Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

“KONSEP TEKNOLOGI PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu: Dr. Nurmadiah, S. Ag., M. Pd

Kelompok 1

1. Risma 21801032

2. Suci Ramadhani 21801043

3. Ahmad Dani 21801014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah tentang “Konsep Teknologi Pembelajaran”.Makalah ini

telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber

sehingga makalah yang ditulis bisa rampung secepatnya. Untuk itu kami

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta membantu

kami.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu

dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar

kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga

makalah pendidikan tentang Konsep Teknologi Pembelajaran ini dapat memberikan

manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 25 Januari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 4

A. Pengertian Teknologi Pembelajaran ............................................................... 4

B. Kawasan Teknologi Pembelajaran .................................................................. 6

C. Sejarah Teknologi Pembelajaran.................................................................. 12

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ................................................................................................... 16

B. Saran ............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional disebutkan bahwa fungsi utama pendidikan nasional adalah

mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya.

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional ini dijabarkan ke dalam tujuan satuan pendidikan

atau disebut tujuan institusional, kemudian tujuan institusional ini dijabarkan

kedalam tujuan mata pelajaran yang disebut dengan tujuan kurikuler. Untuk

mencapai tujuan ini maka dirancanglah berbagai program yang sistematis dan

terukur. Akan tetapi dalam kenyataannya, sering ditemui berbagai masalah dalam

pelaksanaannya.

Oleh karena itu, diupayakan berbagai cara agar tujuan pendidikan tersebut

tercapai dengan efektif dan efisien. Dalam kerangka pemikiran inilah teknologi

pembelajaran hadir dalam dunia pendidikan. Kajian mengenai teknologi

pembelajaran, bertambah luas seiring dengan perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi.

Rumusan definisi teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa kali

mengalami perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari ruang

1
2

lingkup bidang garapan dan profesi teknologi pembelajaran. Sedangkan kawasan

teknologi pembelajaran meliputi desain, pengembangan, pemanfaatan,

pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar.

Difinisi dan kawasan teknologi pembelajaran ini merupakan kajian teori.

Selain itu berkaitan dengan peran teknologi pembelajaran dalam pemecahan

masalah-masalah pembelajaran ini merupakan kajian praktis dan terapan. Artinya

berkaitan dengan pemanfaatan teknologi pembelajaran dalam memfasilitasi belajar

manusia. Akhirnya teknologi pembelajaran baik sebagai disiplin ilmu, program

studi maupun profesi terus mengalami perkembangan yang pesat. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tujuan utama teknologi pembelajaran adalah untuk

memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Teknologi

pembelajaran sebagai perangkat lunak (sofware technology) yang berbentuk cara-

cara yang sistematis dalam memecahkan masalah pembelajaran semakin canggih

dan mendapat tempat secara luas dalam dunia pendidikan (Suparman & Zuhairi,

2004:345-346).

Dengan demikian aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam

pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk kongkrit dengan adanya sumber

belajar yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar. Dengan begitu luasnya

kajian teknologi pembelajaran, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh

mengenai teknologi pembelajaran, dilihat dari definisi dan aplikasinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Defenisi Teknologi Pembelajaran?

2. Apa Saja yang Menjadi Kawasan Teknologi Pembelajaran?


3

3. Bagaimana Sejarah Teknologi Pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Definisi dari Teknologi Pembelajaran.

2. Untuk Mengetahui Kawasan Teknologi Pembelajaran.

3. Untuk Mengetahui Bagaiamana Sejarah Teknologi Pembelajaran.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi Pembelajaran

Teknologi pembelajaran tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan

komunikasi dengan audio dan visual. Teknologi pembelajaran semula dilihat

sebagai teknologi peralatan yang berkaitan dengan penggunakan peralatan media

dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan dengan kata lain mengajar dengan

bantuan alat bantu audio visual. Teknologi pembelajaran merupakan gabungan dari

tiga aliran. yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi

pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan (Sudrajat, 2008).

Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain,

pengembangan dan pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber

untuk belajar. Teknologi pembelajaran seringkali didefinisikan sebagai penerapan

prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan

pembelajaran, ini merupakan pandangan bahwa ilmu dan teknologi tidak bisa

dipisahkan (Sudrajat, 2008).

Istilah teknologi pembelajaran mencakup banyaknya lingkungan

pemanfaatan yang menggambarkan fungsi teknologi dalam pendidikan secara lebih

tepat; dapat merujuk baik kepada belajar maupun pembelajaran; dan pemecahan

masalah belajar dan fasilitas pembelajaran, teknologi pembelajaran merupakan

suatu bidang inovasi dalam bidang pendidikan.

Sementara itu Silber (1970 dalam Sudrajat, 2008) mendefinisikan Teknologi.

pembelajaran sebagai "pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan,

4
5

pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran serta pengelolaan usaha

pengembangan (organisasi dan perseorangan) secra sistematik, dengan tujuan untuk

memecahkan masalah belajar". Selain itu menurut definisi Assiciation for

Educational Communications Technology (AECT) tahun 1994 dalam (Sudrajat,

2008), Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain,

pengembangan, permanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk

belajar.

Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang,

melaksanakan dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk satu tujuan

khusus, serta didasarkan pada penilitian tentang proses belajar dan komunikasi pada

manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar dapat

belajar dengan efektif. Teknologi pembelajaran merupakan bagian dari teknologi

pendidikan yang tumbuh dan berkembang sebagai dampak dari dinamika kemajuan

paradigma pendidikan dan kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi

(TIK). Darmawan (2009: 132) menyatakan, Saat ini, teknologi informasi menjadi

fasilitator utama bagi berbagai kegiatan, tak terkecuali bidang pendidikan.

Teknologi komputasi multimedia memasuki era baru di dunia informasi modern

yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Teknologi berhasil memadukan

teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi komunikasi merupakan perangkat

keras dalam struktur organisasi la mengandung nilai sosial yang memungkinkan

setiap individu bisa mengumpulkan, memproses dan bertukar informasi dengan

individu lain. Terkait dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
6

teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan

pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.

B. Kawasan Teknologi Pembelajaran

Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran atau

teknologi instruksional berlandaskan definisi AECT 1994, yaitu desain,

pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. Kelima hal ini merupakan

kawasan (domain) dari bidang teknologi pembelajaran. Di bawah ini akan diuraikan

kelima kawasan tersebut, dengan sub kategori dan konsep yang terkait:

1. Kawasan Desain

Domain atau kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain

atau perancangan yang mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan

prosedur dalam melakukan perencanaan atau mendesain suatu program atau

kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemik dan sistematik.

Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan

kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk (Seels &

Richey, 2000: 32). Kawasan desain bermula dari gerakan psikologi

pembelajaran, terutama diilhami pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori

pembelajaran berprogram (programmed instructions). Pada tahun 1969

pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif tentang desain

turut memicu kajian tentang desain. Pendirian pusat-pusat desain bahan

pembelajaran dan terprogram, seperti "Learning Resource and Development

Center" pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian tentang desain. Dalam

kurun waktu tahun 1960-an dan 1970- an, Robert Glaser, Direktur Learning
7

Resource and Development Center tersebut menulis dan berbicara tentang

desain pembelajaran sebagai inti dari teknologi pendidikan.

Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi

pembelajaran tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan

sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu

metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran.

Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan

pada awal 1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah

menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain

sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.

Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan

pada awal 1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah

menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain

sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.

Kawasan desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek,

yaitu: (1) desain sistem pembelajaran; (2) desain pesan; (3) strategi

pembelajaran; dan (4) karakteristik peserta didik (Seels & Richey, 2000: 33).

2. Kawasan Pengembangan

Kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media. Melalui

proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini berakibat

pada perubahan kawasan. Walaupun perkembangan buku teks dan alat bantu

pembelajaran yang lain (teknologi cetak) mendahului film, namun pemunculan

film merupakan tonggak sejarah dari gerakan audio-visual ke era teknologi


8

pembelajaran sekarang ini. Pada 1930-an film mulai digunakan untuk kegiatan

pembelajaran (teknologi audio-visual). Selama Perang Dunia II, banyak jenis

bahan belajar yang diproduksi terutama film untuk pelatihan militer. Setelah

perang, televisi sebagai media baru digunakan untuk kepentingan Pendidikan

(teknologi audio-visual). Selama akhir tahun 1950- an dan awal tahun 1960-an

bahan pembelajaran berprograma mulai digunakan untuk pembelajaran. Sekitar

tahun 1970-an komputer mulai digunakan untuk pembelajaran, dan permainan

simulasi menjadi mode di sekolah. Selama tahun 1980-an teori dan praktek di

bidang pembelajaran yang berlandaskan komputer berkembang seperti jamur

dan sekitar tahun 1990-an multimedia terpadu yang berlandaskan komputer

merupakan dari kawasan ini.

Di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks

antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap desain pesan maupun

strategi pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi

karena: a) pesan yang didorong oleh isi, b) strategi pembelajaran yang didorong

oleh teori, c) manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak,

dan bahan pembelajaran.

3. Kawasan Pemanfaatan

Domain ketiga dalam teknologi pembelajaran ialah kawasan

pemanfaatan. Pemanfaatan adalah tindakan menggunakan metode dan model

instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan suasana

pembelajaran.
9

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk

belajar (Seels & Richey, 2000:50). Fungsi pemanfaatan sangat penting karena

membicarakan kaitan antara peserta didik dengan bahan belajar atau sistem

pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung

jawab untuk mencocokkan peserta didik dengan bahan belajar dan aktivitas

yang spesifik, menyiapkan peserta didik agar dapat berinteraksi dengan bahan

belajar dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan,

memberikan penilaian atas hasil yang dicapai peserta didik, serta

memasukannya ke dalam prosedur oragnisasi yang berkelanjutan.

Kawasan pemanfaatan mungkin merupakan kawasan teknologi

pembelajaran yang tertua, mendahului kawasan desain dan produksi

media.pembelajaran yang sistematis. Kawasan ini berasal dari gerakan

pendidikan visual pada dekade pertama abad ke 20, dengan didirikannya

museum- museum. Pada tahun-tahun awal abad ke-20, guru mulai berupaya

untuk menggunakan film teatrikal dan film singkat mengenai pokok-pokok

pembelajaran di kelas.

Di antara penelitian formal yang paling tua mengenai aplikasi media

dalam pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh Lashley dan Watson

mengenai penggunaan film-film pelatihan militer Perang Dunia I (tentang

pencegahan penyakit kelamin). Setelah Perang Dunia II, gerakan pembelajaran

audio-visual mengorganisasikan dan mempromosikan bahan-bahan belajar

audio visual, sehingga menjadikan persediaan bahan pembelajaran semakin

berkembang dan mendorong cara-cara baru membantu guru. Selama tahun


10

1960-an banyak sekolah dan perguruan tinggi mulai banyak mendirikan pusat-

pusat media pembelajaran.

Karya Dale pada 1946 yang berjudul Audiovisual Materials in Teaching,

yang di dalamnya mencoba memberikan rasional umum tentang pemilihan

bahan belajar dan aktivitas belajar yang tepat. Heinich, Molenda dan Russel

dalam buku Instructional Materials and New Technologies of Instruction (1986)

mengemukakan model ASSURE, sebagai acuan prosedur untuk merancang

pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran. Langkah- langkah ASSURE

meliputi: (1) Analyze leraner (menganalisis peserta didik); (2) State objective

(merumuskan tujuan); (3) Select media and materials (memilih media dan

bahan); (4) Utilize media and materials (menggunakan media dan bahan), (5)

Require learner participation (melibatkan peserta didik) ; dan (6) Evaluate and

revise (penilaian dan revisi).

4. Kawasan Pengelolaan

Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui:

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan

pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan

pelayanan media. Pembauran perpustakaan dengan program media

membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program-program media sekolah

ini menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan

penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam kurikulum.

Dengan semakin rumitnya praktek pengelolaan dalam bidang teknologi

pembelajaran ini, teori pengelolaan umum mulai diterapkan dan diadaptasi.


11

Teori pengelolaan proyek mulai digunakan, khususnya dalam proyek desain

pembelajaran. Teknik atau cara pengelolaan proyek-proyek terus

dikembangkan, dengan meminjam dari bidang lain. Tiap perkembangan baru

memerlukan cara pengelolaan baru pula.

Keberhasilan sistem pembelajaran jarak jauh bergantung pada

pengelolaannya. Dengan lahirnya teknologi baru, dimungkinkan tersedianya

cara baru untuk mendapatkan informasi. Dasar teoritis pengelolaan informasi

bersal dari disiplin ilmu informasi. Pengelolaan informasi membuka

kemungkinan untuk desain pembelajaran, khususnya dalam pengembangan dan

implementasi kurikulum dan pembelajaran yang dirancang sendiri.

5. Kawasan Penilaian

Penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran

dan relajar yang mencakup: (1) analisis masalah; (2) pengukuran acuan

patokan; (3) penilaian formatif, dan (4) penilaian sumatif. Dalam kawasan

penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, proyek, dan produk.

