BAHASA DAN
SASTRA
INDONESIA
KELOMPOK 1: KATA
KATA
Kata adalah unsur bahasa yang mengandung arti dan
terdiri dari satu atau lebih morfem. Setiap kata memiliki
makna, baik makna leksikal maupun makna gramatikal.
Kata terdiri atas satu atau lebih morfem. Morfem Penambahan
Fonem
merupakan satuan gramatikal terkecil. Kata digunakan
dalam Bahasa tulis maupun dalam bahasa lisan. Kata Perubahan Penghilangan
dibentuk dari unsur-unsur tertentu. Fonem Fonem
1) Awalan meN- merupakan morfem yang terdiri atas beberapa alomorf, yaitu me-, mem-, men-, meng-, menge-, dan meny-,. Alomorf merupakan bentuk
variasi morfem yang diakibatkan proses morfofonemik.
a) Alomorf meng-
Awalan meN- menjadi alomorf meng- ketika digabungkan dengan kata berfonem awal /a/, /e/, /g/, /h/, /i/, /k/, /o/, /u/, atau /x/.
contoh: meN- + kaji mengkaji
meN- + kuning menguning
b) Alomorf meny-
Awalan meN- berubah menjadi alomorf meny- jika digabungkan dengan monem berawalan fonem /c/, /j/, dan /s/.
contoh: meN- + curi mencuri
meN- + sikat menyikat
c) Alomorf me-
Awalan meN- berubah menjadi alomorf me- jika digabungkan dengan morfem berawalan fonem /l/, /m/, /n/, /𝑛/, /r/, /y/ dan /w/.
contoh: meN- + lukis melukis
meN- + nyatakan menyatakan
d) Alomorf men-
Awalan meN- berubah menjadi alomorf men- jika digabungkan dengan morfem berawalan fonem /d/ dan /t/.
contoh: meN- + data mendata
meN- + tari menari
e) Alomorf mem-
Awalan meN- berubah menjadi alomorf mem- jika digabungkan dengan morfem berawalan fonem /b/, /p/, dan /f/.
contoh: meN- + batu membatu
meN- + paku memaku
f) Alomorf menge-
Awalan meN- berubah menjadi alomorf menge- jika digabungkan dengan morfem berawalan fonem bersuku satu.
contoh: meN- + lap mengelap
meN- + tik mengetik
© 2018 Slidefabric.com All rights reserved. P A G E 4
2) Awalan di-
Awalan di- tidak mengalami perubahan ketika digabungkan dengan morfem atau bentuk dasar apapun.
Contoh: di- + cuci dicuci
di- + pajang dipajang
3) Awalan ke-
Awalan ke- tidak mengalami perubahan ketika digabungkan dengan bentuk tertentu.
Contoh: ke- + kasih kekasih
ke- + dua kedua
4) Awalan ber-
Awalan ber- memiliki beberapa alomorf, yaitu be-, bel-, dan ber-.
a) Alomorf be-
Awalan ber- berubah menjadi alomorf be- jika digabungkan dengan morfem yang berawalan fonem /r/.
Contoh: ber- + rambut berambut
Awalan ber- juga berubah menjadi alomorf be- jika digabungkan dengan bentuk dasar tertentu.
Contoh: ber- + kerja bekerja
b) Alomorf bel-
Awalan ber- berubah menjadi alomorf bel- jika digabungkan dengan bentuk dasar tertentu.
Contoh: ber- + ajar belajar
c) Alomorf ber-
Awalan ber- menjadi alomorf ber-. Alomorf ber- terbentuk jika awalan ber- digabungkan dengan morfem yang tidak memiliki kriteria seperti dalam proses
morfofonemik pada alomorf be- dan bel-.
Contoh: ber- + angkat berangkat
ber- + main bermain
5) Awalan ter-
Awalan ter- membentuk fungsi dan makna tertentu dalam pembentukan kata.
a) Alomorf te-
Awalan ter- berubah menjadi alomorf te- jika digabungkan dengan morfem berfonem awal /r/.
Contoh: ter- + rasa terasa
b) Alomorf ter-
Awalan ter- berubah menjadi alomorf ter- jika digabungkan dengan morfem bersuku awal /er/. Dalam kasus tertentu, fonem /r/ pada awalan ter- hilang.
Contoh: ter- + perangkap terperangkap
ter- + pergok tepergok
© 2018 Slidefabric.com All rights reserved. P A G E 5
7) Awalan peN-
Awalan peN- memiliki beberapa alomorf, yaitu pen-, pem-, peny-, peng-, pe-, dan penge-. Awalan peN- mengalami perubahan jika digabungkan dengan berbagai morfem
berfonem awal tertentu.
a) Alomorf pen-
Awalan peN- berubah menjadi alomorf pen- jika digabungkan dengan morfem berfonem awal /t/ dan /d/.
Contoh: peN- + tutup penutup
peN- + daftar pendaftar
b) Alomorf pem-
Awalan peN- berubah menjadi alomorf pem- jika digabungkan dengan morfem berfonem awal /p/, /b/, /f/.
Contoh: peN- + pukul pemukul
peN- + bantu pembantu
peN- + fitnah pemfitnah
c) Alomorf peny-
Awalan peN- berubah menjadi alomorf peny- jika digabungkan dengan morfem berfonem awal /s/, /c/, /j/.
Contoh: peN- + sunting penyunting
peN- + cari pencari
peN- + jala penjala
d) Alomorf peng-
Awalan peN- berubah menjadi alomorf peng- jika digabungkan dengan morfem berfonem awal /k/, /g/, /x/, /h/, dan bunyi-bunyi vokal.
Contoh: peN- + kasih pengasih
peN- + ganggu pengganggu
e) Alomorf pe-
Awalan peN- berubah menjadi alomorf pe- jika digabungkan dengan morfem berfonem awal /y/, /r/, /l/, /w/, /n/, /m/, dan nasal.
Contoh: peN- + ramu peramu
peN- + makan pemakan
f) Alomorf penge-
Awalan peN- berubah menjadi alomorf penge- jika digabungkan dengan morfem bersuku satu.
Contoh: peN- + cat pengecat
peN- + bor pengebor
8) Awalan se-
Awalan se- merupakan salah satu morfem terikat dan tidak memiliki makna leksikal. Awalan se- hanya memiliki satu alomorf yaitu se-.
Contoh: se- + ruangan seruangan (se- bermakna ‘satu’)
se- + kota sekota (se- bermakna ‘segenap atau seluruh’)
se- + lebar lebar (se- bermakna ‘sama dengan atau menyerupai’)
se- + sudah sudah (se- bermakna ‘aktu’)
se- + tiba setiba (se- bermakna ‘setelah’)
© 2018 Slidefabric.com All rights reserved. P A G E 6
Sisipa
Pembentukan kata dapat dilakukan melalui penyisipan
n
morfem terikat didalam morfem bebas tertentu. Proses
(Infik
penyisipan biasanya terjadi pada suku kata pertama.
s)
1. Sisipan –el- 3. Sisipan –em- Dalam Bahasa Indonesia, pembentukan kata dengan
Laki Lelaki Getar Gemetar proses sisipan tidak produktif lagi. Kata bersisipan
Tapak Telapak Gilang Gemilang sering digunakan pengarang karya sastra untuk
menambah estetik karyanya. Contohnya :
2. Sisipan –er- 4. Sisipan –in- a. Gunung Gemunung banyak dan bermacam-
Gigi Gerigi Kerja Kinerja macam gunung
Suling Seruling Sambung Sinambung b. Gemetar berulang-ulang getar
c. Gemilang sangat gilang
© 2018 Slidefabric.com All rights reserved. P A G E 7
Akhiran merupakan proses pembentukan kata dengan
menambahkan morfem terikat di belakang morfem bebas.
Morfem bebas tersebut biasanya berupa bentuk dasar.
Akhira
n
(Sufik
Akhiran –an
1)
s)
Fungsi akhiran –an adalah
2) Akhiran –i
membentuk kata benda. Akhiran –
Akhiran –i dapat melekat pada
an tidak mengalami perubahan
bentuk dasar berupa morfem
bentuk jika digabungkan dengan
bebas tertentu. Bentuk dasar yang
bentuk dasar. Jika suatu bentuk 3) Akhiran –kan
dilekati akhiran –i tidak mengalami
dasar bersuku akhir fonem /a/, Akhiran –kan juga tidak merubah
perubahan apapun. Fungsi akhiran
akhiran –an ditambahkan tanpa bentuk dasar yang dilekati. Fungsi
–i adalah membentuk kata kerja
mengubah fonem apapun. Misal: akhiran –kan adalah membentuk
perintah. Misal: cabuti, basahi,
ayunan, pegangan, harian, buatan, kata kerja perintah dan transitif.
hadiahi dll.
ribuan, kiloan, 2014-an dll. Misal: rendahkan, letakkan,
dewakan dll
1) Imbuhan gabungan melekat pada bentuk dasar secara bersamaan. Contohnya, kata berdatangan terdiri
dari gabungan ber-an dan bentuk dasar dating. Kata tersebut tidak berasal dari pembentukan awalan ber-
dan bentuk datangan ataupun sebaliknya.
2) Imbuhan gabungan menyatakan satu makna gramatikal. Oleh karena itu, imbuhan gabungan tidak dapat
dipisah atau dipenggal salah satu bagiannya. Contohnya pemisahan kata berdatangan menjadi berdatang
atau datangan mengakibatkan tidak berarti.
Seperti:
1. Imbuhan –is bermakna ‘sifat’
Contoh: egois → bersifat ego
2. Imbuhan –isme bermakna ’paham’ dan ‘aliran’
Contoh: liberalisme → berpaham liberal
3. Imbuhan –isasi bermakna ’proses’
Contoh: modernisasi → proses pemodernan
Kata
Benda
Kata Kata
Seru Kerja
Kata Kata
Sandang Sifat
Kelas
Kata
Kata
Kata Keterang
Sambung
an
Kata Kata
Depan Ganti
Kata
Bilangan
K a t a K e r j a ( Ve r b a )
• Merupakan kata yang menyatakan perbuatan atau perilaku
• Terdapat 10 jenis kata kerja (cth: menanam, dirancang, berpelukan)
• Kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan
paragraf
2) Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Kelanjutan Peristiwa → menyatakan kelanjutan peristiwa atau keadaan pada kalimat
sebelumnya.
3) Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Hal, Peristiwa atau Keadaan → dapat digunakan untuk menyatakan hal, peristiwa, atau keadaan
4) Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Kebalikan → menyatkan kebalikan dari yang disampaikan oleh kalimat sebelumnya.
6) Konjungsi Antarkalimat yang Menguatkan Keadaan → digunakan untuk menguatkan keadaan yang disampaikan pada kalimat sebelumnya.
7) Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Konsekuensi → menyatakan konsekuensi pada kalimat sebelumnya.
8) Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Akibat → menyatakan dapat digunakan untuk menyatakan akibat dari hal atau peristiwa yang
9) Konjungsi Antarkalimat yang Menyatakan Kejadian yang Mendahului Kejadian Lain → menyatakan kejadian atau peristiwa yang terjadi
sebelum peristiwa
© 2018 Slidefabric.com lain
All rights reserved. terjadi. P A G E 20
E. Konjungsi Antarparagraf
Konjungsi Antarparagraf adalah penghubung atara paragraf satu dengan paragraf
lain.
Contoh:
Pemerintah harus serius mengatasi permasalahan kemiskinan di Indonesia.
Kesejahteraan harrus merata dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu,
pemerintah harus adil sesuai sila ke-5 Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Dalam pada itu, pemerintah harus dapat membuat kebijakan-kebijakan yang
menguntungkan rakyat menengah ke bawah. Jika kesenjangan social terus terjadi,
masyarakat kecil akan terus menderita. Kaum kaya semakin kaya, sedangkan
kaum miskin semakin miskin.
Dalam contoh tersebut paragraf pertama menjelaskan bahwa persoalan
kemiskinan harus segera diatasi. Sementara itu, paragraf kedua menjelaskan
Pemerintah harus lebih berpihak kepada masyarakat kecil. Konjungsi
yangdigunakan pada contoh tersebut adalah dalam pada itu .
Kata Seru
Kata seru merupakan kata yang digunakan untuk menyatakan perasaan. Kata seru disebut juga interjeksi. Jenis-jenis kata
seru antara lain adalah kata seru menunjukan perasaan sedih, senang, kekaguman, ajakan, kejijikan, kesyukuran,
pengampunan terhadap kesalahan, pengakuan, kaget, berbelasungkawa, sumpah serapah, ketidakpercayaan, panggilan,
heran dan simpulan.
Perubahan Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia
Setiap kata dalam bahasa Indonesia tergolong dalam kelas kata tertentu. Namun, kelas kata tersebut tidak bersifat mutlak
Contoh:
ajar + pen- + -an → pengajaran
rumah + sakit → rumah sakit
Selain dapat berpindah kelas kata, sebuah kata kadang-kadang menduduki kelas kata lebih dari satu, seperti kata sedang.