatan Mallawa

b. Tidak ada hubungan antara sikap dengan pengelolaan sampah

rumah tangga di Desa Samaenre Kecamatan Mallawa

c. Tidak Ada hubungan antara tindakan dengan pengelolaan

sampah rumah tangga apabila di Desa Samaenre Kecamatan

Mallawa

2. Hipotesis Altenatif (Ha)

a. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pengelolaan

sampah rumah tangga di Desa Samaenre Kecamatan Mallawa

b. Ada hubungan antara sikap dengan pengelolaan sampah

rumah tangga di Desa Samaenre Kecamatan Mallawa

c. Ada hubungan antara tindakan dengan pengelolaan sampah

rumah tangga di Desa Samaenre Kecamatan Mallawa

36
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional. Pada dasarnya, pendekatan cross sectional

adalah dilakukan dengan survei, observasi, dan pengumpulan data langsung

dalam satu waktu.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

a. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Samaenre Kecamatan Mallawa

Kabupaten Maros

b. Waktu penelitian

Adapun waktu penelitian yaitu: Mei-Juni 2023

C. Populasi, Sampel dan Cara Menentukan Sampel

a. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh KK yang ada di di

Desa Samaenre Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros sebanyak

325 KK

b. Sampel

Sampel penelitian ini adalah sampel yang terpilih dari

37
populasi yang dianggap representatif dengan menggunakan

simple random sampling atau sistem acak sederhana. Adapun

rumus yang digunakan dalam menentukan sampel antara lain:

Rumus Slovin sebagai berikut:

𝑁
𝑛=
1+𝑁 (𝑒)2

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi kesalahan (eror tolerance) = 10 % atau 0,1

325
𝑛=
1 + 325 (0.1)2

325
= 4,25

= 76.47

=76

Berdasarkan rumus diatas maka diperoleh 76 KK yang ada

di Desa Samaenre Kecamatan Mallawa Kab.Maros

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitiani adalah alat bantu yang dipilihi dan digunakan

oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data

agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermuda dalam

memperolehnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

38
adalah kuesioner.

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh dari observasi lapangan serta

wawancara pada masyarakat menggunakan lembar kuesioner.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari penelusuran kepustakaan

berupa beberapa jurnal, buku, maupun literatur yang berkaitan

pada penelitian ini.

F. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data

1. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan mulai dari pengumpulan data sampai

dengan analisis data. Tahapan dalam pengelolaan data sebagai

berikut:

a. Editing

Kegiatan mengisi ulang kuesioner yang telah diisi oleh responden

b. Coding

Merupakan pengkodean, yakni mengubah data bebentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan untuk memudahkan

pemasukan dan pengolahan data.

c. Data Entry

Kegiatan memasukan jawaban-jawaban dari masing-masing

39
responden yang sudah dalam bentuk kode kedalam progam atau

softwere dalam komputer.

d. Cleaning

Memeriksa kembali data yang ada di program komputer dan

apabila ditemukan ditemukan kesalahan atau ketidaklengkapan

maka kemudian dipebaiki hingga tidak ada kesalahan.

2. Penyajian Data

Penyajian data disajikan dalam bentuk tabel yang disertai dengan

uraian dan penjelasan dari tabel tersebut.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat
Analisis univariat betujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Analisis univariat dari

penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan

perilaku secara deskriptif dengan cara menghitung distributif dari

masing-masing variabel.

2. Analisis Bivariat

Setelah analisis univariat dilakukan akan diketahui hasi dari

karaktestik atau distribusi setiap variabel. Kemudian dapat

dilanjutkan dengan analisis bivariat data diolah secara

kompoterisasi untuk melihat pengaruh independen terhadap

variabel dependen. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu

40
dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov dengan hasil data tidak berdistribusi normal. Uji hipotesis

yang digunakan adalah uji alternatif Wilcoxon Signed Rank Test

dengan hasil jika p value >0.05 maka ha di tolak dan jika hasil p

value ≤0.05 maka ho ditolak.

41
DAFTAR PUSTAKA

Abrauw, A. E. S., & Albert E. S. Abrauw. (2016). Perilaku Masyarakat dalam

Pengelolaan Sampah Anorganik di Kecamatan Abepura Kota Jayapura.

Majalah Geografi Indonesia, (Online) https://jurnal.ugm.ac.id (diakses

10 April 2023)

Damiati. 2017. Perilaku Konsumen edisi ke-1. Depok. PT Rajagrafindo

Persada.

Donsu, Jenita DT. 2017. Psikologi Keperawatan. Yogyakarta.

PustakaBaru Press.

Endang Purwanti. 2019. Sampah Jadi Uang. Klaten. Saka Mitra

Kompetensi.

Fajar Nugroho. 2019. Berkah Mengolah Sampah. Sukoharjo. CV.

Sindunata.

Firman, Y., Nardi, M., Poety, M., Wiyono, J., Adi, R. C., Pembe, G., Penyelen,

U., & Pand, P. M. (2021). Hubungan tingkat pengetahuan dengan

perilaku membuang sampah pada siswa smp sriwedari malang. Nursing

News Jurnal Ilmiah Keperawatan, (Online) http://bit.ly/3Poety (diakses

10 April 2023)

Indryany, I. (2021). Hubungan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan

sampah di kelurahan tikala kecamatan tikala kabupaten toraja utara.

42
Mulasari, S. A. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Terhadap

Perilaku Masyarakat Dalam Mengolah Sampah Di Dusun Padukuhan

Desa Sidokarto Kecamatan Godean Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health), (online)

https://doi.org/10.12928/kesmas.v6i3.1055 (diakses 10 April 2023)

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.

PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta.

PT Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT Rineka

Cipta

Qodriyatun, S. N. (2015). Bentuk Lembaga Yang Ideal Dalam Pengelolaan

Sampah Di Daerah (Studi Di Kota Malang Dan Kabupaten Gianyar). In

Aspirasi: Jurnal Masalah-masalah Sosial (Vol. 6, Issue 1). (online)

https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/465 (diakses 10

April 2023)

Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No. 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah

Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Republik Indonesia. 2002. Standar Nasional Indonesia 19-2454-2002

tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah

Perkotaan.

43
Republik Indonesia. 2012. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah.

Saputra, S., & Mulasari, S. A. (2017). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

Pengelolaan Sampah pada Karyawan di Kampus. Jurnal Fakultas

Kesehatan Masyarakat,. (online)

http://journal.uad.ac.id/index.php/KesMas/article/view/4212 (diakses 10

April 2023)

Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R.D.

Bandung. Penerbit Alfabeta.

Sukerti, N. L. G., Sudarma, I. M., & Pujaastawa, I. B. . (2017). Perilaku

Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Dan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Di Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar, Provinsi

Bali. ECOTROPHIC : Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental

Science),. (online) https://doi.org/10.24843/ejes.2017.v11.i02.p05 (diakses

10 April 2023)

44
L

45
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

No. Responden

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN


PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA
SAMAENRE KEC.MALLAWA

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Responden :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak Sekolah/ Tidak Tamat Sekolah Dasar
b. Tamat SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
e. Perguruan Tinggi

I. PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH


Petunjuk Pengisian
Beri Tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda mengetahui apa itu sampah?
2. Apakah benar sampah merupakan suatu bahan
yang terbuang dari sumber hasil aktivitas manusia
maupun alam yang belummemiliki nilai ekonomis?

46
Apakah anda mengetahui sumber-sumber
3
sampah?
4 Apakah anda mengetahui jenis-jenis sampah?
Apakah anda pernah membuang sampah
5
disembarangan tempat?
Apakah anda mengetahui dampak negatif
6
yang ditimbulkan pada lingkungan jika sampah
dibuang sembarangan?
Apakah anda mengetahui warna tempat
7
sampah untuk jenis-jenis sampah?
Apakah anda mengetahui tentang tempat
8
sampah yang baik atau memenuhi syarat?
Apakah anda mengetahui jika sampah di daur
9
ulang dapat bernilai ekonomis?
Apakah anda pernah mendapatkan sosialisasi
10
atau edukasi tentang pengelolaan sampah?

II. SIKAP TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH


Petunjuk Pengisian
Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.

Jawaban
No Pernyataan
SS S RR TS STS

Sebaiknya sampah harus dibuang pada


1 tempatnya

Sebaiknya Sampah dipisahkan sesuai dengan


2 jenisnya

Sebaiknya Setiap rumah tangga


3 harus mempunyai tempat pembuangan
sampah

47
4. Sebaiknya tempat sampah harus
mempunyai penutup, kedap air dan tidak
mudah rusak
Membuang sampah sembarangan
5
dapat menimbulkan beberapa penyakit
Lingkungan rumah sebaiknya
6
dibersihkan setiap hari
Sampah yang masih bisa di pakai tidak di
7 buang akan tetapi di manfaatkan kembali
Setiap rumah tangga tidak harus melakukan
8 pemisahan sampah
Sebaiknya Sampah tidak dibakar di
9 lingkungan padat penduduk

Diperlukan adanya kegiatan rutin


10
gotong royong untuk memelihara
kebersihan lingkungan

III. TINDAKAN TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH


Petunjuk Pengisian
Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.

Jawaban
No Pertanyaan
SS S RR TS STS

Sampah harus dibuang pada tempat sampah


1

Sampah harus dipisahkan antara sampah


organik dan sampah anorganik
2

48
Sampah yang telah terkumpul
3
di rumah dibuang setiap hari
Apakah anda mengolah sampah
4
organik atau yang mudah membusuk
menjadi kompos?
Apakah anda mendaur ulang sampah
5
anorganik menjadi barang bernilai?
Apakah anda tidak membuang sampah
6
di sekitar rumah, kebun, sungai, atau
tempat terbuka?
Apakah anda membuang sampah ke
7
tempat pembuangan sementara?
Apakah anda menangani sampah
8
dengan cara tidak membakar sampah?
Apakah anda menjadikan sampah
9
berupa sisa makanan atau sisa
sayuran untuk makanan ternak?
Apakah tempat sampah anda tidak
10
dijangkau oleh vektor dan binatang
pengganggu?

49
IV. PERILAKU PENGELOLAAN SAMPAH
Petunjuk Pengisian
Beri Tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.
1. PEMILAHAN

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda memiliki tempat sampah organic
dan anorganik?

2. Apakah sebelum sampah dibuang, anda memilah


sampah terlebih dahulu antara sampah basah (organik)
dengan sampah kering (anorganik)
3. Apakah sampah makanandengan sampah plastik di
buang di tempat sampah yang berbeda?

2. PENGUMPULAN

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda setuju bahwa sampah yang
Mudah membusuk dipisahkan?

2. Apakah tempat sampah yang digunakan memiliki


penutup?
3. Apakah anda memiliki tempat pembuangan
sampah yang diletakkan di dalam atau rumah?

50
3. PENGANGKUTAN

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah ada alat pengangkutan khusus
pembuangan sampah?

2. Apakah pengangkutan yang digunakan kedap air?


3. Apakah pengangkutan sampah dilakukan setiap hari?

4. PENGOLAHAN

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda mendaur ulang barang yang
rusak dirumah untuk digunakan kembali?

2. Apakah anda membuat kerajinan dari olahan sampah?


3. Apakah anda memanfaatkan kembali kemasan botol
minuman yang telah di pakai?

5. PEMROSESAN AKHIR

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda membuang sampah dengan
kedalaman 100 cm?

2. Apakah sampah organik rutin di masukkan ke lubang?


3. Lubang di buat di rumah atau di daerah sekitar ?

51

Anda mungkin juga menyukai