Anda di halaman 1dari 75

Kasus Respirologi Madya

SEORANG ANAK LAKI-LAKI 1 TAHUN 5 BULAN DENGAN


BRONKOPNEUMONIA, PENYAKIT JANTUNG BAWAAN, DOWN SYNDROM
DAN GIZI KURANG PERAWAKAN NORMAL

Supervisors:
Prof. dr. M. Sidhartani Zain, M.Sc, Sp.A(K)
dr. Dwi Wastoro Dadiyanto, Sp.A(K)
dr. MS Anam, Msi. Med, Sp.A
dr. Riza Sahyuni, Sp.A(K), M.Kes

Oleh: Aldila Vidya D. A.


UNICEF. Fighting On Breathing in Indonesia.2020
UNICEF. Fighting On Breathing in Indonesia.2020
Kementrian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi.2019 (1):1-6
IDENTITAS
• Nama : An. MZA
• Umur/Tanggal Lahir : 11 bulan / 21 Juni 2019
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat: Kinibalu Selatan IV no 26 RT 07/ RW 03, Tembalang, Kodia Semarang
• Agama : Islam
• No.CM : C745xxx
• Tanggal MRS : 21 Mei 2020
IDENTITAS ORANG TUA

• Nama Ibu : Ny. SR


Nama Ayah : Tn. BE
• Umur : 44 tahun Umur : 49 tahun
• Pekerjaan : Ibu Rumah Pekerjaan : Pegawai Swasta
Tangga Pendidikan : SMK
• Pendidikan : SMA
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Alloanamnesis dgn ibu di CILI Jumat, 12 Juni 2020 pukul 13.00 WIB (hari perawatan ke-25).
Keluhan Utama: Sesak napas

1 minggu
2 hari SMRS 1 hari SMRS
SMRS
Batuk (+) grok-grok, pilek Demam (+) sesak napas(+) Demam (+), Sesak (+), napas
(+), demam (-) sesak (-). Batuk (+) memberat, napas mulai cepat (+), malas menyusu (+),
Anak masih mau makan dan cepat , Minum susu (+) via NGT, pilek (-), tarikan dinding dada (+)
minum. tidak muntah bertambah dalam
 IGD RSDK
IGD RSDK
Demam (+), napas cepat (+), batuk grok grok (+), tarikan dinding
dada (+).

Pemeriksaan fisik didapatkan anak sadar, tampak sesak, napas cepat ,


BB 7,8 kg, PB 74 cm, HR 140x/ menit, RR 44x/ menit, suhu 36,4 ºC,
nadi teraba kuat, regular, SpO2 88 % tanpa oksigen, Sp02 98 %
dengan oksigen 2 lpm, retraksi subcostal, suara tambahan ronki basah
halus dan hantaran di kedua lapang paru

Anak didiagnosis dengan Bronkopneumonia, penyakit jantung


bawaan, gagal jantung ross 3, gizi kurang perawakan normal,
mikrocephal, down syndrome,
5 jam di IGD anak bertambah sesak,
KU sadar, lemah, HR 142x/menit, RR 46x/menit, suhu 36,7° C, nadi
regular isi dan tegangan cukup. Saturasi 97% dengan oksigen nasal kanul 2
liter per menit.
retraksi bertambah dalam di subcostal dan epigastrial.
potential respiratory failure
• DX: potential respiratory failure,
• pemerikasaan BGA, nasal kanul digantikan dengan masker rebreathing 6
liter per menit, infus menjadi D5 ½ NS 120/5 ml/jam, diet ditunda,
dikonsulkan ke ERIA. Hasil analisa gas darah pada tanggal 22/05/2020
pukul 00.15. pH 7.413, pCO2 27.1, pO2 133.2, HCO3 133.2, A-aDO2 152.6
• konsul ERIA : Pemeriksaan HR 155, RR 46x/menit. Saturasi 100%
dengan masker rebreathing 6 liter per menit. Kesan : potential respiratory
failure, bronkopneumonia, gizi kurang, penyakit jantung bawaan,
alkalosis respiratorik kompensasi metabolik, hipokalsemia >> program
rawat PICU
Terapi Saat di IGD

• oksigen masker 6 lpm


• infus D5 ½ NS 240/10 ml/jam,
• injeksi intravena Ceftriaxone 400 gram/24 jam (50mg/kgbb/24 jam)
• Injeksi Gentamicin 80 mg/24jam (7,5 mg/kg/24 jam) intravena
Hari perawatan ke 1-5 (21/05/2020-
25/04/2020)
• intubasi dengan ETT no 4 kedalaman 11 cm + akses
vena sentral,
• infus D12% 432/18 ml/jam + NaC
• rontgen thorax evaluasi setelah pemasangan ETT
3% (2meq)37ml+ KCl(2meq) 19
• KU somnolen on sedasi, HR 168x/menit, RR
ml+ Ca(1) 20ml. Terapi Injeksi :
46x/menit, spO2 100% VM, nadi teraba kuat, Ceftriaxone 400 mg/24 jam,
tekanan darah 87/50 (P90). gentamicin 40 mg/24 jam,
• thoraks : simetris, retraksi (+) subcostal, epigastrial. paracetamol 100 mg/6 jam, drip
Pulmo : suara dasar vesikuler, suara tambahan
hantaran dan ronchi pada kedua lapang paru. Jantung: furosemide 1mg/kg/hari dan drip
Bunyi jantung I-II normal, bising ejeksi sistolik, midazolam 0,1mg/kg/jam, diet tunda
grade III/6 punctum maksimum di line para sternal
sinistra, sampai keadaan umum stabil
Hari perawatan ke 6-12 (26/05/2020 -
2/06/2020)
• keluhan demam naik turun, masih • . Tanggal 27/5/2020 pasien mulai weaning
batuk, sesak berkurang. Hasil kultur ventilator. Tanggal 28/5/2020 pasien di
ekstubasi, oksigen diberikan dengan
sputum tanggal 25/5/2020
masker 6 liter per menit. Infus D12%
Pseudomonas Aeruginosa, hasil 528/22 ml/jam + NaC 3% (2meq)19ml+
kultur darah tanggal 24/5/2020 steril KCl(2meq) 10ml+ Ca(1) 11ml.
• 26/5/2020 : Hb 10.3 g/dL, 120/5ml/jam, drip midazolam diturunkan
menjadi 0,05 mg/kg/jam, nebulisasi
Hematokrit 31.9 %, Leukosit 14.3
ventolin 1 respul dan flixotide 1 respul
10^3/uL, Trombosit 342 10^3/uL tiap 8 jam, diet pregestimil 8x40-50 ml
• Pasien mengalami desaturaso
sehingga dilakukan pemsangan • Jawaban konsul PPRA karena
ET kembali tidak didapatkan perbaikan klinis
yaitu pasien masih demam,
• Tnaggal 29/5/20>> foto thoraks kesulitan untuk weaning. Tanggal
evaluasi>> perburukan 29 Mei 2020 dilakukan foto
• konsul PPRA eskalasi antibiotik thoraks evaluasi, hasilnya foto
menjadi cefoperasone sulbactam thoraks mengalami perburukan.
400 mg/12 jam. Laboratorium : Procalsitonin 18,8,
sehingga untuk permintaan
ekskalasi antibiotik disetujui
Hari perawatan 13-17 (3/06/2020-
07/05/2020)
• di HCU • 02/06/2020 Hb 13 gr/dL, Ht 39 %,
• S: pasien sudah tidak demam, leukosit 13.400/uL, trombosit
sesak berkurang, masih batuk. 166.000/uL, ureum 24, kreatinin
0,3, Na 138 mmol/L, K 3,7
• O: HR 112 x/m mmol/L, Cl 94 mmol/L, Ca 2.7
• RR 32 x/m mmol/L, eosinophil 0, basophil 0,
• SpO2 96 O2 3 lpm
batang 1, segmen 76, limfosit 18,
monosit 5.
• N isi dan tegangan normal
• Tgl 4/6/2020 weaning oksigen 3 Lpm. Konsul TS IKFR, program :
chest therapy, positioning, PROM exercise, latihan mobilitas.
Tanggal 6/6/2020 weaning oksigen 1 Lpm, Infus D10%+NaCl3%
(2 meq)+ KCl (1meq) 72/3ml/jam, diet peptamen junior 8x80 ml.
Tanggal 7/5/2020 pasien bebas demam 5 hari, direncanakan pindah
ke bangsal anak Cendrawasih lantai 1.
Hari perawatan 18-25 (08/06/2020-
14/06/2020)
• C1L1, • thoraks : simetris, retraksi (-).
• S: tidak demam, suhu diukur Pulmo : suara dasar vesikuler,
36,4°C, sesak berkurang, batuk tidak didapatkan suara tambahan
berkurang hantaran dan ronchi pada kedua
lapang paru. Jantung: Bunyi
• O:HR 168x/menit, RR 46x/menit, jantung I-II normal, bising ejeksi
Saturasi oksigen 98%O2 1 lpm, sistolik, grade III/6 punctum
maksimum di line para sternal
sinistra
HP 22-24
12-14/6/20
 

Anak tampak lebih tenang, • - O2 nasal 0.5 lpm


- infus D 5 1/2 NS 72/3ml/jam
rewel (+) berkurang, demam - inj.parasetamol 100mg/6jam (lebih dari 38c)
(-), sesak (+) berkurang, - inj micafungin 25 mg/24 jam (H10)

batuk (+) grok grok, BAB 1x PO:


- n asetil sistein 40 mg / 8 jam
pagi ini,ampas (+), lendir (-), - salbutamol 0,5 mg / 8 jam
darah (-), BAK tidak ada - metilprednisolon 1 mg / 8 jam
- kaptopril 3,125 mg / 12 jam
keluhan, susu habis - digoksin 0,04 mg / 12 jam
- cefixime 2x1,5 ml (H1-2)
KU sadar, sesak berkurang - furosemide 2 mg/12 jam
HR 116 x/mnt Diet :
- 4 x 80 cc Nutrinidrink
RR 32 x/mnt - 4 x 80 cc Peptamen Yunior
N reguler, i/t cukup Program :
- Weaning oksigen
Sp02 88-99 % 02 nasal kanul
0.5 lpm)
t 36.7 C
HP 25
15/6/20
Semalam rewel, demam (-), • - O2 nasal 2 lpm (rencana weaning bertahap)
PO:
sesak, batuk (+) grok grok, - n asetil sistein 40 mg / 8 jam
BAB 1x pagi ini,ampas (+), - salbutamol 0,5 mg / 8 jam
lendir (-), darah (-), BAK tidak - metilprednisolon 1 mg / 8 jam
- kaptopril 3,125 mg / 12 jam
ada keluhan, susu habis - digoksin 0,04 mg / 12 jam
- cefixime 2x1,5 ml (H3)
- furosemide 2 mg/12 jam
KU sadar, sesak berkurang
HR 112 x/mnt Diet :
RR 31 x/mnt - 4 x 80 cc Nutrinidrink
N reguler, i/t cukup - 4 x 80 cc Peptamen Yunior
Sp02 85% 02 nasal kanul 0.5 Program :
lpm)>> O2 2 lpm - BC/D/12jam
HP 26-27 - O2 nasal 2 lpm (rencana
weaning bertahap)
16/-17/6/20
PO:
- n asetil sistein 40 mg / 8 jam
Semalam tidak rewel, demam (-),
- salbutamol 0,5 mg / 8 jam
tidak sesak, batuk (+) grok grok,
- metilprednisolon 1 mg / 8 jam
BAB 1x pagi ini,ampas (+), lendir - kaptopril 3,125 mg / 12 jam
(-), darah (-), BAK tidak ada - digoksin 0,04 mg / 12 jam
keluhan, susu habis - cefixime 2x1,5 ml (H4-7)
KU sadar, sesak berkurang - furosemide 2 mg/12 jam
HR 112 x/mnt
Diet :
RR 31 x/mnt
- 8 x 90 cc Nutrinidrink
N reguler, i/t cukup
Sp02 95% 02 nasal kanul 0.5 Program :
lpm)>> aff O2 Rawat jalan
  21/5 26/5 02/06 Satuan Nilai Normal
  21/5 02/06 Satuan Nilai Normal
Hb 13,3 10,7 10,8 g/dL 9.5 - 14.1
Eosinofil 0 4 % 2-5
Ht 38,6 30.5 34,6 % 40 - 54
Basofil 0 0 % 0-4
Eritrosit 4.58 3,68 4.39 10^6/uL 4.5 - 6.5 Batang 1 2 % 2-5
Segmen 42 43 % 20 - 40
MCH 29 29.1 24.6 Pg 24 - 34
Limfosit 40 42 % 46 - 76
MCV 84,3 82.9 78.4 fL 83 - 110
Monosit 15 8 % 5-1
MCHC 34.5 35,1 31.2 g/dL 29 - 36

Leukosit 12,6 6.3 13.2 10^3/uL 6 - 17.5

Trombos 206 102 322 10^3/uL 150 - 400


it   21/5 26/5 2/6 Nilai normal
GDS   142 mg/dL 80-160 Procalcitonin 103.8 18,80 2,42 < 0.5 : Resiko rendah Sepsis
ng/ml 0.5 - 2 : Perlu ulangan 24 Jam
Ureum   10 mg/dL 15-39

Kreatini   0.31 mg/dL 0.6-1.3


> 2 : Resiko tinggi untuk Sepsis berat atau
n
Septik Syok
Natrium 136   137 mmol/L 136 - 145

Kalium 4,7   4.3 mmol/L 3.5 - 5.0

Chlorida 107   99 mmol/L 95 - 105

Calcium 1,7   2.47 mmol/L 2.12 - 2.52


Kultur darah
  31/5/2020
  5/6 24/5 Pewarnaan BTA  
Hasil Staphyloco Steril BTA negatif
ccus capitis
Leukosit <25/LPK
Kultur urin Pewarnaan Gram  
  25/5 Diplococcus Gram (+) (+)/positif
Hasil Enterococcus Faecium
kuman bentuk batang gram (-)/negatif

Kultur sputum (-)

  31/5 Pewarnaan Jamur  

Hasil Pseudomonas Yeast cell (+)/positif

Eeruginosa
- Terdapat identitas, marker dan tanggal pemeriksaan
- Jenis foto thoraks AP
- Foto thoraks tidak simetris, sudut klavikula-sternalis tidak
sama
- Inspirasi cukup, ketajaman cukup,
- Trakea tidak deviasi
- Tidak tampak fraktur maupun kelainan pada tulang
- CTR 64%, apeks jantung bergeser ke laterocaudal
- Hemidiafragma kanan setinggi costa 10 posterior
- Sinus costofrenikus kanan kiri lancip
- Pulmo: Corakan vaskular tampak meningkat, Tampak
bercak pada perihiller kanan kiri dan paracardial kanan
Kesan :
Cardiomegali
Gambaran bronkopneumonia
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Riwayat sesak berulang sejak lahir


• Pasien rutin kontrol ke poli Jantung dan poli tumbuh kembang
• Riwayat rawat inap sebelumnya :
• RS roemani dari lahir-11 hari di ruang bayi risiko tinggi
• RS Bayangkara karena sesak dan demam, Desember 2019 dirawat selama
12 hari
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Riwayat kontak dengan keluarga atau tetangga dengan keluhan batuk
lama, batuk berdarah dan sesak, atau pengobatan batuk selama 6 bulan
disangkal.
• Tidak ada anggota keluarga yang merokok
Pohon keluarga
• Riwayat Prenatal
• Anak lahir dari ibu G1P0A0 usia 44 tahun, hamil 41 minggu. Ibu tidak pernah mengalami perdarahan, tidak pernah
demam saat hamil, tidak pernah minum obat-obatan di luar resep yang diberikan dokter (hanya minum vitamin dan
tablet tambah darah), riwayat minum jamu disangkal, riwayat trauma disangkal. Kontrol setiap bulan ke bidan dan
dokter kandungan.
• Riwayat Natal
• Anak lahir secara SC atas indikasi ibu primi tua, BBL 2300 gram PBL 46 cm. Lahir tidak langsung menangis,
Apgar score 3-5-5
• Riwayat Postnatal
• Setelah lahir anak di rawat di RS Roemani selama 11 hari karena asfiksia berat
• KESAN : Neonatal aterm, BBLR, asfiksia berat
RIWAYAT NUTRISI

• 0-6 bulan: ASI semau anak


• 6-11bulan: ASI semau anak, susu formula 3x100ml sehari, bubur susu
instan 3 x ¼ porsi
• Kesan:
• ASI eksklusif, kuantitas dan kualitas cukup
RIWAYAT IMUNISASI

 BCG :: sudah diberikan (1 bulan)

 DPT : :sudah diberikan (2,3,4 bulan)

 Polio : :sudah diberikan (2,3,4 bulan )


: sudah diberikan (0,2,3,4 bulan)
 Hepatitis B :

: sudah diberikan (2,3,4 bulan)


 HiB :

 Campak : :belum diberikan Kesan : Imunisasi belum lengkap


RIWAYAT PERTUMBUHAN
• Berat badan lahir : 2300 gram
• panjang badan lahir : 46 cm
WAZ = 25TH
• lingkar kepala lahir : 31 cm HAZ= >50TH
• Berat badan bulan lalu : 7,8 kg HC= <5TH
• Berat badan sekarang : 8 kg
• Berat badan ideal : 9 kg
- Cross sectional : berat badan kurang, perawakan
• Panjang badan sekarang : 74 cm
normal, mikrosefal.
• Lingkar kepala sekarang : 41 cm
- Longitudinal : sejajar garis median.
• Lingkar lengan atas sekarang: 13 cm
RIWAYAT
PERKEMBANGAN
Motorik Halus : setara anak 4 bulan
Personal Sosial : setara anak 2 bulan
Bahasa : setara anak 4 bulan
Motorik Kasar : setara anak 5 bulan

Kesan : Global developmental Delayed


RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
• Ayah bekerja karyawan swasta. Penghasilan berkisar antara 2,5 juta per
bulan. Ibu adalah ibu rumah tangga. Orang tua membesarkan 1 orang
anak. Biaya kesehatan menggunakan JKN PBI.

Kesan : status ekonomi kurang


LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
• Rumah milik pribadi
• Tinggal di rumah bersama Ibu dan ayah
• Terdapat kamar mandi di dalam rumah, dinding batu
Ruang Kamar
bata yang sudah di plester, lantai keramik
Kamar keluarga Mandi
Tidur • Sumber air bersih berasal dari PAM. Dan sumber
Dapur
4M
listrik PLN.
Kamar Tidur • Dapur terletak di dalam rumah, memasak
menggunakan kompor gas.
6M
• Terdapat 2 jendela di depan rumah dan kamar ,
sering dibuka.
• Kesan ventilasi dan pencahayaan cukup
• Jarak ke Puskesmas 500 meter
• Jarak rumah sakit terdekat 3 km
Pemeriksaan Fisik
12 Juni 2020 pukul 12.00 WIB di bangsal CILI kamar 8 (hari perawatan ke-23)