Penilaian program merupakan evaluasi yang menaksir kegiatan pendidikan

yang memberikan pelayanan secara berkesinambungan dan sering terlibat

dalam penyusunan kurikulum. Sebagai contoh misalnya penilaian untuk

program membaca dalam suatu wilayah persekolahan, program pendidikan

khusus dari pemerintah daerah, atau suatu program pendidikan berkelanjutan

dari suatu universitas.

Penilaian proyek evaluasi untuk menaksir kegiatan yang dibiayai secara

khusus guna melakukan suatu tugas tertentu dalam suatu kurun waktu. Contoh,
12

suatu lokakarya 3 hari mengenai tujuan perilaku. Kunci perbedaan antara

program dan proyek ialah bahwa program diharapkan berlangsung dalam yang

tidak terbatas, sedangkan proyek biasanya diharapkan berjangka pendek.

Proyek yang dilembagakan dalam kenyataannya menjadi program. Penilaian

bahan (produk pembelajaran) merupakan evaluasi yang menaksir kebaikan atau

manfaat isi yang menyangkut benda-benda fisik, termasuk buku, pedoman

kurikulum, film, pita rekaman, dan produk pembelajaran lainnya.

C. Sejarah Teknologi Pembelajaran

Awal mula teknologi pembelajaran sudah dikenal oleh banyak orang dari

ribuan tahun lalu. Tepatnya pada tahun 1951, teknologi pembelajaran di Indonesia

sudah mulai berkembang. Teknologi pembelajaran yang awalnya diarikan sebagai

salah satu cara yang digunakan untuk mencari permasalahan yang ada didalam

penddikan beserta mencarikan suatu solusi yang cukup tepat untuk menyelesaikan

masalah yang ada dalam pendidikan tersebut. Sampai digunakan sebagai media

komunikasi guru dengan siswa untuk memperlancar kegiatan pembelajaran.

Di dalam perkembangan teknologi dalam pembelajaran digunakan untuk

menciptakan kesantunan siswa. Di Amerika Serikat pertama kalinya teknologi

pembelajaran berkembang. Dalam perkembangannya dapat ditinjau dari apa itu

teknologi pembelajaran. Dengan membuat atau merumuskan suatu definisi tentang

tekonolgi pembelajaran di mulai pada tahun - tahun terakhir. Selanjutnya

perkembangan teknologi dapat disusun oleh para ahli secara rinci atau sistematis.

Awal berkembangnya teknologi pembelajaran yaitu pada tahun 1920.

Pengajaran secara visual merupakan pembelajaran yang pertama kalinya pada tahun
13

tersebut. Pengajaran visual dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan untuk

memberikan suatu yang bersifat visualisasi terhadap siswa.

Perubahan dari tahun ke tahun sangatlah pesat, karena pada tahun

berikutnya para ahli mengeluarkan pendapatnya tentang berbagai metode yang

digunakan dalam teknologi pembelajaran. Salah satunya, metode ceramah yang

merupakan metode utama dalam melakukan pembelajaran. Guru diharuskan untuk

lebih aktif dalam memberikan suatu materi. Selanjutnya ada metode tanya jawab

yang merupakan siswa diharuskan lebih aktif dibandingkan guru. Pada metode ini

guru hanya sebagai fasilitator untuk menjawab pertanyaan dari siswa. Kemudian

yang terakhir terdapat metode penugasan yang merupakan kumpulan soal yang

diberikan guru kepada siswa. Pada metode tersebut guru memanfaatkan sebagai

pengambilan nilai terhadap setiap siswa.

Di Yunani terdapat suatu golongan yang bernama Sofi. Golongan tersebut

menyampaikan teknologi pembelajaran dengan berupaya agar masyarakat dapat

memahami berbagai teknik dan cara dalam suatu pembelajaran yang ada disana.

Selain itu dalam menyampaikan suatu bahan pembelajaran harus disampaikan

secara singkat, padat, dan jelas. Setalah penyampaian bahan pembelajaran tersebut

dilakukannya suatu perdebatan tentang pembelajaran yang terkait, maka itulah

disebut sebagai kegiatan belajar.

Di Amerika Serikat sejarah teknologi berkembang dari museum sekolah.

Pada waktu itu ada seseorang yang merubah suatu ruangan yang ada di sekolah

menjadi ruangan yang dipenuhi untuk pameran visual. Yang di dalamnya terdapat

gambar - gambar yang berkaitan dengan pelajaran. Selain gambar ada beberapa
14

buku- buku pembelajaran yang dapat digunakan siswa hal itu tidak merubah guru

sebagai sumber belajar. Tetapi hal tersebut bisa dinamakan sebagai media saja.

Tahun 1950 sampai dengan 1995 terdapat pembaharuan dalam teknologi

pembelajaran salah satunya dengan adanya kemunculan komputer dalam

pembelajaran. Pertama kalinya komputer digunakan dalam bidang pendidikan pada

tahun 1980. Semua orang berusaha memanfaatkan komputer secara baik dan

sistematis guna untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Masyarakat umum

sangat antusias dalam menggunakan alat yang dinamakan komputer. Pada awal

tahun1983 penggunaan komputer yang dipakai untuk pembelajaran mencapai 40

persen dari beberapa sekolah dasar dan 75 persen dari beberapa sekolah menengah.

Banyak guru yang sangat menyukai adanya keberadaan komputer pada saat

itu karena komputer dapat melakukan beberapa fungsi seperti mengetahui informasi

tentang perubahan dalam sistem pendidikan pada tahun tersebut. Sangat berbeda

pada tahun 1990an. Dimana komputer mempunyai dampak yang sangat besar

terhadap pembelajaran di setiap sekolah. Salah satu dampak yang sering terjadi di

kalangan masyarakat yaitu kurangnya interaksi sosial terhadap sesama individu.

Karena dapat menyebabkan masyarakat menjadi kecanduan.

Pada saat ini sudah sangat banyak teknologi pembelajaran baru yang ada di

Indonesia. Seperti: laptop, televisi, proyektor, dan sebagainya. Karena laptop

merupakan sumber teknologi pembelajaran yang dapat dibawa kemana saja dan

bersifat praktis tidak seperti komputer yang hanya berdiam di satu ruangan. Selain

itu laptop juga harganya sangat terjangkau berbeda jauh dibandingkan dengan
15

komputer. Sedangkan proyektor merupakan fasilitas di setiap penyampaian materi

dan gunanya untuk mempermudah guru.

Perkembangan selanjutnya adalah disusunnya konsep

teknologi pembelajaran secara sistematis, berlangsung pada tahun 1963 dengan

bercirikan pergeseran audiovisual kearah teknologi pembelajaran. Pada masa ini

mulai disusun definisi secara formal teknologi pembelajaran sebagaimana

dinyatakan oleh AECT, walaupun perumusan definisinya masih kental dengan

kandungan audiovisual communication. Formulasi definisi yang disusun dengan

berfokus pada pemahaman bahwa teknologi pembelajaran adalah teori dan

reorientasi konsep yang membedakannya dengan konsep audiovisual.

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa kandungan definisi

teknologi pembelajaran memuat tiga ide utama yaitu:

1. menggunakan konsep proses dibanding konsep produk;

2. menggunakan istilah massage dan media instrumentation dibanding istilah

materials dan machine; dan

3. memperkenalkan bagian penting dari belajar dan teori komunikasi (Ely,

1963: 19).

Dari kandungan definisi tersebut maka sejak tahun 1963 terdapat

pemahaman bahwa teknologi pembelajaran memperoleh kontribusi konsep dari

konsep komunikasi, teori belajar, dan teaching machine and programmed

instruction.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain,

pengembangan pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber

untuk belajar.

Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran atau

teknologi instruksional berlandaskan definisi AECT 1994, yaitu desain,

pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. Kelima hal ini merupakan

kawasan (domain) dari bidang teknologi pembelajaran.

Teknologi pembelajaran yang awalnya diarikan sebagai salah satu cara yang

digunakan untuk mencari permasalahan yang ada didalam penddikan beserta

mencarikan suatu solusi yang cukup tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada

dalam pendidikan tersebut. Sampai digunakan sebagai media komunikasi guru

dengan siswa untuk memperlancar kegiatan pembelajaran.

B. Saran

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih

banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran baik dari dosen maupun dari pembaca. atas kritik

dan saran nantinya kamis ucapkan terima kasih.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Membuat Siswa Belajar Aktif. Jakarta: Bina Cipta. 2004

Bahri, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.1997

Darmawan Deni, Teknologi Pembelajaran Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.

Darmawan Deni, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya 2012.

Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:


Prenada Media Group, 2008

Surya. Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.


2003.

Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. 2007

17

Anda mungkin juga menyukai