Anda di halaman 1dari 6

Profil Muslim Yang Moderat, Toleran, Modernis, dan

Optimistik.

NAMA KELOMPOK 13:


1. SHANIA DIANITA PAHLEVI ( 1805025277 )
2. NURSARI ( 1805025257 )
Moderasi Islam
Moderat (moderate), yang berasal dari bahasa Latin ‘moderare’, diartikan
dengan tidak ekstrim, sedang dan bertentangan dengan sesuatu yang radikal.
Ketika kata ini digandengkan dengan Islam, ada dua makna pokok yang tidak
dapat dipisahkan, karena pemisahan keduanya akan menghasilkan pemahaman
yang bertolak belakang.

Pertama, Islam moderat harus berangkat dari keyakinan bahwa Islam adalah agama
moderat. Islam merupakan moderasi atau antitesis dari ekstrimitas agama
sebelumnya, di mana ada Yahudi yang sangat “membumi” dan Nasrani yang terlalu
“melangit”. Islam merupakan jalan tengah dari dua versi ekstrim di atas dan
memadukan “kehidupan bumi” dan “kehidupan langit”. Itulah makna dari ummatan
wasathan (umat pertengahan, pilihan dan adil).

Kedua, moderasi Islam di atas harus ditindaklanjuti dalam memahami dan menjalankan Islam
dengan menjauhi sikap ‘tatharruf’ (ekstrim). Moderasi dalam Islam bermain di antara dua
kutub ekstrim, yaitu overtekstualis dan overrasionalis. Overtekstualis akan mengerdilkan
ruang ijtihad dan rasio sehingga menghasilkan kejumudan dan pengebirian akal, yang
notabene merupakan karunia terbesar Allah. Sikap ini akan menyulitkan dinamisme-interaktif
Islam dengan dunia yang terus berkembang dan modern.
Toleransi

 Islam moderat juga dicirikan oleh keterbukaan terhadap keanekaragaman


pandangan. Sikap ini didasari oleh kenyataan bahwa perbedaan dikalangan umat
manusia adalah sebuah keniscayaan (Q.s Al-Kahfi:29). Sesuai dengan
sunnatullah,perbedaan antar manusia akan terus terjadi. Oleh karena itu
pemaksaan dalam berdakwah kepada mereka yang berbeda pandangan, baik
dalam 1 agama maupun berbeda agama, tidak sejalan dengan semangat
menghargai perbedaan yang menjadi tuntunan Al-Qur’an.
Islam Modernis

 Kata modernis berasal dari bahasa inggris “modernistic” yang berarti model baru. Dalam Islam
modernisasi berarti upaya yang sungguh-sungguh untuk melakukan reinterpretasi terhadap
pemahaman,pemikiran dan pendapat tentang masalah keislaman yang dilakukan oleh pemikiran
terdahulu untuk disesuaikan dengan perkembangan zaman.
 Ciri-ciri Islam modernis:
1. Menggunakan teks dengan interpetasi yang membuat teks dapat beradaptasi dengan realitas dan
perubahan.
2. Menghadirkan kembali masalalu untuk kepentingan modernitas.
3. Membangun tradisi secara baru dengan kerangka modern dan pra syarat rasional.
Optimistik Islam

Dalam Perspektif Islam Menurut Imam Al-Ghazali Menurut Imam Qusyairi


Optimis dalam islam, Hakikat Optimis adalah Optimis adalah terpikat hati
khususnya dalam ilmu tasawuf kelapangan hati dalam kepada sesuatu yang diharapkan
yang mempelajari tentang diri yang akan terjadi pada masa
manusia, lebih dikenal dengan menantikan hal yang
yang akan datang
istilah “ Raja” (harapan) diharapkan pada masa yang
merupakan suatu maqam bagi akan datang dalam hal yang
orang yang berjalan menuju mungkin terjadi.
Allah dan hal (sifat mental)
Bagi orang yang menuntut dan
ingin mencapai ketinggian
budi.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai