Anda di halaman 1dari 41

VARISES ESOFAGUS

DIBAWAKAN OLEH : PEMBIMBING :


Wenny eka fildayanti dr.Roberthy David Maelissa,Sp.B
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan

Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai dengan pe


mbesaran abnormal pembuluh darah vena di esofagus bagia
n bawah.

Sirosis hepatis merupakan penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembentuk
an jaringan ikat disertai nodul. Biasanya diawali dengan adanya proses peradangan,
nekrosis sel hati yang luas, dan pembentukan jaringan ikat .
Salah satu manifestasi hipertensi porta adalah varises gastroesofagus dengan risiko perdaraha
n 30-50% dengan mortalitas kejadian pertama perdarahan varises sebesar 50%.
Tingginya mortalitas tersebut memerlukan profilaksis primer.

Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa resiko perdarahan varises meningkat den
gan makin besarnya ukuran varises.dan berkurangnya ketebalan dinding varises, menyebab
kan varises pecah.
BAB II
Tinjauan Pustaka
ANASTOMOSIS
PORTOCAVA
Hipertensi vena porta

Penggolongan hipertensi portal menjadi dua kelompok klinis, yaitu:


Sumbatan intrahehepatik
Sumbatan ekstrahepatik
Beberapa keadaan lain yang juga dapat menyebabkan peningkatan vena porta
:

Gagal jantung kongestif


Trombosis yang parah

Sindrom Budd-
Sarkoidosis Chiari
Schistosomia
sis
VARISES
ESOFAGUS
Sirosis hepar
Hepatiti B

Hepatitis C

Konsumsi alkohol dalam jumlah besar

Tersumbatnya saluran empedu


Faktor
The North Italian Endoscopic Club (NIEC) menunjukkan bahwa resiko perdarahan
tergantung pada 3 faktor :
•Beratnya penyakit hati (diukur dengan klasifikasi Child)
•Ukuran varises
•Tanda kemerahan
Sign & symptoms
Anemia renjatan

Hemateme hipotensi postural


sis (10 mmHg atau le
bih)
Black or Lost of
terry stools Takikardia ringan conciussness
(severe)

Sign of liver disease:

Yellow coloration of skin and eyes


(jaundice)
Fluid buildup in abdomen (ascites)
Screening & Gold standard
EGD (Esophagogastroduodenoscopy)
Klasifikasi
Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium:
•Hitung darah lengkap: penurunan Hb, Ht, peningkatan leukosit

2. Pemeriksaan Radiologis
•Dilakukan dengan pemeriksaan esofagogram untuk daerah esopagus dan double contrast untuk lambung
dan duodenum.
•Pemeriksaan tsb dilakukan pada berbagai posisi terutama pada 1/3 distal esopagus, kardia dan fundus
lambung untuk mencari ada tidaknya varises, sedini mungkin setelah hematemisis berhenti.
•Pemeriksaan Endoskopi
Untuk menentukan asal dan sumber perdarahan
Untuk rumah sakit-rumah sakit di daerah yang belum memiliki fasilitas endoskopi saluran cerna
dapat memakai modalitas lain yaitu roentgen oesofagus-lambung-duodenum (OMD) walaupun tidak
begitu sensitif.
Penatalaksanaan
Pre-Profilaksis Primer

Perdarahan masif Profilaksis primer


Resusitasi NSBB (Non- Selective Beta Blocker)
Obat-obatan vasoaktif EBL (Endoscopic Band Ligation)
Antibiotik spektrum luas

Profilaksis sekunder( Pengobatan


jangkapanjang)
INITIAL MANAGEMENT
Resusitasi dan protek
si jalan napas Cairan Kristaloid
Transfusi PRC
Volume
Replacement
Akses IV yang
baik

Fresh Frozen Terlipressin 0,1-1,0 unit/meni


Plasma jika
terus berdarah Vasoaktif Ocreotide bolus IV 50-100 mcg dilanjutkan deng

dengan PPT drugs 25-200 mcg/jam


Somatostatin, bolus 250 ug ditambah infu
memanjang se 250ug/jam observasi selama 24 jam
Penatalaksanaan
Terapi
Farmakologis

Terapi endoskopi:
-Skleroterapi
TIPSS - EBL (Endoscopic Band
Ligation)
-- bilas lambung

Tamponade balon
Non-Selective Beta Blocker

Sesuai rekomendasi inggris dan Baveno 3-2000, metode profilaksis primer yang paling
baik dan efektif adalah :
•Terapi farmakologi dengan propanolol,dosis mulai 2 x 40 mg, dinaikkan 2 x 80 mg.
pemakaian long acting propanolol dalam dosis 80-160 mg dapat dipakai untuk
memperbaiki ketaatan pasien
•Jika propanolol tidak bisa, maka dilakukan LVE
• Jika propanolon dan LVE tidak bisa, isosorbid mononitrat 2 x 20 mg dapat menjadi
pilihan utama
Ligasi Varises Esofagus/EBL

Terapi lokal yang tidak menurunkan tekanan portaDian


jurkan setiap varises diligasi dengan 1 ligator setiap mi
nggu sampai varises menghilang, kembali dilakukan 1-
3 bulan setelah varises hilang serta setiap 6-12
bulan untuk memantau terjadinya varises berulang
•Setelah varises berhasil dieradikasi, pasien harus tetap
diikuti dengan endoskopi berkala setiap 3 bulan dan 6
bulan. bila terjadi varises baru, segera dilakukan
eradikasi ulang
Skleroterapi
 Bila LVE tidak memungkinkan, STE dapat diker
jakan
Jenis sklerosan digunakan dengan dosis yang
berbeda dan diinjeksikan secara intra atau parav
ariseal.
 Prinsip:menghentikan perdarahan varises oleh
pembentukan trombus
Tidak dianjurkan lagi sebagai pengobatan profil
aksis
Disuntikkan 0,5 ml di sekitar varises dan 0,1 ml l
angsung pada varises
Obat-obatan vasoaktif

•Vasopresin (Pitresin) :
Golongan obat ini diharapkan dapa menghentikan perdarahan melalui efek vasokonstriksi pembuluh darah splanik
sehingga menyebabkan penurunan aliran darah portal dan tekanan vena porta.
Dosis yang dianjurkan adalah 0,2 – 0,4 unit/menit selama 1 – 24 jam. Obat ini juga dapat menurunkan aliran
darah koroner, sehingga dapat menimbulkan insufisiensi koroner akut.
•Somatostatin dan Octreotide.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa efektifitas golongan obat ini dalam menghentikan perdarahan SCBA
akibat pecahnya varises esofagus adalah 70 – 80% sebanding dengan skleroterapi emergensi varises esofagus.
Dilaporkan bahwa golongan obat ini dapat mencegah terjadinya perdarahan ulang setelah tindakan skleroterapi
varises esofagus.
Dosis somatostatin : 250 mikrogram bolus diikuti dengan tetesan infus kontinyu 250 mikrogram /jam.
Dosis octreotide : tetesan infus kontinyu 50 mikrogram/jam.
Transjugular Intrahepatic Portosystemic Stent Shunt

- Prosedur yang membuat pemasangan shunt yang menghu


bungkan sistem porta yang mengalami hipertensi dengan ve
na sistemik bertekanan rendah
-Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menurunkan tekanan
portal dan mencegah perdarahan varises esofagus.
-Kelebihan TIPS adalah tidak memerlukan pembedahan dan
mempunyai angka mortalitas dan morbiditas yang rendah.
-Kekurangan sering terjadinya disfungsi shunt akibat prolifer
asi tunika intima di dalam stentshunt atau keluar ke vena he
patika dan meningkatkan ensefalopati
Tamponade Balon (Sengstaken-Blakemore Tube)
 Suatu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi
suatu pendarahan yang masif dan tidak terkontrol
 Sangat efektif dalam mengatasi perdarahan akut sampai
90% pasien meskipun sekitar 50% nya mengalami perdar
ahan ulang ketika balon dikempiskan.

Komplikasi yang serius seperti ulserasi esofagus dan


pneumonia aspirasi pada 15-20% pasien.
Komplikasi

Perdarahan
semakin Syok Kematian
meningkat

Angka kematian rata-rata pada se


rangan perdarahan pertama pada
sebagian besar penelitian menunj
ukkan sekita 50%.
KESIMPULAN

Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai dengan pe


mbesaran abnormal pembuluh darah vena di esofagus bagia
n bawah.

Penyakit dan kondisi yang dapat menyebabkan varises esophagus adalah sirosis, bekuan darah (t
rombosis), infeksi parasit (Schistosomiasis), dan Budd Chiari-Syndrome.

Strategi untuk primary prophylaxis akan dilakukan sesuai dengan perjalanan penyakit dari v
arises, yaitu: sirosis, pembentukan varises berukuran kecil, varises berukuran sedang hingga
besar, dan perdarahan variseal

Dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1) surgical postcaval shunt; 2) transjugular i
ntrahepatic portosystemic shunt; 3) sclerotherapy; 4) nonselective b-blocker; 5) ligasi varis
eal endoskopi; 6) mononitrat
Thank you

Anda mungkin juga menyukai