Anda di halaman 1dari 38

EPIDURAL

HEMATOM
PEMBIMBING :
DR. NOER TOMMY P, SP.B
OLEH :
SALSABELA AFIFAH RAFADITYA (H3A020107)
Identitas

Nama : Tn. A
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Sudah menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Kedung Mundu
KELUHAN UTAMA

Seorang laki-laki diantar ke IGD dengan keluhan


tidak sadarkan diri setelah mengalami kecelakaan
lalu lintas 1 jam yang lalu
PRIMARY SURVEY
• Airway dan C-spine
 Look: tidak ada obstruksi jalan napas
 Listen: Suara tambahan gurgling (-), stridor (-)
 Feel: Hembusan napas (+)
 (Airway clear)
 Pasang guedel
 Pasang collar neck
• Breathing
 Look : dada mengembang (+) simetris, ICS melebar (-)
 Listen : suara dasar vesikuler, ronkhi(-), wheezing (-), RR 13x/menit
 Feel : fraktur costa (-), krepitasi (-)
 SpO2 90% -> O2 NRM 10L/menit -> perbaikan SpO2 98%, RR
16x/menit
 (Breathing clear)
• Circulation
 Look : sianosis(-), perdarahan aktif (-), distensi vena
jugularis (-)
 Listen : bunyi jantung I-II normal, bising (-)
 Feel : tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 50x/menit
iregular isi dan tegangan lemah. akral hangat, CRT < 2
detik
 Pasang iv line
NaCl 0,9% 1500 ((65-20) x 20) = 2400 cc/hari  50 tpm
dalam 8 jam pertama
 Pasang Catheter urin dan evaluasi urin output  65
cc/jam
 Circulation clear
• Disability
 GCS 8 (E2,M4,V2), pupil anisokor (3mm/5mm), refleks
pupil(+/+)
• Exposure
buka seluruh pakaian -> jejas pada temporal
sinistra(+), lakukan logroll untuk memeriksa jejas
pada bagian tubuh lain, jejas (+) antebrachialis
sinistra
Secondary survey
• Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis
Seorang laki-laki usia 30 tahun dibawa ke IGD dengan
keluhan tidak sadarkan diri setelah jatuh dari motor 1 jam yang
lalu, dengan kecepatan 80 Km/jam. Saat pasien sedang
mengendarai motor, pasien membelokan motornya secara
mendadak untuk menghindari orang menyebrang sehingga
menyebabkan pasien terjatuh dan kepala bagian kiri pasien
membentur trotoar. Saat itu pasien tidak menggunakan helm.
Terlihat adanya luka pada bagian samping kepala kiri pasien dan
bagian tangan kiri pasien. Pasien langsung dibawa ke rumah sakit
setelah sempat tak sadarkan diri selama 30 menit.
Pasien sempat sadar selama 20 menit. Saat sadar, pasien tidak
mengingat kronologi terjadinya kecelakaan. Pasien mengeluhkan
nyeri hebat pada kepala. Pasien sempat muntah menyemprot beirisi
sisa makanan. Kejang (-), perdarahan di hidung (-), perdarahan
mulut (-)
Riwayat penyakit dahulu

• Riwayat trauma : disangkal


• Riwayat kelainan jantung : disangkal
• Riwayat kelainan pembekuan darah : disangkal
Riwayat penyakit keluarga

• Riwayat hipertensi : disangkal


• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat sosial ekonomi

• Pekerjaan : karyawan swasta


• Merokok : (-)
• Minum alkohol : (-)
• Pembayaran : asuransi
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : tidak sadarkan diri
• Kesadaran : koma GCS 8 (E2M4V2)
• Vital sign
• TD : 140/90mmHg
• Nadi : 60 x/menit, iregular, isi-tegangan lemah
• RR : 16 x/menit, regular
• Suhu : 36,5o C
• BB : 65 kg
TB : 165 cm
IMT 24 kg/m2
Pemeriksaan Status Generalisata
• Kepala : mesosefal, terdapat luka terbuka pada temporal sinistra
warna dasar merah, bentuk tak beraturan.
• Mata : konjungtiva anemis (-), pupil anisokor (3mm/5mm), refleks
pupil (+/+), sklera ikterik(-), mata cekung (-), lebam di kedua sekitar
mata/ raccoon eyes (+)
• Hidung : deformitas (-), nafas cuping hidung (-), darah (-)
• Mulut : sianosis (-), bibir kering (-)
• Telinga : discharge (-), darah (-), lebam pada belakang kedua telinga/
battles’s sign (+)
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, JVP tidak meningkat,
pembesaran tiroid (-)
• Pemeriksaan thorax paru
 Inspeksi : gerakan paru simetris, pelebaran ICS (-) jejas (-)
 Palpasi : massa (-)
 Perkusi : sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi : suara dasar paru normal, ronkhi (-), wheezing (-)

• Pemeriksaan thorax jantung


 Inspeksi : ictus cordis tampak di ICS V 1-2 lineal medioclavicularis sinistra
 Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V 1-2 lineal medioclavicularis sinistra
 Perkusi : batas jantung normal. Batas jantung kanan bawah ICS V linea
parasternalis dextra, batas jantung kiri bawah: ICS V 1-2 cm medial linea
midclavicularis sinistra, batas pinggang jantung: ICS III linea parasternalis
sinistra, batas atas jantung: ICS II linea parasternalis sinistra.
 Auskultasi : bunyi jantung I-II normal, bising (-)
• Abdomen
 Inspeksi : warna sama dengan kulit sekitar, jejas (-)
 Auskultasi : bunyi peristaltik normal
 Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
 Palpasi : masa (-), pembesaran organ (-)
• Ekstremitas
 Superior dextra : crt<2 detik, akral hangat, jejas (-)
 Superior sinistra : crt <2 detik, akral hangat,
terdapat luka terbuka pada antebrachalis dengan
dasar luka merah, bentuk tak beraturan, panjang
luka 2 cm lebar luka 2 cm.
 Inferior dextra : akral hangat, jejas (-)
 Inferior sinistra : akral hangat, jejas (-)
Pemeriksaan status lokalisata
1. Regio Temporal Sinistra
Inspeksi : terdapat 1 luka terbuka pada temporal sinistra warna dasar
merah, bentuk tak beraturan, edema (+), dasar luka kulit dermis,
corpus allineum (-), jembatan jaringan (-)
• Palpasi : permukaan tidak rata, panjang luka 5 cm, lebar luka 2
cm, kedalaman luka 0,2 cm.
• Kesimpulan : vulnus excoriatum
2. Regio Antebrachialis Sinistra
Inspeksi : terdapat 1 luka terbuka pada antebrachialis sinistra warna
dasar merah, bentuk tak beraturan, (+), dasar luka kulit dermis,
corpus allineum (-), jembatan jaringan (-)
• Palpasi : permukaan tidak rata, krepitasi (-), deformitas (-),
panjang 7cm lebar 3 cm, kedalaman luka 0,1 cm
• Kesimpulan : vulnus excoriatum
Pemeriksaan Status Neurologis
Pemeriksaan motorik
• Diberikan rangsang nyeri pada sternum: terdapat gerakan pasien meghindari
nyeri dengan esktremitas superior dextra
• Tonus: eutoni pada sisi ekstremitas dextra
• Trofi: eutrofi pada sisi ekstremitas dextra

Pemeriksaan sensorik
• Rangsang nyeri pada ekstremitas superior dextra : tidak ada gerakan
• Rangsang nyeri pada ekstremitas superior sinistra : fleksi normal / menarik
anggota tubuh yang dirangsang
• Rangsang nyeri pada ekstremitas inferior dextra : tidak ada gerakan
• Rangsang nyeri pada ekstremitas inferior sinistra : fleksi normal / menarik
anggota tubuh yang dirangsang
Diagnosis sementara

• Diagnosis klinis : cedera kepala berat dengan


GCS E2M4V2 : 8 et causa kepala terbentur trotoar
setelah jatuh dari motor 1 jam yang lalu
• Diagnosis Banding :
CKB dengan epidural hemotoma
CKB dengan subdural hematoma
Pemerikaan penunjang

• Terdapat midline shift ke kanan


> 5mm
• Lesi bikonveks di
frontotemporal dengan volume
54, 6 cc
5 x 3 x 7 x 0,52 = 54,6 cc
• Terdepat penyempitan ventrikel
lateralis
• Terdapat garis fraktur di frontal
• Kesimpulan :
- Terdapat hematoma pada
epidural pada frontotemporal
sinistra
- Fraktur Os temporal sinistra
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

Darah Rutin

Hb 14 gr/dl 13-16 gr/dl


Ht 40 % 37-47 %
Eritrosit 6 juta/uL 5,4-6,4 juta/uL
Trombosit 250 ribu/uL 150-400 ribu/uL
Leukosit 7 ribu/uL 4.500-11.000 /uL
LED 10 mm/jam <15 mm/jam
Elektrolit

Pemeriksaan Natrium
Kalium
140 mEq/L
47 mEq/L
135-145mEq/L
3,5-5,5 mEq/L
Penunjang Chlorida 100 mEq/L 97-106 mEq/L

Laboratorium Koagulasi
aPTT 14 detik 10-15 detik
PT 10 detik 21-45 detik
Fungsi Ginjal
Ureum 30 mg/dL 10-50 mg/dL
Kreatinin 1 mg/dL 0,6-1,3 mg/dL
Hepatitis
HBsAg Negatif
GDS 79 mg/dl <200 mg/dl
Golongan Darah O
Diagnosis akhir

• Diagnosis klinis : Cedera kepala berat GCS


E2M4V2 : 8 dengan epidural hematoma
frontotemporal volume darah 54,6 cc et causa
kepala terbentur trotoar setelah jatuh dari motor 1
jam yang lalu
• Vulnus excoriatum regio temporal sinistra
• Vulnus excoriatum regio antebrachialis sinistra
Tatalaksana
• Airway: pasang guedel dan collar neck
• Breathing: NRM 10 L/menit
• Circulation: Pasang iv line NaCl 0,9% 1500 ((65-20) x 20) = 2400
cc/hari
8 jam pertama 1200 cc = 150 cc/jam
jumlah tpm: (1200x20) / (60x8) = 50 tpm

16 jam berikutnya 1200 cc = 75 cc/jam


jumlah tpm: (1200x20) / (60x16) = 25 tpm
• Pemasangan DC untuk monitor  cek urine output ( normalnya 1
cc/kgBB/jam)  65 cc/ jam
• Elevasi kepala 30º
• Penanganan luka lecet pada kepala dan antebrachialis  bersihkan
luka dengan Nacl -> tutup dengan kasa  balut dengan perban.
Tatalaksana
• Neuroprotektan: Injeksi piracetam 1gr/8jam
• Injeksi ketorolac 30mg/8jam IV
• Mengurangi penekanan TIK:
Fase akut : Manitol 20% diberikan bolus 0,25 – 1 gr/KgBB/ 4-8 jam
1 L = 200 gram manitol
500 ml = 100 gram manitol
(65 x 500) / 100 = 325 cc

Rumatan: 0,25 – 0,5 gr/kgBB/4-6 jam


(32,5 x 500) / 100 = 162,5 cc/6 jam
• Pasang NGT
• Konsul dokter Sp.B
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
1. Skin (cutis) umumnya ditumbuhi
rambut
2. Connective tissue (jar.ikat
subcutan) terdiri dari 2 bagian
yaitu, superficial (berisi lemak) dan
profunda (berisi pembuluh darah
dan saraf)
3. Apponeurosis (epicranialis)
4. Looser areolar tissue
(jar.subaponeurotica) mengandung
Vv.emissaria, mudah robek dan
mdah menyebarkan infeksi
intracranial
5. Pericranium, merupakan
periosteum yang menutupi bagian
luar cranium
Definisi

• Epidural hematoma (EDH)/ perdarahan pada ruang


epidural adalah pengumpulan atau akumulasi darah
di dalam ruang potensial antara lapisan luar
duramater (selaput pembungkus otak) dan sisi
bagian dalam tulang tengkorak. Perdarahan ini
biasanya terbatas pada suture (sambungan tulang
tengkorak).
EPIDEMIOLOGI

EDH dengan insiden 2,7 hingga 4 persen dari seluruh


pasien cedera kepala dan 22 hingga 56 persen dalam
keadaan koma saat masuk ke unit gawat darurat.
Terbanyak karena kecelakaan lalu lintas 53% dan
akibat terjatuh 30%.
Etiologi Epidural Hematom

• Epidural hematom disebabkan oleh gangguan struktur duramater dan


pembuluh darah kepala  fraktur, trauma kapitis, dan tengkorak
yang retak.
• Pada pendarahan epidural, yang biasanya mengalami pecah
pembuluh darah adalah pembuluh darah arteri (A. meningea media)
 menegalir ke dalam ruang antara durameter dan tengkorak.
Patofisiologi
Trauma capitis (Perdarahan antara
tulang tengkorak dan dura mater)

Sering daerah temporal (robek cabang arteri meningea


medial) menimbulkan hematom epidural

Hematom semakin besar dan timbulkan tekanan pada


lobus temporalis otak kearah bawah dan dalam

Dorong otak ke arah Tekanan ke bawah Tekanan ke dalam


berlawanan (midline shift) menyebabkan unkus menyebabkan
& ICP meningkat serebral/ infratentorial herniasi

-Kaku deserebrasi Tekanan -Tekan formatio retikularis (hilang


-Ggn. Jantung foramen kesadaran-lucid interval).
-Ggn fungsi nafas magnum dan -Tekan saraf kranial III (okulomotorius)
batang otak sebabkan pupil anisokor & ptosis kelopak
mata.
-Tekan lintasan kortikospinalis sebabkan
ganguan motorik.
TANDA DAN GEJALA
 Trias Pemeriksaan Fisik
• Lucid interval (+), yaitu fase sadar
diantara 2 periode tidak sadar yang • ekimosis periorbital
terjadi setelah trauma kepala
(Raccoon eyes sign),
Trauma  tidak sadar  sadar  tidak
sadar • ekimosis retroaurikuler
• Dilatasi pupil ipsilateral; (Battle sign)
• Hemiparese kontralateral
• rhinorrhea dan otorrhea
 Penurunan kesadaran
 Nyeri kepala hebat • gangguan nervus kranialis
 Mual dan muntah (proyektil) VII dan VIII (paresis otot
 Penglihatan kabur wajah dan gangguan
 Susah bicara pendengaran)
 Keluar darah dari hidung atau telinga
Px Penunjang

• Foto polos kepala  fraktur kepala (+) (gambar B)


• Head CT SCAN (gambar A)
 (+) gambaran hiperdens berbentuk bikonveks, batas tegas
 Midline terdorong kesisi kontralateral
 Garis fraktur
Klasifikasi
DIAGNOSIS BANDING

• Intracerebral hemorrhage
• Subdural hemorrhage
• Spinal epidural abscess
• Intracranial epidural abscess
KOMPLIKASI
• Kematian
• Defisit Neurologis
• Kejang posttraumatic
• Postconcussion syndrome

PROGNOSIS

Bila ditangani dengan cepat, prognosis hematoma epidural biasanya


baik, karena kerusakan otak secara menyeluruh dapat dibatasi.
Penatalaksanaan
Tatalaksana
• Airway: Intubasi dengan guedel dan pemasangan collar neck
• Breathing: O2 NRM 10L/menit
• Circulation: Pasang iv line NaCl 0,9% 1500 ((BB-20) x 20)
• Pasang kateter urin  cek urine output ( normalnya 1 cc/kgBB/jam)
• Elevasi kepala 30º
• Diberikan injeksi piracetam 1gr/8jam untuk mengatasi penurunan fungsi kognitif
• Diberikan injeksi ketorolac 30mg/8jam sebagai pereda nyeri
• peningkatan intrakranial :
Fase akut : Manitol 20% diberikan bolus 0,25 – 1 gr/KgBB/ 4-8 jam
Rumatan: 0,25 – 0,5 gr/kgBB/4-6 jam
• Terapi operatif
 Volume hematoma >30ml
 Penurunan kesadaran progresif
 Midline brain shift >5mm
 Adanya defisit neurologis
 Nyeri kepala menetap
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai