AKHIR HAYAT
MONICA SAPTININGSIH
TUJUAN PEMBELAJARAN
KEMATIAN SOMATIK
Rangkaian proses kematian yang mana semua proses kehidupan seseorang berakhir ditandai
berakhirnya pernapasan dan sirkulasi
Makna kematian klinis: suatu kondisi pasien ymengalami kematian otak yang mana fungsi
pernapasan dan kematian berlangsung atas bantuan alat-alat pendukung hidup.
Proses kematian berlangsung lama, tanda gejala fisik akibat penyakit kronis berubah menjadi
bagian proses kematian hingga kematian itu terjadi
o Impending death: kondisi mampu bertahan hidup diperkirakan < 4 minggu
o Imminent death; kondisi mampu bertahan hidup diperkirakan < 1 minggu
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BEBERAPA
SISTEM ORGAN TUBUH SELAMA PROSES
KEMATIAN BERLANGSUNG
Perubahan Sistem
Muskuloskeletal
Manifestasi proses kematian somatik
Perubahan sistem kardiovaskuler
Akibat menurunnya CO secara bertahap
Perubahan sistem pernapasan
Penurunan efektivitas proses pernapasan akibat penurunan CO
Perubahan sistem persarafan
Berkaitan dengan memburuknya sistem pernapasan dan sirkulasi – suplai darah ke otak
menurun
o Perubahan fungsi kognitif: menghindar dan menarik diri dari interaksi sosial
o Kemampuan komunikasi verbal dan non verbal menurun
o Periode konfusi bahkan halusinasi dan delusi
Perfusi ↓ → Sianosis, kulit pucat, kulit menjadi seperti dilumuri lilin, dan tampak
bitnik-bitnik merah kebiruan pada lutut, tungkai kaki bagian bawah dan tungkai
tangan bagian bawah
Terkadang timbul adanya udem terutama bagian tungkai kaki bawah akibat perubahan
permeabilitas pembuluh darah (Vasodilatasi)
Perubahan Sistem Respirasi
Kondisi gangguan system respirasi akan mengakibatkan kerusakan ataupun gangguan
pernapasan yang selanjutnya mengakibatkan cardiac output ↓ serta akan meningkatkan
kerja otot – otot pernapasan
Pada proses impending maupun imminent death: fungsi dasar otak akan
semakin mengalami gangguan
Gangguan meliputi:
1. Gangguan fungsi indera
2. Gangguan respon terhadap nyeri dan suhu
3. Gangguan fungsi kesadaran
Pada kondisi imminent death maka pasien mengalami kegelisahan yang membuat tidak rileks,
mengerang seperti kesakitan, agitasi dan kemungkinan terjadi delirium sampai ke koma
Kondisi selanjutnya akan mempengaruhi batang otak, yang mana akan mempengaruhi kondisi
fungsi control system kardiovaskuler dan system respirasi
Perubahan Sistem Saraf
Kehilangan reflek batuk dan menelan disertai kelemahan pada otot faring maka secret atau
cairan akan terakumulasi pada tenggorakan yang mengakibatkan timbulnya suara bising
seperti berkumur yang mana kondisi ini disebut dengan “Death rattle”
Tanda dan gejala fisik tahap akhir dan kegagalan fungsi neurogis adalah kehilangan
kemampuan kontrol buang air besar dan buang air kecil, kondisi ini bisa terjadi pada
seseorang dengan manifestasi seperti diare atau inkontinensia urin
Perubahan Sistem Pencernaan
Pada tahap awal perubahan terjadi berupa kehilangan nafsu makan atau kurang nafsu
makan (anoreksia), hal ini dapat terjadi akibat penurunan dan kegagalan fungsi
neurologis
Anoreksia diawali dengan tidak ada selera makan atau seiring nafsu makan
semakin memburuk hingga mengalami kehilangan nafsu makan
Kondisi intake cairan yang menurun akan mengakibatkan tubuh mengalami dehidrasi
Beberapa intervensi dapat tetap dilanjut yang mana tujuan dari intervensi tersebut
untuk mengatasi rasa nyeri dan kesulitan bernapas, delirium type hyperactive
tahap terminal, mengurangi secret dan untuk mencegah terjadinya kejang.
PERAWATAN AKHIR HAYAT
PADA 48 JAM TERAKHIR
MANAJEMEN NYERI
Identifikasi stimulus yang sifatnya merusak dan reversible
Identifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan intensitasnyeri
Memberikan opioid saat faktor pencetus ditemukan
Jika sesuai dan memungkinkan, beri adjuvant analgesic
MANAJEMEN AGITASI
Identifikasi penyebab agitasi/delirium dan mengatasinya (bila memungkinkan): keracunan obat
(opioid neurotoxic), gangguan metabolisme, ketidaknyamanan fisik dan kecemasan
3 jenis agitasi: hiperaktif, hipoaktif dan campuran/gabungan
MANAJEMEN MUAL MUNTAH -- terapi
MANAJEMEN SEKRET DI JALAN NAPAS
Death rattle perubahan posisi, pemberian obat farmakologi untuk mengontrol sekresi, tindakan
suction
MANAJEMEN DYSPNEA
Intervensi farmakologis dan non farmakologis
ORAL CARE
Mulut kering umum terjadi, disebabkan kurang minum, efek samping obat, bernapas melalui mulut
Mempertahankan kelembaban dan kebersihan mulut
Melibatkan keluarga pasien atau caregiver
MASALAH MIKTURISI
Retensi urin, inkontinensia urin pemeriksaan fisik penanganan & perawatan
PERAWATAN PENCERNAAN
Konstipasi laxative, suppositoria, manual tinja
Diare memelihara kondisi bersih dan nyaman
PERAWATAN KULIT
Mencegah dekubitus, pengkajian dengan Braden skala
PERAWATAN AKHIR HAYAT DI RUMAH
PADA ANAK
DEWASA MUDA
DEWASA PERTENGAHAN
DEWASA TUA