Sirosis hepatis merupakan penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembentuk
an jaringan ikat disertai nodul. Biasanya diawali dengan adanya proses peradangan,
nekrosis sel hati yang luas, dan pembentukan jaringan ikat .
Salah satu manifestasi hipertensi porta adalah varises gastroesofagus dengan risiko perdaraha
n 30-50% dengan mortalitas kejadian pertama perdarahan varises sebesar 50%.
Tingginya mortalitas tersebut memerlukan profilaksis primer.
Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa resiko perdarahan varises meningkat den
gan makin besarnya ukuran varises.dan berkurangnya ketebalan dinding varises, menyebab
kan varises pecah.
BAB II
Tinjauan Pustaka
ANASTOMOSIS
PORTOCAVA
Hipertensi vena porta
Sindrom Budd-
Sarkoidosis Chiari
Schistosomia
sis
VARISES
ESOFAGUS
Sirosis hepar
Hepatiti B
Hepatitis C
1. Laboratorium:
•Hitung darah lengkap: penurunan Hb, Ht, peningkatan leukosit
2. Pemeriksaan Radiologis
•Dilakukan dengan pemeriksaan esofagogram untuk daerah esopagus dan double contrast untuk lambung
dan duodenum.
•Pemeriksaan tsb dilakukan pada berbagai posisi terutama pada 1/3 distal esopagus, kardia dan fundus
lambung untuk mencari ada tidaknya varises, sedini mungkin setelah hematemisis berhenti.
•Pemeriksaan Endoskopi
Untuk menentukan asal dan sumber perdarahan
Untuk rumah sakit-rumah sakit di daerah yang belum memiliki fasilitas endoskopi saluran cerna
dapat memakai modalitas lain yaitu roentgen oesofagus-lambung-duodenum (OMD) walaupun tidak
begitu sensitif.
Penatalaksanaan
Pre-Profilaksis Primer
Terapi endoskopi:
-Skleroterapi
TIPSS - EBL (Endoscopic Band
Ligation)
-- bilas lambung
Tamponade balon
Non-Selective Beta Blocker
Sesuai rekomendasi inggris dan Baveno 3-2000, metode profilaksis primer yang paling
baik dan efektif adalah :
•Terapi farmakologi dengan propanolol,dosis mulai 2 x 40 mg, dinaikkan 2 x 80 mg.
pemakaian long acting propanolol dalam dosis 80-160 mg dapat dipakai untuk
memperbaiki ketaatan pasien
•Jika propanolol tidak bisa, maka dilakukan LVE
• Jika propanolon dan LVE tidak bisa, isosorbid mononitrat 2 x 20 mg dapat menjadi
pilihan utama
Ligasi Varises Esofagus/EBL
•Vasopresin (Pitresin) :
Golongan obat ini diharapkan dapa menghentikan perdarahan melalui efek vasokonstriksi pembuluh darah splanik
sehingga menyebabkan penurunan aliran darah portal dan tekanan vena porta.
Dosis yang dianjurkan adalah 0,2 – 0,4 unit/menit selama 1 – 24 jam. Obat ini juga dapat menurunkan aliran
darah koroner, sehingga dapat menimbulkan insufisiensi koroner akut.
•Somatostatin dan Octreotide.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa efektifitas golongan obat ini dalam menghentikan perdarahan SCBA
akibat pecahnya varises esofagus adalah 70 – 80% sebanding dengan skleroterapi emergensi varises esofagus.
Dilaporkan bahwa golongan obat ini dapat mencegah terjadinya perdarahan ulang setelah tindakan skleroterapi
varises esofagus.
Dosis somatostatin : 250 mikrogram bolus diikuti dengan tetesan infus kontinyu 250 mikrogram /jam.
Dosis octreotide : tetesan infus kontinyu 50 mikrogram/jam.
Transjugular Intrahepatic Portosystemic Stent Shunt
Perdarahan
semakin Syok Kematian
meningkat
Penyakit dan kondisi yang dapat menyebabkan varises esophagus adalah sirosis, bekuan darah (t
rombosis), infeksi parasit (Schistosomiasis), dan Budd Chiari-Syndrome.
Strategi untuk primary prophylaxis akan dilakukan sesuai dengan perjalanan penyakit dari v
arises, yaitu: sirosis, pembentukan varises berukuran kecil, varises berukuran sedang hingga
besar, dan perdarahan variseal
Dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1) surgical postcaval shunt; 2) transjugular i
ntrahepatic portosystemic shunt; 3) sclerotherapy; 4) nonselective b-blocker; 5) ligasi varis
eal endoskopi; 6) mononitrat
Thank you