Anda di halaman 1dari 37

ASKEP

HIDROSEFALUS

OLEH :

RAYHAN BINTI HASAN


(841418025)
KELAS A
POKOK PEMBAHASAN
01 KONSEP MEDIS HIDROSEFALUS

02 KONSEP KEPERAWATAN
HIDROSEFALUS

03 Dampak Hidrosefalus terhadap


Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
(Dalam Konteks Keluarga)
Definisi Hidrosefalus

Hidrosefalus sering dikenal sebagai keadaan atau kondisi diman


a terjadi penambahan terhadap cairan serebrospinal didalam ven
trikel otak manusia. Pada bagian fontanel (bagian lunak yang ber
ada diantara pelat tengkorak kepala bayi bagian atas dan belaka
ng) bayi dan sutura kranial yang belum tertutup, akan mengakiba
tkan terjadi pelebaran pada lingkar kepala bayi (Toma, 2015 dala
m Hizkyana dan Olivia, 2018).
KLASIFIKASI HIDROSEFALUS
1. Menurut Sirkulasi Cairan Serebrospinal 4. Menurut Proses Terbentuknya
a. Hidrosefalus Obstruktif (Non komunikans). a. Hidrosefalus Akut

b. Hidrosefalus Komunikans. b. Hidrosefalus Kronik


5. Hidrosefalus Jenis Lainnya
2. Menurut Gambaran Klinis c. Pseudohidrosefalus
a. Hidrosefalus Manifes (Overt Hydrocephalus)
d. Hidrosefalus Tekanan Normal
b. Hidrosefalus Tersembunyi (Occult Hydrocephalus) 6. Hidrosefalus Akibat Infeksi
3. Menurut Waktu Pembentukan e. Infeksi TORCH
a. Hidrosefalus Kongenital f. Meningitis Bakterial
b. Hidrosefalus Acquired
Etiologi dan Faktor Risiko
Disebabkan oleh beberapa faktor :

1. misalnya ibu yang dalam masa kehamilannya


terinfeksi virus seperti Cytomegalovirus,
Toxoplasma atau miningitis bakterial.
2. Paparan ibu terhadap obat-obatan atau minuman
beralkohol pada saat hamil, misalnya seorang ibu
yang makan obat antidepresan saat sedang
mengandung atau seorang ibu yang sedang hamil
suka mengkonsumsi minuman beralkohol
PATOFISIOLOGI HIDROSEFALUS

Hidrosefalus secara lebih ringkas terjadi karena yaitu produksi cairan serebrospinal yang berlebihan di pleksus
koroideus, obstruksi aliran cairan serebrospinal di sistem ventrikel otak, dan penurunan absorbsi cairan serebrospinal di
vili-vili arakhnoid. Akibat dari tiga cara tersebut mengakibatkan terjadinya bertambahnya tekanan dari dalam otak akibat
terganggunya keseimbangan antara penyerapan dan pengeluaran. 3 hal tersebut mengakibatkan terjadinya dilatasi
ventrikel pada hidrosefalus sebagai akibat dari: (Zahl, 2011 dalam Hizkyana dan Olivia, 2018)
a. Cairan serebrospinal diproduksi terus-menerus melewati batas normal.
b. Villi Araknoid tidak mampu lagi dalam menyerap cairan serebrospinal yang di produksi terus-menerus.
c. Akumulasi cairan serebrospinal mengakibatkan meluasnya ventrikel dan ruang subaraknoid.
d. Pembesaran volume tengkorak akibat adanya regangan abnormal pada sutura kranial.
e. Hilangnya jaringan otak. Produksi cairan serebrospinal yang berlebihan disebabkan oleh tumor di pleksus koroid
(Kurnia dkk, 2017 dalam Hizkyana dan Olivia, 2018).
PATHWAY HIDROSEFALUS
GEJALA KLINIS HIDROSEFALUS

Adapun gambaran klinis pada anak usia 0-2 tahun yaitu : (Rizvi, 2005 dalam
Hizkyana dan Olivia, 2018)
a. Bentuk kepala : bentuk kepala yang terjadi biasanya abnormal atau berbeda
pada anak normal lainnya dimana akan tampak dahu yang membesar tidak
proporsional.
b. Anterior Fontanelle (Ubun-ubun): umumnya pada bayi, bagian fontanel
anteriornya kecil namun pada penderita hidrosefalus akan membesar
bahkan ketika bayi diam dan tegak.
c. Sutura: akan tampak sutura yang melebar pada penderita hidrosefalus.
d. Cranial Nerves: pada penderita hidrosefalus dapat mengakibatkan atrofi
optik yaitu kerusakan pada saraf optik.
e. Growth Reterdation: kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan
neurologis dapat tertunda pada anak-anak yang menderita hidrosefalus.
Upaya pencegahan

01 Pencegahan primer

a. Apabila janin di dalam kandungan yaitu sebaiknya ibu


mengkonsumsi asam folat, karena asam folat berfungsi
dalam mencegah terjadinya cacat pada tabung saraf
bayi, mencegah kelainan saraf tulang belakang, atau
jenis kelainan kongenital lainnya (Warf, 2010 dalam
Hizkyana dan Olivia, 2018).
b. Pada kehamilan, sebaiknya ibu melakukan perawatan
yang dapat mengurangi risiko melahirkan bayi secara
prematur, yang mengurangi risiko neonatus lahir dengan
hidrosefalus (Sugengmedica, 2012 dalam Hizkyana dan
Olivia, 2018).
c. Setiap orang diharapkan melakukan vaksinasi untuk
mencegah terjadinya penyakit infeksi
d. Mencegah cedera kepala.
Lanjutan….
02 Pada pencegahan sekunder:
a. Pencegahan sekunder terhadap hidrosefalus bertujuan
untuk memperbaiki gangguan dari cairan serebrospinal
sehingga menjadi seimbang
b. mencegah atau mengurangi kelainan pada perkembangan
otak yang terkait dengan hidrosefalus serta mencegah
kerusakan otak yang lebih lagi
Pencegahan tersier ini biasanya dilakukan pasca operasi vpshunt.
03
Setelah penderita hidrosefalus melakukan operasi vp-shunt,
diperlukan perawatan yang cukup intensif agar tidak terjadi
infeksi pasca operasi
Pemeriksaan Penunjang
a. Dengan memeriksa lingkar kepala apakah terlihat berbeda dari ukuran normal.
b. Plains X Rays: dapat mengkonfirmasi temuan klinis seperti kepala membesar, disproporsi
crainofacial, pembesaran fossa posterior yang umumnya terjadi pada Dandy Walker syndrome.
c. Ultrasonografi: yaitu suatu prosedur yang digunakan pada pasien dengan fontanela anterior
terbuka.
d. CT Scan: biasanya digunakan untuk mengukur dilatasi ventrikel serta dapat juga digunakan
untuk melihat tempat terjadinya obstruksi.
e. MRI: mampu mendeteksi adanya dilatasi ventrikel dan juga menentukan penyebab dari
hidrosefalus. Apabila dalam penemuan terdapat tumor, MRI mampu menentukan lokasi serta
ukuran dari temuan tersebut. Hasil dari MRI lebih akurat.
PENATALAKSANAAN
1. Terapi Sementara.
a. Acetazolamide (jenis obat oral yang
diminum)
b. Furosemide (jenis obat suntik/injeksi
intravena)
2. Operasi shunting.
PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data : nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini) : Muntah, gelisah, nyeri kepala, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan
pupil, kontriksi penglihatan perifer. Riwayat kesehatan sekarang : Hidrosefalus
2) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : Keluarga klien mengatakan membawa anaknya kedokter
a. Satus Kesehatan Masa Lalu
1)      Penyakit yang pernah dialami :
a) Antrenatal : Perdarahan ketika hamil
b) Natal : Perdarahan pada saat melahirkan, trauma sewaktu lahir
c) Postnatal : Infeksi, meningitis, TBC, neoplasma
2)      Pernah dirawat : Klien pernah dirawat saat setelah dilahirkan
3)      Alergi : Klien tidak mempunyai riwayat alergi
4)      Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll): Klien tidak merokok, minum kopi dan alkohol
a. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga mengatakan tidak
mempunyai riwayat penyakit seperti klien
b. Diagnosa Medis dan therapy : Hidrosefalus
1. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Nutrisi-Metabolik : pasien mengalami mual muntah, terdapat
penurunan nafsu makan
b.   Pola Eliminasi
1) BAB : Klien BAB 2-4 kali sehari
2) BAK : Klin BAK 5-10 kali sehari
1. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
TB/BB : 65 cm/ 8kg
HR : 60 x/menit
RR : 31x/menit
Suhu : 37,5oC
N : 60x/menit
TD : 95/70 mmHg
b. Keadaan fisik
1) Kepala
a) Lingkar kepala : Kepala semakin membesar
Dahi menonjol dan mengkilat, Serta pembuluh darah terlihat jelas
b) Rambut : warna rambut hitam, distribusi rambut sedikit
Dampak Hidrosefalus terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Dasar Manusia (Dalam Konteks Keluarga)

Penyakit hidrosefalus yang diderita oleh anak dapat menimbulkan dampak pada keluarga,
1. mempengaruhi keberfungsian sistem dalam keluarga,
2. mempengaruhi finansial keluarga,
3. mempengaruhi relasi antarkeluarga (antara ayah dengan ibu, maupun orangtua dengan
anak atau saudara lainnya),
4. mengacaukan relasi antara keluarga dengan lingkungan sosial karena tidak dapat
diterimanya kondisi fisik anak karena berbeda dengan kondisi fisik pada anak normal
lainnya, menimbulkan kekhawatiran orangtua terhadap perkembangan dan masa
depan anak, dan kemungkinan adanya dampak yang ditimbulkan dari penanganan
yang telah dilakukan,
5. membuat keluarga mengalami stres.
Lanjutan….
Anak-anak dengan hidrosefalus juga berisiko dalam masalah
1. perkembangan dan emosional mereka, seperti cemas, neurosis, atau gangguan sikap antisosial
2. mempengaruhi sistem motorik, meliputi penurunan hingga hilangnya kontraksi otot, penurunan
kekuatan otot-otot ekstremitas (otot-otot penggerak anggota badan),
3. mengalami gangguan keseimbangan dan koordinasi karena mengalami kelemahan fisik dan
kesulitan dalam berjalan.
4. Penderita hidrosefalus juga memiliki kemungkinan mendapatkan dampak dari penggunaan
shunting seperti infeksi ataupun komplikasi serius lainnya. komplikasi dari operasi shunting
terbagi menjadi tiga yaitu infeksi, kegagalan mekanis, dan kegagalan fungsional
Thank You

Anda mungkin juga menyukai