Anda di halaman 1dari 21

PENGERTIAN KEKAYAAN

INTELEKTUAL
 Menurut Syaikh Ziyad Ghazal :
 “Kekayaan intelektual (al mushannafat al
mubtakarah) adalah hasil pikiran manusia yang
meliputi :
 (1) Kitab (buku) atau yang dihukumi sama
dengan buku.
 (2) Aktivitas manusia yang dapat dilihat atau
didengar seperti drama, lagu, dokumentasi.
 (3) Program komputer dalam segala jenisnya.
 (4) Penemuan teknologi yang dapat
dimanfaatkan di bidang industri.
 (Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun Al Buyu’, hlm. 126)
PENGERTIAN KEKAYAAN
INTELEKTUAL
 Menurut Wikipedia :
 “Kekayaan intelektual adalah segala
hasil produksi kecerdasan daya pikir
manusia seperti teknologi,
pengetahuan, seni, sastra, gubahan
lagu, karya tulis, karikatur, dan lain-lain
yang berguna bagi manusia”.
 (id.m. wikipedia.org)
KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM
SYARIAH ISLAM
 Seorang pemilik asli kekayaan intelektual,
spt penulis buku, penemu teknologi,
mendapatkan hak-hak syariah pada hal-hal
sbb :
 (1) Penisbatan kekayaan intelektual kepada
ybs.
 (2) Hak untuk merevisi/koreksi kekayaan
intelektual miliknya.
 (3) Hak melarang pihak lain untuk melakukan
perubahan pada kekayaan intelektual tsb
yang merusak nama baik pemiliknya.
KEKAYAAN INTELEKTUAL
DALAM SYARIAH ISLAM
 (4) Menarik karya dari peredaran dengan
memberikan ganti rugi finansial.
 (5) Pemilik kekayaan intelektual (bukan
pemilik asli, seperti pembeli buku),
dibolehkan memanfaatkan miliknya itu
selama tidak ada larangan syariah, yaitu
selama tidak memanfaatkan untuk mencari
keuntungan (komersial).
 Jika ia memanfaatkan kekayaan intelektual
untuk kepentingan komersial, hukumnya
tidak boleh.(Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun
Al Buyu’, hlm. 126-128)
HAK-HAK DALAM KEKAYAAN INTELEKTUAL
 (1) Penisbatan kekayaan intelektual
kepada ybs (pemilik kekayaan
intelektual).
 Dalilnya :
‫ ومن ادعى ما ليس له فليس منا فليتبوأ مقعده من النار‬
 “Barangsiapa mendakwa (mengklaim)
apa-apa yang bukan miliknya maka dia
bukan golongan kami dan hendaklah
dia bersiap-siap menempati tempat
duduknya di neraka.” (HR Muslim).
HAK-HAK DALAM KEKAYAAN INTELEKTUAL
 (2) Hak untuk merevisi/koreksi kekayaan
intelektual miliknya.
 Dalilnya sabda Nabi SAW :
‫ من غش فليس منا‬
 “Barangsiapa yang melakukan penipuan atau
kecurangan, maka dia bukanlah dari golongan
kami.” (HR Muslim).
 Hadits ini melarang melakukan penipuan spt
merevisi suatu karya yang bukan miliknya lalu
diatasnamakan dirinya.
 Mafhum mukhalafahnya, kalau yang direvisi karya
sendiri, boleh karena tidak terjadi penipuan.
HAK-HAK DALAM KEKAYAAN INTELEKTUAL
 (3) Pemilik asal kekayaan intelektual
berhak melarang pihak lain untuk
melakukan perubahan pada kekayaan
intelektual miliknya yang merusak nama
baik pemiliknya.
 Dalilnya hadits : ‫رار‬.‫رر وال ض‬.‫ ض‬.‫ال‬
 “Tidak boleh menimbulkan kemudharatan
bagi diri sendiri maupun orang lain.”
 Maka pemilik asal kekayaan intelektual
berhak melarang hal tersebut karena akan
menimbulkan kemudharatan bagi dirinya.
HAK-HAK DALAM KEKAYAAN INTELEKTUAL
 (4) Pemilik asli kekayaan intelektual berhak
menarik karyanya dari peredaran (misal untuk
direvisi) dengan memberikan ganti rugi
finansial kepada pihak yang mengalami
kerugian.
 Dalilnya hadits :
‫ ال ضرر وال ضرار‬
 “Tidak boleh menimbulkan kemudharatan bagi
diri sendiri maupun orang lain.”
 Maka pemilik asal kekayaan intelektual berhak
menarik karyanya dengan syarat memberi
ganti rugi para penjual karyanya yang
mengalami kerugian (kemudharatan).
HAK-HAK DALAM KEKAYAAN INTELEKTUAL
 (5)Pemilik kekayaan intelektual (bukan
pemilik asli, seperti pembeli buku),
dibolehkan memanfaatkan miliknya itu
selama tidak ada larangan syariah,
yaitu selama tidak memanfaatkan
untuk mencari keuntungan
(komersial).
 Jika pemanfaatan buku itu ditujukan
untuk mencari keuntungan, dan tanpa
seijin pemilik asli kekayaan intelekual,
hukumnya haram.
HAK-HAK DALAM KEKAYAAN INTELEKTUAL
 Dalil keharamannya, firman Allah SWT :
.‫ون‬ ِ َ‫ بِا ْلب‬.‫ بَ ْينَ ْ ُكم‬.‫ َمنُوا ال تَأْ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ْ ُكم‬.‫ين‬
َ ‫تَ ُك‬.‫الَّ ْأَن‬.‫اط إِل‬ ‫ الَّ ِذ َ آ‬.‫ أَيُّ َها‬.‫ يَا‬
‫ض ِم ْن ُك ْم‬
ٍ ‫تِ َجا َرةً َعنْ تَ َرا‬
 “Hai orang-orang yang beriman janganlah
kamu memakan harta di antara kamu
dengan cara yang batil kecuali dengan
jalan perdagangan atas dasar saling rela di
antara kamu.” (QS An Nisaa` [4] : 29).
 (Lihat Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun Al-
Buyu’ fi Ad-Daulah Al-Islamiyyah,
‘Amman : Darul Wadhdhah, hlm. 132).

Anda mungkin juga menyukai