Bab 1 - 2 Rev 3
Bab 1 - 2 Rev 3
PROPOSAL
Oleh :
PINKA APRILIYANI
NIM: 262111008
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
PINKA APRILIYANI
NIM: 262111008
Pembimbing,
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan
Segala puja dan puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan Laporan Akhir, berupa “HUBUNGAN POLA
MAKAN DENGAN KEKAMBUHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI
SMP...”
Penulisan Laporan Akhir ini dalam rangka menyelesaikan Program Studi
D III Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mayapada.
Selama penulisan laporan akhir ini, penulis menyampaikan terima kasih
kepada Kedua Orang tua tercinta Etty molisa dan faridah aryani sebagai
motivator saya selama ini yang selalu memberikan kasih sayang, support dan
do’a yang tiada hentinya serta penghargaan dengan tulus kepada yang
terhormat:
1. Erna Juliana Simatupang, SST, MKM sebagai Ketua STIKes Mayapada
2. Ns. Veronika Papo Bage, M.Kep sebagai Ketua Program Studi D III
Keperawatan
3. Yuliana Hanaratri, BSN, MAN selaku pembimbing penyusunan Proposal
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu penulis dalam penyusunan laporan akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT sumber segala rahmat berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Pinka apriliyani
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Irianty (2020) , Pola makan adalah susunan dan jumlah
makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok pada waktu
tertentu yang terdiri dari frekuensi makan, jenis makanan, dan porsi
makan, Pola makan yang tidak teratur seperti tidak memperhatikan waktu
jam makan dalam keseharian dapat mengakibatkan lambung sulit
beradaptasi, bila hal ini berlangsung secara terus menerus akan terjadi
kelebihan asam lambung sehingga dapat mengakibatkan mukosa lambung
teriritasi dan terjadilah gastritis ismawati (2012)
Gastritis adalah proses peradangan atau yang disebabkan faktor
iritasi dan pada mukosa dan submocusa lambung Gastritis dapat
menyerang pada masyarakat dari semua tingkat usia dan jenis kelamin
tetapi dari beberapa survey menunjukan gastritis lebih banyak menyerang
pada usia produktif. Diusia produktif masyarakat mudah terserang karena
tingkat kesibukan, gaya hidup yang kurang diperhatikan , kesehatan serta
stres yang mudah dialami. Gastritis dapat mengalami kekambuhan yang
dipengaruhi oleh pola makan yang tidak baik, (Tussakinah & Burhan,
2017).
Menurut Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun
2019 kejadian gastritis mencapai 1.8 juta sampai 2.1 juta setiap
tahunnya,persentase kejadian gastritis di Indonesia ialah 40,8% serta
mencapai prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk di
beberapa wilayah Indonesia. (Nirmalarumsari & Tandipasang, 2020)
Penyebab kekambuhan gastritis atau gastritis berulang pada remaja
salah satunya adalah tidak menjaga Pola makan dengan baik , gastritis
yang terjadi dari produksi asam lambung berlebih diperparah dengan
faktor – faktor yang menyebabkan kekambuhan gastritis , seperti tidak
teraturnya waktu makan , kualitas makan yang kurang baik , jumlah
makan yang tidak menentu ( tussakinah 2018 ) aktivitas remaja seperti
banyaknya kesibukan di luar rumah, pergi ke sekolah, berorganisasi, dan
bermain sehingga remaja tidak sempat makan di rumah dan saat waktu nya
makan hanya membeli jajanan di kantin atau ngemil ,dengan makan
makanan yang pedas dan junk food ataupun gorengan bahkan hanya
mengonsumsi makanan ringan dan minuman kaleng untuk mengisi perut
yang kosong.(Evi, 2016)
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin
melakukan penelitian tentang adanya hubungan antara pola makan dengan
kekambuhan gastritis pada remaja
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti perumusan
masalah penelitian ini adalah apa ada hubungan antara pola makan dengan
kekambuhan gastritis di RS swasta
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui Hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis pada
remaja
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengidentifikasi pola makan pada remaja
b. Untuk mengidentifikasi kekambuhan gastritis pada remaja
c. Untuk mengidentifikasi hubungan pola makan dengan
kekambuhan gastritis pada remaja
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta ilmu
pengetahuan tentang kesehatan kerja terutama tentang hubungan
antara pola makan dengan kekambuhan gastritis pada remaja
2. Manfaat Praktis
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai peneliti, manfaat
penelitian yang diharapkan :
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan serta pengetahuan dalam penerapan
ilmu pengetahuan yang telah diterima selama di perkuliahan.
b. Rumah Sakit
Diharapkan sumber informasi dan bahan pertimbangan dapat
mengatasi permasalahan yang timbul terutama dalam hal
mengatasi kekambuhan gastritis pada remaja
c. Bagi Perguruan Tinggi
Menambah referensi pengetahuan tentang hubungan antara pola
makan dengan kekambuhan gastritis pada remaja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Pola makan
a. Definisi pola makan
Pola makan adalah susunan dan jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok pada waktu tertentu
yang terdiri dari frekuensi makan, jenis makanan, dan porsi makan
Menurut Irianty (2020)
3) Faktor Agama
Pola makan yang dianjurkan dan jenis makanan yang
dikonsumsi dipengaruhi oleh agama atau kepercayaan. Bagi para
pemeluknya, setiap agama atau kepercayaan memiliki aturan
tersendiri mengenai jenis makanan yang boleh dikonsumsi dan
bagaimana cara mengonsumsinya. Sebagai contoh, karena sapi
dipuja sebagai kendaraan para dewa, umat Hindu di Bali melarang
umatnya untuk mengonsumsi daging sapi. Setiap agama memiliki
larangan yang berbeda, dan masing-masing percaya bahwa
makanan tertentu harus dihindari karena itu adalah perintah Tuhan
yang harus mereka ikuti dan akan mengakibatkan dosa jika tidak
ditaati (Marianti, N. L. P. 2021).
4) Faktor Pendidikan
Informasi pola makan yang diperoleh selama pendidikan
berdampak pada pilihan bahan makanan dan perhitungan
kebutuhan nutrisi. Dalam konteks ini, pendidikan biasanya terkait
dengan pemahaman tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi
pilihan bahan makanan dan kepuasan kebutuhan gizi.
(Sulistyoningsih, 2012).
5) Faktor Lingkungan
Lingkungan keluarga, promosi media elektronik, dan media
cetak adalah contoh lingkungan di mana pola makan berdampak
pada bagaimana kebiasaan makan terbentuk. (Sulistyoningsih,
2012)
c. Komponen pola makan
a) Frekuensi makan
Frekuensi makan ialah sejumlah makan yang dikonsumsi sehari-
hari. Frekuensi makan yaitu dengan menggunakan pola makan yang
baik terdiri dari 3 kali makan utama yaitu pada pagi, siang dan sore
hari, dan 2 kali makan ringan, tetapi harus diberikan dalam porsi kecil
dan teratur (Vita & Relina, 2018).
b) Jenis Makan
Jenis makanan adalah makanan yang dapat dikonsumsi sehari hari
seperti makanan pokok, hewani serta nabati. Dalam makanan terdapat
zat seperti karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Makanan pokok
terdapat pada nasi, sagu, jagung dan gandum, pada makanan hewani
didapatkan oleh ikan dan daging, dan makanan nabati terdapat dari
sayur dan buah.
c.) Jumlah Makan
Jumlah makan atau porsi makan merupakan jumlah berapa banyak
makan dalam satu hari.
2. Gastritis
a. Definisi Gastritis
Menurut Tusakkinah dkk (2018). Gastritis yaitu proses terjadinya
peradangan pada mukosa lambung sehingga memproduksi asam lambung
yang berlebih. Gastritis memiliki beberapa penyebab seperti jumlah
makanan terlalu banyak atau sedikit, kualitas makanan serta waktu makan
yang tidak teratur
b. Klasifikasi gastritis
Menurut (Tussakinah & Rahmah Burhan, 2018) gastritis terdiri dari
dua bagian yaitu :
1) Gastritis akut
Gastritis akut adalah proses inflamasi yang bersifat akut dan
biasanya terjadi pada mukosa lambung. Gastritis akut dialami kurang dari
tiga bulan, gastritis akut dapat mengakibatkan luka pada lambung bahkan
sering terjadi (Muliani et al.,2021).
2) Gastritis kronis
Gastritis kronis merupakan inflamasi pada mukosa dalam jangka
waktu lama yang dapat disebabkan oleh bakteri Helicobacterpylory, hal ini
juga beresiko pada kanker lambung apabila tidak segera ditangani.
b. Klarifikasi remaja
Menurut Dieny (2014) fase remaja dengan berbagai
perubahannya dapat dibedakan dalam 3 kategori berdasarkan
karakteristiknya, yaitu :
C. Kerangka konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
D. Hipotesis
H0: Tidak ada hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis pada
remaja di Smp ...
Ha: Ada hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis pada remaja
di Smp ...
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
C. Variabel penelitian
Menurut Sugiyono (2016:39) Variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, atau obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
1. Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang nilainya
menentukan variabel lainya (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini
variabel dependen ialah kekambuhan gastritis pada remaja di Smp x ,
dengan instrument berupa kuesioner.
2. Variabel Independen
Variabel independen (bebas) ialah variabel yang nilainya
menentukan variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi,
diamati, serta diukur untuk mengetahui hubungan terhadap variabel
lainya (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini yang menjadi variabel
independent ialah pola makan
Susetyowati. 2016. Gizi Remaja. Dalam Ilmu Gizi Teori Dan Aplikasi
(Penyunting Hardinsyah dan Supariasa, I.D.N). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.