Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PEMERKOSAAN & KDRT


Kelompok VIII
Anggota :
1. Sulistia Salbiah
2. Putri Nur Allyssa Ohorella
3. Tika Mardianti
4. Yunita Fitriani
5. Tia Nurpadilah
6. Talia Adiba
Materi Pembahasan
01 Definisi
 Pemerkosaan
 Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT)

02 Faktor Penyebab
 Pmerkosaan
 Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga

03 Tanda & Gejala


 KDRT
 Sindrom Trauma Perkosaan

04 Jenis-Jenis
 KDRT
 Pemerkosaan
Materi Pembahasan
05 Dampak
 Pemerkosaan
 Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT)

06 Asuhan Keperawatan
 Pmerkosaan
 Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT)
O1 Definisi
A. Pengertian Pemerkosaan
Pemerkosaan adalah suatu tindak kriminal kekerasan dan
penghinaan terhadap seorang wanita yang dilakukan melalui cara
seksual, diluar keinginan dan tanpa persetujuan wanita tersebut,
baik secara paksa ataupun wanita takut karena paksaan atau juga
karena obat-obatan dan juga minuman keras (Videback 2008: 286)

B. Tindak Kekerasan Dalan Rumah Tangga (KDRT)


Kekerasan dalam rumah tangga seperti yang tertuang dalam
UUD No. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam
rumah tangga, memiliki arti setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantaraan rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Faktor Terjadinya Pemerkosaan
Menurut Wieman (dalam Wong, dkk 2009 : 627) Faktor-faktor penyebab terjadinya
pemerkosaan

No. 1 No. 2 No.3


Aktivitas Seksual Usia Riwayat
Yang dilakukan menarche/haid Pelecehan
lebih dini lebih awal Seksual atau
menjadi korban

No. 4 No.5

Penerimaan Lingkungan :
kekerasan Kontrol Hukum kurang, dan
terhadap wanita terdapat media cetak dan
elektronik, konten pornografi
Faktor Terjadinya KDRT
No. 1 No. 2 No.3
Pembelaan atas Diskriminasi dan Beban
kekuasaan laki- pembatasan Pengasuh Anak
laki dibidang
ekonomi

No. 4 No.5

Wanita sebagai Orientasi peradilan


anak-anak pidana pada laki-laki
Tanda & Gejala KDRT
01 Tanda-Tanda emosional dari kekerasan 03 Tanda-Tanda Ketakutan
- Harga diri yang rendah Korban kekerasan biasanya merasa tidak
- Terlalu sering meminta maaf atau terlalu nyaman apabila berada jauh dari rumah.
penurut Mereka cenderung kaku dan malu saat
- Cemas, gelisah, atau takut secara konstan berbincang-bincang. Selalu merasa cemas
- Mengalami masalah dengan obat-obatan dalam usaha untuk menyenangkan
atau alkohol pasangannya, kadang apabila kita bersama
- Kehilangan ketertarikan pada kegiatan dengan pelaku kekerasan maka korban akan
sehari-hari merasa takut dan ia tidak bisa bertindak atau
- Membicarakan atau mencoba bunuh diri mengambil keputusan.

02 Menyendiri atau Mendadak Pendiam Tanda-Tanda Dikendalikan


Korban kekerasan cenderung pendiam
04
Jika seseorang adalah korban
dan menarik diri dari masyarakat. Yang kekerasan ia akan selalu meminta izin
lebih parah biasanya orang yang sebelum bepergian atau bertemu orang
terkena KDRT meluai memutus kontak lain karena mereka takut untuk
dari teman-teman dan anggota mengambil keputusan atau bepergian
keluarga serta mengisolasi diri mereka jauh dari rumah.
dari orang-orang terdekat .
Tanda & Gejala
Tanda dan gejala ini bukanlah penyakit kejiwaan, melainkan respon alami seseorang
yang sehat secara psikologis dan fisik terhadap trauma perkosaan

No. 1 No. 2 No.3


Kebingungan Mudah Kaget Merasa takut
mental dan cemas

No. 4 No.5

Serta gangguan Mengalami ketakutan


fisik Seperti akan seks
insomnia, sakit
kepala, mual dan
muntah
Jenis-Jenis
B. Jenis-Jenis Pemerkosaan
A. Jenis-Jenis KDRT
1.Pemerkosaan Perpacaran
1.Kekerasan Fisik 2.Pemerkosaan dengan Obat
2.Kekerasan Psikologis/emosional 3.Pemerkosaan Wanita
3.Kekerasan Seksula 4.Pemerkosaan Terhadap Laki-Laki
4.Kekerasan Ekonomi 5.Pemerkosaan Massal
6.Pemerkosaan Anak-Anak
7.Pemerkosaan dalam Perang
8.Pemerkosaan oleh Suami/istri
Dampak Pemerkosaan & KDRT
Respon Emosi : Gawat Darurat
A. Respon Ekspresif Mengalami sakit fisik
- Ketakutan : Tegang
- Kemarahan : Ansietas
- Kegelisahan : Menangis Tekanan Mental

Menurunnya rasa percaya diri dan


B. Respon Terokontrol harga diri
- Tenang : Menyembunyikan
- Tunduk : Perasaan Mengalami rasa tidak berdaya
- - Lembut : Tidak Terbuka
Mengalami ketergantungan pada suami
Respon Beberapa Minggu Setelah Pemerkosaan yang sudah menyiksanya
- Memar, Lecet
- Sakit Kepala, Lelah, Gangguan Tidur
Mengalami stress pasca trauma
- Nyeri, Mual, Muntah
- Nyeri daerah perineal
- Geram, marah, malu, terhina
Mengalami Depresi
- Dendam, menyalahkan diri sendiri
- Takut penyiksaan dan mati

Respon/Dampak Jangka Panjang Mempunyai Keinginan Untuk Bunuh Diri


- Gelisah, Mimpi Buruk, Phobia, kontrol diri hilang
- Depresi, Bunuh diri, penyalahgunaan obat,
psikotik
- Menjauhkan diri dari lingkungan dan orang
sekitar
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Korban Pemerkosaan
Sindrom Trauma Perkosaan
01

Ketdakberdayaan
02

Harga Diri Rendah


03

Keputusasaan
04

Ketakutan
05

Ansietas
07 06

Resiko : Isolasi Sosial dan Bunuh Diri


DATA FOKUS
Data Subjectif Data Objectif
PRESETATION - Tidak mau bergaul dengan orang lain
- Tidak banyak bercakap
- Banyak Melamun
- Mengurung diri
- Sering menyendiri
- Klien tidak minum obat secara teratur
- Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu sehingga pengobatan kurang berhasil
yang tidak menyenangkan dan dulu pernah - Klien tampak sedih
- Kontak mata kurang selama
dikucilkan oleh teman-teman. komunikasi, berbicara seperlunya
- Klien merasa malu karena sampai sekarang - Klien tampak tidak mampu memulai
belum mendapatkan pekerjaan pembicaraan
- Cenderung menolak untuk diajak
- Klien mengatakan tidak memiliki orang yang
berkomunikasi
berarti dalam hidup. - Tidak ada perubahan roman muka
- Klien mengatakan tidak mengenal semua teman pada saat diceritakan cerita lucu yang
dan jarang berinteraksi dengan lingkungan membuat tertawa, klien tampak biasa
saja.
- Klien mengalami depersonalisai
(perasaan asing terhadap diri sendiri,
orang atau lingkungan)
Strategi Pelaksanaan Strategi Pelaksanaan
Diagnosa Keperawatan
(Pasien) (Keluarga)

Isolasi Sosial SP 1 : SP 1 :
- Membina hubungan saling percaya, - Memberikan penyuluhan kepada
membantu pasien mengenal penyebab keluarga tentang masalah isolasi
isolasi sosial, membantu pasien sosial, penyebab isolasi sosial, dan
mengenal keuntungan berhubungan dan cara merawat pasien dengan
kerugian tidak berhubungan dengan isolasi sosial.
orang lain, dan mengajarkan pasien
berkenalan SP 2 :
- Melatih keluarga mempraktekkan
SP 2 : cara merawat pasien dengan
- Mengajarkan pasien berinteraksi secara masalah isolasi sosial lagsung
bertahap (berkenalan dengan orang dihadapan pasien
pertama – seorang perawat -)
EVALUASI
Pasien Keluarga
- Pasien Menyebutkan Penyebab isolasi sosial - Menyebutkan Pengertian, penyebab, tanda
- Menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan
dan gejala isolasi sosial
orang lain
- Menyebutkan kerugian tidak berinteraksi dengan
- Menyebutkan cara-cara merawat pasien

orang lain dengan isolasi sosial


- Berkenalan dengan satu orang
- Mendemonstrasikan cara merawat pasien
- Berkenalan dengan dua orang atau lebih
- Memiliki jadwa kegiatan berbincang-bincang dengan isolasi sosial

dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan - Menyebutkan tempat rujukan yang sesuai
harian
untuk pasien isolasi sosial
- Melakukan perbincangan dengan orang lain
sesuai jadwal harian
Diagnosa Keperawatan Korban KDRT
Resiko Perilaku Kekerasan
01

Harga Diri Rendah


02

Resiko Menciderai diri sendiri dan orang lain


03
Data Data Subject Data Object

Fokus - Klien mengatakan benci atau


kesal pada seseorang
- Mata pasien nampak terlihat
merah
- Wajah pasien terlihat merah
- Klien suka membentak dan
- Nada suara pasien tinggi dan
menyerang orang yang
keras
mengusiknya jika sedang
- Pandangan tajam
kesal atau marah
Strategi Pelaksanaan Strategi Pelaksanaan
Diagnosa Keperawatan
(Pasien) (Keluarga)
Resiko Perilaku Kekerasan SP 1 : SP 1 :
- Mengidentifikasi penyebab Perilaku Kekerasan - Mendiskusikan masalah yang
- Mengidentifikasi Tanda & Gejala PK
dirasakan keluarga dalam merawat
- Mengidentifikasi PK yang dilakukan
- Mengidentifikasi akibat dari PK pasien
- Menyebutkan cara mengontrol PK - Menjelaskan pengertian PK, tanda dan
- Membantu pasien mempraktekan latihan cara gejala, serta proses terjadinya PK
mengontrol fisik I - Menjelaskan cara merawat pasien
- Menganjurkan pasien masuk dalam kegiatan harian dengan PK
SP 2 :
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien SP 2 :
- Melatih pasien mengontrol PK dengan cara Fisik II - Melatih keluarga mempraktekkan cara
SP 3 :
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien merawat pasien dengan PK
- Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal - Melatih keluarga melakukan cara
- Menganjurkan pasien masuk dalam kegiatan harian merawat langsung kepada pasien PK
SP 4 :
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien SP 3 :
- Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual - Membantu keluarga membuat jadwal
- Menganjurkan pasien masuk kedalam jadwal harian aktivitas dirumah termasuk minum obat
SP 5 :
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(discharge planning)
- Menjelaskan cara mengontrol PK dengan cara - Menjelaskan follow up pasien setelah
minum obat pulang
- Menganjurkan pasien masuk kedalam jadwal harian
EVALUASI
Pasien Keluarga
- Pasien menyampaikan penyebab PK
- Keluarga mengatakan sudah bisa mengatasi
- Pasien mengatakan bisa mengontrol PK
masalah pada pasien dengan PK
- Pasien menyebutkan kerugian dari PK
- Keluarga mengatakan sudah tau pengertian,
- Pasien mengatakan bisa mengonrol PK dengan
tanda & gejala serta proses terjadinya PK
cara Fisik I, Fisik II, Spiritual, dan juga cara Minum
- Keluarga mengatakan sudah mengetahui cara
obat
merawat pasien dengan PK
- Pasien memiliki jadwal berkenalan dengan orang
- Mendemonstrasikan cara merawat pasien
lain, baik satu atau dua orang
secara langsung
- Pasien memiliki jadwal kegiatan berbincang-
- Keluarga sudah membuat jadwal aktivitas
bincang dengan orang lain
dirumah termasuk minum obat
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai