Anda di halaman 1dari 8

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL DEPAN PADA SISWA KELAS

VII F DI SMP NEGERI 2 PONTIANAK

Abstrak:

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sarana yang Menurut (Sugiyadnya et al., 2019)


penting dalam meningkatkan kualitas mengatakan bahwa proses pembelajaran
sumber daya manusia (SDM) untuk yang dilakukan oleh pendidik saat ini
menjamin kelangsungan pembangunan masih memusat atau berfokus pada guru,
dalam suatu bangsa. Karena peningkatan sehingga siswa selama proses
SDM jauh lebih mendesak untuk segera pembelajaran belum berperan aktif. Siswa
konkretisasi terutama untuk menghadapi tidak terlibat langsung dan lebih cenderung
era rivalitas global. Oleh sebab itu, mendengarkan penjelajasan guru, hal ini
peningkatan kualitas SDM harus benar- yang memicu siswa merasa bosan dalam
benar diperhatikan dengan sungguh- pelajaran tersebut. Peserta didik tidak
sungguh (Mardi, 2015). Sebagai tenaga boleh hanya dianggap sebagai objek
kependidikan guru memegang peran pembelajaran, tetapi juga harus berperan
penting dalam mengembangkan kualitas aktif dan juga dijadikan sebagai
SDM. Guru merupakan elemen yang kolaboratoor dalam proses pembelajaran
menentukan baik tidaknya implementasi (Fathurrahman et al., 2019).
suatu pendidikan. Guru merupakan foktor
Kesalahan guru dalam memilih metode
yang sangat berpengaruh dalam
pembelajaran dapat mengakibatkan siswa
pendidikan pada umumnya, hal ini
kurang tertarik pada pelajaran sehingga hal
dikarenakan guru memegang peran penting
ini menyebabkan kurang nya motivasi
dalam prosedur pembelajaran, dimana
peserta didik dalam proses belajar
pembelajaran adalah inti dari semua proses
mengajar, hal ini juga menyebabkan hasil
pendidikan secara keseluruhan
belajar yang kurang maksimal. Kesuksesan
(Rohmawati, 2015).
suatu pembelajaran adalah ukuran berhasil
atau tidaknya dari suatu proses asosiasi mengajar, guru lebih cenderung mengajar
antara peserta didik dan guru dalam situasi secara klasikal atau mengajar dalam
edukatif untuk mencapai tujuan kelompok besar dengan metode ceramah,
pembelajaran. Untuk mencapai suatu sehingga beberapa dari siswa yang tidak
rancangan pembelajaran yang efektif dan dapat melakukan gerakan roll depan
efisien perlu adanya hubungan timbal balik merasa tidak tertarik dan hilangnya
antara peserta didik dan guru untuk motivasi dalam belajar untuk melakukan
mencapai secara bersama tujuan dari gerakan roll depan.
pembelajaran, penyesuaian dengan
Dari permasalahan yang ada, peneliti
lingkungan sekolah, media pembelajaran
memindai perlu adanya moderenisasi
serta sarana dan prasarana sekolah yang
dalam proses pembelajaran oleh guru.
dibutuhkan untuk mencapai segala aspek
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat
perkembangan siswa (Andini & Supardi,
sangat mempengaruhi rasa ketertarikan
2018).
siswa untuk ikut aktif dalam proses belajar
Dari beberapa pendapat ahli diatas, proses mengajar. Pemilihan metode dalam
pembelajaran yang guru lakukan saat ini mengajar adalah salah satu upaya yang
masih berfokus satu arah yaitu berpusat dapat meningkatkan aktivitas, interakasi,
pada guru, sedang kan siswa masih belum penguasaan materi pembelajaran oleh
berperan aktif. Siswa hanya cenderung siswa adalah dengan menggunakan metode
mendengarkan penjelasan dari guru, komoperatif. Sugiyadnya et al., 2019
sehingga siswa merasa bosan sehingga mengatakan bahwa “Pembelajaran
tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan koperatif adalah pembelajaran yang
maksimal. dimana siswa belajar dalam kolompok-
kelompok kecil secara kolaboratif dimana
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
anggotanya 4-6 orang dengan struktur
dilakukan selama asistensi mengajar di
kelompok yang bersifat heterogen”.
SMPN 2 Pontianak pada materi Roll
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
depan, sebagian dari siswa bisa melakukan
ini adalah bagaimana upaya meningkatkan
roll depan dengan baik dan benar, namun
pembelajaran senam lantai pada siswa/i di
sebagian nya lagi dapat melakukan hanya
SMP Negeri 2 Pontianak tahun ajaran
saja teknik nya kurang tepat sehingga
2023/2024.
posisi badan ada yang miriring, ada
bebarapa lagi tidak bisa kembali pada
posisi jongkok. Demikian juga dalam hal
METODE PENELITIAN strategis dan akan berdampak positif.
Taitu: 1). Peningkatan kemampuandalam
Jenis penelitian ini adalah Penelitian
menyelesaikan masalah pembelajaran yang
Tindakan Kelas (PTK) (classroom action
dihadapi nyata, 2). Peningkatan mutu
research)yaitu jenis menelitian yang
masukan, proses, dan hasil belajar,
dilakukan karena adanya permasalahan-
peningkatan keprofesionalan pendidik, 4).
permasalahan nyata yang dilakukan oleh
Penerapan prinsip pembelajaran berbasis
guru-guru yang merupakan pencermatan
penelitian (Tukiran Taniredja, dkk. 2010:1
kegiatan belajar berupa tindakan untuk
& 17). Subjek penelitian yaitu siswa/i
meningkatkan serta memperbaiki praktik
kelas VII F SMPN 2 Pontianak yang
pembelajaran di kelas secara profesional.
berjumlah 32 orang. Data dari hasil belajar
Penelitaian yang dilakukan di sebuah kelas
dianalisis menggunakan deskriktif
untuk mengetahui hasil tindakan yang di
kuantitatif dengan menggunakan statistik
implementasikan pada suatu subjek
deskriktif yaitu skor rata-rata, presentase,
penelitian di kelas. 1) meningkatkan mutu
nilai minimum dan nilai maksimum, yang
pendidikan di sekolah dapat dilakukan
dicapai sebelum dan sesudah diberikan
dengan banyak cara, antara lain
tindakan. Dalam penelitian ini analisis
meningkatkan bekal awal siswa baru,
dilakukan dengan cara mengelompokkan
peningkatan kompetensi guru, peningkatan
data yang diperoleh dari observasi
isi kurikulum, peningkatan mutu
setelahitu di presentasi dan untuk
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.
ketuntasan belajar dihitung menggunakan
Dari semua cara di atas peningkatan mutu
statistik sederhana. Untuk menghitung
hasil belajar melalui peningkatan mutu
presentase ketuntansan menggunakan
pendidik menempatkan posisi yang sangat
rumus dibawah ini:

P= ∑ Siswa yang tuntas belajar X 100


∑ Siswa
Indikator keberhasilan diperoleh dari skor siswa setalah diberikan tindakan kelas
rata-rata hasil belajar siswadan ke aktifan berupa modifikasi permainan tradisional.
HASIL DAN PEMBAHASAN pertama masing-masing memegang batu
untuk kelompok putra dan pulpen untuk
Sikls I
kelompok putri untuk meletakkan nya
Perencanaan Tindakan pada kotak SOS dengan cara berlari
sekencang-kencangnya, guru memberi
Perencanaan tindakan pada siklus 1
peraturan permainan bahwa setiap 1 orang
tanggal 26 oktober 2023, sebagai berikut:
siswa hanya boleh memindah kan 1 kali
1). Peneliti melakukan analisis kurikulum
saja batu maupun pulpen, dan siswa yang
untuk mengetahui kompetensi dasar yang
sudah berlari memindahkan batu atau
akan disampaikan kepada siswa dalam
pulpen di kotak SOS siswa tersebut wajib
pembelajaran PJOK, 2). Membuat modul
kembali ke barisan paling belakang
pembelajran dengan mengacu pada
kelompoknya, beitu seterusnya sampai
tindakan (treatment) yang akan diterapkan
ada dari salah 1 kemlompok yang berhasil
dalam PTK, yaitu menerapkan modifikasi
menang. d). guru menjelaskan materi yang
alat pembelajaran untuk roll depan, 3).
akan di berikan, f). siswa melakukan
Menyiapkan media yang diperlukan dalam
teknik roll depan. Melaksanakan
proses pembelajaran, 4). Menyusun lembar
pembelajaran sesuai dengan RPP. Interaksi
pengamatan pembelajaran.
dengan siswa dan memberikan motivasi
Tahap Pelaksanaan terhadap siswa dan mengarahkan siswa
agar lebih baik dalam proses pembelajaran.
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan
melakukan konsep pembelajaran yang Siklus II
sudah direncanakan, sebagai berikut: a).
Berdasarkan dari hasil analisis dan refleksi
menjelaskan kegiatan pembelajaran secara
pada siklus pertama, maka PTK pada
umum, c). melakukan pemanasan.
siklus II akan dilaksanakan pada tanggal 2
Pemanasan dilakukan dengan sebuah
oktober 2023, sebagai berikut: 1).
permainan tradisonal yang di motifikasi
Membuat RPP mengacu pada pertemuan
yaitu permainan SOS. Caranya terlebih
sebelumnya, karena pada petemuan
dahulu guru membuat kotak SOS yang
sebelumnya dinggap kurang berhasil hal
terdiri dari 12 kotak serta 4 buah batu kecil
ini dapat dilihat dari ada beberapa siswa
dan 4 buah pulpen, kemudian siswa dibagi
yangtidak terlalu aktif, 2). Menyiapkan
menjadi 2 kelompok (kelompok putra dan
media yang diperlukan untuk proses
kelompok putri), setiap kelompok berbaris
belajar mengajar, 3). Menyusun lembar
panjang ke belakang, 4 orang barisan
pengamatan.
Tahap Pelaksanaan OBSERVASI DAN INTERPRESTASI

Tahap pelaksanaan dengan melakukan Pada langkah observasi dan interprestasi


rancangan pembelajaran yang sudah di ini dilakukan oleh peneliti pada saat proses
rencanakan, sebagai berikut: 1). pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar observasi menyimpulkan bahwa: siswa
secara umum, 2). Melakukan pemanasan semakin antusias melakukan pembelajaran,
dengan cara setiap siswa diminta untuk tampak tidak ada kejenuhan dari siswa.
mengambil 1 rumput atau ranting, Siswa tidak malas bergerak, saat
kemudian rumput atau ranting tersebut pemanasan siswa terlihat senang dan
diselipkan di celana bagian belakang (baju bahagia dengan pemanasan yang dikemas
siswa wajib masuk ke kedalam) tujuannya dengan cara permainan. Siswa lebih
supaya rumput atau ranting tersebut dapat banyak bergerak dan melakukan dengan
diambil/dicuri oleh teman yang lain, semua antusias, pada saat pembelajaran siswa
siswa berada pada lingkaran besar garis tampak senang dengan penyjian materi,
yang sudah dibuat sebelumnya dan siswa dengan modifikasi pembelajaran siswa
tidak boleh keluar dari lingkaran terebut sudah mulai bisa menikmati pembelajaran
jika ada yang keluar maka siswa tersebut karena model kompetensi yang digunakan,
dianggap gugur, akhir dari permainan ini siswa terlihat ingin saling mengalahkan
siswa yang mendapat atau berhasil teman yang lain. Siswa juga senang
mencuri rumput atau ranting dari dengan modifikasi pembelajaran
temannya yang paling banyak adalah siswa khususnya dalam pemanasan yang
yang dinyatakan menang, 3). Guru diberikan, pada pembelajaran dengan
menjelaskan materi yaitu tahap-tahap modifikasi pemanasan dengan permainan
melakukan roll depan dan bagaimana cukup memberi gairah dan nuansa baru
supaya roll depan yang dilakukan dapat pada pembelajaran dikelas khusnya pada
hasil yang sempurna, 4). Siswa melakukan materi senam lantai yaitu roll depan, hal
roll depan. ini dapat dilihat dari hasil tes siklus II yang
memuaskan. Pemanasan dengan
modifikasi permainan pada siswa dalam
membuka proses pembelajaran sudah
cukup memotivasi siswa untuk gerak dan
belajar untuk melakukan roll depan,
pengolahan kelas cukup baik walaupun
masih ada sedikit kegaduhan. penerapan modifikasi perminan didalam
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran PJOK memberikan banyak
RPP, interaksi dengan siswa memberikan memfaat dalam proses pembelajaran
motivasi terhadap siswa, mengarahkan dan khusus nya roll depan pada siswa/i kelas
membimbing siswa agar lebih baik VII F SMPN 2 Pontianak.
menutup pembelajaran tahun ajaran
PEMBAHASAN
2023/2024 semester ganjil.
Berdasarkan penelitan yang dilakukan
ANALISIS DAN REFLEKSI
pada kondisi awal kelas sebelum diberi
Adapun keberhasilan pada tindakan kelas, hasil belajar senam lantai
kegiatanpembelajaran yang diperoleh khususnya roll depan siswa kelas VII F di
seletah melaksana kan siklus II adalah SMPN 2 Pontianak diperoleh nilai
sebagai berikut seperti pada keterangan terendah siswa 65 dan nilai tertinggi 80
dibawah ini: dengan nilai rata-rata 76,71. Setelah
diberikan tindakan kelas, hasil belajar roll
Keberhasilan Siswa
depan senam lantai diperoleh nilai
Dari hasil tes siklus II menunjukkan bahwa terendah 80 dan nilai tertinggi 95 dengan
hasil belajaran roll depan yang dilakukan rata-rata nilai 87,65. Pada tabel:
oleh siswa meningkat dari 63,75% menjadi
87,6% mengalami peningkatan. Sehingga

Tabel 1. Hasil belajar siswa berdasarkan Nilaai

Kondisi awal Setelah diberi tindakan kelas


Nilai terendah 65 80
Nilai tertinggi 80 95
Nilai rata-rata 76,72 87,65

berupa modifikasi permainan tradisional,


siswa yang mencapai nilai KKM hanya 26
Dari datahasil penelitian yang sudah
dilakukan berupa hasil belajar senam
lantai roll depan dari jumlah siswa di kelas
orang dan siswa yang tidak mencapai
VII F sebanyak 32 orang: pada kondisi
KKM sebanyak 6 orang. Setelah
awal sebelum diberikan tindakan kelas
diberikan tindakan kelas siswa yang
mencapai KKM sebanyak 32 atau 100%.
Tabel 2. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Dari Kondisi Awal ke Setelah diberikan
Tindakan

Uraian Kondisi awal Setelah diberi Rentan peningkatan


Tindakan
Capaian nilai KKM 26 siswa 32 siswa 6 siswa
Presentase Ketuntasan 63,75% 100% 36,25%

Dari data diatas capaian nilai KKM


diperoleh perbandingan ketuntasan hasil
presentase hasil belajar siswa dalam
belajar siswa dari kondisi awal ke setelah
katagori tuntas sebesar 100%.
diberikan tindakan diperoleh rentan
peningkatan sebanyak 6 siswa, sementara SARAN
berdasarkan presentase ketuntasan
Berdasarkan hasil penelitan, maka dapat
diperoleh rentan peningkatan sebesar
disarkan beberapa hal, khusnya pada guru-
35,25%.
guru SMPN 2 Pontianak sebagai berikut:
KESIMPULAN 1. Guru hendak nya lebih kreatif dalam
mendesain metode dalam mentampaikan
Pembelajaran melalui penerapan
materi pembelajaran, 2. Guru sebaiknya
modifikasi pembelajaran, dapat
memberikan pembelajaran kepada siswa
meningkatkan hasil belajar roll depan pada
dengan model pembelajaran yang
siswa/i kelas VII F di SMPN 2 Pontianak.
mengajak siswa untuk aktif dalam
Dari hasil analisis yang di peroleh terdapat
pembelajaran sehingga siswa tertarik
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil
dengan dengan materi yang diberikan,
belajar roll depan pada kondisi awal misalnya dengan metode pembelajaran
dalam kategori tuntas adalah 63,75% berbasis game.
jumlah siswa yang tuntas adalah 26 dari 32
siswa. Pada akhir setelah diberikan
tindakan mengalami peningkatan
DAFTAR PUSTAKA

Andini, D. M., & Supardi, E. (2018). Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Efektivitas
Pembelajaran Dengan Variabel Kontrol Latar Belakang Pendidikan Guru. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran, 3(1), 148. https://doi.org/10.17509/jpm.v3i1.9450

Fathurrahman, A., Sumardi, S., Yusuf, A. E., & Harijanto, S. (2019). Peningkatan Efektivtas
Pembelajaran Melalui Peningkatan Kompetensi Pedagogik Dan Teamwork. Jurnal
Manajemen
Pendidikan, 7(2), 843–850. https://doi.org/10.33751/jmp.v7i2.1334

Marhadi, H. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Hasil Tipenumbered Heads


Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
V d SDN 184 Pekanbaru. Primary: Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 3(2), 73. https://doi.org/10.33578/jpfkip.v3i2.2497

Rohmawati, A. (2015). Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 9(1), 15–32.

Sugiyadnya, I. K. J., Wiarta, I. W., & Putra, I. K. A. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Learning Tipe NHT terhadap Pengetahuan Matematika. International Journal of
Elementary Education, 3(4), 413. https://doi.org/10.23887/ijee.v3i4.21314

Anda mungkin juga menyukai