Anda di halaman 1dari 40

RHINITIS LEPRAE

Disusun Oleh :
Achcia Thema Maliny

Achcia Thema Maliny


Marisa Mumtaz
Nanda Aulia
Raisa Arliza Azhar Putri
Ratu Meutia Arytha

Pembimbing : dr. T. Husni TR, M.Kes, Sp. THT-


KL
PENDAHULUAN
Kusta adalah penyakit granulomatosa sistemik menular dan kronis yang disebabk
Tinjauan pustaka
ANATOMI DAN FISIOLOGI
ANATOMI HIDUNG
HIDUNG BAGIAN LUAR HIDUNG BAGIAN DALAM
FISIOLOGI HIDUNG
DEFINISI ETIOLOGI
Rhinitis adalah suatu Kuman penyebab penyakit
inflamasi (peradangan) pada kusta adalah M. leprae
membran mukosa hidung. Kuman ini bersifat tahan
Rinitis lepra adalah rhinitis asam, berbentuk batang
yang disebabkan oleh bakteri dengan ukuran 1-8 mikron dan
Mycobaterium leprae. lebar 0,2-0,5 mikron, biasanya
berkelompok dan ada yang
tersebar satu-satu, hidup
dalam sel terutama jaringan
yang bersuhu dingin dan tidak
dapat dikultur dalam media
buatan.
EPIDEMIOLOGI
WHO 2013: kebanyakan pria usia
PATOFISIOLOGI
Manifestasi Awal
Menengah
Akhir
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSA DIAGNOSIS BANDING
ANAMNESIS

COMMON COLD
LEISHMANIASIS
MUCOKUTAN
SIFILIS
KONGENITAL/TERSIER
RHINOSCLEROMA
TATALAKSANA
FARMAKOLOGIS
NON FARMAKOLOGIS
-tidak mencungkil hidung
- cuci hidung
PROGNOSIS
Lesi nasallepra
Penyakit
Komplikasi dan
tersebut
pranasal
mengakibatkan
secara
muncul
permanen
efek
padarhinitis
stadium
mengakibatkan
atropik
awal serta
lepra
penurunan
deformitas
disertai dengan
kualitas
hidung
gejala
hidup
berup
ke
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 33 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Aceh
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Aceh Selatan
No. CM : 1-06-77-01
Tanggal Pemeriksaan : 22 Oktober 2015
Anamnesis
Keluhan Utama
Keluar darah dari kedua hidung pasien
Keluhan Tambahan
Hidung tersumbat, demam, sakit kepala, dan muncul bercak merah di tubuh, nyeri pada betis kedua kaki dan
mata merah.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kedua lubang hidung sejak 4 hari SMRS.
Keluhan hidung berdarah muncul secara tiba-tiba dan terjadi terus menerus selama 2 hari.
Darah tidak disertai lendir. Tidak ada hal yang memperberat, namun pemberian obat dari rs
memperingan keluhan pasien. Keluhan tersebut juga tidak dirasakan nyeri. Awalnya pasien
mengeluh muncul bercak-bercak kemerahan saat di Tapak Tuan, disertai dengan keluhan sait
kepala, nyeri sendi, demam, dan disertai dengan hidung tersumbat sejak 3 tahun terakhir
dan memberat 7 hari SMRS. Pasien juga mengeluh pilek, dengan ingus ental berwarna putih
ataupun kuning kehijauan, kemuadian 4 hari setelahnya hidung pasien berdarah terus
menerus. Keluhan pilek dan hidung tersumbat tidak dipengaruhi cuaca ataupun debu.
Demam juga dikeluhkan pasien sejak 3 tahun terakhir namun memberat 2 minggu SMRS,
demam naik turun dengan suhu tertinggi 39,2 C. Demam turun dengan pemberian obat.
Pasien juga mengeluh nyeri pada tulang betis kedua kakinya. Nyeri dirasakan terus menerus,
tidak ada hal yang memperberat dan tidak berkurang dengan pemberian obat anti nyeri.
Pasien juga mengeluh mata merah terasa gatal sejak 2 hari sebelum dilakukan pemeriksaan.
Riwayat bersin bersin dan gatal pada hidung disangkal. Riwayat mual dan muntah disangkal.
Riwayat trauma disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien telah dirawat selama 4 hari di RS Tapak
Tuan dengan diagnosa Morbus Hansen. Pasien juga meiliki
alergi jika mengkonsumsi ikan tongkol
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal di dalam keluarga ada yang mengalami
penyakit seperti pasien.
Riwayat Penggunaan Obat
Sebelumnya pasien mengkonsumsi obat gatal (Novaflox) dari
dokter selama 3 tahun dan obat griseofulvin dan omegtamine.
Riwayat Kebiasaan Sosial
Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak remaja.
Pemeriksaan fisik
Vital Sign
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Laju Nadi/Nafas : 114 kali per menit/ 22 kali per
menit
SuhuTubuh : 38.20 C
Kepala : Dalam batas normal
Telinga
ADS
Preauriuler : Penebalan auricula/penebalan
auricula
CAE : Lapang / lapang
Serumen : minimal / minimal
Sekret : negatif / negatif
MT : Intak / intak
Reflek cahaya : arah jam 5 / arah jam 7
Retroauricular : normal / normal
Cavum Nasi (Rhinoskopi Anterior)
Mukosa : merah muda / sulit dinilai (cloth+)
Sekret : tidak ada / tampak bekuan
darah, krusta
Massa : tidak ada / sulit dinilai
Konka inferior : eutrofi / sulit dinilai
Septum nasi : tidak ada deviasi
Pasase udara : baik / kurang
Rhinoskopi posterior: tidak dilakukan
Orofaring
Tonsil : T1 / T1
Kripta : Tidak ada /tidak ada
Detritus : Tidak ada /tidak ada
Perlengketan : Tidak ada /tidak ada
Sikatrik : Tidak ada/ tidak ada
Faring
Mukosa : merah muda
Granul : tidak ada
Bulging : tidak ada
Reflek muntah : ada
Arcus Faring : merah muda, simetris
Palatum : palatum molle dan durum merah muda dan baik
Laring
Laring indirect : tidak dilakukan
Leher :

