Anda di halaman 1dari 16

LARUTAN

{ Disusun Oleh :
GIRLY RISMA FIRSTY (E0016016)
IKFINA MUSTAGHIS (E0016017)
INTAN PUTRIANAH (E0016018)
KARTIKA WIDIASTUTI (E0016019)
LAELY NUR AFITA (E0016020)
Kelarutan

Sifat
Zat Aktif
Osmotik
dan
Larutan
Eksipien
Obat

POKOK
BAHASAN
Formulasi
Sediaan
sediaan
Bebas
Topikal
Pengawet
Untuk Mata
Pengujian
Mutu
Produk
KELARUTAN

Keadaan suatu senyawa baik


padat, cair, ataupun gas yang
terlarut dalam padatan, cairan,
atau gas yang akan membentuk
larutan homogen.

Kelarutan atau
solubilitas adalah
kemampuan suatu zat
kimia tertentu, zat terlarut
(solute), untuk larut dalam
suatu pelarut (solvent).
Faktor-faktor yang memengaruhi
kelarutan
Sifat dari Solute (zat terlarut) dan Solvent (pelarut)

• Like Dissolve Like

Cosolvensi

• kelarutan adanya penambahan atau modifikasi


pelarut.

Temperatur

• Suhu Naik Kelarutan Besar


Salting in

• kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar

Salting Out

• penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya


endapan karena ada reaksi kimia

Ukuran partikel

• kecil ukuran partikel, makin cepat larut.

Pengadukan

• Kelarutan diperbesar
SIFAT OSMOTIK LARUTAN OBAT

Osmosis adalah difusi air melaui


selaput yang permeabel secara
differensial dari suatu tempat
berkonsentrasi tinggi ke tempat
berkonsentrasi rendah.

Tekanan osmotik adalah gaya yang


diperlukan untuk mengimbangi
desakan zat pelarut yang melalui
selaput semipermiabel ke dalam
larutan.
Larutan Isotonik Larutan Hipotonik
Cairan infuse yang Tekanan dalam sel darah
osmolaritas (tingkat merah lebih kecil daripada
kepekatan) tekanan cairan infus, maka sel
cairannya darah merah akan menyerap
mendekati serum air sehingga dinding sel akan
(bagian cair dari mengembang dan pecah
komponen darah),
sehingga terus
berada di dalam
pembuluh darah.
Larutan Hipertonik

Tekanan dalam sel


darah merah lebih
besar daripada
tekanan cairan
infus (hipertonik),
maka air dalam sel
darah merah akan
keluar, sehingga sel
akan mengkerut
Pengaplikasian Tekanan Osmotik Pada Infus

Pada pemberian infus, tekanan osmotik infus


harus sesuai dengan tekanan osmotik
darah(isotonik/isoosmotik).

Konsentrasi cairan infus atau minuman harus


isotonik dengan cairan dalam tubuh untuk
mencegah terjadi krenasi atau hemolisis.
SEDIAAN BEBAS PENGAWET

Zat bakterisida/ pengawet tidak perlu ditambahkan jika :


1. Volume sekali penyuntikan melebihi 15 ml.
2. Bila larutan injeksi tersebut sudah cukup daya
bakteriostatikanya ( tetes mata Atropin Sulfat dalam pembawa
asam borat, tak perlu ditambah bakterisida, karena asam borat
dapat berfungsi pula sebagai antiseptik ).
3. Pada penyuntikan : intralumbal, intratekal, peridural, intrasisternal,
intraarterium dan intrakor.
Infus

Sediaan
Injeksi Injeksi
sub dural Bebas intraspinal

Pengawet

Injeksi
intrsasistenal
Injeksi Cairan infus intravena dikemas
dalam bentuk dosis tunggal, dalam
wadah plastik atau gelas, steril, bebas
pirogen serta bebas partikel-partikel lain.
Oleh karena volumenya yang besar,
pengawet tidak pernah digunakan dalam
infus intravena untuk menghindari
toksisitas yang mungkin disebabkan oleh
pengawet itu sendiri.

Infus
PENGUJIAN MUTU PRODUK
Evaluasi Fisik Evaluasi Kimia Evaluasi Biologi
• Organoleptik • Identifikasi • Uji Efektivitas
• Penetapan pH Pengawet
dan
• Viskositas Mikroba
• Volume
penentuan
• Penetapan
Terpindahkan kadar zat Potensi
• Bobot Jenis aktif Antibiotik.

Suatu sediaan farmasi dapat dikatakan stabil jika tetap memiliki


karakteristik kimia, fisika, mikrobiologi, terapetik dan toksikologi yang
tidak berubah sejak awal diproduksi hingga selama masa penyimpanan
serta penggunaan
Formulasi Sediaan Topikal Untuk Mata
Poloxamer 188 dan 407 ditimbang , dilarutkan
dalam aquadest (larutan basis tersebut disimpan
dalam lemari es semalaman)

Kloramfenikol dan nipagin ditimbang dan


ditambahkan kedalam propilenglikol, diaduk ad
homogen

Botol-botol vial 100 ml, disiapkan sebanyak


empat buah. Masing-masing bahan diisikan ke
dalam botol (poloxamer 188, poloxamer 407,
larutan kloramfenikol dan aquadestilata)

Keempat botol disterilisasi dengan autoklaf


selama 15 menit pada suhu 1210C (dilakukan
didalam ruang LAF secara aseptis)
{ Zat Aktif
Zat yang 
{ Eksipien
Corrigen odoris : digunakan untuk
menghasilkan khasiat memperbaiki bau obat. Contoh : oleum
farmakologi atau efek
langsung dalam cinnamommi, oleum rosarum, oleum citri,
diagnosis, oleum menthae pip.
penyembuhan,  Corrigen saporis : digunakan untuk
pengobatan, atau mempebaiki rasa obat. Contoh :
pencegahan penyakit, saccharosa/sirup simplex, sirup auratiorum,
atau untuk
mempengaruhi tingtur cinnamommi, aqua menthae piperithae.
struktur dan fungsi  Corrigen coloris : digunakan untuk
tubuh memperbaiki warna obat. Contoh : karminum
(merah), karamel (coklat), tinture croci (kuning).
 Corrigen solubilis : digunakan untuk
memperbaiki kelarutan dari obat utama.
Penambahan Contoh : iodium dapat mudah larut dalam
larutan pekat.
Zat Aktif dan  Pengawet : digunakan untuk mengawetkan
obat. Contoh : asam benzoat, natrium benzoat,

Eksipien nipagin, nipasol.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai