Anda di halaman 1dari 24

Pemisahan Kimia

PROSES PEMISAHAN KIMIA DENGAN DESTILASI

Oleh :
Kelompok 2 Offering I

Hafiz Clevanota (190332622472)


Integralita Cahyanti (190332622424)
Irma Putri Asri (190332622447)
Moch. Chesa Nur Hidayat (190332622449)
PENGANTAR
 Distilasi adalah proses pemisahan yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
 Distilasi sangat baik untuk memisahkan bahan-bahan alam yang berupa zat
cair atau untuk memurnikan cairan yang mengandung pengotor.
 Di zaman modern distilasi dipergunakan untuk pemurnian dan juga
pembuatan minuman beralkohol.
 Adapun prinsip utama metode distilasi bekerja berdasarkan perbedaan titik
didih dari masing-masing senyawa komponen campuran pada tekanan yang
tetap.
PERLENGKAPAN
DISTILASI
Seperangkat Alat Distilasi Sederhana
1. Wadah air
2. Labu distilasi
3. Sambungan
4. Termometer
5. Kondensor
6. Aliran masuk air dingin
7. Aliran keluar air dingin
8. Labu distilat
9. Lubang udara
10. Tempat keluarnya distilat
11. Penangas
12. Air penangas
13. Larutan zat
14. Wadah labu distilat
• Pada prinsipnya campuran yang akan didistilasi atau dimurnikan (nomor 15 pada
gambar) berada di labu distilasi (nomor 2, biasanya labu dasar bulat atau labu berleher untuk mengalirkan uap).
• Adapun labu distilasi dipanaskan dengan pemanas elektrik (1) yang mempunyai pengatur suhu secara otomatis
(13) atau dimasukkan dalam penangas (14) yang bisa berisi air atau minyak jika diperlukan suhu tinggi.
• Adapun uap yang dihasilkan pada pemanasan akan dialirkan langsung ke kondensor (5) yang merupakan unit
pendingin uap sehingga terjadi kondensasi.
• Kondensor didinginkan dengan air yang masuk (6) dari keran air melalui pipa dan dikeluarkan lagi lewat lubang
(7) ke bak pembuangan.
• Sebelum melalui kondensor kadang-kadang diperlukan kolom distilasi yang panjang dan bentuknya bisa diatur
(3).
• Kolom distilasi ini pada skala laboratorium dilengkapi termometer (4) untuk menjaga kestabilan temperatur
supaya arus uap tidak terlalu deras dan dapat dikondensasikan semua di kondensor. Jika tekanan uap terlalu
tinggi ada kemungkinan uap menerobos keluar dan hilang dari sistem.
• Uap yang mengembun pada kondensor (posisi miring, supaya tetesan embun dapat turun dengan bebas) akan
ditampung di labu (8) melalui adaptor (10), bisa juga dilengkapi keran (9).
• Labu penampung bisa dimasukkan dalam penangas (16) jika diperlukan, penangas bisa berisi air atau air es
untuk mendinginkan.
Berbagai macam modifikasi telah dilakukan untuk memaksimalkan kinerja distilasi. Beberapa jenis
kolom distilasi telah dibuat dan dirancang sesuai kebutuhan sampel. Kolom distilasi disebut juga
dengan kolom pendingin atau kolom fraksionasi.
Fraksionasi merujuk pada proses pemisahan menjadi fraksi-fraksi yang lebih membutuhkan
pemisahan yang lebih baik. Pada gambar dibawah ini ada beberapa jenis kolom fraksionasi
terbuat dari kaca.
Setiap rancangan kolom fraksionasi membawa perbedaan proses distilasi dan
membawa akibat pada efektivitas prosesnya. Konsekuensi dari adanya beberapa
jenis alat distilasi ini digambarkan dengan rasio refluks, yang merujuk pada
perbandingan jumlah (dalam mol) refluks terhadap destilat:

 
RF =
Macam-macam distilasi memerlukan modifikasi peralatan yang ada untuk
mengikuti sifat fisika dan sifat kimia bahan yang akan dipisahkan, seperti :

 Distilasi fraksional yang perlu kolom fraksionasi spesifik.


 Distilasi kontinu yang dijalankan secara otomatis.
 Distilasi vakum yang memanfaatkan perubahan tekanan untuk mempercepat
pengembunan.
 Distilasi uap yang sebenarnya merupakan proses ekstrasi dengan bantuan uap panas.
 Distilasi azeotropik jika diagram fase sistem mengandung maksima atau minima.
 Distilasi “flash” yang memerlukan teknik khusus berkaitan dengan tekanan uap sistem.
 Distilasi solar menggunakan cahaya matahari sebagai sumber panasnya telah
diterapkan secara nasional di beberapa negara yang kaya sinar matahari.
KESETIMBANGAN UAP-CAIR CAMPURAN BINER
• Jika sumbu x ke kanan adalah fraksi mol dari
i terhadap j maka campuran sempurna
kedua zat cair ini memberikan fungsi
temperatur pada tekanan tetap.
• Pada komposisi X=a, di bawah temperatur
T2, sistem berada dalam fase tunggal (cair).
Pada saat di atas temperatur T1, sistem
sudah berubah wujud menjadi gas semua.
Namun, diantara temperatur T2 dan T1 baik
fase cair ataupun gas dapat ditemukan
dalam keadaan kesetimbangan, yang mana
secara perlahan-lahan jumlah cairan akan
berkurang karena berubah wujud menjadi
gas akibat pemanasan yang terus
berlangsung.
KESETIMBANGAN UAP-CAIR CAMPURAN BINER

• Pada temperatur, T1 atau T2 bisa


didapat dua buah komponen yang
berbeda. Apabila ditarik garis
mendatar pada temperatur tersebut
maka garis akan memotong kurva
uap-cair di dua titik yang masing-
masing titik merujuk pada komposisi
campuran yang berbeda. Garis ini
disebut garis pengikat (tie line) yang
sangat berguna dalam sistem
pemisahan.
DIAGRAM FASE DAN KOMPOSISI CAMPURAN
• Jika terdapat dua zat cair yang saling bercampur dipanaskan, masing-masing
komponen akan berubah fase menjadi uap walaupun titik didih keduanya belum
tercapai hingga terbentuk kesetimbangan uap-cair.
• Berlaku hukum Raoult:
P = XA P°A + XB P°B
Di mana:
P = tekanan total
XA,B = fraksi mol zat A dan B
P°A,B = tekanan uap murni zat A dan B

• Rumus di atas berlaku untuk campuran-campuran sempurna tanpa


penyimpangan dari keadaan ideal.
DIAGRAM FASE DAN KOMPOSISI CAMPURAN

• Pada gambar di samping, tampak diagram


tekanan uap dari campuran pada satu
temperatur. Jika perubahan temperatur
dilakukan, tekanan uap akan berubah pula
karena temperatur berhubungan erat dengan
energi kinetik masing-masing molekul untuk
menjadi fase uapnya.
DIAGRAM FASE DAN KOMPOSISI CAMPURAN

• Untuk sistem campuran, volatilitas relatif


antar campuran zat cair akan
berpengaruh besar pada pemisahan
komponen. Jika temperatur dinaikan 10°C
dan tekanan totalnya diukur, maka akan
tampak bahwa kemiringan garis tekanan
total sedikit demi sedikit akan berubah. 
DIAGRAM FASE DAN KOMPOSISI CAMPURAN

• Jika sebuah tekanan dipilih, misalnya tekanan


800 Torr, dan ditarik garis horizontal pada
diagram fase ini, tampak bahwa fraksi mol
(atau komposisi) akan berubah ke arah
heptana. Untuk tekanan tersebut, pada
temperatur 70°C diperoleh heptana dalam
jumlah minimum. Namun, jika temperatur
dinaikan 10°C saja maka komponen heptana
akan naik hingga mendekati 50%. Demikian
pula jika temperatur dinaikkan sampai 80°C
maka persen mol 
VOLATILITAS RELATIF

•  Adapun tekanan parsial masing masing komponen sangat tergantung pada


fraksi mol komponen tsb dan dapat dituliskan sebagai

=YA dan = YB

• Rasio keduanya dapat dituliskan sebagai:


 
= = =α

• α adalah besaran yang menyatakan volatilitas relatif A terhadap B yang


sebanding dengan kejenuhan tekanan uap
PIRING TEORETIS

• Pada temperatur T₁ terdapat 2


komposisi yaitu komposisi X A dan YA,
Artinya pada temperatur ini cairan
campuran yang mendidih mempunyai
komposisi XA. Kemudian campuran
uap dengan komposisi YA, akan
mengembun pada temperatur T₂.
PIRING TEORETIS

• Dalam kolom "bubble-cup", Pemisahan


terjadi secara alami namun tidak seefisien
yang digambarkan pada diagram fase
sebelumnya. Pada tiap piring teoretis,
digambarkan sebagai sebuah piring
penampung destilat dengan lubang-
lubang agar uap bisa melewatinya. Dan
kemudian mengembun pada tutup
gelembungnya
PIRING TEORETIS

• Jika kita menggambarkan diagram fase


dengan lebih detail seperti gambar yaitu
dengan ditambahkan garis bantuan 45°
yang menandakan komposisi yang sama
antara A dan B. A merupakan komponen
yang lebih volatil. Sumbu x adalah fraksi
mol A sebagai cairan dan sumbu y adalah
fraksi mol A sebagai uap. diagram ini
menunjukkan proses kontinu distilasi dan
setiap nomor menunjukkan piring teoretis
yang dilalui.
PIRING TEORETIS
 
•• Selanjutnya metode kromatografi juga akan menggunakan notasi yang sama untuk
menggambarkan kondisi kolom pemisahannya. Cara lain untuk menentukan keadaan
kolom adalah dengan menggunakan besaran HETP (Height Equivalent to a Theoretical
Plate). Jika panjang kolom adalah L maka nilai H adalah
H=
Berikut adalah jumlah pelat teoretis yang dapat diperkirakan untuk beberapa jenis kolom
fraksionasi.
Tipe Jumlah lewatan Daya tampung HETP
(mL/min) (mL/piring)
Vigreux 5-10 0,5-2 7-12
Glass helices 2-7 0,7-2 3-5
Metal helices 1-5 0,2-0,5 1-1,5
Tabung bulat konsentrik 0,5-2 0,02-0,03 0,5-1,0
Pita alir (spinning band) 3-5 0,01-0,03 0,5-3,0
PERSAMAAN FENSKE
• Persamaan Fenske dalam distilasi fraksi kontinu adalah persamaan yang
digunakan untuk menghitung jumlah minimum piring teoretis yang diperlukan
untuk pemisahan aliran umpan biner dengan kolom fraksinasi yang
dioperasikan pada refluks total.

Jika konsentrasi awal komponen A dan B adalah


XA,0 dan XB,0 maka
­ konsentrasi final XA,f dapat
dihitung dari volatilitas relatif .
PERSAMAAN FENSKE
  dari labu distilasi pertama akan memenuhi persamaan:
•• Uap

=  atau = 
 
• Pada saat uap dari labu distilasi mengembun di piring pertama, konsentrasinya tidak berubah yaitu
XA,0 = YA,0 disaat uapnya menguap dari piring pertama maka didapatkan persamaan:

=  =  = 2

• Setelah n piring terlewati, maka (n+1) kali proses penguapan-kondendasi:

= n+1
atau
log = (n+1) log  + log
PERSAMAAN FENSKE
•  Pada saat uap di piring ke-n terkondensasi, komposisi final destilat
YA,n dan XA,f maka:

log = log
dan
(n+1) = (persamaan Fenske)
TERIMA KASIH
Kajian Pustaka
• Citizendium. 2013. Relative Volatility. Alamat web: https://en.citizendium.org/wiki/Relative_volatility.
Diakses pada 22 Februari 2021.
• Chemeurope.com. Fenske Equation. Alamat web: https
://www.chemeurope.com/en/encyclopedia/Fenske_equation.html. Diakses pada 20 Februari 2021.
• Clark, Jim. 2020. Raoults Law and Ideal Mixtures of Liquids. Alamat web:
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Physical_and_Theoretical_Chemistry_T
extbook_Maps/Supplemental_Modules_(Physical_and_Theoretical_Chemistry)/
Equilibria/Physical_Equilibria/Raoults_Law_and_Ideal_Mixtures_of_Liquids. Diakses pada 24 FebruarI 2021.
• Science Encyclopedia. Distillation: General Principles. Alamat web: https://
science.jrank.org/pages/2121/Distillation-General-principles.html#ixzz6nGb9bO4. Diakses pada 23
Februari 2021.
• Wonorahardjo, Surjani. 2018. Metode-Metode Pemisahan Kimia: Sebuah Pengantar. Jakarta: PT. Indeks.

Anda mungkin juga menyukai