Hidrosefalus
Hidrosefalus
HIDROSEFALUS
OLEH :
02 KONSEP KEPERAWATAN
HIDROSEFALUS
Hidrosefalus secara lebih ringkas terjadi karena yaitu produksi cairan serebrospinal yang berlebihan di pleksus
koroideus, obstruksi aliran cairan serebrospinal di sistem ventrikel otak, dan penurunan absorbsi cairan serebrospinal di
vili-vili arakhnoid. Akibat dari tiga cara tersebut mengakibatkan terjadinya bertambahnya tekanan dari dalam otak akibat
terganggunya keseimbangan antara penyerapan dan pengeluaran. 3 hal tersebut mengakibatkan terjadinya dilatasi
ventrikel pada hidrosefalus sebagai akibat dari: (Zahl, 2011 dalam Hizkyana dan Olivia, 2018)
a. Cairan serebrospinal diproduksi terus-menerus melewati batas normal.
b. Villi Araknoid tidak mampu lagi dalam menyerap cairan serebrospinal yang di produksi terus-menerus.
c. Akumulasi cairan serebrospinal mengakibatkan meluasnya ventrikel dan ruang subaraknoid.
d. Pembesaran volume tengkorak akibat adanya regangan abnormal pada sutura kranial.
e. Hilangnya jaringan otak. Produksi cairan serebrospinal yang berlebihan disebabkan oleh tumor di pleksus koroid
(Kurnia dkk, 2017 dalam Hizkyana dan Olivia, 2018).
PATHWAY HIDROSEFALUS
GEJALA KLINIS HIDROSEFALUS
Adapun gambaran klinis pada anak usia 0-2 tahun yaitu : (Rizvi, 2005 dalam
Hizkyana dan Olivia, 2018)
a. Bentuk kepala : bentuk kepala yang terjadi biasanya abnormal atau berbeda
pada anak normal lainnya dimana akan tampak dahu yang membesar tidak
proporsional.
b. Anterior Fontanelle (Ubun-ubun): umumnya pada bayi, bagian fontanel
anteriornya kecil namun pada penderita hidrosefalus akan membesar
bahkan ketika bayi diam dan tegak.
c. Sutura: akan tampak sutura yang melebar pada penderita hidrosefalus.
d. Cranial Nerves: pada penderita hidrosefalus dapat mengakibatkan atrofi
optik yaitu kerusakan pada saraf optik.
e. Growth Reterdation: kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan
neurologis dapat tertunda pada anak-anak yang menderita hidrosefalus.
Upaya pencegahan
01 Pencegahan primer
Penyakit hidrosefalus yang diderita oleh anak dapat menimbulkan dampak pada keluarga,
1. mempengaruhi keberfungsian sistem dalam keluarga,
2. mempengaruhi finansial keluarga,
3. mempengaruhi relasi antarkeluarga (antara ayah dengan ibu, maupun orangtua dengan
anak atau saudara lainnya),
4. mengacaukan relasi antara keluarga dengan lingkungan sosial karena tidak dapat
diterimanya kondisi fisik anak karena berbeda dengan kondisi fisik pada anak normal
lainnya, menimbulkan kekhawatiran orangtua terhadap perkembangan dan masa
depan anak, dan kemungkinan adanya dampak yang ditimbulkan dari penanganan
yang telah dilakukan,
5. membuat keluarga mengalami stres.
Lanjutan….
Anak-anak dengan hidrosefalus juga berisiko dalam masalah
1. perkembangan dan emosional mereka, seperti cemas, neurosis, atau gangguan sikap antisosial
2. mempengaruhi sistem motorik, meliputi penurunan hingga hilangnya kontraksi otot, penurunan
kekuatan otot-otot ekstremitas (otot-otot penggerak anggota badan),
3. mengalami gangguan keseimbangan dan koordinasi karena mengalami kelemahan fisik dan
kesulitan dalam berjalan.
4. Penderita hidrosefalus juga memiliki kemungkinan mendapatkan dampak dari penggunaan
shunting seperti infeksi ataupun komplikasi serius lainnya. komplikasi dari operasi shunting
terbagi menjadi tiga yaitu infeksi, kegagalan mekanis, dan kegagalan fungsional
Thank You