Seorang anak laki-laki, 11 bulan, Berat Badan : 8000 gram,


Panjang Badan (PB): 74 cm, Lingkar Kepala (LK): 41 cm,

Keadaan umum : sadar


Tanda vital :
- Frekuensi jantung: 142 kali/menit
- Nadi : isi dan tegangan cukup
- Frekuensi nafas : 30 kali/menit
- Suhu : 36,7 derajat Celcius
(aksila)
Status generalis
Kepala : lingkar kepala 41 cm, UUB datar
Mata :conjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema palbebra -/-, pupil isokor
3 mm/3 mm, reflek cahaya +/+ normal, upslanting eye +/+, hipertelorism -/-
Hidung : nafas cuping (-), epistaksis (-), sekret (-)
Mulut : sianosis (-)
Telinga : low set ear (-), sekret (-)
Leher : simetris, pembesaran nnll (-), kaku kuduk (-)
Paru
- Inspeksi : simetris statis dinamis, retraksi
(+) epigastrial
- Palpasi : fremitus taktil kanan = kiri
- Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
- Auskultasi : suara dasar vesikuler normal
suara tambahan ronkhi basah halus +/+ +/+
suara tambahan hantaran +/+ +/+
suara tambahan wheezing -/- -/-
• Jantung
• Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
• Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga IV 1 cm medial linea
midclavicularis, tidak kuat angkat, tidak melebar
• Perkusi : konfigurasi jantung sulit dinilai
• Auskultasi : BJ I-II normal, gallop (-), bising ejeksi sistolik, grade
III/6 punctum maksimum di line para sternalis sinistra
Abdomen
- Inspeksi : cembung, supel
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
- Palpasi : supel, hepar tidak teraba, lien S0
Punggung : spina bifida (-), skoliosis (-)
Inguinal : pembesaran nnll (-/-)
Genitalia : laki-laki, orificium urethrae externum tidak hiperemis, fimosis(-)
Anus : (+)
Ekstremitas Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Capillary refill <2”/<2” <2”/<2”
  21/5 26/5 02/06 Satuan Nilai Normal
  21/5 02/06 Satuan Nilai Normal
Hb 13,3 10,7 10,8 g/dL 9.5 - 14.1
Eosinofil 0 4 % 2-5
Ht 38,6 30.5 34,6 % 40 - 54
Basofil 0 0 % 0-4
Eritrosit 4.58 3,68 4.39 10^6/uL 4.5 - 6.5 Batang 1 2 % 2-5
Segmen 42 43 % 20 - 40
MCH 29 29.1 24.6 Pg 24 - 34
Limfosit 40 42 % 46 - 76
MCV 84,3 82.9 78.4 fL 83 - 110
Monosit 15 8 % 5-1
MCHC 34.5 35,1 31.2 g/dL 29 - 36

Leukosit 12,6 6.3 13.2 10^3/uL 6 - 17.5

Trombos 206 102 322 10^3/uL 150 - 400


it   21/5 26/5 2/6 Nilai normal
GDS   142 mg/dL 80-160 Procalcitonin 103.8 18,80 2,42 < 0.5 : Resiko rendah Sepsis
ng/ml 0.5 - 2 : Perlu ulangan 24 Jam
Ureum   10 mg/dL 15-39

Kreatini   0.31 mg/dL 0.6-1.3


> 2 : Resiko tinggi untuk Sepsis berat atau
n
Septik Syok
Natrium 136   137 mmol/L 136 - 145

Kalium 4,7   4.3 mmol/L 3.5 - 5.0

Chlorida 107   99 mmol/L 95 - 105

Calcium 1,7   2.47 mmol/L 2.12 - 2.52


Kultur darah

  5/6 24/5   31/5/2020


Hasil Staphylococcus Steril Pewarnaan BTA  
capitis BTA negatif
Leukosit <25/LPK

Kultur urin Pewarnaan Gram  


  25/5 Diplococcus Gram (+) (+)/positif
kuman bentuk batang gram (-)/negatif
Hasil Enterococcus Faecium
(-)
Pewarnaan Jamur  
Kultur sputum Yeast cell (+)/positif
  31/5

Hasil Pseudomonas Eeruginosa


- Terdapat identitas, marker dan tanggal pemeriksaan
- Jenis foto thoraks AP
- Foto thoraks tidak simetris, sudut klavikula-sternalis tidak
sama
- Inspirasi cukup, ketajaman cukup,
- Trakea tidak deviasi
- Tidak tampak fraktur maupun kelainan pada tulang
- CTR 64%, apeks jantung bergeser ke laterocaudal
- Hemidiafragma kanan setinggi costa 10 posterior
- Sinus costofrenikus kanan kiri lancip
- Pulmo: Corakan vaskular tampak meningkat, Tampak
bercak pada perihiller kanan kiri dan paracardial kanan
Kesan :
Cardiomegali
Gambaran bronkopneumonia
DAFTAR MASALAH
No Masalah Aktif Tanggal Masalah Inaktif Tanggal
1.   Sesak 21/5/2020 riwayat asfiksia berat 21/12/2018
2 Batuk 21/5/2020 Riwayat gagal nafas on 21/12/18
VM
3  Demam 21/5/2020 Riwayat batuk dan sesak  
berulang
4  Retraksi subcostal, 21/5/2020 Imunisasi dasar tidak  
epigastrial lengkap
5  Suara nafas tambahan ronchi 21/5/2020 Hiponatremia, 21/5/2020
basah halus dan hantaran di Hipocalcemia
kedua lapangan paru
6  hipersegmentasi, limfopenia 21/5/2020
7  Kultur urin 25/52020
Enterococcus Faecium
8 Kultur sputum 31/5/2020
Candida non albicans
9  Kultur darah 5/6/2020
Staphylococcus capitis
10  VSD perimembran outlet besar Ø 9-11 mm 21/12/2020

ASD sekundum kecil Ø 3-4 mm

 
11  Rontgen thorax : 21/5/2020
Gambaran bronkopneumonia
12  mikrosefal 21/5/2020
13  Global Developmental Delayed 21/5/2020
ASSESMENT
• Paska Gagal Napas
• Gizi kurang, mikrosefal
• Global developmental delayed
• Down sindrom
• DE:PJB Asianotik
DA:ASD,VSD
DF: Gagal jantung ross III
Bronkopneumonia
• Initial Diagnosis :
• S : sesak, batuk, demam, tarikan dinding dada
• O : gejala, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (darah rutin, X foto thoraks)
• Terapi :
• Suplementasi oksigen dengan masker 6 lpm
• Infus D10% 72 / 3 ml / jam, terdiri atas:
(+) D40 % 13 ml
(+) D10% 457 ml
(+) NaCl 3 % 19 ml (2meq/100ml)
(+) KCl Otsu 10 ml (1meq/100ml)
• Injeksi Ceftriaxon 400mg/24jam (50mg/kg/24jam) selama 5 hari
• Inj gentamysin 60 mg/24 jam (7,5mg/kg/24jam) selama 5 hari
• Inj cefoperazone sulbactam 320 mg/12 jam (40mg/kg/12 jam) selama 10 hari
• Injeksi Paracetamol 100mg/6jam (bila suhu lebih dari 38°C
KIE
• Menjelaskan bahwa anak menderita infeksi paru dan membutuhkan pemantauan sesak napas
sehingga perlu rawat inap.
• Menjelaskan tanda-tanda kegawatan yang harus diketahui orang tua seperti napas cepat, cuping
hidung kembang-kempis, tarikan dinding dada saat napas, kebiruan pada mulut, tangan atau kaki.
• Menjelaskan pada orang tua bahwa ada faktor resiko infeksi paru berulang pada anak yaitu
malnutrisi.
• Menjelaskan bahwa pentingnya perilaku hidup bersih sehat serta menghindarkan anak dari asap
rokok dan orang sakit agar anak tidak mudah infeksi sehingga tumbuh kembang anak dapat optimal.
• Menjelaskan pentingnya pemberian nutrisi yang adekuat dan pentingnya imunisasi.
Sindrom Down

• Initial diagnosis
• S : perkembangan dan pertumbuhan terlambat tidak sesuai dengan anak seusianya
• O : gejala, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (
• Tatalaksana
• Untuk saat ini belum diperlukan tata laksana, tangani kegawatan dahulu
• Komunikasi, Informasi dan Edukasi
• Menjelaskan tentang kondisi kelainan kromosom yang dialami anak, penyakit bawaan lain yang menyertai seperti
penyakit jantung bawaan
• Edukasi untuk rutin kontrol ke poli jantung
• Edukasi pentingnya fisioterapi untuk merangsang perkembangan anak
Global Developmental Delayed
• Initial diagnosis
• S : anak belum bisa berjalan, belum bisa duduk sendiri, belum bisa
mengucapkan kata dengan arti
• O : Gejala dan pemeriksaan Denver - II
• Terapi : stimulasi dan intervensi sesuai kemampuan dasar anak
• Monitoring : menilai perkembangan anak sesuai milestone perkembangan,
mengevaluasi setelah stimulasi dan intervensi dilakukan
• Komunikasi, informasi dan edukasi
• Menjelaskan kepada orang tua bahwa kondisi anak saat ini mengalami keterlambatan
perkembangan gerak halus, gerak kasar, bicara, kemampuan interaksi.
• Orang tua harus melakukan stimulasi perkembangan minimal 5 jam/hari
ASD dan VSD
• Initial diagnosis
• S : anak sering batuk pilek
• O : pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (foto thoraks dan echocardiografi)
• Terapi :
• kaptopril 3,125 mg / 12 jam
• Inj furosemide 4 mg/12 jam
Monitoring :
• Tanda vital, distress napas
• Komunikasi, informasi dan edukasi
• Menjelaskan kepada orang tua mengenai penyakit anak saat ini.
• Edukasi untuk rutin kontrol ke poli jantung
Berat badan kurang, perawakan normal, mikrosefal

• Initial Dx Mx : Akseptabilitas diet, kenaikan berat


badan
• S : Anak tampak berat badan Ex :
kurang Menjelaskan kepada orang tua tentang
• O : Gejala dan pemeriksaan status gizi anak, kemungkinan
fisik penyebabnya, resiko dan terapinya
Menjelaskan kepada orang tua diet yang
• Rx : akan diberikan dan cara pemberiannya
• BB sekarang 8 kg Menjelaskan kepada orang tua bahwa
pemberian nutrisi anak harus adekuat,
• BB ideal 9 kg guna meningkatkan sistem imun anak
Pediatric Nutrition Care
Kebutuhan Cairan Kalori Protein Lemak
24 jam 800 ml 800 15,4 gr 15,4 gr

D5 ½ NS 72 26 - -

Infantrini 720 720 10,9 18,72


8x90ml

Jumlah 772 756 10,9 18,72


AKG % 96% 94% 70% 121%
• PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad sanam : dubia ad malam
• Quo ad fungsionam : dubia ad malam
PEMBAHASAN
Pneumonia
Pneumonia adalah inflamasi yang
mengenai berbagai parenkim paru
Risk factor for pneumonia in children Risk factor for pneumonia in neonates
 Sex: M:F = 1.25:1-2:1 Early-onset
 Socioeconomic/environmental factors:  Prolanged rupture of the fetal membranes (>18 hours)
- Lower socioeconomic status (family size, crowding)  Maternal amnionitis
- Low maternal educational level  Premature delivery
- Poor acces to care  Fetal tachycardia
- Indoor air pollution  Maternal intrapartum fever
- Malnutrition  
- Lack of breastfeeding  
- Cigarette smoke (active and passive smoke exposure) Late-onset
- Alcohol, drugs, and cigarettes use (increased risk of  Assisted ventilation (4 times higher in intubated than in
aspiration) in teens nonintubated)
 Underlying cardiopulmonary disorders and medical  Anomalies of the airway (eg. Choanal atresia,
conditions: tracheoesophageal fistula, and cystic adenomatoid
- Congenital heart dieases malformations)
- Bronchopulmonary dysplasia and chronic lung desease  Severe underlying disease
- Diabetes melitus  Neurologic impairment resulting in aspiration of
- Cystic fibrosis gastrointestinal contents
- Asthma  Nasocomial infections due to poor hand washing or
- Sickle cell disease overcrowding
- Neuromuscular disorders (especially those associated  
with altered mental status)  
- Some gastrointestinal disorders (eg. Gastroesophageal
reflux, tracheoesophageal fistula)
- Congenital and acquired immunodeficiency disorders
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Anamnesa Pemeriksaan
Fisik Pemeriksaan radiologi
• Demam • Keadaan umum • Infiltrat interstitial, ditandai dengan peningkatan
• Gejala respiratori • Tanda distress corak bronkovaskular (perivaskular dan
peribronkial), peribronchial cuffing, dan
(batuk, takipneu) pernapasan (retraksi,
hiperaerasi
• Sesak napas merintih, penggunaan
• Infiltrat alveolar, merupakan gambaran difus
• Napas Cepat otot bantu napas) merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak
• Sulit makan dan • Tanda hipoksia infiltrat hingga konsolidasi berbatas kurang
minum • Sianosis tegas, disertai air bronchogram, yang dapat
• Muntah • Auskultasi paru bisa meluas hingga daerah perifer paru
didapatkan ronkhi atau • Konsolidasi umumnya terletak di lapangan
wheezing bawah paru
• Pembesaran hilus
• Atelektasis lobar/segmental

Said M. Pneumonia. In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, editors. Buku Ajar Respirologi Anak IDAI,1st ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;
2008. p. 350–66
• Sesak napas
Manifestasi • Batuk grok2
Klinis • Demam
Pada kasus ini : • Napas cepat, tarikan dinding dada

Pemeriksaan • Takipnea
Fisik • Retraksi
Bronko • Ronki basah halus dan hantaran

pneumonia
Lab • Kultur sputum :
Pseudomonas aeruginosa

Foto • Corakan vaskuler meningkat


toraks • Infiltrat perihilar kanan dan kiri
Kriteria Rawat Inap
Pudjiadi AH, Hegar B, handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED . Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2009
Kriteria pulang dari perawatan pada pasien
pneumonia
- Tidak ada respiratory distress
- Tidak ada hipoksemia
- Dapat makan dengan baik
- Telah menyelesaikan rangkaian pengobatan antibiotik
- Orang tua pasien mengetahui tanda pneumonia, faktor
risiko, dan kapan untuk kembali
Pada Kasus ini, pasien dirawat karena memenuhi kriteria perawatan inap di antaranya anak mengalami
penurunan kesadaran, terdapat tarikan dinding dada subcostal dan epigastrial yang tampak nyata yang
mengindikasikan distres respirasi berat. Pasien juga membutuhkan terapi oksigen karena mengalami
desaturasi. Pasien diberikan terapi antibiotic Ceftriaxon 400mg/24jam (50mg/kg/24jam) dan Inj
gentamisin 60 mg / 24 jam selama 5 hari sebagai terapi lini pertama. Setelah ada hasil kultur sputum,
antibiotic dieskalasi menjadi injeksi cefoperazone sulbactam 320 mg/12 jam (40 mg/kgBB/12 jam)
selama 10 hari
Sindrom Down (SD)

terdapat tambahan kromosom pada kromosom 21


Etiologi:
Nondisjunctio, karena:
1. Adanya virus/infeksi
2. Radiasi
3. Penuaan sel telur
4. Gangguan fungsi tiroid
5. Umur ibu
Pada kasus ini, faktor risiko yang terdapat pada pasien adalah
anak dilahirkan dari ibu dengan usia tua (44 tahun).
pemeriksaan fisik didapatkan microchephaly, epicanthal folds,
micrognatia dan simian crease. Pasien juga mempunyai
komorbid Penyakit Jantung Bawaan yaitu Atrial Septal Defek
(ASD) dan Ventrikel Septal Defek (VSD ) sesuai dnegan penyakit
komorbid yang paling sering penyertai anak dengan sindrom
down. Pasien telah berulang kali dirawat inap dengan keluhan
batuk demam dan sesak. Hal ini sesuai dengan hasil penelusuran
pustaka mengenai hubungan SD dengan terjadinya imfeksi
saluran napas berulang
Variasi structural dari sistem respirasi pada anak SD
mengakibatkan mereka mudah terkena infeksi saluran
napas. Selain itu, sistem imun pada anak SD berbeda
dengan anak tanpa SD yang mengakibatkan perbedaan
respon tata laksanan terhadap antibiotic yang diberikan.
Alveolus yang lebih kecil pada anak SD juga berperan
penting dalam fungsi paru yang menyebabkan timbulnya
infeksi saluran napas berulang. Anak dengan SD juga
mempunyai sekresi mucus yang banyak.
GLOBAL DEVELOPMENTAL DELAY

Terminologi keterlambatan perkembangan umum biasanya digunakan pada anak dibawah


usia 5 tahun. Keterlambatan perkembangan umum merupakan kelainan perkembangan
yang banyak ditemukan, dan didifinisikan bila terdapat adanya keterlambatan yang
signifikan dari paling sedikit 2 aspek perkembangan, yaitu motorik kasar, motorik halus,
bahasa, kognitif, personal-sosial atau adanya hambatan dalam aktifitas harian. 19
Pada kasus ini anak berusia 11 bulan seharusnya sudah memiliki kemampuan :
Personal sosial: bermain bersama teman
Bahasa : 2 kata berarti
Motorik Halus : makan sendiri
Motorik Kasar : berjalan berpegangan
Pada kasus ini, anak berusia 11 bulan, dari hasil pemeriksaan didapatkan :
Personal social : bisa diajak tepuk tangan (setara usia 9 bulan)
Bahasa : mengoceh(setara usia 6 bulan)
Motorik Halus : memegang benda dengan ibu jari dantelunjuk(setara usia 6 bulan)
Motorik Kasar : belum bisa duduk sendiri (setara usia 4 bulan)
Sehingga pasien memiiki keterlambatan 4 sektor dan didiagnosis dengan Global
Developmental Delay.
Instrumen yang digunakan
Denver II merupakan salah satu test skrining perkembangan umum yang meliputi 4 domain: motorik kasar,
motorik halus-adaptif; bahasa dan personal-sosial, yang telah tervalidasi dan harus dilakukan tenaga profesional
terlatih. Test ini dapat digunakan untuk anak usia 0-6 tahun untuk skrining perkembangan dengan
membandingkan kemampuan pasien dengan anak yang seumuran, dengan interpretasi normal, abnormal atau
suspek, sehingga dapat ditentukan apakah anak hanya perlu pemantauan, pemeriksaan ulangan atau dirujuk
untuk pemeriksaan selanjutnya.19
 
Penatalaksanaan19
Disamping pemberian terapi yang sifatnya kausatif, fisioterapi sangat berperan penting, dalam hal ini perlu
dilakukan :
Terapi latihan (pengaturan posisi, latihan luas gerak sendi untuk mempertahankan mobilitas sendi, rangsangan
proprioseptif),latihan menegakkan kepala, berguling, merangkak, berlatih keseimbangan
Terapi okupasi, seperti menjangkau, memegang mainan. Lewat terapi ini anak diajari agar mampu membedakan
gerakkan yang salah dan benar untuk memfasilitasi reaksi otomatik
Terapi wicara, meliputi : latihan stimulasi komunikasi sesuai dengan perkembangan bahasa dan bicara, terapi
menelan dan latihan inhibisi spastik otot oral untuk mencegah drooling
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai