Anda di halaman 1dari 41

FORMULIR ANTE MORTEM DAN POST

MORTEM

Valery Oktavia 1710711051 Siti Nurazizah Puspa Tanya 1710711112


Hemi Afifah 1710711054 Peren Dita Sanli 1710711131
Nada Naflah 1710711058 Indah Fitri Amelia 1710711140
Kharisma ekva nanda 1710711061 Rizka Yusriyah 1710711143
Mastika Chusnul Khotimah 1710711067 Mugia Saida Daruini 1710711145
Indah burdah sari 1710711072
Widya nofira anwar 1710711074
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan ante mortem ANTE MORTEM
dan post mortem DAN POST
merupakan salah satu fase MORTEM
dalam proses Disaster Victim
Identification (DVI).
Pemeriksaan ante mortem
merupakan fase ketiga dan
pemeriksaan post mortem
merupakan fase kedua dari
DVI. Jadi pemeriksaan post
mortem akan dilakukan
terlebih dahulu dilakukan.
Pengertian.

Pemeriksaan antemortem adalah


pemeriksaan untuk mencari data diri korban
ANTEMORTEM sebelum meninggal dunia. Data ini biasanya
diperoleh dari keluarga jenazah maupun
orang yang terdekat dengan jenazah.
• Menerima keluarga korban;
• Mengumpulkan data‐data korban semasa hidup (foto
dan lain-lainnya yang dikumpulkan dari keluarga
Kegiatan: terdekat.)
• Mengumpulkan data‐data korban dari instansi tempat
korban bekerja, RS/Puskesmas/Klinik, dokter pribadi,
dokter yang merawat, dokter‐dokter gigi pribadi, polisi
(sidik jari), catatan sipil, dll;
ANTEMORTEM • Data‐data Ante Mortem gigi‐geligi;
a. Data‐data Ante Mortem gigi‐geligi adalah
keterangan tertulis atau gambaran dalam kartu
perawatan gigi atau keterangan dari keluarga atau
orang yang terdekat;
b. Sumber data‐data Ante Mortem tentang kesehatan
gigi diperoleh dari klinik gigi RS Pemerintah,
TNI/Polri dan Swasta; lembaga‐lembaga
pendidikan Pemerintah/TNI/Polri/Swasta; praktek
pribadi dokter gigi.
Kegiatan:
• Mengambil sampel DNA pembanding;
• Apabila diantara korban ada warga Negara asing
maka Data‐data Ante Mortem dapat diperoleh melalui
perantara Set NCB Interpol Indonesia dan perwakilan

ANTEMORTEM Negara asing (kedutaan/konsulat);


• Memasukkan data‐data yang ada dalam formulir
Interpol DVI AM;
• Mengirimkan data‐data yang telah diperoleh ke Unit
Pembanding Data.
Pengertian.

Pemeriksaan postmortem adalah pemeriksaan


jenazah dengan menggunakan data-data yang
POSTMORTEM diperoleh melalui identifikasi personal –
pemeriksaan dokumen dan atribut – setelah
korban meninggal.
Pengumpulan data post-mortem dilakukan oleh
post-mortem unit yang diberi wewenang oleh
organisasi yang memimpin komando DVI. Pada
fase ini dilakukan berbagai pemeriksaan yang
kesemuanya dilakukan untuk memperoleh dan
mencatat data selengkap–lengkapnya mengenai
korban.
 Menerima jenazah/potongan jenazah dan
barang bukti dari unit TKP;
 Mengelompokkan kiriman tersebut berdasarkan
Kegiatan: jenazah utuh, tidak utuh, potongan jenazah dan
barang‐barang;
 membuat foto jenazah;
 mengambil sidik jari korban dan golongan
darah;
 melakukan pemeriksaan korban sesuai formulir
interpol DVI PM yang tersedia;
 melakukan pemeriksaan terhadap property yang
melekat pada mayat;
 Pemeriksaan antropologi forensik : pemeriksaan
fisik secara keseluruhan, dari bentuk tubuh,
tinggi badan, berat badan, tatto hingga cacat
tubuh dan bekas luka yang ada di tubuh korban.
 Pemeriksaan odontologi forensik : bentuk gigi dan
rahang merupakan ciri khusus tiap orang ; tidak ada
profil gigi yang identik pada 2 orang yang berbeda
Kegiatan:  membuat rontgen foto jika perlu;
 mengambil sampel DNA;
 menyimpan jenasah yang sudah diperiksa;
 melakukan pemeriksaan barang‐barang kepemilikan
yang tidak melekat di mayat yang ditemukan di TKP;
 mengirimkan data‐data yang telah diperoleh ke unit
pembanding data.
Data – data hasil pemeriksaan tersebut kemudian
digolongkan ke dalam data primer dan data sekunder
sebagai berikut :
1. Primer (sidik jari, profil gigi, DNA)
2. Sekunder (visual, fotografi, properti jenazah,
antropologi, medis)
FORMULIR ANTE MORTEM DAN
POST MORTEM
FORMULIR ANTE MORTEM
FORMULIR POST MORTEM
Bagaimana Menggunakan Formulir
Warna Kuning Ante-Mortem (AM)

Harap penulisan/pengisian dilakukan mengikuti aturan pengisian


formulir
I. INSTRUKSI
UMUM
Formulir AM dibuat untuk mendaftar setiap
informasi/keterangan yang diperoleh dari sanak keluarga,
teman dan /atau dokter/tenaga medis dari diduga korban atau
orang yang hilang dan dapat membantu dalam identifikasi,
yang akan diperbandingkan dengan informasi yang diperoleh
dari korban meninggal pada area bencana.
PENTING : Tulis semua data yang dapat diperoleh ke dalam
formulir, karena tidak diketahui data apa saja yang akan
diperoleh dari area bencana.
Bilamana memungkinkan, telah disediakan kotak-kotak yang cukup
diberi tanda silang saja. Harap diisi selengkap mungkin. Hal ini untuk
memudahkan pemrosesan informasi secara elektronik dan
mempercepat pembuatan laporan dalam bahasa asing lainnya karena
tidak perlu dilakukan penerjemahan kembali (semua negara anggota
Interpol menggunakan bentuk formulir yang sama). Karena alasan
inilah maka formulir AM dan PM dibuat sama bentuknya. Karena
bentuk formulirnya sama antara AM dan PM, maka untuk itu beberapa
nomor dibiarkan kosong (contoh: lembar seksi D1 item No. 31: bagian
ini disediakan khusus untuk menjelaskan kondisi tubuh korban pada
formulir PM warna merah muda).
INTRUKSI KHUSUS
• Lembar seksi A1 & A2 Data pribadi dari diduga korban atau orang yang hilang.
• Lembar seksi B Tidak digunakan di formulir ini (Seksi B pada formulir merah muda adalah laporan
dari penemuan tubuh korban dilokasi)
• Lembar seksi C1 sampai C3 Penjelasan dari perlengkapan korban (pakaian, perhiasan dan
sebagainya).
• Lembar seksi D1 sampai D3 Penjelasan kondisi fisik
• Lembar seksi D4 Tulis semua tanda yang ada pada tubuh (tattoo dan sebagainya)
• Lembar seksi E1 & E2 Buat daftar infromasi medis yang dapat membantu dalam identifikasi.
• Lembar seksi F1 & F2 Informasi Gigi geligi (untuk dibandingkan instruksi pada hal belakang
lembar seksi F1).
• Lembar seksi G Catat setiap informasi lanjutan yang dapat membantu dalam pengidientifikasian
dan/atau penjelasan lanjutan dari lembar seksi terdahulu yang memerlukan penjelasan lebih
lanjut atau tidak mem[punyai tempat yang memadai.

CATATAN : Penting untuk mengumpulkan dan menyampaikan informasi yang terrinci secepat
mungkin.
INFORMASI UMUM
Formulir INTERPOL Vicitm Identification ini terdiri dari
beberapa seksi dan dibagi dalam 2 group:
1) FORMULIR KUNING untuk mengumpulkan data terbaru yang
diketahui dari seseorang yang hilang
2) FROMULIR MERAH MUDA untuk mengumpulkan data atas
semua temuan menyangkut korban meninggal.
Pengidentifikasian atas tubuh korban meninggal dapat
dilaksanakan apabila data yang tertera pada formulir merah muda
tersebut dapat diperbandingkan dan menunjukkan kecocokan
dengan data pada formulir warna kuning yang berisi data dari
orang tertentu yang dinyatakan hilang.
Bila identifikasi telah dapat dilakukan maka
tenaga ahli yang terlibat didalamnya akan
membuat laporan identifikasi sebagai pra-syarat
dikeluarkannya sertifikat kematian dan memberi
izin sehingga jenasah dapat dikuburkan.
Pengenalan terhadap jenasah dapat dilakukan
dalam berbagai cara, tergantung dari jenis data
yang dipakai.
Bagaimana Menggunakan Formulir
Warna Merah Muda Post-Mortem
(PM)
I. ATURAN YANG BERLAKU PADA LOKASI
BENCANA

Tidak boleh ada jenasah yang dipindahkan atau diubah dari posisi
awal sebelum seluruh lokasi tersebut direkam dan dicatat. Semua
barang-barang yang sudah dipastikan milik dari korban meninggal
harus dikumpulkan dan diletakkan di dekat tubuh korban atau sisa
potongan tubuh korban. Sedangkan barang barang lainnya dicatat
sebagai barang tidak dikenal pemiliknya dan disimpan terpisah
secepatnya.
Kartu bernomor yang tahan air dilekatkan/ikat pada setiap tubuh
korban atau bagian tubuh korban yang belum dikenali untuk
memastikan bahwa tidak akan h ilang atau tercecer.
INSTRUKSI UMUM
Formulir PM dibuat untuk mencatat setiap data yang dapat diperoleh
dari korban meninggal sehingga dapat membantu dalam proses
identifikasi dengan cara membandingkan data pada formulir Ante Mortem
warna kuning yang diperoleh dari daerah tempat tinggal terduga korban
atau orang hilang.
PENTING : Tulis dan catat semua data yang dapat diperoleh ke dalam
formulir PM, karena tidak dapat diketahui data apa saja yang bisa
diperoleh dari tempat tinggal korban untuk diperbandingkan.
Bentuk/desain dari formulir dibuat agar mendekati situasi kejadian
bencana sehingga pemeriksaan dapat dilakukan secara bersamaan dari
barang barang bawaan, tubuh korban dan gigi geliginya. Bila informasi
tersedia, gunakan figur/Nomor yang sesuai untuk memberikan
deskripsi/penjelasan
INSTRUKSI KHUSUS

• Lembar seksi B Penemuan jenasah di lokasi kejadian: Isi formulir ini pada saat
penemuan tubuh korban dilokasi kejadian bencana dan tuliskan nomor dari No.
Label tubuh atau bagian dari tubuh korban.
• Lembar seksi C1 sampai C3 Lakukan pemotretan dari tubuh korban terlebih dulu,
lalu lepaskan semua pakaian dan perhiasan yang digunakan korban.
C1 – Pakaian dan sepatu
C2 – Barang barang pribadi
C3 – Perhiasan
• Lembar seksi D1 sampai D5 Pada saat barang barang korban diperikasa dan
dicatat.
D1 sampai D3 – catat gambaran fisik dari jenasah.
D4 – Buat catatan tentang tanda tanda yang khusus (tattoo dan lain lain)
D5 – Catatan
• Lembar seksi E1 sampai F2 Dilakukan pemeriksaan medis atas
korban
E1 & E2 – buat semua data yang d ihasilkan dari pemeriksaan
bagian dalam tubuh korban yang dapat membantu dalam proses
identifikasi korban.
F1 & F2 – Data gigi geligi (bandingkan dengan instruksi pada bagian
belakang halaman lembar seksi F1)
• Lembar seksi G Catat setiap informasi lanjutan yang dapat
membantu dalam pengidientifikasian dan/atau penjelasan lanjutan
dari lembar seksi terdahulu (dari lembar seksi C hingga F) yang
memerlukan penjelasan lebih lanjut atau memerlukan halaman
penulisan yang memadai.
INFORMASI UMUM

Formulir INTERPOL Vicitm Identification ini terdiri dari beberapa seksi


dan dibagi dalam 2 group:
1) FORMULIR KUNING untuk mengumpulkan data terbaru yang diketahui
dari seseorang yang hilang
2) FROMULIR MERAH MUDA untuk mengumpulkan data atas semua
temuan menyangkut korban meninggal.

Pengidentifikasian atas tubuh korban meninggal dapat dilaksanakan apabila


data yang tertera pada formulir merah muda tersebut dapat
diperbandingkan dan menunjukkan kecocokan dengan data pada formulir
warna kuning yang berisi data d ari orang tertentu yang dinyatakan hilang.
Bila identifikasi telah dapat dilakukan, maka
tenaga ahli yang terlibat didalamnya akan
membuat laporan identifikasi sebagai pra-syarat
dikeluarkannya sertifikat kematian dan memberi
izin sehingga jenazah dapat dikuburkan.
Pengenalan terhadap jenasah dapat dilakukan
dalam berbagai cara, tergantung dari jenis data
yang dipakai.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai