Anda di halaman 1dari 6

Patofisiologi

sesak nafas
Patofisiologi sesak nafas
 Kebutuhan ventilasi meningkat
 Orang normal atau penyakit paru
 Respiratory motor output me ­sense of effort
 Kompensasi bila ruang rugi me > mis. Penyakit parenkim dan
pembuluh darah paru
 Hipoksemia rangsang kemoreseptor → mengaktiviti motor
pernapasan
 Dekonditioning (pasien peny. Kardiopulmoner) → udem alveoli
→ rangsang pernapasan ­→ ventilasi → sesak napas
 Usia (tua), malnutrisi, hipoksemia : ~ melemahnya respirasi,
fungsi otot perifer, aktiviti <<, dekonditioning sesak napas >>
 Kelainan Otot Pernapasan
 Kelemahan / tidak efisien mekanik otot pernapasan
→ mismatch antara output motor pernapasan dan
ventilasi → sesak napas
 Paradoxical breathing adalah gangguan pernapasan
yang diakibatkan oleh kelainan fungsi kontraksi otot
diafragma. Normalnya, otot diafragma harus
menekan ke bawah agar bisa bernapas, tapi kondisi
ini menyebabkan otot diafragma malah terdorong
naik sehingga paru-paru tidak dapat mengembang.
 misl. Penyakit neuromuskular, kelemahan otot
 Kelainan tahanan ventilasi
 Penyempitan jalan napas ( asma, PPOK) → tahanan
jalan napas ­meningkat
 Obtruksi jalan nafas → jalan nafas menyempit
→sesak nafas
 Penyakit paruparenkim (interstisial pnuemonitis,
fibrosis paru) → elastik paru terganggu → tahanan
jalan napas
 Kelainan asam basa
 Hipokesemia → rangsang kemoreseptor → aktiviti motor
pernapasan­
 Hiperkapnia → output motor pernapasan ­→ ventilasi↑
 Hiperkapnia kronik : kompensasi metabolik → mengurangi
perubahan [ ] ion hidrogen → mengurangi respons ventilasi →
mengubah sensasi pernapasan
 Mis: perdarahan

Anda mungkin juga menyukai