Upper jugular : pembesaran (-) / pembesaran (-)


Mid Jugullar : pembesaran (-) / pembesaran (-)
Lower Jugular: pembesaran (-) / pembesaran (-)
Sub Mandibula : pembesaran (-) / pembesaran (-)
Sub mental : pembesaran (-) / pembesaran (-)
Supraclavicula : pembesaran (-) / pembesaran (-)
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Stem fremitus kanan = Stem fremitus kiri
Perkus : Sonor/Sonor
Auskultasi : Vesikuler , Suara tambahan: Tidak dijumpai
Cor : BJ I < BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen :
Inspeksi : distensi (-) simetris (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani (+)
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ekstremitas : Motorik : Atas 5555/5555
Bawah 4444/4444,
Nyeri tekan pada ekstremitas bawah
Pemeriksaan Penunjang
2-10-2015 19-10-2015
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Hasil
Haemoglobin(Hb) 12,1 g/dl
Haemoglobin(Hb) 11,9 g/dl Hematokrit (Ht) 38 %
Eritrosit 5000/mm3
Hematokrit (Ht) 36,5 % Leukosit 17500/mm3
Trombosit 542000/mm3
Eritrosit 4750/mm3
Eosinofil 0
Basofil 0
Leukosit 235000/mm3
Netrofil Batang 0
Trombosit 603000/mm3 Netrofil Segmen 84
Limfosit 9
Monosit 6
Kreatinin 0.55 mg/dl
Ureum 28 mg/dl
Albumin 3,22 g/dl
GDS 101 mg/dL
Natrium 141 mmol/L
Kalium 4,4 mmol/L
Clorida 98 mmol/L
Waktu perdarahan 2 menit
Waktu pembekuan 7 menit
Anti dengue IgM Negatif
Anti dengue IgG Negatif
Urinalisa 21-10-2015
Kimia Klinik
Makrosopik
Berat jenis 1,020 SGOT 66 U/L <35

Ph 7,0 SGPT 76 U/L <45


Leukosit Negatif
Protein Negatif
Glukosa Negatif
Cor dan pulmo
Keton Negatif
dalam batas
Nitrit Negatif
normal
Urobilinogen Negatif
Bilirubin Negatif
Darah Negatif
Mikroskopik
Leukosit 2-3
Eritrosit 0-1
Epitel 4-6 Pemeriksaan BTA Cuping Telinga
(21/10/2015)
Basil indirek : BI : +1, MI :70%
Diagnosis Banding
Rhinitis leprae
Diagnosis kerja
Rhinitis
Tatalaksana

Diet MB TKTP
Analisa Kasus
TEORI
KASUS
Laki-laki, usia 33 tahun datang
dengan keluhan keluar
darah dari kedua lubang Lesi paranasal dapat terjadi di tahap awal
hidung sejak 4 hari SMRS penyakit kusta. Sebanyak 94% pasien kusta
muncul secara tiba-tiba, terjadi mengalami masalah pada hidung.
terus menerus selama 2 hari, Selain hidung, kusta juga dapat mengenai
Tidak disertai lendir, Tidak ada mulut dan faring. Palatum, uvula dan lidah
hal yang memperberat, adalah lokasi yang paling sering terinfeksi
pemberian obat dari RS oleh leprae selain hidung.
memperingan keluhan pasien.
TEORI
KASUS Keluhan hidung tersumbat memberikan
gambaran obstruksi hidung salah satu
Awalnya pasien mengeluh manifestasi menengah pada rinitis lepra.
muncul bercak-bercak muncul akibat infiltrat dan mukosa hidung
kemerahan disertai dengan
yang menebal Sumbatan menyebabkan
sakit kepala, nyeri sendi,
pasien berulang-ulang mengusap atau
demam, hidung tersumbat
meniup hidungnya timbul luka dan reaksi
sejak 3 tahun terakhir dan
inflamasi.
memberat 7 hari SMRS.
Sekret hidung semula encer berubah
Pasien juga mengeluh pilek,
menjadi lebih kental berkembang
dengan ingus kental
menjadi krusta terlepas akan
berwarna putih ataupun
menimbulkan epistaksis.
kuning kehijauan,
Nyeri dan gatal pada hidung, gangguan
penciuman (kakosmia, hiposmia, anosmia)
merupakan gejala lainnya yang dapat terjadi
pada rinitis lepra disamping kongesti kronik
dan epistaksis intermiten.
TEORI
Sekret hidung pada rinitis lepra dapat
KASUS
berubah menjadi lebih kental,
Pada pemeriksaan rinoskopi kekuningan seperti nanah dan dapat
anterior dijumpai adanya disertai darah pada fase menengah.
bekuan darah dan krusta Tanda spesifik lainnya yang dapat
yang menyumbat rongga
hidung kiri sehingga dijumpai pada rinitis lepra adalah
menghambat pasase udara nodul multipel atau plak yang tebal dan
dan visualisasi tubinasi hidung kekuningan
kiri. Tidak dijumpai adanya pada mukosa hidung yang dapat
perubahan septum nasi. berkembang menjadi nodul yang besar
pada bagian depan rongga hidung, konka
inferior dan septum hidung.
Hancurnya tulang rawan septum hidung
sehingga menyebabkan perforasi septum,
saddle nose dan rinitis atrofi.10
Namun perubahan pada septum hidung
belum dijumpai pada pasien ini.
TEORI
KASUS Biopsi serta pewarnaan Ziehl-Neelsen dapat
dilakukan untuk membantu menegakkan
Pada pasien, sampel diambil diagnosis rinitis lepra. Sampel dapat diambil
pada bagian cuping telinga dan dari jaringan lesi pada hidung atau septum
menunjukkan hasil BI +1 maupun sekret hidung.10,11,12
dan MI 70%. Bacterial index (BI) untuk menilai
kepadatan basil tahan asam.
Menurut Ridley, BI +1 menunjukkan
terdapatnya 1-10 BTA dalam 100 LP.
Morphology index (MI)
membandingkan jumlah bakteri solid dan
jumlah keseluruhan bakteri dalam satu
lapang pandang.
Morphology index biasanya hanya
digunakan pada hasil BI minimal +3 yaitu
apabila dijumpai minimal 1-10 BTA dalam 1
lapang pandang.8
TEORI
Pengobatan rhinitis leprae
difokuskan pada eradikasi bakteri KASUS
penyebabnya, yakni Mycobacterium Pada kasus ini, pasien juga
leprae melalui obat-obatan anti- akan mendapatkan pengobatan
lepra. sesuai dengan regimen yang
Regimen pengobatan yang disarankan WHO. Namun,
waktu pemberiannya ditunda
direkomendasikan oleh WHO untuk hingga pasien kembali ke
pasien kusta lepromatosa adalah: daerah asalnya dan dapat
600 mg rifampicin sekali dalam sebulan; mengambil obat di layanan
dapson 100 mg / hari dikelola sendiri, kesehatan terdekat secara
300 mg clofazimine sebulan sekali rutin.
diberikan di bawah pengawasan dan 50
mg / hari dikelola sendiri.
Durasi pengobatan adalah 1 tahun.13
TEORI
KASUS Metilprednisolon merupakan
Selama rawatan di RSUDZA, kortikosteroid dengan kerja intermediate
pasien mendapatkan antibiotik yang termasuk kategori adrenokortikoid
pengganti lainnya untuk
sementara waktu yaitu efek glukokortikoidnya menurunkan atau
ciprofloksasin 500 mg/12
jam dan fosfomysin 1 gr/12
mencegah respon jaringan terhadap
jam. Pasien juga diberikan proses inflamasi, tanpa dipengaruhi
metilprednisolon 62,5 penyebabnya.
mg/24 jam.
metilprednisolon juga menghambat
akumulasi sel inflamasi, termasuk
makrofag dan leukosit pada lokasi
inflamasi.15
TEORI
KASUS
Adapun edukasi yang dapat diberikan
Selain terapi farmakologis, yaitu
pasien juga dapat diberikan
menjelaskan tentang penyakit pasien
edukasi mengenai
hingga komplikasi dari penyakit tersebut.
penyakitnya sebagai terapi
Menjelaskan kepada pasien mengenai
non-farmakologis.
pengobatan yang didapat. Menyarakan
kepada pasien untuk memakan makan
yang sehat agar daya tahan tubuh tidak
turun.
KESIMPULAN
Telah dilaporkan satu kasus Rinitis lepra pada seorang laki-laki usia 33
tahun yang ditegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium BTA
dari kerokan cuping telinga dengan hasil BI +1 dan MI 70%.
Sebagai dokter umum, bila menemukan kasus rinitis lepra adalah :
Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang tepat.
Melakukan pemeriksaan penunjang, terutama yang mendukung penegakan
diagnosa penyakit kusta.
Setelah diagnosa ditegakkan, pengobatan Rinitis lepra difokuskan pada
eradikasi bakteri penyebabnya, yakni Mycobacterium leprae melalui obat-
obatan anti-lepra sesuai dengan rekomendasi WHO.
Terapi non-farmakologi berupa edukasi. Adapun edukasi yang dapat
diberikan untuk pasien dengan penyakit kusta:
Menjelaskan tentang penyakit pasien hingga komplikasi dari penyakit tersebut.
Menjelaskan kepada pasien mengenai pengobatan yang didapat.
Menyarakan kepada pasien untuk memakan makan yang sehat agar daya tahan
tubuh tidak turun.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai