Anda di halaman 1dari 22

INFEKSI SALURAN KEMIH

Oleh :
Silvi Qiro’atul Aini
1518012180

SMF Ilmu Penyakit Dalam


Rumah Sakit Ahmad Yani Metro
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2016
DEFINISI
• Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu infeksi yang
disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran
kemih manusia
• Menurut National Kidney and Urologic Diseases Information
Clearinghouse (NKUDIC), ISK merupakan penyakit infeksi kedua
tersering setelah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta
kasus dilaporkan per tahun
• Anatomi saluran kemih
KLASIFIKASI
• Infeksi Saluran Kemih (ISK) Bawah
A. Pada perempuan :
- Sistitis
- Sindrom uretra akut.

B. Pada pria :
- Sistitis - Epidimidis
- Prostatitis - Uretritis
KLASIFIKASI
A. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Atas:

- Pielonefritis akut (PNA)


Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim
ginjal yang disebabkan infeksi bakteri.
- Pielonefritis kronik (PNK).
Pielonefritis kronik mungkin akibat lanjut dari
infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak
masa kecil.
EPIDEMIOLOGI
Umur (tahun) Insidensi (%) Faktor risiko

Perempuan Laki-laki

<1 0,7 2,7 Tidak disunat, kelainan anatomi gastrourinaria

1-5 4,5 0,5 Kelainan anatomi gastrourinaria

6-15 4,5 0,5 Kelainan fisiologi gastrourinara

16-35 20 0,5 Hubungan seksual, penggunaan kontrasepsi


diafragma

36-65 35 20 Pembedahan, obstruksi prostat, pemasangan


kateter

>65 40 35 Inkontinensia, pemasangan kateter, obstuksi


prostat
FAKTOR PREDISPOSISI
• Urolithiasis
• Obstruksi saluran kemih
• Penyakit ginjal polikistik
• Nekrosis papilar
• Diabetes mellitus pasca transplantasi ginjal
• Nefropati NSAID
• Penyakit Sickle-cell
• Senggama
• Kehamilan dan peserta KB dengan tablet progesteron
• Kateterisasi
ETIOLOGI Gram negative Gram positif
Famili Genus Spesies Famili Genus Spesies
Enterobacteri Escherichia Coli Micrococcaceae Staphylococcus aureus
acai
Klebsiella pneumonia Streptococceae Streptococcus Fecalis
oxytosa enterococcus

Proteus Mirabilis
vulgaris

Enterobacter Cloacae
aerogenes

Providencia Rettgeristuartii
Morganella Morganii
Citrobacter Freundiidiversus

Serratia Morcescens
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
• Pielonefritis Akut (PNA)
- Panas tinggi (39,5-40,5°C) disertai menggigil
- Sakit pinggang
Presentasi klinis PNA ini sering didahului gejala ISK
bawah (sistitis)

• ISK bawah (sistitis)


- Sakit suprapubik
- Polakisuria, nokturia, disuria, stranguri
MANIFESTASI KLINIS
• Sindrom Uretra Akut (SUA)
- Sulit dibedakan dengan sistitis
- Ditemukan pada perempuan usia antara 20-50 tahun.
- Presentasi klinis SUA hanya disuri dan sering kencing, disertai
cfu/ml urin <105 .

SUA dibagi 3 kelompok pasien:


1. Pasien dengan piuria. Biakan urin dapat diisolasi E. coli dengan
dfu/ml urin 103-105
2. Pasien leukosituri 10-50/ lapang pandang tinggi dan kultur urin
steril. Kultur khusus ditemukan Chlamydia trachomatis atau
bakteri anaerobik.
3. Pasien tanpa piuri dan biakan urin steril.
DIAGNOSIS
• Makroskopik urin
Kekeruhan telah terbukti memiliki spesifisitas
66,4% dan sensitivitas 90,4% untuk memprediksi
bakteriuria simptomatik.

Pemeriksaan bersifat subjektif, sehingga perlu


kejelian dalam melakukan pemeriksaan
DIAGNOSIS
• Mikroskopik Urin
Sensitivitas (60-100%) dan spesifisitas (49-100%) dari
mikroskop urin untuk memprediksi bakteriuria simptomatik

Leukosuria
Dinyatakan positif bila terdapat > 5 leukosit/lapang pandang
besar (LPB) sedimen air kemih. Apabila didapat leukosituri
yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur

Hematuria
Bila dijumpai 5-10 eritrosit/LPB sedimen urin
DIAGNOSIS
- TES DIPSTICK

Indikasi : Pasien dg gejala


minimal dan sebelumnya ada
probabilitas ISK.

Hasil : Satu gejala + tes dipstick


positif probabilitas bakteriuria
tinggi (80%)

Satu gejala + tes negatif


probabilitas rendah (sekitar 20%)

Tes negatif tidak berarti bukan


bakteriuria.
DIAGNOSIS
• Kultur urin
1. Jumlah koloni yang tumbuh > 105 koloni/ml urin, maka
dapat dipastikan bahwa bakteri yang tumbuh merupakan
penyebab ISK.
2. Jumlah < 103 koloni / ml urin, maka bakteri yang tumbuh
kemungkinan besar hanya merupakan kontaminasi flora
normal dari muara uretra.
3. Jumlah koloni antara 103 - 105 koloni / ml urin,
kemungkinan kontaminasi belum dapat disingkirkan dan
sebaiknya dilakukan biakan ulang dengan bahan urin
yang baru.
DIAGNOSIS
• Radiologis
- Foto polos abdomen
- Pielografi intravena
- USG
- CT Scan

Tujuan : Untuk mengetahui adanya batu atau kelainan


anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK..
TATALAKSANA
- Infeksi saluran kemih bawah

Lini pertama :
Trimetoprim selama 3 hari pengobatan,
Nitrofurantoin selama 7 hari pengobatan.

Pada infeksi multiresistant :


Kombinasi pengobatan (Nitrofurantoin, pivmecillinam
dan kadang-kadang trimetoprim)
TATALAKSANA
Jika terjadi , reinfeksi berulang (frequent re-infection) :

• Disertai faktor predisposisi


Terapi antimikroba yang intensif diikuti koreksi faktor resiko

• Tanpa faktor predisposisi


- Asupan cairan banyak
- Cuci setelah melakukan senggama diikuti terapi antimikroba
takaran tunggal (misal trimetroprim 200mg)
- Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan.
TATALAKSANA
• Infeksi saluran kemih atas

Tiga alternatif terapi antibiotik IV sebagai terapi


awal selama 48-72jam sebelum diketahui MO
sebagai penyebabnya :
- Fluorokuinolon
- Aminoglikosida dengan atau tanpa ampisilin
- Sefalosporin dengan atau tanpa aminoglikosida
tanpa Staphylococcus Diabetes, gejala sulfamethoxazole, trimetropin,
komplikasi saprophyticus, >7hari, riwayat quinolone
pada wanita Proteus infeksi saluran Regimen 7 hari : Macrocrystaline
mirabilis, kemih, penggunaan nitrofurantion
Klebsiella diapgram, umur
pneumonia >65tahun, hamil

Pyelonefritis E.coli, Keluhan ringan Quinolone Oral untuk 7-14 hari


akut tanpa P.mirabilis, S. sampai sedang : (dosis awal diberikan secara IV) ;
komplikasi saprophyticus tidak ada mual atai dosis tunggal ceftritaxone (1g)
pada wanita muntah : rawat atau gentamicin (3-5mg/kg) IV
jalan diikuti dengan oral trimetropin-
Keluhan berat atau sulfamethoxazole selama 14 hari
ada kemungkinan Quinolone parenteral, gentamicine,
sepsis : perawatan ceftriaxone, atau azteronam
di RS penurunan suhu badan normal;
selanjutnya oral quinolone,
cephalosporin or trimetropin-
sulfamethoxazole selama 14 hari
Infeksi saluran E.coli, Proteus, Keluhan ringan Quinolone oral
kemih dengan Klebsiella, sampai sedang : selama 10-14 haro
komplikasi pada Pseudomonas, tidak ada mual Parenteral ampicilin
laki-laki dan Serratia, Enterococci, muntah : rawat dan gentamicin,
wanita Staphylococci jalan quinolone,
Keluhan berat atau ceftriaxone,
ada kemungkinan aztreonam,
sepsis : perawatan imipenem-cilastatin
di RS sampai suhu tubuh
dalam batas normal ;
selanjutnya oral
quinolone atau
trimetropin-
sulfamethoxazole
selama 10-21 hari
DAFTAR PUSTAKA
• Gradwohl, S. E., Bettcher, C. M., Chenoweth, C. E., Van Harrison, R., &
Zoschink, L. B. (2011). Urinary Tract Infection - Guidelines for Clinical
Care. University of Michigan Health System, 1–8. Retrieved from
http://www.med.umich.edu/1info/FHP/practiceguides/uti/uti.pdf
• Miller, L.G., et. al. Treatment of uncomplicated urinary tract infections in an
era of increasing antimicrobial resistance. Mayo Clin Proc. 2004:79(8):1048-
54
• Scottish Intercollegiate Guidelines Network. (2012). Scottish Intercollegiate
Guidelines Network (SIGN). Management of suspected bacterial urinary
tract infection in adults. (SIGN Publication No. 88), (July), 1–52. Retrieved
from http://www.sign.ac.uk
• Sukandar, enday. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, dkk (Editor). Jakarta. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam FK UI; 2009:1008-12
• Stamm WE. 2005. Urinary Tract Infections and Pyelonephritis. In: DL
Kasper(Ed.): Harrison’s Principles of Internal Medicine Vol.1. 16th
edition.New York: McGraw- Hill Companies. Inc. p. 1715-21

Anda mungkin juga menyukai