LP Asam Urat Sari Susanty
LP Asam Urat Sari Susanty
Disusun Oleh:
Nim : 21231296
I. Lansia
1. Pengertian lansia
tahun tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
(Kholifah, 2016).
adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan, yaitu anak, dewasa,
dan tua.
fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai
seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya,
yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya,
tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan
Batasan Lansia
e. Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun
seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55
tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari oarng lain. UU No.
13 tahun 1998 entang kesejahteraan lansia bahwa adalah yang mencapai usia
60 tahun ke atas.
a) Perubahan Fisiologis
tremor.
mengalami kekakuan
panas.
kehilangan elastisitas.
enzim pencernaan
- Sistem genitourinaria : ginjal mengecil, aliran darah ke ginjal
tubulus menurun.
menurun.
b) Perubahan Mental
⮚ Kesehatan umum
⮚ Tingkat pendidikan
⮚ Keturunan (hereditas)
⮚ Lingkungan
c) Perubahan Psikososial
kronis.
d) Perubahan spiritual
3. Sendi
Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling berdekatan.
Fungsi utama sendi adalah memberi pergerakan dan fleksibilitas dalam tubuh.
Bentuk persendian ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakannya,
sedangkan klasifikasi sendi berdasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan.
Menurut klasifikasinya, sendi terdiri dari :
a. Sendi Sinartrosis (sendi tak bergerak sama sekali). Contohnya sutura tulang
tengkorak.
b. Sendi Amfiartrosis (sendi bergerak terbatas). Contohnya pelviks, simfisis dan
tibia.
c. Sendi Diartrosis/Sinovial (sendi bergerak bebas). Contohnya siku, lutut dan
pergelangan tangan.
Berdasarkan strukturnya, sendi dibedakan atas :
a. Fibrosa.
b. Kartilago.
c. Sendi Sinovial.
4. Muskulo/Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan
menghasilkan pergerakan sebagian atau seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri :
a. Otot rangka (lurik) diliputi oleh kapsul jaringan ikat. Otot rangka merupakan
otot yang mempunyai variasi ukuran dan bentuk dari panjang, tipis, sampai
lebar dan datar.
b. Otot viseral (polos) yang terdapat pada saluran pencernaan, saluran
perkemihan, dan pembuluh darah.
c. Otot jantung ditemukan hanya pada jantung dan kontraksinya di luar kontrol
atau di luar keinginan (pengendalian). Otot berkontraksi jika ada rangsangan
dari adenosin trifosfat (ATP) dan kalsium.
Arthritis gout
1. Pengertian
Penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia
lanjut dan wanita pasca menopuse. (Nurarif dan kusuma, 2016). Arthritis
pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi akibat dari
2. Etiologi
Gangguan metabolik dengan meningkatnya konsentrasi asam urat ini
kalsium pirofosfat dihidrat (CCPD), dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi
degenarasi tulang rawan sendi (Nurarif dan Kusuma, 2016). Gejala arthritis
berlebih
mielofibrosis
Menurut Price & Wilson tahun 2006, dalam Nurarif dan Kusuma (2016)
asam urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari
dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsofalengeal.
serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak di
diobati
d. Stadium keempat adalah tahap gout kronik dengan timbunan asam urat
a. Osteoporosis
b. Arthritis reumatoid
c. Arthritis gout
d. Osteoarthritis
e. Amiloidosis
6. Penatalaksanaan
1) Analisa Data
DS : mengeluh nyeri
DO : tekanan darah meningkat, bersikap protektif ( posisi menghindari nyeri ), waspada, pola tidur
DS : nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan, merasa cemas saat bergerak
2) Diagnosa Keperawatan
3) Intervensi Keperawatan
1. Nyeri kronis D.0078 berhubungan Setelah dilakukan intervensi Terapi Relaksasi l.09326
dengan kondisi musculoskeletal kronis keperawatan selama 1x30 menit maka Observasi
Terapeutik
Edukasi
progresif
yang dipilih
● Anjurkan mengambil posisi nyaman
relaksasi
2. Gangguan mobilitas fisik D.0054 Setelah dilakukan intervemsi Teknik pelatihan penguatan sendi l.05185
sendi
- Pergerakan ekstreimtas meningkat
- Nyeri menurun
- Kecemasan menurun Terapeutik :
sendi
Latihan bersama
Edukasi :
● Jelaskan kepada pasien / keluarga tujuan dan
toleransi
melakukan latihan rentang pergerakan sendi aktif dan pasif, meminta klien
5) Evaluasi
Merupakan keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar
tujuan keperawatan yang telah ditetapkan dengan respon perilaku lansia yang
tampilkan. Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana,
dan pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
lansia, maka beberapa kegiatan yang harus diikuti oleh perawat, antara lain:
Mengkaji ulang tujuan klien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan,
Mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan.
Mengukur pencapaian tujuan. Mencatat keputusan atau hasil pengukuran
pencapaian tujuan, Melakukan revisi atau modifikasi terhadap rencana
keperawatan bila perlu.
Evaluasi hasil: Evaluasi ini berfokus pada respons dan fungsi klien.
Respons perilaku lansia merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan
akan terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil. Cara membandingkan
antara SOAP (Subjektive-Objektive-Assesment- Planning) dengan tujuan dan
kriteria hasil yang telah ditetapkan. S (Subjective) adalah informasi berupa
ungkapan yang didapat dari lansia setelah tindakan diberikan. O (Objective)
adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan. A
(Assessment) adalah membandingkan antara informasi subjective dan
objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan
bahwa masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi.P (Planning)
adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisi.
DAFTAR PUSTAKA
Asdie, Ahmad H. Harrison's Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 4, Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: EGC. 2000.
Darmojo RB, Martono HH. Teori peroses menua. Dalam : Martono HH, pranarka K, editors.
Buku ajar Boedi-Darmojo Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ). Edisi ke-5.Jakarta :
Badan Penerbit FKUI : 2013
Kholifah, S.N. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik. Jakarta : Kemenkes
RI Pusdik SDM Kesehatan
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 : Jakarta:
DPP PPNI
Nurarif dan Kusuma, 2016. Asuhan Keperawatan Praktis: Berdasarkan Penerapan Diagnosa
Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus. Jilid 1. Jakarta: Mediaction.
Ratnawati,E. 2017. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : TIM
Suratun, dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta: EGC.
Zahara. 2013. Artritis Gout Metakarpal Dengan Perilaku Makan Tinggi Purin Diperberat
Oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga Dengan Posisi Menggenggam Statis.
Jurnal Medula. (Online), Vol. 1 No. 03, (https://juke.kedokteran.unila.ac.id, diakses 2
Maret 2021)
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/psikiatri/hipnoterapi-dan-terapi-relaksasi/
kontraindikasi/21 april 2020
www.psychologymania.com/2013