ELEKTROKARDIOGRAF
I
KULIAH IV
1
Aritmia
SifatSistem Konduksi Jantung
Batasan dan Pembagian Aritmia
Gangguan Pembentukan Impuls
Gangguan Penghantaran Impuls
2
Aritmia
Kelainan Elektrofisiologi
Jantung dan
Terutama kelainan sistem
konduksi jantung
Istilah bervariasi WHO/ISFC Task Force (1978)
3
Sifat Sistem Konduksi Jantung
Periode Refrakter
Periode Refrakter Mutlak
Periode Refrakter Relatif
4
Periode Refrakter pada :
5
Periode refrakter dalam satu siklus jantung
Periode refrakter dalam keadaan normal untuk otot atria,
ventrikel, CBKi dan CBKa
Pada umumnya CBKa mempunyai periode refrakter
lebih panjang dari pada CBKi
6
Periode refrakter tergantung panjangnya
interval R-R sebelumnya
Kompleks kedua mempunyai periode refrakter
lebih pendek dari kompleks ketiga, karena
kompleks kedua didahului oleh interval R-R
yang lebih pendek dari kompleks ketiga (A<B)
7
Blok
Perlambatan atau
penghentian penghantaran
impuls
8
Blok
Blok Keluar perlambatan atau
penghentian impuls dari suatu pemacu
ke arah luar.
Blok Masuk perlambatan atau
penghentian impuls dari arah luar ke
arah pemacu
9
A : Gangguan penghantaran impuls (x) disebut blok,
yang bisa parsial atau total
B: Blok masuk, gangguan penghantaran impuls
memasuki daerah tertentu
C: Blok keluar, gangguan penghantaran impuls keluar
dari daerah tertentu
10
Definisi
Blok satu arah : perlambatan atau penghentian
impuls ke satu arah dlm jalur konduksi
Blok dua arah : perlambatan atau penghentian
impuls ke dua arah dlm suatu jalur konduksi
Blok arah arus : perlambatan atau
penghentian impuls yg dihantarkan dg arah
arus (yaitu dari arah simpul sinus ke arah
ventrikel)
Blok lawan-arus : dihantarkan ke arah lawan
arus (yaitu dari arah ventrikel ke arah simpul
sinus)
11
A. Blok arah-arus : yaitu blok satu arah yang hanya
mengganggu konduksi dari arah sinus ke ventrikel
B. Blok lawan arus : yaitu blok satu arah yang hanya
mengganggu konduksi dari arah ventrikel ke arah sinus
12
Pemacu Ektopik (FokusEktopik)
Suatu pemacu atau fokus di luar sinus
Kompleks QRS yang dipacu dari sinus
disebut kompleks sinus.
Kompleks QRS yang dipacu dari fokus
ektopik disebut kompleks ektopik
Kompleks ektopik: kompleks atrial,
kompleks penghubung AV, atau
kompleks ventrikuler
13
Pemacu ektopik : pemacu di luar sinus.
A. Kompleks sinus C. Kompleks penghubung
B. Kompleks atrial D. Kompleks ventrikuler
14
Konduksi Tersembunyi
Berhubungan dengan simpul AV, yaitu
suatu impuls yang melaluinya tak
berhasil menembusnya hingga ujung
yang lain, tetapi perubahan-perubahan
akibat konduksi ini tetap terjadi, yaitu
terutama mengenai periode refrakter
15
Konduksi Aberan
Konduksi yang menyimpang dari jalur
yang normal
Disebabkan terutama karena perbedaan
periode refrakter dari berbagai bagian
jalur konduksi
Bisa terjadi di atria maupun ventrikel
Terpenting : konduksi ventrikel aberan,
y ditandai dg kompleks QRS yg melebar
dan konfigurasi yg berbeda
16
Konduksi Aberan
A. Konduksi atrial aberan : P melebar dan bizarre
B. Konduksi ventrikel aberan : QRS melebar dan bizarre
17
Re-entri
Re-entri : keadaan di mana impuls
yg sudah keluar dari suatu jalur
konduksi, melalui suatu jalan
lingkar masuk kembali ke jalur
semula. →dengan demikian bagian
dari miokard yang bersangkutan
mengalami depolarisasi berulang
18
Re-entri
19
Mekanisme lolos
Kompleks lolos : kompleks ektopik yg timbul
karena terlambatnya impuls yg datang dari
arah atas
Paling sering timbul di daerah penghubung AV
dan ventrikel, jarang di atria
Mekanisme lolos : suatu mekanisme
penyelamatan dari sistem konduksi jantung
agar jantung tetap berdenyut, meskipun ada
gangguan datangnya impuls dari atas
20
Batasan (Definisi) dan
Pembagian Aritmia
Aritmia : gangguan pembentukan
dan/atau penghantaran impuls
Diagnosis : memerlukan suatu
sandapan yang cukup panjang
Sandapan yg dipilih : harus
menggambarkan gelombang p
secara jelas, terutama sandapan II
atau V1
21
Batasan dan Pembagian Aritmia
22
Batasan dan Pembagian
Aritmia
Irama Jantung yang bukan irama
sinus normal (60-100/menit) ialah
ARITMIA
23
Pembagian Aritmia
Gangguan Pembentukan
Impuls
Gangguan Penghantaran
Impuls
24
Gangguan Pembentukan Impuls
A. Gangguan pembentukan impuls di sinus
1. Takikardia sinus
2. Bradikardia sinus
3. Aritmia sinus
4. Henti sinus
B. Pembentukan impuls di atria (aritmia atrial)
5. Ekstrasistol atrial
6. Takikardia atrial
7. Gelepar atrial
8. Fibrilasi atrial
9. Pemacu kelana atrial
25
Gangguan Pembentukan Impuls
C. Pembentukan impuls di penghubung AV
(aritmia penghubung)
1. Ekstrasistol penghubung AV
2. Takikardia penghubung AV
3. Irama lolos penghubung AV
D. Pembentukan impuls di ventrikel
(aritmia ventrikuler)
4. Ekstrasistol ventrikuler
5. Takikardia ventrikuler
6. Gelepar ventrikuler
26
Gangguan Pembentukan Impuls
D. Lanjutan….
4. Fibrilasi ventrikuler
5. Henti ventrikuler
6. Irama lolos ventrikuler
27
Aritmia Supraventrikuler
Ekstrasistol Supraventrikuler
Takikardi Supraventrikuler
Gelepar Atrial
Fibrilasi Atrial
Blok SA,
Irama lolos supraventrikuler
28
Gangguan penghantaran impuls
1. Blok sino-atrial
2. Blok atrio-ventrikuler
3. Blok intraventrikuler
29
Gangguan penjalaran impuls/konduksi
Blok SA
Blok AV derajat 1
Blok AV derajat 3
Irama lolos penghubung
Blok AV derajat 3
Irama lolos ventrikuler
30
Lain-lain
31
Klinis Aritmia
32
Gangguan Pembentukan
Impuls
33
Takikardia sinus
Dasar diagnosis
Irama sinus (vektor P dari sinus)
Frekuensi lebih dari 100 x/menit
34
Bradikardia sinus
Dasar diagnosis
Irama sinus (vektor P dari sinus)
Frekuensi kurang dari 60 x/menit
35
Aritmia Sinus
Dasar diagnosis
Irama sinus (vektor P dari sinus)
Interval PP bervariasi lebih dari 0,16 detik
Dibagi menjadi :
Nonrespiratorik tidak tergantung pada
pernapasan
Respiratorik tergantung pada pernapasan
(inspirasi frekuensi ↑, ekspirasi frekuensi ↓ )
WHO/ISFC Task Force menyebut irama sinus
ireguler
36
Henti Sinus
Dasar diagnosis
Tak ada P dari sinus
Biasanya frekuensi jantung (ventrikel)
lambat dan pemacu jantung diambil alih
oleh pemacu-pemacu sekunder di bawah
sinus
Bila simpul AV berfungsi baik irama
lolos penghubung
Bila simpul AV gagal irama lolos
ventrikuler
37
Sistem Konduksi Jantung
Simpul SA
Jalur Bachman
Jalur Internodal
Simpul AV
Berkas His
Cabang berkas kiri
Cabang berkas kanan
Serabut Purkinje
38
Henti Sinus : tak ada gelombang P dari sinus
A. Henti sinus dengan kompleks lolos penghubung
B. Henti sinus dengan kompleks lolos ventrikuler
39
Ekstrasistol Atrial
Dasar diagnosis
Ada gelombang P prematur yang berasal dari
atrium (vektor P dari atrium)
Biasanya pause kompensasi tidak lengkap
Jarak P ekstrasistol dan P di depannya :
interval rangkaian
Jarak P ekstrasistol dengan P di belakangnya :
interval pasca ekstrasistol
Pada ekstrasistol atrial : interval
rangkaian+interval pasca ekstrasistol kurang
dari 2 X interval PP yang normal (pause
kompensasi tidak lengkap)
40
Ekstrasistol atrial (x)
a. Interval P - P yang normal
b. Interval rangkaian
c. Pause kompensasi tidak lengkap : b + c < 2a
41
Bentuk khusus ekstrasistol atrial
Bigemini atrial
Trigemini atrial
Quadrigemini atrial
Kuplet
Ekstrasistol atrial yang multifokal
Ekstrasistol atrial unifokal
Ekstrasistol atrial yang tak diteruskan
Ekstrasistol dengan konduksi ventrikuler
aberan
42
A. Bigemini atrial B. Trigemini atrial
43
Kuplet ekstrasistol atrial (x-x);
ekstrasistol atrial yang tidak diteruskan (y)
44
Ekstrasistol atrial dengan konduksi ventrikuler
aberan
45
Takikardia atrial
Dasar diagnosis
3 atau lebih ekstrasistol atrial yang berturutan
Sering timbul secara paroksismal takikardia
atrial paroksismal
Gambaran EKG :
Frekuensi biasanya 160-250 x/menit
Kadang-kadang frekuensi bisa 140x/menit
Sering P sukar dikenali karena bertumpuk pada T
QRS sempit bila tak terdapat konduksi aberan atau
gangguan konduksi intraventrikuler
Biasanya interval P-P dan R-R teratur
46
Takikardia atrial
A. Dua kompleks sinus diikuti takikardia atrial
B. Takikardia atrial dengan konduksi ventrikuler aberan
47
Beberapa bentuk takikardia atrial
Takikardia atrial dengan konduksi
ventrikuler aberan atau BCBKa/BCBKi
Takikardia atrial dengan gangguan
konduksi AV, yang paling sering
konduksi 2 : 1
Takikardia atrial dengan dua atau lebih
fokus ektopik, disebut takikardia atrial
multifokal
48
Takikardia atrial
A. Takikardia atrial dengan konduksi AV 2 :1
B. Takikardia atrial multifokal
49
Gelepar Atrial
Denyutan atria yang cepat dan teratur, dengan
frekuensi 250-350/menit
Ciri khas :
Gelombang gelepar : gelombang-gelombang P yg
teratur, frek 250-350x/mnt, berbentuk gergaji
(terutama di II, III, dan aVF), sumbu pada bidang
frontal – 90o
Biasanya terdapat konduksi 2 : 1, karena simpul AV
tak dapat meneruskan semua impuls dari atria
QRS sempit, kecuali terdapat konduksi ventrikuler
aberan atau BCBKi/BCBKa
Karena banyaknya gelombang yang bertumpukan,
maka bentuk gergaji sering tidak nampak jelas.
50
Gelepar atrial
A. Gelombang gelepar, bentuk gergaji di II, III, aVF
B. Gelepar atrial dengan konduksi AV 2 :1
51
Gelepar Atrial
52
Fibrilasi Atrial (AF)
Denyutan atria yang tidak teratur dan
cepat, dengan frekuensi 350-600/menit
Ciri khas AF ialah :
Adanya gelombang fibrilasi : gelombang-
gelombang P yang tak teratur, frekuensi 350-
600x/menit
QRS tak teratur, biasanya dengan frekuensi
140-200x/menit
53
Macam AF
Fibrilasi atrial halus defleksi
gelombang P kurang dari 1 mm
Fibrilasi atrial kasar defleksi
gelombang P lebih dari 1 mm
Catatan:
Bila tak terdapat konduksi ventrikuler
aberan atau BCBKi/BCBKa bentuk
QRS sempit
Respon ventrikuler bisa lambat bila
konduksi AV terganggu atau karena
pengaruh obat-obatan
54
Fibrilasi atrial
A. Gelombang fibrilasi
B. Fibrilasi atrial dengan respon ventrikuler cepat
C. Fibrilasi atrial dengan respon ventrikuler lambat
55
Fibrilasi Atrial
56
Fibrilasi Atrial
57
Fibrilasi atrial dengan konduksi ventrikuler
aberan atau gangguan konduksi intraventrikuler
58
Pemacu Kelana Atrial
Dasar diagnosis
Gelombang P atrial yang berubah-ubah
bentuknya, mungkin juga interval PR-nya
Dianggap fokus ektopik di atria selalu
berpindah-pindah (berkelana)
Frekuensi berkisar 100x/menit atau kurang
60
Atrial flutter & fibrillation
61
PAC
62
Pemacu Kelana Atrial
63
SVT
64
Dilanjutkan kuliah berikutnya :
- Aritmia Supraventrikuler : ekstrasistol
penghubung AV
- Aritmia Ventrikuler
65
Thank You
66