Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPA di SD

Diajukan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Mata Kuliah Pembelajaran IPA

Dosen Ibu Nina Gantina, M.Pd.

Disusun Oleh:
Nama : Fadlalah
NIM : 23202061203CA

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLA DASAR
UNIVERSITAS BESTARI
KAMPUS GROGOL
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat
Pembelajaran IPA di SD”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Model Pembelajaran IPA di Universitas
Bestari..
Dalam makalah ini akan diantarkan kepada suatu pemahaman mengenai
pengetahuan hakikat pembelajaran IPA untuk jenjang anak SD dan dewasa.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Jakarta, 2024

Fadlalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3 Tujuan............................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IPA ................................................................................................ 6
2.2 Hakikat Pembelajaran IPA di SD .................................................................... 8

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hakikat pembelajaran IPA mencerminkan persoalan yang holistik dalam
kehidupan nyata. Dalam IPA terkandung serangkaian proses ilmiah, yang sering
disebut sebagai metode ilmiah. IPA sebagai bangunan ilmu meliputi serangkaian
konsep, prinsip, hukum, teori. Bangunan ilmu ini dikonstruksi melalui proses
ilmiah. Tiap konten materi IPA memiliki karakteristik khas yang mencerminkan
cara memperoleh dan cara menyajikan kepada peserta didik..
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran IPA masih mengalami beberapa
kendala, antara lain ketersediaan sumber daya manusia yaitu guru yang belum
mempunyai latar belakang Pendidikan IPA. Guru juga belum memperoleh
sosialisasi secara merata mengenai pembelajaran IPA. Pada intinya bahwa guru
masih merasa asing dengan konsep pembelajaran IPA
Beberapa hal tersebut mendasari perlunya dikembangkan perangkat
pembelajaran IPA terpadu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan keterampilan proses peserta didik. Dengan harapan, siswa akan terbiasa dalam
menghadapi persoalan IPA dalam kehidupan sehari-hari. bahwa guru masih
merasa asing dengan konsep pembelajaran IPA.
Beberapa hal tersebut mendasari perlunya dikembangkan perangkat
pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
keterampilan proses peserta didik. Dengan harapan, siswa akan terbiasa dalam
menghadapi persoalan IPA dalam kehidupan sehari-hari

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian IPA ?
1.2.2 Apa Hakikat Pembelajaran dari pembelajaran IPA di SD ?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Mengetahui pengertian dari IPA.
1.3.2 Mengetahui hakikat pembelajaran IPA di SD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IPA
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris yaitu
natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan
alam atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu
pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science dapat disebut
sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam ini. Menurut Rom Harre (Hendro Darmodjo dan Jenny R. E.
Kaligis, 1993: 4), Science is a collection of well attested theories which explain
the patterns and regularities among carefully studied phenomena. Bila
diterjemahkan secara bebas artinya sebagai berikut: IPA adalah kumpulan teori
yang telah diuji kebenarannya yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan
dari gejala alam yang diamati secara seksama. Pendapat Harre ini memuat dua
hal yang penting yaitu Pertama, bahwa IPA suatu kumpulan pengetahuan yang
berupa teori-teori. Kedua, bahwa teori-teori itu berfungsi untuk menjelaskan
gejala alam.
Ilmu pengetahuan alam dikenal dengan istilah science (sains)
merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dikembangkan
berdasarkan hasil eksperimen. Oleh karena itu setiap guru diharapkan tidak
melupakan hakikat dari ilmu pengetahuan alam saat pelaksanaan pembelajaran.
Dalam perkembangannya science sering di terjemahkan sebagai sains yang
berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia
berupa pengetahuan, konsep yang terorganisasi secara logis dan sistematis
tentang alam yang diperoleh dari eksperimen. Ilmu pengetahuan alam tidak
hanya kumpulan pengetahuan tetapi memiliki hal-hal lain yang dikemukakan
oleh Carin dan Evan (dalam Rustaman) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan
mengandung empat hal yaitu: konten atau produk yang berarti dalam ipa
terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip, serta teori yang sudah
diterima kebenarannya.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses merupakan tata cara
pengembangan ipa yang dilakukan oleh para ahli, ipa sebagai produk sebagai
hasil yang diperoleh oleh para ahli dari hasil penelitian, sedangkan ipa sebagai
sikap yaitu cara yang dilakukan oleh para ahli untuk menanamkan sikap.
Menurut Elma (2012), banyak definisi tentang IPA, salah satunya IPA
atau science yang sebenarnya adalah natural science, yang dapat didefinisikan
sebagai pengetahuan tentang fakta dan hukum-hukum yang didasarkan atas
pengamatan dan disusun dalam suatu sistem yang teratur.
Dapat disimpulkan bahwa sains (IPA) yaitu sekumpulan pengetahuan
kealaman, dimana suatu pengetahuan dengan pengetahuan lainnya yang
memiliki hubungan kausal yang tumbuh sebagai hasil eksperimen dan
observasi yang dapat dikembangkan oleh metode tertentu yang dapat diuji
kebenerannya.
IPA sebagai cara berfikir bermaksud aktivitas manusia dengan adanya
proses berfikir yang terjadi didalam pikiran siapapun. Para ilmuwan digerakan
oleh rasa keingintahuan yanga sangat besar dalam penyelidikan yang mereka
lakukan.
2.2 Hakikat Pembelajaran IPA di SD
Menurut Syaiful Sagala (2010: 61), pembelajaran ialah membelajarkan
siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua
arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid. Hendro Darmodjo dan Jenny R. E.
Kaligis (1993: 12) menyatakan bahwa mengajar dan belajar merupakan suatu
proses yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran.
Pembelajaran akan berhasil apabila terjadi proses mengajar dan proses
belajar yang harmonis. Proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung hanya
dalam satu arah, melainkan dari berbagai arah (multiarah) sehingga
memungkinkan siswa untuk belajar dari berbagai sumber belajar yang ada.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam
masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Struktur kognitif anak
tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan. Anak perlu dilatih
dan diberi kesempatan untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan dan
dapat berpikir serta bertindak secara ilmiah.
Adapun IPA untuk anak Sekolah Dasar dalam Usman Samatowa (2006: 12)
didefinisikan oleh Paolo dan Marten yaitu sebagai berikut: mengamati apa
yang terjadi, mencoba apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru
untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu
benar.
Menurut Sri Sulistyorini (2007: 8), pembelajaran IPA harus melibatkan
keaktifan anak secara penuh (active learning) dengan cara guru dapat
merealisasikan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan pada anak
didik untuk melakukan keterampilan proses meliputi: mencari, menemukan,
menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai,
dan pengalaman yang dibutuhkan.
Menurut Usman Samatowa, pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan
IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa diberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin
tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya, membangun
keterampilan (skill) yang diperlukan, dan menimbulkan kesadaran siswa bahwa
belajar IPA menjadi sangat diperlukan untuk dipelajari.
Menurut Hendro Darmojo dan Jenny R. E. Kaligis (1993: 7), pembelajaran
IPA didasarkan pada hakikat IPA sendiri yaitu dari segi proses, produk, dan
pengembangan sikap. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebisa mungkin
didasarkan pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini dapat
dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang tidak semata-mata bergantung pada
metode kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misalnya observasi,
eksperimen, dan analisis rasional. Dalam hal ini juga digunakan sikap tertentu,
misalnya berusaha berlaku seobjektif mungkin dan jujur dalam mengumpulkan
dan mengevaluasi data.
Proses dan sikap ilmiah ini akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang
menjadi produk IPA. Jadi dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya diberi
pengetahuan saja atau berbagai fakta yang dihafal, tetapi siswa dituntut untuk
aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam.
.
BAB III
KESIMPULAN

IPA dikenal dengan istilah sains atau bisa disebut juga dengan natural
science. IPA merupakan penyelidikan dan interpretasi dari kejadian alam,
lingkungan fisik, dan tubuh kita. Seperti halnya setiap ilmu pengetahuan, Ilmu
Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan jelas yaitu berobjek
benda-benda alam dan mengungkapkan misteri (gejala-gejala) alam yang disusun
secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia.
Pembelajaran IPA didasarkan pada hakikat IPA sendiri yaitu dari segi
proses, produk, dan pengembangan sikap. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
sebisa mungkin didasarkan pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam
raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang tidak semata-mata
bergantung pada metode kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misalnya
observasi, eksperimen, dan analisis rasional.
Pembelajaran IPA dipengaruhi oleh tujuan yang harus dicapai oleh
pembelajaran tersebut. Tujuan pebelajaran IPA telah dirumuskan dalam
kurikulum 2013 atau Kurtilas dan kurikulum merdeka.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta


Neni. 2012. Hakikat Pembelajaran di Sekolah Dasar. [Online]
Elma. 2012. Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA. [online]
Tersedia: http://www.ieLma’sblog.com [diaskes tanggal 05 Februari 2016]
Praditia Rachma. Hakikat IPA. [Online]
Tersedia: http://www.sukasukapraditia.blogspot.com [diaskes pada tanggal 05
Februari 2016]
Repositori UPI. Hakikat Pembelajaran IPA di SD. [online]

Anda mungkin juga menyukai