ASKEP Epilepsi Tn. A - Nilam Dwi Saraswati
ASKEP Epilepsi Tn. A - Nilam Dwi Saraswati
DISUSUN OLEH :
200114036
TAHUN 2023/2024
Format Asuhan Keperawatan di ICU
A. Pengkajian
1. Identitas Mahasiswa
Pasien kejang pada tanggal 21 Januari 2024 pukul 02.30 dini hari. Pasien kejang
sebanyak 5x dengan durasi kurang lebih 3 menit. Pasien tidak sadarkan diri
Kejang
6. Pengkajian fisik dan pengkajian umum (head to toe atau pengkajian per
sistem)
a. Pernafasan: IPPA paru = Tidak ada jejas atau lesi didaerah dada,Bentuk dada
simetris,ada otot bantu pernapasan,pasien terlihat kesulitan bernapas,
perkusi paru redup,suara vesikuler, Pasien menggunakan Nasal Kanul 4Lpm
c. Neurologis dan sensoris: nyeri, reflek, panca indera, nyeri = GCS 4/6/5
- Laboratorium :
8. Terapi Medis (indikasi, kontraindikasi, efek samping)
Dikontradisikan pada
Diare ringan, urtikaria,
Mecobalamin (1 x 1 Amp, IV) Suplementasi Vit. B12 pasien yang memiliki
edema, anafilaksis
alergi Vit. B12
Hipomagnasemi, lupus,
Omeprazole (1 x 40 mg, IV) Untuk tukak lambung Riwayat hipersensitivitas
SLE
Menurunnya respon
Methyl (2 x 62,5 mg, IV) Sebagai antiinflamasi Riwayat hipersensitivitas tubuh terhadap vaksin
hidup yang dilemahkan
B. Asuhan Keperawatan
I. Analisa Data
4. TTV :
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4/6/5
TD : 117/79 mmHg
N : 71x/menit
S : 36,2C
RR : 26
Spo2: 80%
DO :
4. TTV :
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4/6/5
TD : 117/79 mmHg
N : 71x/menit
S : 36,2C
RR : 26
Spo2: 80%
a. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) b.d Hambatan Gangguan Neurologis d.d
Dispnea
b. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (D.0017) b.d Fibrilasi Atrium
1. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) Pola Napas (L.01004) Manajemen Jalan Napas
b.d Hambatan Gangguan (1.01011) :
Setelah dilakukan tindakan
Neurologis d.d Dispnea
keperawatan 2x24 jam Observasi :
diharapkan pola nafas
1. Monitor pola nafas
membaik,dengan kriteria hasil:
(Frekuensi,kealaman,usa
1. Penggunaan otot bantu ha napas)
nafas Menurun (5)
Terapeutik:
2. Dispnea menurun (5)
3. Ekskursi dada membaik 1. Posisikan semi fowler
(5) atau fowler
2. Berikan oksigen
Edukasi:
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
analgetik
2. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif Perfusi Perifer (L.02011) Pemantauan Tekanan
(D.0017) b.d Fibrilasi atrium
Setelah dilakukan intervensi Intrakranial (I.061198)
keperawatan selama 2 x 24 jam,
Observasi :
maka perfusi serebral meningkat,
dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi penyebab
peningkatan TIK
1. Tingkat kesadaran
(misalnya: lesi,
meningkat
gangguan metabolism,
2. Sakit kepala menurun
edema serebral)
3. Gelisah menurun
2. Monitor tanda/gejala
4. Tekanan arteri rata-rata
peningkatan TIK
(mean arterial
(misalnya: tekanan
pressure/MAP) membaik
darah meningkat,
5. Tekanan intra kranial
tekanan nadi melebar,
membaik
bradikardia, pola napas
ireguler, kesadaran
menurun)
3. Monitor MAP (mean
arterial pressure)
(LIHAT: Kalkulator MAP)
4. Monitor status
pernapasan
5. Monitor intake dan
output cairan
Terapeutik :
1. Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
2. Berikan posisi semi
fowler
3. Cegah terjadinya kejang
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
sedasi dan
antikonvulsan, jika perlu
IV. Implementasi Keperawatan
Jam
1. Monitor TTV
Senin/
2. Monitor pola napas
22-01-2024/ 1 3. Berikan posisi nyaman dan aman
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
13.00
terapi
1. Monitor TTV
Selasa/
2. Monitor pola napas
23-01-2024/ 1 3. Berikan posisi nyaman dan aman
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
10.00
terapi
Jam
13.00
Selasa/
1. Monitor TTV
23-01-2024/ 2
2. Berikan posisi nyaman dan aman
10.00
V. Evaluasi Keperawatan
Jam/ No. Respon Analisis Perencanaan
tanggal Respon Obyektif
Diagnosis Subyektif Masalah Selanjutnya
4. TTV :
Kesadaran :
Composmentis
GCS : 4/6/5
TD : 117/79 mmHg
N : 71x/menit
S : 36,2C
RR : 26
Spo2: 80%
4. TTV :
Kesadaran :
Composmentis
GCS : 4/6/5
TD : 117/79 mmHg
N : 71x/menit
S : 36,2C
RR : 26
Spo2: 80%
S : 36,2C
RR : 24
Spo2: 86%
TD : 110/70 mmHg
N : 81x/menit
S : 36,2C
RR : 24
Spo2: 86%